3. Terdapat sejumlah besar unit yang terbuka terhadap resiko yang sarna
(massal clan homogen)
4. Kerugian yang tcrjadi bersifat kebetulan
5. Kerugiannya tertentu
Kelayakan Ekonomis
Untuk layaknya suatu asuransi secara ekonomis, maka kerugian yang
mungkin terjadi haruslah cukup besar bagi tertanggung, sedangkan biaya
asuransinya jangan terlalu tinggi dibandingkan dengan kemungkinan
kerugian tersebut. Jika kemungkinan kerugian tidak cukup besar bagi
tertanggung, maka mereka tidak akan tertarik memindahkan resikonya
kepada penanggung. Banyak resiko ditahan sendiri
oleh tertanggung dan tidak diasuransikan karena kemungkinan
kerugiannya sedemikian kecil sehingga tidak merupakan beban.
Probabilitas Dapat Diperbitungkan
Tingkat premi asuransi itu didasarkan atas ramalan ten tang masa depan.
Ramalan ini didasarkan atas taksiran probabilitas. Probabilitas ini
umumnya didasarkan atas pengalaman masa lampau. Cara inilah yang
digunakan perusahaan asuransi untuk menaksir probabilitas. Tapi cara ini
hanya bermanfaat bila dapat dianggap bahwa taktor-faktor penentu masa
depan itu sarna dengan faktor-faktor penentu masa lampau tersebut. Jika
tidak, maka pengalaman masa lampau itu tidak bisa dijadikan pedoman
untuk masa depan. Apabila probabilitas kerugian yang hendak
diasuransikan itu tidak dapat dihitung, maka resikonya tidak dapat
diasuransikan
Massal dan homogen
Syarat utama untuk dapat diasuransikan adalah massal, artinya harus ada
sejumlah besar unit. Dalam hal asuransi mobil, harus ada sejumlah besar
mobil. Dalam hal asuransi jiwa, harus ada sejumlah besar orang. Sebuah
perusahaan asuransi mobil tidak akan didapat menanggung selusin mobil
saja, dan sebuah perusahaan asuransi jiwa tidak akan dapat menanggung
selusin orang saja. Sebagaimana te!ah diuraikan, untuk memperoleh
taksiran probabilitas yang akurat diperlukan pengamatan terhadap
sejumlah besar kejadian. Sesudah probabilitas kerugian itu diketahui,
maka ia dijadikan dasar untuk ramalan, tetapi ramalan ini hanya berlaku
untuk sejumlah kelompok besar. Perusahaan surasi tidak lebih mam -pu
meramalkan kerugian seseorang tertentu daripada orang itu sendiri.
Kerugian yang Terjadi Bersifat Kebetulan
Resiko yang ditanggung oleh penanggung haruslah hanya bersifat
kemungkinan kerugian bagi tertanggung. Kerugian itu haruslah bersifat
kebetulan ldealnya, tertanggung tidak boleh memiliki kontro1 atau
pengaruh terhadap kejadian yang hendak diasuransikan itu. Dalam
kenyataannya, situasi ini hanya berlaku untuk bencana-bencana seperti
gempa bumi dan iklim.
Kerugiannya tertentu
proteksi dan investasi sesuai permintaan Anda. Karena itu, dengan premi
yang sama selalu ada keseimbangan, semakin tinggi pertanggungan risiko
yang Anda harapkan akan lebih besar menghabiskan unit premi untuk
membayar biaya asuransi dan menghasilkan lebih sedikit unit yang dapat
diakumulasi untuk dibelikan unit investasi dalam polis unit link Anda, dan
sebaliknya.
Salah satu yang istimewa dalam produk unit link adalah pilihan ragam
jenis dana kelolaan yang disediakan perusahaan asuransi jiwa penerbit.
Kelengkapan ragaram jenis dana ini penting, untuk dapat disesuaikan
dengan tujuan investasi dan profil risiko masing-masing nasabah. Profil
risiko mengacu pada tingkat risiko yang dapat ditoleransi, yakni kesiapan
Anda dalam menanggung tingkat risiko investasi yang berfluktuasi.
Yang menarik dengan dana kelolaan ini, nasabah diberikan keleluasaaan
untuk memindahkan dana fund switching dari satu dana keloaan ke
dalam dana kelolaaan lain sesuai dengan kondisi keuangan dan profil
risiko yang bisa saja berubah seiring dengan berjalannya waktu.
Namun demikian, umumnya perusahaan asuransi memberikan batasan
bagi frekeunsi perpindahan dana secara gratis, di mana setelah kali
perpindhan itu perusahaan akan mengenakan biaya administrasi untuk
setiap
perpindahan
dana
dilakukan.
Namun demikian, diatas semua manfaat di atas penting diketahui bahwa
polis unit link tidak memberikan garansi akan nilai tunai hasil invesatsi
yang bisa diberikan, namun sepenuhnya tergantung pada tingkat harga
unit dari underlying units yang pada akhirnya bergantung pada
bagaimana kinerja dari dana kelolaan unit link yang dipilih tersebut.
jenis produk itu sudah muncul sejak tahun 1950-an saat perusahaan jasa
keuangan Inggris, London dan Manchester menerbitkan Unit Linked yang
mendapatkan sambutan cukup luas dari kalangan investor Inggris.
Produk itu berkembang tidak hanya di Eropa, tetapi juga di Amerika
Serikat. Pada 1976 produk Unit Link mulai dipasarkan di AS yang lebih
dikenal dengan asuransi Variable Life. Di AS tidak banyak investor yang
menyambut baik kedatangan produk itu, pangsa pasarnya pun hanya
sekitar delapan persen setelah dipasarkan selama 15 tahun.
Karena produk itu dalam perkembangannya kurang diminati investor AS,
maka para penggagas menjual produk tersebut ke kawasan Asia
Tenggara, seperti Singapura, Malaysia dan Indonesia.
Pengamat perasuransian Tri Djoko Santoso di Jakarta, belum lama ini
mengatakan perkembangan produk asuransi Unit Link, yakni produk
asuransi jiwa (proteksi jiwa) yang dapat dikaitkan dengan investasi cukup
pesat.
Jika di Eropa dan Amerika Serikat produk itu kini sedang jenuh, di
Indonesia justrtru sedang giat-giatnya digalakkan. Karena itu, kata Tri
Djoko, pangsa pasar produk Unit Link di Indonesia kini sudah mencapai
lebih dari tujuh persen dari pangsa pasar total premi asuransi jiwa.
Tri Djoko yang juga wakil presiden direktur Panin Life itu mengisyaratkan,
ibarat pengendara motor, gasnya terlalu tinggi, sehingga dapat berakibat
pada risiko tinggi bagi para investor yang kurang memahami lika-liku
investasi.
Itulah sebabnya, tiga tahun silam, Yayasan Lembaga Konsumen Asuransi
Indonesia (YLKAI) mengirim surat kepada Menteri Keuangan untuk segera
menghentikan penjualan produk Unit Link yang sudah merebak ke
perusahaan asuransi jiwa.
Selain mengirim surat ke pemerintah, YLKAI juga mengimbau semua pihak
untuk tidak membeli produk yang belum mempunyai dasar hukum yang
jelas itu karena dasar hukum penjualan Unit Link sampai saat ini baru
bersifat surat keputusan menteri keuangan seperti No 422/KMK.06/2003
Tentang PenyelenggaraanUsaha Perasuransian dan Reasuransi.
Karena dasar hukumnya belum cukup kuat, Dirjen Lembaga Keuangan
Non Bank Departemen Keuangan pada 31 Oktober 2006 juga
mengeluarkan keputusan No. KEP-104/BL/2006 tentang kedudukan Unit
Link.
Namun semua itu masih terbatas pada peraturan di bawah UU dan PP
karena dalam UU No 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransin, dan PP No
63 Tahun 1999 sebagai penyempurnaan atas PP No 73 Tahun 1992 produk
itu secara eksplisit belum dikenal.
Risiko Investasi
Risiko investasi Unit Link, bagi perusahaan yang menjualnya, menurut
pengamat asuransi yang juga dosen Universitas Binus, Dr. Roy Sembel
dapat disebut nol persen.
Risiko untuk nasabah relatif cukup banyak, namun hal itu belum diketahui
oleh banyak nasabah karena keterbatasan pengetahuan dan belum
adanya asas keadilan dari perusahaan asuransi untuk menjelaskan
berbagai risiko yang wajib ditanggung oleh nasabah.
Produk Unit Link bersifat jangka panjang, tiga sampai lima tahun ke atas,
produk itu juga dapat dibuat untuk menghindari pajak penghasilan (PPh).
Jika dananya dimasukkan lewat industri bank, pertama akan kena pajak,
kedua margin keuntungannya kecil karena tingginya inflasi.
Penempatan dana melalui produk Unit Link yang kini juga marak
dipasarkan lewat perbankan (bancassurance), mempunyai beberapa risiko
yang mungkin dialami oleh nasabah.
Risiko pertama, dasar hukum produk itu belum cukup kuat, karena dasar
hukumnya hanya Surat Keputusan Menteri Keuangan, yang kedudukannya
di bawah Peraturan Pemerintah (PP) dan Undang-Undang. Selain dasar
hukumnya belum kuat, nasabah juga akan dikenai biaya awal
(administrasi) dari perusahaan asuransi itu.
Sedikitnya ada empat komponen biaya yang dibebankan kepada nasabah,
yakni, biaya akuisisi. Biaya ini adalah uang jasa yang diberikan kepada
konsultan keuangan dan organisasinya sebagai ganti jasa konsultasi dan
perencanaan keuangan yang diberikan. Biaya itu seringkali disebut
dengan istilah premi berkala, premi target, premi awal, atau istilah lain
yang diberikan.
Biaya akuisisi akan diterima oleh agen dan manajemen di atasnya,
sebagai balas jasa untuk mendapat manfaat asuransi tertentu oleh
nasabah. Komponen kedua, biaya mortalita, yaitu premi asuransi yang
dihitung berdasarkan tingkat risiko jiwa dari tertanggung.
Selain biaya mortalita, juga perlu ditambahkan biaya pengelolaan dari
polis asuransi yang dimiliki nasabah. Biaya mortalita disebut juga biaya
asuransi, atau dalam bahasa Inggris disebut Cost of Insurance.
Pada kategori investasi, kata Roy, juga ada dua komponen biaya. Yang
pertama disebut biaya awal, atau disebut juga loading fee, yang secara
umum besarnya lima persen dari dana yang diinvestasikan. Jadi kalau
orang menambah investasi sebesar Rp 10 juta, maka Rp 500.000 akan
diambil untuk biaya awal.
Ada perusahaan yang langsung memotongkan biaya awal ini, sehingga
.Menghindari Resiko
Seseorang tidak dapat menghindari seluruh resiko, tetapi dalam beberapa
hal ia dapat menghindari resiko tertentu. Akan tetapi walaupun
menghindari resiko itu rnungkin, seringkali tidak menguntungkan.
Seseorang dapat menghindari resiko tenggelam dengan menghindari air.
lni berarti menghindari segala bentuk pengangkutan air atau dekat air,
dan juga segala olah raga air. Seseorang dapat menghindari resiko
kerugian terhadap barang tertentu dengan jalan tidak merniliki
barang tersebut dan tidak bertanggung jawab atasnya. ltulah sebabnya
ada sementara orang yang lebih suka menyewa barang daripada
membelinya.
Benih Asuransi Jiwa
Perintis asuransi jiwa clan kesehatan modern juga dijumpai di Yunani dan
Romawi ku no. Di Yunani terdapat kelompok-kelompok keagamaan yang
melakukan kegiatan pengumpulan dana daripara anggotanya untuk
menjamin biaya penguburan.Kegiatan ini barangkali merupakan bentuk
awal dari asuransi penguburan.
Sewaktu Romawi menggantikan Yunani sebagai pemimpin dunia kuno,
orang Romawi memakai sistem yang sama untuk asuransi jiwa. Akan
tetapi dengan perkembangannya sistem Romawi ini, titik berat kegiatan
bukan lagi pada unsur keagamaan, tetapi terbuka untuk masyarakat
umum. Dalam beberapa hal, berkembang penutupan yang lebih luas
untuk kelompok-kelompok tertentu seperti
serdadu.
B.Zaman Modern
Asuransi Laut
Perkembangan asuransi laut didorong oleh dialihkannya suatu rencana
undang-undang di Inggris dalam tahun 1575 yang menciptakan suatu
Dewan Asuransi untuk menjual asuransi tersebut. Beberapa tahun
kemudian, didirikanlah sebuah pengadilan istimewa untuk menangani
masalah perselisihan asuransi. Dengan perkembangan lanjutan ini,
pengadaan asuransi laut berubah dari kegiatan part time
untuk para saudagar menjadi bisnis full time bagi para spesialis.
Perusahaan Berbadan Hukum
Selama periode tersebut di atas, semua asuransi laut ditanggung individuindividu. Usaha ini dimulai sebagai suatu usaha sampingan para saudagar
yang berangsur-angsur digeser oleh para spesialis yang usaha pokoknya
adalah menanggung resiko. Perusahaan pertama yang diorganisasi untuk
melaksanakan bisnis asuransi laut, didirikan pada tahun 1668 di Paris.
Asuransi Jiwa
Organisasi jiwa pertama menurut ukuran standar modern adalah Society
of Assurance for widows and Orphans (Masyarakat Asuransi untuk janda
dan yatim). Organisasi ini didirikan di London dalam tahun 1699 dengan
tujuan membayarkan sejumlah tertentu pada waktu meninggalnya salah
seorang anggotanya.
MENANGGUNG RESIKO
Resiko adalah kemungkinan penyimpangan yang tidak diharapkan.
Kemungkinan itu adalah berupa terjadinya hal yang tidak diharapkan atau
terjadinya hal yang diinginkan. Kejadian yang demikian bisa disebut
kerugian atau loss.
Jenis Resiko
Resiko dapat digolongkan kedalam:
-resiko spekulatif
-resiko murni
Kejadian sesungguhnya kadang-kadang menyimpang dari perkiraan
(expectations) ke salah satu dari dua arah. Artinya ada kemungkinan
penyimpangan yang menguntungkan dan ada pula penyimpangan yang
merugikan. Jika kedua kemungkinan itu ada maka kita katakan resiko itu
bersifat spekulatif.
Lawan dari resiko spekulatif adalah resiko murni yaitu yang ada hanya
kemungkjnan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan untung. Resiko
murni ini hanya bergerak ke satu arah saja yaitu ke arah kemungkinan
kerugian.
Setiap usaha ekonomi itu penuh dengan resiko, baik resiko spelkulatif
maupun resiko murni. Walaupun kategori suatu resiko itu tidak selalu
jelas, namun -kebanyakan resiko dapat diklasifikasi. Apakah suatu resiko
itu spekulatif atau murni bergantung pada pendekatan yang digunakan.
Resiko spelkulatif tidak dapat diasuransikan. Hanya resiko murni yang
dapat diasuransikan. Asuransi adalah alat utama bagi orang yang terbuka
terhadap kemungkinan resiko murni.
Sumber Resiko
DAFTAR PUSTAKA
A. Abbas Salim. Dasar-dasar Asuransi, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
1996.
A. Hasymi Ali, Bidang Usaha Asuransi, Bumi Aksara, Jakarta 1995.
Mehr & Osler. Moder Life Insurance (the Mac Millan Coy, New York).
Harold J. Hoflich. Asuransi di Negara UnderdeVeloped (LPEM/UL 1961).
Harold J. Hoflich. Asuransi, Indonesia Insurance Monographs (LPEM/UI, 1%
1).
Radiks Purba. Memahami Asuransi di Indonesia, Teruna Grafica. Jakarta,
1995.
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Laut Bagi Indonesia.
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi Indonesia.
2002 digitized by USU digital library 7