Anda di halaman 1dari 9

ASURANSI SOSIAL

“JASA RAHARJA”

Disusun Oleh : Rhida Irawati Hasibuan (11000117120084)

Kelas : Hukum Bisnis “B”

Dosen Pengampu : Dr. Paramita Prananingtyas, S.H., LL.M.

Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Tahun 2018
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Setiap tindakan ataupun perbuatan yang dilakukan manusia pasti memiliki risiko.
Tidak ada manusia yang menginginkan kerugian, sebisa mungkin selalu untuk berusaha
meminimalisir risiko-risiko yang mungkin terjadi di kemudian hari. Dengan adanya
ketakutan akan risiko ini membuat manusia berpikir akan sesuatu yang dapat menjamin
risiko-risiko yang ditimbulkan tersebut. Maka muncul “asuransi”. Asuransi dalam hal ini
merupakan pihak yang dapat menanggung risiko-risiko dalam perbuatan yang dilakukan oleh
manusia tersebut.
Dewasa ini alat transportasi merupakan hal yang wajib digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Kekhawatiran terhadap sesuatu yang tidak pasti (uncertainly) membuat manusia
membutuhkan asuransi untuk menjamin keselamatan jiwa dan raganya. Adanya ancaman
tersebut bisa berasal dari bencana, kelalaian, ketidakmampuan dan hal-hal yang tidak diduga
sebelumnya.
Sesuai dengan perkembangan zaman, asuransi juga berkembang dengan pesat. Perlu
diketahui bahwa saat ini terdapat berbagai jenis dari asuransi itu sendiri. Hampir saat ini
setiap risiko yang dilakukan manusia itu diasuransikan. Salah satu hal yang dapat
diasuransikan adalah kematian. Dalam hal ini kematian dapat terjadi dimana saja dan kapan
saja. Salah satu penyebab kematian adalah kecelakaan.
Indonesia merupakan negara dengan tingkat kematian lalu lintas tertinggi di dunia1.
Kecelakaan ini meliputi kecelakaan yang ada di darat, laut bahkan udara. Kematian akibat
kecelakaan bukan hal yang diinginkan oleh setiap manusia. Walaupun asuransi dalam hal ini
tidak dapat mengembalikan nyawa yang telah melayang, tetapi terdapat sifat sosial sebagai
wujud empati kepada keluarga yang ditinggalkan. Dari dampak yang telah dijelaskan diatas,
maka dalam hal ini ada suatu pemberian santunan (asuransi) bagi para korban dan keluarga
korban.

1
https://www.liputan6.com/news/read/3167214/angka-kematian-akibat-kecelakaan-indonesia-tertinggi-di-dunia
II. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asuransi?
2. Bagaimana praktik pemberiaan asuransi kecelakaan terhadap tertanggung sebagai
pelaku kecelakaan?
3. Bagaimana asuransi Jasa Raharja dalam menangani kasus kecelakaan Lion Air 737?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kata asuransi berasal dari Bahasa Inggris yaitu Insurance, sedangkan dalam Bahasa
Indonesia (KBBI) diartikan sebagai “pertanggungan”.2 Dalam Bahasa Belanda biasa disebut
assurantie (asuransi) dan verzekring (pertanggungan). 3 Terdapat dua pihak di dalam asuransi yaitu :
yang sanggup menanggung (penanggung) dan pihak lain yang mendapat penggantian dari suatu
peristiwa yang sebelumnya tidak bisa diprediksi.4

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan
diderita tertanggung, yang timbu dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. 5

Terdapat beberapa pendapat para ahli mengenai makna dari asuransi :

1. Rediks Purba
Asuransi adalah suatu persetujuan dimana penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan mendapatkan premi untuk mengganti kerugian karena kehilangan,
kerugian atau tidak diperolehnya keuntungan yang tidak diharapkan
2. Wirjono Prodjodikoro
Asuransi adalah suatu perjanjian dimana pihak yang menjamin berjanji kepada pihak
yang dijamin, untuk menerima sejumlah uang premi sebagi pengganti kerugian, karena dari
suatu akibat peristiwa yang belum jelas.6

2
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1996), h.63
3
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2000), h.1
4
0 Djoko Prakoso, Hukum Asuransi Indonesia, (Jakarta; Rineke Cipta, 2004) h.1
5
Pasal 1 Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian
6
Wirjono Prodjojodikoro, Hukum Asuransi di Indonesi, (Jakarta: Intermasa, 1987) h.1
3. Ahmad Azhar Basyir
Asuransi adalah suatu perjanjian, dimana seorang penanggung mengikatkan diri
kepada yang tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian dari
kerugian atas suatu peristiwa yang tak tentu. 7
4. Abbas Salim
Asuransi adalah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (kecil)
yang sudah pasti sebagai (subtitusi) kerugian-kerugian yang belum pasti.8
Dapat ditarik kesimpulan bahwa asuransi terdapat dua pihak, yaitu tertanggung dan
penanggung. Tertanggung adalah pihak yang menerima ganti kerugian atas suatu peristiwa yang
tidak terduga. Dan penanggung adalah pihak yang menanggung segala resiko yang dialami
tertanggung tehadap suatu peristiwa yang tidak dapat diprediksi sebelumnya tesebut. Jadi, unsur
yang terdapat di dalam asuransi adalah penanggung, tertanggung, peristiwa yang tak terduga dan
kepentingan yang mungkin akan mengalami kerugian dari persitiwa yang tidak tertentu.
Jasa Raharja adalah salah satu asuransi yang bergerak di bidang asuransi sosial. Asuransi ini
adalah milik negara dimana dana terkumpul melalui masyrakat itu sendiri. Sesuai dengan UU No.33
jo uu No.34 Tahun 1964. Melaksanakan Asuransi Kecelakaan penumpang alat angkutan umum dan
asuransi tanggung jawab menurut hukum terhadap pihak ketiga sebagaimana diatur UU No. 33 dan
34 tahun 1964 berikut peraturan pelaksanaannya.

7
Ahmad Azhar Basyir,Tafakul Sebagai Alternatif Asuransi Islam, Ulumul Quran, 2/VII/96, h. 15
8
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Resiko (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2000) h.1
BAB III

PEMBAHASAN
BAB IV

PENUTUP

I. Kesimpulan

II. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV : PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai