Anda di halaman 1dari 15

“ASURANSI”

DisusunOleh :
Kelompok 2
Intan Firamida (180810201023)
Desiyah Rhamadani D. (180810201024)
Winge Tara M. (180810201028)
Erina Aulia R. (180810201029)
Selly Anggun Yuni Pramesti (181010201030)

S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas bimbingan dan
penyertaan-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul ”Asuransi” disusun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Resiko.

Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah
yang bersangkutan yang telah membimbing kami agar dapat mengerti tentang
materi yang di bahas.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam
penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki, untuk
itu kami mengharapkan dukungan dari pembaca sekalian demi menyempurnakan
tugas makalah berikutnya. Terima kasih.

Jember, April 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4
1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Asuransi ............................................................................... 5
2.2 Manfaat Asuransi ............................................................................... 8
2.3 Resiko Bisnis Sektor Asuransi .......................................................... 8
2.4 Resiko yang Bisa di Asuransikan ..................................................... 10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan sesorang misalnya
kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis, resiko
yang dihadapi dapat berupa resiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau
kehilangan atau resiko lainnya. Oleh karena itu setiap resiko yang akan dihadapi
harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan datnag,
seperti resiko kehilangan, resiko kebakaran, resiko macetnya pinjaman kredit
bank atau resiko lainnya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung
resiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang mau menanggung resiko yang
bakal dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini
disebabkan perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang melakukan usaha
pertanggung jawaban terhadap resiko yang akan dihadapi oleh nasabahnya.
Dalam kondisi demikian, kehadiran asuransi tentu akan membuat resiko
dimasa yang akan datang dapat teratasi dengan baik. Pada prinsipnya asuransi
adalah suatu perjanjian antar tertanggung dan penanggung untuk merundingkan
ganti rugi yang diderita tertanggung yang akan diganti oleh penanggung (kantor
asuransi) setelah tertanggung menyepakati pembayaran sejumlah uang yang
disebut premi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuruaikan, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian asuransi?
2. Apa saja manfaat asuransi?
3. Apa saja resiko bisnis sektor asuransi?
4. Apa saja resiko yang bisa diasuransikan?
5. Bagaimana peran asuransi dalam manajemen resiko?

1.3 Tujuan pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah yang telah di rumuskan, maka dapat ditentukan
tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Menjelaskan pengertian asuransi
2. Menjelaskan manfaat suransi
3. Menjelaska resiko bisnis sektor asuransi
4. Menjelaskan resiko yang bisa di asuransikan
5. Menjelaskan peran asuransi dalam menajemen resiko

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Asuransi


Asuransi adalah pertanggungan atau perjanjian antara dua belah pihak, dimana
pihak satu berkewajiban membayar iuran/kontribusi/premi. Pihak yang lainnya
memiliki kewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar
iuran/kontribusi/premi apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau
barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang sudah dibuat). Singkatnya asuransi
adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara
mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain dalam hal ini adalah
perusahaan asuransi.
Menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa "asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri
kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk penggantian
kepadanya karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan
yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu".
Pengertian asuransi yang lain adalah merupakan suatu pelimpahan risiko dari
pihak pertama kepada pihak lain. Dalam pelimpahan dikuasai oleh aturan-aturan
hukum dan berlakunya prinsip-prinsip serta ajaran yang secara universal yang
dianut oleh pihak pertama maupun pihak lain.
Dari segi ekonomi, asuransi berarti suatu pengumpulan dana yang dapat dipakai
untuk menutup atau memberi ganti rugi kepada orang yang mengalami kerugian.

Jenis-Jenis Asuransi di Indonesia :


1. Asuransi Jiwa
Jenis asuransi satu ini dikenal memberikan keuntungan finansial pada
tertanggung atas kematiannya. Sistem pembayaran untuk jenis asuransi jiwa pun
bermacam-macam. Ada perusahaan asuransi yang menyediakan pembayaran
setelah kematian dan yang lainnya bisa memungkinkan tertanggung untuk
mengklaim dana sebelum kematiannya.
Asuransi jiwa dapat dibeli untuk kepentingan diri sendiri dan atas nama
tertanggung saja atau dibeli untuk kepentingan orang ketiga. Bahkan asuransi jiwa
juga dikenal bisa dibeli pada kehidupan orang lain.
Contoh : Prudential, Allianz, Manulife, AXA Mandiri.

2. Asuransi Kesehatan
Produk asuransi yang menangani masalah kesehatan tertanggung karena suatu
penyakit serta menanggung biaya proses perawatan. Umumnya, penyebab sakit
tertanggung yang biayanya dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi adalah
cedera, cacat, sakit, hingga kematian karena kecelakaan.

5
Asuransi kesehatan juga dikenal bisa dibeli untuk kepentingan tertanggung saja
atau kepentingan orang ketiga. Perusahaan asuransi kesehatan swasta seperti AIA
danCigna yang menjadi sebagian dari jajaran nama besar yang menyediakan
berbagai macam produk asuransi sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia
dan sudah tersebar luas di seluruh dunia.
3. Asuransi Kendaraan
Asuransi kendaraan yang paling populer di Indonesia adalah jenis asuransi
mobil yang fokus terhadap tanggungan cedera kepada orang lain atau terhadap
kerusakan kendaraan orang lain yang disebabkan oleh si tertanggung. Asuransi ini
juga bisa untuk membayar kehilangan atau kerusakan kendaraan bermotor
tertanggung.
Contoh : Caraka Mulia (salah satu asuransi kendaraan bermotor di Indonesia)

4. Asuransi Kepemilikan Rumah dan Properti


Asuransi ini memberikan proteksi terhadap kehilangan atau kerusakan yang
mungkin terjadi pada barang-barang tertentu milik pribadi tertanggung. Asuransi
ini juga melindungi dan memberikan keringanan bilamana rumah atau properti
tertanggung lainnya mengalami musibah seperti kebakaran.
Contoh : Home Care dari Lippo Insurance, SIMAS Rumah Hemat++ dari Sinar
Mas.

5. Asuransi Pendidikan
Alternatif terbaik dan solusi menjamin kehidupan yang lebih baik terutama
pada aset pendidikan anak. Biaya premi yang harus dibayarkan tertanggung
kepada perusahaan asuransi berbeda-beda sesuai dengan tingkatan pendidikan
yang ingin didapatkan nantinya.
Contoh : BNI Life, BRI Life, dan Panin.

6. Asuransi Bisnis
Asuransi ini merupakan layanan proteksi terhadap kerusakan, kehilangan,
maupun kerugian dalam jumlah besar yang mungkin terjadi pada bisnis seseorang.
Asuransi ini memberikan penggantian dari kerusakan yang diakibatkan oleh
kebakaran, ledakan, gempa bumi, petir, banjir, angin ribut, hujan, tabrakan,
hingga kerusuhan.
Perusahaan asuransi biasanya menawarkan berbagai macam manfaat dari
asuransi bisnis seperti perlindungan terhadap karyawan sebagai aset bisnis,
perlindungan investasi dan bisnis, asuransi jiwa menyeluruh untuk seluruh
karyawan, hingga paket perlindungan asuransi kesehatan bagi karyawan.
Contoh : Asuransi Kebakaran (Fire Insurance) danAsuransi Pengangkutan Barang
(Marine Cargo Insurance).

6
7. Asuransi Umum
Asuransi umum atau general insurance merupakan proteksi terhadap
resiko atas kerugian maupun kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum pada
pihak ketiga. Jaminan asuransi umum ini sifatnya jangka pendek (biasanya sekitar
satu tahun).
Contoh :Social Insurance (Jaminan Sosial) dan Voluntary Insurance (Asuransi
Sukarela)

8. Asuransi Kredit
Proteksi atas resiko kegagalan debitur untuk melunasi fasilitas kredit atau
pinjaman tunai seperti modal kerja, kredit perdagangan, dan lain-lain. Kaitannya
erat dengan jasa perbankan terutama di bidang perkreditan.
Asuransi kredit ini bertujuan untuk melindungi bank atau lembaga keuangan
lainnya dari kemungkinan tidak memperoleh kembali kredit yang dipinjamkan
kepada nasabah dan membantu memberikan pengarahan serta keamanan
perkreditan.
Contoh :PT. Asuransi Kredit Indonesia, PT. Asuransi Umum Mega, danAsuransi
Poralamas.

9. Asuransi Kelautan
Fungsinya memastikan pengangkut serta pemilik kargo. Resiko yang mungkin
terjadi sehingga terbentuknya asuransi ini adalah kerusakan kargo, kerusakan
kapal, dan melukai penumpang. Asuransi kelautan atau asuransi angkatan laut
merupakan pengalihan resiko baik untuk diri Anda maupun bawaan Anda yang
menggunakan jasa angkutan laut.
Asuransi ini melibatkan penggunaan jasa perkapalan dalam mengirimkan
barang. Beberapa faktor yang mempengaruhi premi asuransi angkutan laut adalah
barang yang diasuransikan, pengepakan barang, resiko yang diasuransikan,
pengangkutan, dan perjalanan.

10. Asuransi Perjalanan


Manfaat dan perlindungan yang akan didapat dari memiliki asuransi
perjalanan antara lain mendapat proteksi dan penanggungan biaya untuk
kecelakaan yang menimpa pembeli premi, santunan kecelakaan pribadi,
tanggungan biaya pengobatan darurat, pemulangan jenazah, evakuasi medis,
hingga proteksi terhadap barang-barang bawaan yang memiliki resiko hilang atau
rusak.

7
2.2 Manfaat Asuransi
1. Memberikan jaminan perlindungan dari resiko-resiko kerugian yang
diderita satu pihak
2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang
memakan banyak tenaga, waktu dan biaya
3. Pemerataaan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya
yang jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri
kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti
4. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank
memerlukan jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh
peminjam uang
5. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi
akan dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Khusus berlaku
untuk asuransi jiwa
6. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat
ia tidak dapat berfungsi (bekerja)

2.3 Resiko Bisnis Sektor Asuransi


1. Risiko Reputasi bisa dibilang sebagai nama baik perusahaan (brand name).
Jadi risiko reputasi adalah risiko yang berkaitan erat dengan masalah nama
baik perusahaan. Jika nama baik perusahaan hancur atau reputasinya buruk
tentu hal tersebut akan menyebabkan kerugian besar yaitu berupa
ketidakpercayaan pelanggan terhadap bisnis tersebut yang jika tidak
dikelola dengan tepat akan menjadi risiko yang mematikan (killer risk)
Jika reputasi perusahaan rusak, akan dapat menyebabkan kerugian
yang besar dalam waktu singkat, seperti klien yang tentu akan mulai ragu
berbisnis. Lalu pekerja yang bekerja di perusahaan tersebut akan menurun
moralnya bahkan akan memutuskan untuk pergi meninggalkan
perusahaan. Bahkan mungkin akan kesulitan untuk mencari pekerja dan
pelanggan pengganti yang bagus, karena calon kandidat sudah mendengar
reputasi perusahaan yang jelek dan tidak ingin bergabung dengan usaha
tersebut karena ketakutan mereka. Pemasok juga mulai tidak menawarkan
produk dan jasanya kepada perusahaan.
Seperti diketahui bahwa sudah mulai ada anggapan bahwa asuransi
itu kalau membayar premi bisa lewat ATM, tapi jika mengurus klaim
lewat kantor polisi. Persepsi negatif ini perlu dieliminasi dengan teknik-
teknik manajemen risiko yang tepat. Ketakutan dari konsumen adalah
klaim tidak dibayar atau sulit mengurus klaim. Perusahaan dengan reputasi
baik akan memiliki keunggulan di hadapan nasabah. Perusahaan asuransi

8
sangat kawatir jika reputasinya hancur. Dalam riset Economist Intelligent
Unit tahun 2005, eksekutif perusahaan dunia menyatakan bahwa reputasi
menjadi prioritas puncak dibandingkan risiko lainnya. Yang dibutuhkan
adalah membangun reputasi, bukan sekedar membentuk citra. Reputasi
berkembang lebih lambat daripada membentuk citra (Rochette, 2007).
Kepercayaan nasabah dibentuk oleh reputasi. Salah satu yang digunakan
sebagai alat jualan oleh perusahaan asuransi adalah pengakuan atau
penghargaan, baik itu dari institusi maupun dari konsumen. Sarana
publikasi melalui berbagai cara seperti di media massa, annual report, situs
internet, media komunikasi perusahaan, atau memajang penghargaan di
ruang tamu/lobby kantor.
2. Resiko salah kelola yaitu salah memilih eksekutif yang menjalankan roda
perusahaan seperti tidak memiliki kompetensi maupun tidak punya
integritas yang justru mengakibatkan kerugian perusahaan. Risiko ini bisa
ditekan melalui penunjukkan jasa head hunter untuk merekrut direksi
perusahaan.
3. Jika perusahaan asuransi membuka kantor di kawasan yang berdekatan
dengan gunung berapi, bencana tsunami, dan rawan gempa, maka pada
saat terjadi bencana gunung berapi dan sebagainya akan menjadi
persoalan karena klaim asuransi yang harus dibayarkan adalah bukan satu
atau beberapa perusahaan atau juga individu saja namun bersifat
keseluruhan.
4. Resiko di bidang organisasi dan SDM yaitu dalam hal penyusunan struktur
organisasi, analisa jabatan, uraian tugas, dan tanggung jawab serta
recruitment, training maupun pengembangan SDM perusahaan. Secara
internal bagi perusahaan asuransi risiko yang terjadi menyangkut dengan
tindakan ketidakjujuran yang dilakukan oleh para karyawan. Risiko yang
disebabkan oleh factor ketidakjujuran yang dilakukan oleh para audit
internal perusahaan. Risiko keputusan manajemen menyangkut dengan
keputusan pengalokasian dana yang tidak tepat dan tidak mampu
memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu cara untuk
meminimalkan risiko ini adalah dengan melakukan tes ilmu pengetahuan
lalu melakukan penuhan syarat-syarat calon pegawai oleh konsultan
psikologi maupun bagi pegawai yang akan dimutasi / dipromosi. Sesuai
dengan ketentuan perundangan biaya untuk pelatihan SDM asuransi
minimal 5 % dari total biaya pegawai. Hal ini juga bisa diatasi dengan cara
disusun suatu program kesejahteraan karyawan yang mencakup dana
pension, tunjangan hari tua, asuransi jiwa, asuransi kecelakaan diri,
asuransi kesehatan dll. plus jaminan sosial tenaga kerja.

9
5. Resiko di bidang teknik seperti menciptakan produk asuransi yang justru
merugikan atau struktur biaya produk tertentu yang menjadikan premi
tidak bersaing dan gagal memperoleh dukungan reasuransi ataupun salah
memilih perusahaan reasuransi. Ketentuan yang mengharuskan perusahaan
asuransi melaporkan dan menjelaskan produk baru kepada regulator akan
meminimalisir risiko ini dengan adanya second opinion yang obyektif
maupun rechecking atas premi yang ditawarkan apakah mahal, murah atau
memadai. Termasuk dalam risiko ini adalah dalam melakukan seleksi
risiko ( underwriting )Selain melakukan seleksi teknis / fisik, perusahaan
asuransi harus menerapkan seleksi risiko finansial. Seleksi ini dapat
mencegah terjadinya.kejahatan asuransi seperti kerugian yang disengaja.
Misalnya pembakaran obyek pertanggungan, kapal dan muatan
ditenggelamkan. Penerapan prinsip mengenal nasabah dapat mengurangi
terjadinya risiko jenis ini.
6. Resiko pemasaran termasuk kekeliruan dalam menetapkan program
pemasaran yang mencakup penetapan premi termasuk syarat pembayaran,
pemilihan saluran distribusi serta program promosi. Risiko besar yang
akan dihadapi perusahaan asuransi di tanah air adalah dampak globalisasi
yang akan mengesahkan masuknya pemain asuransi asing tanpa harus
mendirikan perusahaan di Indonesia.
7. Resiko keuangan adalah resiko yang berkaitan dengan permodalan serta
finansial khususnya yang terkait dengan solvabilitas. Permasalahan pada
saat klaim asuransi terjadi dan bagi pihak perusahaan asuransi harus
menyediakan dana sesuai dengan yang diepakati oleh kedua belah pihak
dalam perjanjian, seperti kebakaran, kematian, kecelakaan dan
sebagainya. untuk mengatasi resiko ini harus dibuat program asuransinya.
Lazimnya, dikerjasamakan dengan asuransi lain.
8. Risiko global, kasus pada risiko global mampu member pengaruh pada
penurunan perolehan keuntungan, bahkan lebih jauh bisa mengakibatkan
pada hancurnya perusahaan. Contoh kasusnya bisa disebabkan karena
peraturan pemerintah,, kondisi pasar, makroekonomi, kinerja investasi.
Sebagai institusi yang menerima pemindahan risiko, perusahaan asuransi
harus menerapkan manajemen risiko secara lebih berhati-hati, komprehensif dan
mempertimbangkan berbagai faktor untuk meminimalisir ketidakpastian.

2.4 Resiko Yang Bisa Di Asuransikan


Tidak semua resiko dapat di asuransikan. Hanya resiko murni (pure risk)
dan resiko fundamental (fundamental risk) yang dapat di asuransikan. Ada syarat
– syarat yang harus dipenuhi agar resiko dapat diasuransikan. Berikut syarat –
syaratnya :

10
1. Risiko harus terjadi dengan ketidak sengajaan dan tidak bisa
diprediksi, seperti akibat dari suatu kecelakan kerja dan bencana alam.
2. Risiko yang dapat ditanggung harus berisifat homogen atau ada dalam
jumlah ang cukup banyak (Homogeneous Similarly).Contoh:
Bangunan yang terancam kebakaran, jumlahnya cukup banyak,
begitujuga mobil yang terancam bahaya kecelakaan atau pencurian.
Lukisan asli Monalisa, sulit diasuransikan karena jumlahnya hanya 1
(satu) sehingga padanan untuk menjadi tolok ukur nilai/harganya tidak
ada.
3. Dampak dari risiko tersebut bisa dinilai dengan uang atau secara
finansial. Objek asuransi atau sumber daya yang terancam risiko harus
dapat diukur dengan uang secara objektif sehingga apabila terjadi
kerugian juga dapat diukur/dihitung dengan uang.
4. Mereka yang akan mengalihkan risiko tersebut kepada perusahaan
asuransi atau akan mengasuransikan, harus mempunyai Insurable
Interest atau kepentingan yang melekat pada obyek pertanggungan
asuransi atau obyek risiko yang sah dilindungi hukum.
5. Tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku. risiko diasuransikan
dibuat dalam suatu kontrak perjanjian yang tidak boleh bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku.
6. Premi yang dibebankan harus sesuai dengan tingkat risiko yang
diasuransikan. Meskipun pertanggungan boleh melebihi harga atau
kepentingan yang sebenarnya.

2.5 Peran Asuransi Dalam Manajemen Resiko


Peran Asuransi Sebagai Pengalih Risiko
Asuransi merupakan sebuah lembaga yang didirikan atas dasar untuk
menstabilkan kondisi bisnis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi.
Bedasarkan pengertian tersebut asuransi mengandung empat unsur yaitu :
1. Pihak tertanggung
2. Pihak penangung
3. Sesuatu peristiwa yang tak tentu
4. Kepentingan yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa
yang tak tentu.
Ada beberapa manfaat yang dapat diterima pada saat seseorang atau intuisi
masuk ke asuransi yaitu :
1. Asuransi mampu berperan sebagai penetralisir risiko
2. Sebagai pihak penganti kerugian
3. Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung
4. Menghasilkan tingkat produksi

11
5. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil
Menurut Harman Darmawi ada enam Syarat – Syarat Suatu Risiko Dapat Di
Asuransikan, syarat yang harus di tempuh tersebut yaitu ;
1. Kerugian potensial cukup besar
2. Probabilitas potensial cukup besar
3. Keugian bersifat kebetulan
4. Kerugian tertentu
5. Terdapat sejumlah unit yang terbuka terhadap risiko yang sama

Resiko merupakan kata yang sudah kita dengar hampir setiap hari. Biasanya
kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak kita sukai,
sesuatu yag ingin kita hindari. Risiko bisa didefinisikan dengan berbagai cara.
Sebagai kejadian yang merugikan. Resiko muncul karena ada kondisi
ketidakpastian. Pengalihan risiko artinya, Tertanggung mengetahui bahwa ada
ancaman bahaya terhadap harta kekayaan miliknya atau terhadap jiwanya.
Tertanggung menyadari bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta kekayaan
miliknya atau terhadap jiwanya. Jika bahaya tersebut menimpa harta kekayaan
atau jiwanya, mereka akan menderita kerugian atau korban jiwa atau cacat
raganya. Secara ekonomi, kerugian materialatau korban jiwa atau cacat raga akan
mempengaruhi perjalanan hidup seseorang atau ahli warisnya. Tertanggung
sebagai pihak yang terancam bahaya merasa berat memikul beban risiko yang
sewaktu-waktu terdapat peristiwa yang tidak dikehendaki terjadi.
Untuk mengurangi atau menghilangkan beban risiko tersebut, pihak
tertanggung mencari pihak lain yang bersedia mengambil alih beban risiko
ancaman bahaya dan tertanggung akan membayar kontra prestasi yang disebut
premi. Dalam dunia bisnis perusahaan asuransi selalu menerima tawaran dari
pihak tertanggung untuk mengambil alih risiko dengan imbalan pembayaran
premi. Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang
mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi
kepada perusahaan asuransi sebagai penanggung. Apabila sampai berakhirnya
jangka waktu asuransi tidak terjadi peristiwa yang merugikan, penanggung
beruntung memiliki dan menikmati premi yang telah diterimanya dari tertanggung
Peran asuransi swasta dan pemerintah dalam perspektif manajemen risiko
asuransi milik swasta memeliki tanggung jawab yang kecil, dan asuransi milik
pemerintah memeliki tanggung jawab yang lebih besar kondisi yang
memungkinkan berkembangnya usaha asuransi menurut Soeisno Djojosoedarso
ada beberapa kondisi yang memungkinkan berkembangnya usaha asuransi,
kondisi tersebut antara lain :
1. Sistem ekonomi masyarakat terbentuk perekonomian bebas
2. Masyarakatnya sudah sangat maju dan merupakan masyarakat industry

12
3. Peraturan perundang – undangan sudah terorganisasi dengan baik.

Hubungan Antara Manajemen Risiko dan Asuransi


Dunia asuransi sangat identik dengan manajemen risiko. Hal ini berkaitan
dengan banyaknya risiko-risiko yang dialami oleh asuransi. Perusahaan asuransi
adalah perusahaan yang menerima pengalihan risiko dari tertanggung. Sehingga
aktifitas keseharian perusahaan adalah mengelola risiko pihak lain. Namun,
hingga saat ini hanya sebagian perusahaan asuransi yang secara formal
mempunyai pedoman, kebijakan atau prosedur manajemen risiko.
Hubungan antara risiko dan asuransi adalah hubungan langsung yang
substansial dan strategis. Dimana motivasi utama masyarakat untuk membeli
asuransi adalah karena keberadaan risiko yang penuh ketidakpastian. Sehingga
dengan adanya proteksi asuransi merupakan salah satu sarana efisien dalam
pengendalian risiko secara finansial melalui mekanisme pengalihan risiko ke
asuransi (Risk Transfer Mechanism). Hubungan yang ada tersebut untuk risiko-
risiko yang dapat diasuransikan (insurable risk) yang mempunyai karakter khusus.
Risiko adalah suatu kombinasi dari kemungkinan munculnya suatu peristiwa
(frekuensi) dan besarnya kerugian (severity) yang dialami atas peristiwa tersebut.
Dalam asuransi terdapat perbedaan antara frekuensi dan severity. Dimana risiko
yang frekuensinya tinggi, memiliki tingkat severity yang rendah. Kedua, untuk
risiko dengan severity yang tinggi, umumnya frekuensi terjadinya rendah, contoh
dari hubungan kedua adalah kasus klaim asuransi pesawat, dimana
tingkat severity yang sangat tinggi namun frekuesinya rendah.
Hubungan yang lain dapat dilihat dari sisi peril dan hazard. Peril adalah
penyebab utama yang memungkinkan terjadinya kerugian dan seringkali berada di
luar kendali seperti badai, kebakaran, pencurian, kecelakaan kendaraan dan
ledakan dsb. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil suatu peristiwa
dapat dikatakan sebagai hazard, dimana ia dapat meningkatkan atau mengurangi
dampak dari peril. Hazard dapat bersifat fisik dan moral. Hazard yang bersifat
fisik berhubungan dengan karakteristik fisik risiko seperti konstruksi bangunan,
perlindungan keamanan pada toko atau pabrik, atau lokasi suatu objek. Moral
hazard menitikberatkan pada aspek manusia yang mempengaruhi hasil, seperti
sikap, kejujuran, kebiasaan dari orang yang ikut dalam asuransi.
Dari aspek manajemen risiko, asuransi dapat dikatakan sebagai salah satu
sarana efisien untuk pengendalian risiko secara finansial. Bagi masyarakat atau
nasabah asuransi, dengan pengendalian risiko ke asuransi ini ada perubahan atau
pertukaran ketidakpastian anggaran untuk menghadapi risiko, menjadi adanya
kepastian bahwa dengan anggaran premi asuransi yang pasti; sudah dapat
diprediksi penggantian kerugian dari asuransi apabila benar-benar terjadi risiko
yang berada dalam aturan-aturan ketentuan polis asuransi.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan
dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain dalam hal
ini adalah perusahaan asuransi. Jenis-Jenis Asuransi di Indonesia : Asuransi Jiwa,
Asuransi Kesehatan, Asuransi Kendaraan, Asuransi Kepemilikan Rumah dan
Properti, Asuransi Pendidikan, Asuransi Bisnis, Asuransi Umum, Asuransi
Kredit,Asuransi Kelautan, Asuransi Perjalanan. Ada banyak sekali manfaat dari
asuransi. Resiko Bisnis Sektor Asuransi meliputi: Risiko Reputasi, Resiko salah
kelola, resiko pemilihan kantor asuransi, Resiko di bidang organisasi dan SDM,
Resiko di bidang teknik, Resiko pemasaran, Resiko keuangan, serta Risiko global.
Tidak semua resiko dapat di asuransikan. Hanya resiko murni (pure risk)
dan resiko fundamental (fundamental risk) yang dapat di asuransikan dan ada
syarat – syarat yang harus dipenuhi agar resiko dapat diasuransikan. Hubungan
antara risiko dan asuransi adalah hubungan langsung yang substansial dan
strategis. Dimana motivasi utama masyarakat untuk membeli asuransi adalah
karena keberadaan risiko yang penuh ketidakpastian. Sehingga dengan adanya
proteksi asuransi merupakan salah satu sarana efisien dalam pengendalian risiko
secara finansial melalui mekanisme pengalihan risiko ke asuransi (Risk Transfer
Mechanism).

3.2 Saran
Asuransi sangat berguna bagi mas yarak at kar ena den gan
f u n g s i a s u r a n s i i t u sendiri yaitu sebagai lembaga pengelola resiko.
Jadi bila seseorang ingin terhindar dari resiko sebaiknya dapat ikut program
asuransi

14
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi/

https://www.cermati.com/artikel/jenis-jenis-asuransi-di-indonesia-apa-saja/

http://devitarestiana.blogspot.com/2016/11/makalah-tema-asuransi.html

http://zazilatulmumila.blogspot.com/2015/02/makalah-manajemen-resiko-
penerapan.html?m=1

https://www.academia.edu/8797861/Makalah_bentuk_resiko_pada_berbagai_sekt
or

http://fkaendrana.blogspot.com/2016/03/pengertian-risiko-macam-macam-
risiko.html

http://farahsoftskill.blogspot.com/2012/10/jenis-jenis-resiko-dan-resiko-
resiko.html

http://www.belajar-asuransi.com/2016/07/hubungan-antara-risiko-dan-
asuransi.html

15

Anda mungkin juga menyukai