Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PEMINDAHAN RISIKO”

Makalah ini Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Risiko Perbankan
Syariah

Dosen Pengampu: Ayuk Wahdanfiari Adibah, S.E.Sy., M.H

Disusun oleh kelompok 11:

1. Tarisa Kafita Putri (126401202100)


2. Ika Octavia Wulandari (126401202112)
3. Monica Asri Wulandari (126401203120)
4. Tarissa Apriliia Marta A. (126401203128)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

JURUSAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

FEBRUARI 2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Risiko adalah suatu ketidakpastian akan datangnya peristiwa yang


membawa kerugian kecil maupun besar bagi perusahaan yang mengancam
kelangsungan perushaan itu sendiri. Sebelum peristiwa tersebut terjadi perlu
dilakukan antisipasi lebih awal untuk menghadapi kerugian yang mungkin
ditimbulkan nantinya, karena risiko tidak dapat terhindarkan. Antisipasi yang
dilakukan adalah dengan menerapkan manajemen risiko. Manajemen risiko
merupakan suatu metodologi untuk menghindari akibat buruk yang mungkin
terjadi.

Pemindahan risiko merupakan salah satu langkah untuk mitigasi risiko yang
ditumbulkan dari aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan. Dengan cara
mengalihkan kerugian finansial pada pihak lain. Salah satu caranya adalah dengan
mengalihkan risiko pada perusahan asuransi dan membayar sejumlah dana atau
premi kepada perusahaan asuransi tersebut. Dengan begitu pelaku bisnis akan
merasa lebih aman dan tenang dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, walaupun
nantinya tidak serratus persen dapat mengcover semua kerugian yang ditimbulkan
karena tentunya ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Sehubungan dengan itu,
dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pemindahan risiko kepada pihak
asuransi dan beberapa sub bab terkait.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pemindahan risiko kepada asuransi?
2. Apa saja manfaat asuransi?
3. Apa yang dimaksud dengan transfer risiko?
4. Apa saja keterbatasan dari asuransi?
5. Bagiamana peran asuransi dalam perspektif manajemen risiko?
6. Apa perbedaan anatar manajemen risiko dan manajemen asuransi?

1
C. Tujuan pembahasan
1. Menjelaskan tentang Bagaimana konsep pemindahan risiko kepada
asuransi.
2. Menjelaskan tentang manfaat asuransi.
3. Menjelaskan tentang transfer risiko.
4. Menjelaskan tentang keterbatasan dari asuransi.
5. Menjelaskan tentang bagiamana peran asuransi dalam perspektif
manajemen risiko.
6. Menjelaskan tentang perbedaan anatar manajemen risiko dan manajemen
asuransi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pemindahan Risiko Kepada Asuransi


Pemindahan risiko (risk transfer) adalah perusahaan memindahkan/
mentransfer resiko ke pihak lain yang biasanya mempunyai kemampuan lebih
baik dalam hal mengendalikan resiko, baik karena skala ekonomi yang lebih
bagus, atau karena mempunyai keahlian untuk melakukan manajemen resiko
yang lebih baik. Alat/cara yang dapat digunakan untuk pendekatan ini yaitu
berupa Asuransi. Asuransi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang. Pertama,
asuransi sebagai perlindungan terhadap risiko keuangan yang disediakan
pihak insurer (penjamin asuransi).1 Kedua, asuransi sebagai alat penggabungan
risiko dari dua atau lebih orang maupun perusahaan, melalui sumbangan
aktual yang dijanjikan untuk membentuk dana guna membayar klaim. Dari sudut
pandang orang yang mengasuransikan, asuransi merupakan peralatan retensi
resiko dan kombinasi risiko. Ciri-ciri khusus asuransi sebagai sarana transfer
risiko adalah bahwa ia memerlukan penyatuan (pooling) risiko, yaitu insurer
(penjamin asuransi) menggabungkan risiko-risiko dari banyak tertanggung.

Dalam pemindahan risiko kepada perusahaan asuransi syariah yaitu


risiko dipidahkan dengan usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara
sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru’ yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah. Kemudian premi dalam asuransi syariah
merupakan sejumlah dana yang dibayarkan oleh peserta yang terdiri dari dana
tabungan dan tabarru’. Dana tabungan adalah dana titipan dari peserta asuransi
syariah (life insurance) dan akan mendapat alokasi bagi hasil (al-mudharabah)
dari pendapatan investasi bersih yang diperoleh setiap tahun. Dana tabungan
beserta alokasi bagi hasil akan dikembalikan kepada peserta apabila peserta yang

1
Eka An Aqimuddin, Solusi Bila Terjerat Kasus Bisnis, Jakarta, Raih Asa Sukses, 2010, hlm. 104.

3
bersangkutan mengajukan klaim, baik berupa klaim nilai tunai maupun klaim
manfaat asuransi. Sedangkan tabarru’ adalah derma atau dana kebajikan yang
diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi jika sewaktu-waktu akan
dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat asuransi
(life maupun general insurance).2

1. Karakteristik Risiko yang Dapat Diasuransikan


Meskipun asuransi berhubungan erat dengan risiko, tidak semua risiko itu
dapat diasuransikan, risiko yang dapat diasuransikan harus memenuhi
karakteristik tertentu, yaitu sebagai berikut:
a. Penyebab kerugian harus terjadi dengan tidak sengaja
Kerugian yang terjadi harus mengandung unsur tidak sengaja atau
karena peristiwa yang tidak diduga-duga. Misalnya seseorang tidak dapat
menduga apakah ia akan menderita sakit, lumpuh atau meninggal dunia
karena kecelakaan atau karena sebab lainnya.
b. Kerugian harus dapat diukur
Kerugian yang dapat dipertanggungkan harus dapat diukur dalam
hal waktu dan jumlah nominal uang, kapan seseorang itu harus
memperoleh pembayaran santunan dan berapa jumlah yang akan diterima.
Kejadian meninggal dunia, sakit, dan lanjut usia misalnya adalah kondisi-
kondisi yang dapat diidentifikasi dalam bentuk jumlah kerugian finansial
sekalipun bersifat relatif.
c. Kerugian harus berarti
Kerugian yang dapat dijamin oleh asuransi haruslah kerugian yang
sangat berarti dari sisi finansial. Banyak orang yang kehilangan pulpen,
sandal, atau kacamata. Namun kehilangan benda-benda tersebut secara
ekonomi tidak terlalu signifikan, sehingga tidak mungkin diasuransikan.
Lagi pula untuk menjamin asuransi benda-benda semacam itu, biaya
administrasi yang timbul jauh lebih besar daripada nilai bendanya. Oleh

2
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah: Life and General: Konsep dan Sistem
Operasional, Jakarta, Gema Insani, 2004, hlm. 30.

4
sebab itu, dari sisi finansial kerugian semacam itu tidak dianggap
signifikan. Kerugian yang berarti misalnya hilangnya mobil karena
pencurian, kebakaran karena petir ataupun ledakan dan lain sebagainya.3
d. Kerugian harus dapat diprediksi
Dari sisi ini, perusahaan asuransi harus dapat memprediksi secara
akurat tingkat kemungkinan kerugian. Tingkat kemungkinan
kerugian adalah akumulasi kerugian dari suatu kelompok tertentu (peserta
asuransi) pada saat perjanjian berjalan. Kegunaan mengetahui tingkat
kemungkinan kerugian ini adalah agar perusahaan asuransi dapat membuat
besaran nilai premi bagi tiap-tiap peserta. Dengan demikian, jika terjadi
klaim, perusahaan memiliki cukup dana untuk membayarnya. Tarif premi
dibuat dengan dua tujuan, yaitu tujuan bisnis dan tujuan regulator. Tarif
premi yang disusun dengan tujuan bisnis merupa1kan wujud dari tujuan
perusahaan asuransi, yaitu memperoleh laba atau profit sehingga
perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Sedangkan
tarif premi yang dibuat untuk regulator (pemerintah), berguna untuk
melindungi masyarakat dari kerugian atau perlakuan tidak fair dari
perusahaan asuransi.
e. Kerugian tidak mengakibatkan katastropik pada perusahaan asuransi
Bencana adalah jenis risiko katastropik. Penyebab bisa karena faktor
manusia (man-made disaster) atau bencana alam (natural catastrophe).
Bencana katastropik menimbulkan kerusakan parah dan korban jiwa yang
besar, serta mencakup wilayah yang luas. Dukungan reasuransi harus
mempertimbangkan jika bencana. Meskipun ada dukungan reasuransi, saat
terjadi bencana, kerugian bisa lebih besar dari dukungan reasuransi yang
dipunyai oleh perusahaan asuransi. Akibatnya, kerugian yang
berlebih akan merugikan perusahaan asuransi.4

3
. Khoiril Anwar, Asuransi Syariah: Halal dan Maslahat, Solo, Tiga Serangkai, 2007, hlm. 8
4
. Ibid., hlm. 9-10.

5
B. Manfaat Asuransi
Sebenarnya, manfaat asuransi adalah memberikan kompensasi kepada
mereka yang mengalami kerugian yang tidak terduga, memulihkannya, atau
setidaknya mengubah keadaan ekonomi sebelumnya. Keuntungan dari orang-
orang ini sangat jelas. Masyarakat juga diuntungkan karena orang-orang ini
kembali berproduksi, pendapatan pajak meningkat, dan dana sosial yang harus
dibayar negara berkurang.
Manfaat Asuransi secara umum yaitu:
1. Memberikan perlindungan terhadap risiko ketidakpastian dan kepercayaan
Agar lebih mampu mendongkrak rasa percaya diri bagi pemilik
individu. Penggantian, yang akan diberikan oleh penyedia asuransi, akan
mencakup setidaknya sebagian dari kewajiban pembayar akibat suatu
kejadian. Asuransi juga dikenal sebagai salah satu alternatif pengendalian
kerugian atau loss control dengan melakukan survey lapangan dan
memberikan saran kepada pemegang polis tentang tindakan preventif dan
pencegahan kerugian.
2. Sebagai investasi dan tabungan
Dengan mendaftar sebagai klien pemegang polis di penyedia asuransi,
maka nasabah akan menerima jaminan pengembalian investasi di akhir
kontrak. Asuransi investasi juga menawarkan kebebasan dan fleksibilitas
dalam hal pertanggungan. Biasanya, akan ada tiga pilihan masa
pertanggungan bagi nasabah tertanggung, yaitu 5, 7 dan 10 tahun. Selain itu,
premi asuransi relatif terjangkau dan dapat dibebaskan dari biaya
administrasi.
3. Membantu meminimalkan kerugian
Menurut jenisnya, fungsi penyelenggaraan asuransi secara umum adalah
untuk membantu pemegang polis meminimalkan kerugian dari kejadian tak
terduga yang mungkin terjadi, seperti kerugian akibat kebakaran,
kecelakaan dan biaya rumah sakit.
4. Bantuan dalam manajemen keuangan

6
Kewajiban untuk membayar premi secara rutin sebenarnya secara tidak
langsung mewajibkan nasabah untuk menyediakan dana cadangan yang
digunakan jika terjadi keadaan yang tidak terduga. Namun, ketika terjadi
kejadian tak terduga yang mengharuskan nasabah mengeluarkan dana yang
cukup besar untuk menghadapinya, asuransi akan membantu memangkas
pengeluaran tak terduga yang biasanya jauh melebihi pengeluaran harian
atau bahkan bulanan seperti biasa. Jika memiliki asuransi, nasabah tidak
perlu membayar penuh biaya kerugian yang timbul karena pihak asuransi
akan memberikan ganti rugi.5
Sedangkan manfaat perusahaan asuransi antara lain:
1. Sumber dana untuk investasi
Perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan non bank dapat
mengerahkan dana yang tersedia untuk investasi selain asuransi, bukan
hanya karena risikonya rendah, tetapi juga karena pendapatan tunai,
sehingga dana yang tersedia selalu melebihi cadangan klaim. serta asuransi
jiwa pasar modal. Hal ini disebabkan oleh durasi kontrak asuransi kewajiban
dan kerugian yang lebih singkat, sehingga perusahaan asuransi kerugian
mengumpulkan lebih sedikit uang daripada premi yang dikumpulkan
sebagai hasilnya. Meskipun demikian, kontribusi asuransi kerugian dan
asuransi kerugian dalam penyediaan modal investasi cukup besar. Asuransi
pensiun terpisah yang ada untuk perusahaan (juga asuransi dari sudut
pandang karyawannya) dan menginvestasikan dananya melalui pasar
modal. Begitu pula dengan asuransi pensiun PNS yang menempatkan
dananya di pasar modal.
2. Pengendalian kerugian
Meskipun pengendalian kerugian bukan merupakan bagian dari konsep
asuransi, perusahaan asuransi merupakan cikal bakal dari pengendalian
kerugian. Baik serikat pekerja maupun perusahaan asuransi individu terlibat

5
Rahmi Hermawati, Manajemen Risiko dan Asuransi serta Implikasinya, (Sumatra Barat : Insan
Cendekia Mandiri, 2021)

7
dalam berbagai aktivitas pengendalian kerugian. Beberapa di antaranya
telah dibahas dalam "Kewajiban Pengendalian Kerusakan". Meskipun
kontribusi asuransi yang terkenal di bidang ini memang ada, diharapkan
dapat memainkan peran yang lebih besar di masa mendatang.
3. Bantuan bagi Perusahaan Kecil
Asuransi meningkatkan semangat persaingan, karena tanpa perusahaan
asuransi, perusahaan kecil akan menghadapi persaingan yang tidak efektif
dengan perusahaan besar. Perusahaan besar dapat dengan aman mengatasi
beberapa risiko, tetapi jika risiko tersebut berubah menjadi kerugian, itu
dapat menghancurkan perusahaan kecil. Tanpa asuransi, perusahaan kecil
akan mengambil beberapa risiko, dan kurang menarik untuk
menginvestasikan tenaga kerja dan modal di perusahaan.

Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa manfaat yang ditawarkan


perusahaan asuransi sebagai berikut:
1. Melindungi kerugian bagi orang yang menderita kerugian harapan.
2. Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung yang
disebabkan rasa takut dan kekhawatiran.
3. Menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga, dan struktur harga yang
optimum.
4. Menyediakan dana untuk investasi.
5. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil. Sebagai tambahan
perusahaan asuransi dalam praktik berperan pula dalam aktivitas penting
pengendalian kerugian.6

C. Tranfer Risiko

6
Herman Darmawi, Manajemen Risiko, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016)

8
D. Keterbatasan Asuransi

Keterbatasan asuaransi antara lain:

1. Dana akan hangus jika tidak ada klaim


Pada tiap asuransi memiliki sistem dana hangus. Jadi apabila nasabah
berhenti membayar premi pada setiap bulannya, maka dana yang
dibayarkan sebelum-sebelumnya akan otomatis hangus dan nasabah tidak
bisa melakukan klaim.
2. Ruang lingkup penanggulangan terbatas
Cakupan potensi kerugian perusahaan agak terbatas pada risiko yang
dapat diukur dalam nilai ekonomi. “Ganti Rugi” dibayarkan hanya jika
nasabah benar-benar mengalami masalah atau kerugian akibat kecelakaan,
sesuai dengan isi polis. Jika nasabah mengambil asuransi kebakaran tetapi
kerusakan disebabkan oleh banjir, kompensasi tidak akan dibayarkan secara
otomatis.

E. Peran Asuransi Dalam Persepektif Manajemen Risiko

F. Perbedaan Manajemen Risiko Dan Manajemen Asuaransi

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa materi yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan sebagai


berikut:

1. Pemindahan risiko (risk transfer) adalah perusahaan memindahkan/


mentransfer resiko ke pihak lain yang biasanya mempunyai
kemampuan lebih baik dalam hal mengendalikan resiko.
2. Risiko yang dapat diasuransikan memiliki karakteristik tertentu yaitu
penyebab kerugian harus terjadi dengan tidak sengaja, kerugian harus
dapat diukur, kerugian harus berarti, kerugian harus dapat diprediksi,
kerugian tidak mengakibatkan katastropik pada perusahaan asuransi.
3. Manfaat asuransi adalah memberikan kompensasi kepada mereka yang
mengalami kerugian yang tidak terduga, memulihkannya, atau
setidaknya mengubah keadaan ekonomi sebelumnya. Manfaat
perusahaan asuaransi adalah sumber dana untuk investasi, pengendalian
kerugian, dan bantuan bagi perusahaan kecil. Selain itu terdapat
beberapa manfaat perusahaan asuransi yaitu melindungi kerugian bagi
orang yang menderita kerugian harapan, mengurangi siksaan mental dan
fisik bagi pihak tertanggung yang disebabkan rasa takut dan
kekhawatiran, menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga, dan
struktur harga yang optimum, menyediakan dana untuk investasi,
memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil. sebagai tambahan
perusahaan asuransi dalam praktik berperan pula dalam aktivitas
penting pengendalian kerugian
4. Keterbatasan yang dimiliki asuransi adalah apabila pemilik polis tidak
membayar angsuran tiap bulan, dana yang disimpan sebelumnya serta
kecelakaan yang dialami perusahaan harus sesuai dengan isi polis
supaya dapat mengajukan klaim.

10
B. Saran
Semoga makalah “Pemindahan Risiko” ini dapat menambah wawasan
pembaca serta dapat dijadikan referensi pengetahuan bagi para pembaca, penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas
kritik dan sarannya, kami ucapkan terima kasih.

11
DAFTRA PUSTAKA

Eka An Aqimuddin, Solusi Bila Terjerat Kasus Bisnis. Jakarta: Raih Asa Sukses,
2010.

Herman Darmawi, Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.

Khoiril Anwar, Asuransi Syariah: Halal dan Maslahat. Solo: Tiga Serangkai, 2007.

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah: Life and General: Konsep dan Sistem
Operasional, Jakarta: Gema Insani, 2004.

Rahmi Hermawati, Manajemen Risiko dan Asuransi serta Implikasinya, Sumatra


Barat: Insan Cendekia Mandiri, 2021.

12
13

Anda mungkin juga menyukai