Anda di halaman 1dari 14

PROSES PENYELESAIAN KLAIM

Ditujukan untuk memenuhi tugas matakuliahAsuransi Syariah

DosenPengampu : Ratu Humaemah, M.Si

Disusunoleh :

Kelompok 9 / AS B/ 5

Silvia lusiana (171430068)

Kamelia ( 171430065)

Failuzia ( 1714300 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN
BANTEN
2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat hamba-
hambanya.Alhamdulillah karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Teori Ekonomi Islam ini. Adapun maksud dan tujuan kami disini yaitu
menyajikan beberapa hal yang menjadi materi dari makalah kami. Makalah ini membahas
mengenai “PROSES PENYELESAIAN KLAIM”. Makalah ini menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti untuk para pembacanya.

Kami menyadari bahwa didalam makalah kami ini masih banyak kekurangan, kami
mengharapkan kritik dan saran demi menyempurnakan makalah kami agar lebih baik dan
dapat berguna semaksimal mungkin. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan dan penyempurnaan makalah ini.

Serang, 17 Oktober 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuransi merupakan salah satu bagian terpenting dalam mempelancar jalannya
pembangunan bangsa. Keberadaan asuransi di tengah masyarakat sangatlah
dibutuhka, melihat perkembangan hidup masyarakat yang sangat kompleks. Asuransi
Takaful merupakan suatu lembaga asuransi yang ada di Indonesia dan merupakan
salah satu asuransi bernafaskan Islam atau dikenal dengan Asuransi. Asuransi Syariah
merupakan persoalan yang baru dan masih dipertanyakan prosedur pengajuan klaim
dalam pelaksanaan pembayaran klaimnya.Adapun masalah yang di telini dalam
penulisan ini adalah bagaimana Prosedur Pengajuan Klaim dan Sistem pembayaran
Asuransi

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan klaim?
2) Bagaimana prinsip dasar dalam penyelesaian klaim?
3) Bagaimana penyelesaian prosedur klaim

C. Tujuan Masalah
1) Untuk mengetahui pengertian dari kliam
2) Untuk mengetahui prosedur klaim
3) Untuk mengetahui proses penyelesaian klaim
BAB II

PEMBAHASAN

A. Klaim (Claim)

Klaim (Claim) berfungsi melakukan verifikasi berkas klaim peserta untuk memenuhi
perjanjian kontrak apakah klaim tersebut layak bayar atau tidak. Klaim yang diajukan oleh
tiap peserta meliputi beragam dokumentasi yang diverifikasi diantaranya adalah: Dokumen
klaim, polis masih dalam kondisi in force, Peristiwa yang masih dalam kontrak, peristiwa
kerugian tidak dalam pengecualian polis.

Klaim atau claims merupakan permintaan peserta atau ahli warisnya maupun pihak
lain yang terlibat perjanjian kepada perusahaan asuransi atas terjadinya kerugian sebagaimana
yang diperjanjikan, atau aplikasi oleh peserta untuk memperoleh pertanggungan atas
kerugiannya yang tersedia berdasarkan perjanjianSecara umum prosedur klaim pada asuransi
umum hampir samadengan, baik pada asuransi syari’ah maupun konvensional. Yang
membedakan dari masing-masing perusahaan adalah kecepatan dan kejujuran dalam menilai
suatu klaim. Adapun prosedur klaim, antara lain pemberitahuan klaim (biasanya dengan bukti
lisan dan diperkuat dengan laporan tertulis), bukti klaim kerugian (menyerahkan klaim
tertulis dengan melengkapi lembaran klaim standar yang dirancang khusus untuk masing-
masing class of business), penyelidikan (melakukan survey ke lapangan atau menunjuk
independent adjuster, dimana laporan akan dijadikan dasar apakan klaim dijamin oleh polis
atau tidak), penyelesaian klaim (kesepakatan mengenai jumlah penggantian sesuai peraturan
perundangan yang berlaku, dan diisyaratkan bahwa pembayaran klaim tidak boleh lebih dari
30 hari sejak terjadi kesepakatan).

Administrasi klaim berfungsi melakukan verifikasi berkas klaim peserta untuk


memenuhi perjanjian kontrak apakah klaim tersebut layak bayar atau tidak. Setiap dokumen
yang diterima akan dilakukan verifikasi secara umum, meliputi dokumen klaim, polis dalam
kondisi in force, peristiwa kerugian masih dalam kontrak, peristiwa kerugian tidak dalam
pengecualian polis, tidak mengandung kecurangan atau tidak melanggar peraturan.

a. Pengertian Klaim
Klaim dapat diartikan sebagai permintaan peserta maupun ahli warisnya atau pihak lain
yang terlibat perjanjian kepada perusahaan asuransi atas terjadinya kerugian
sebagaimana yang diperjanjikan. Setiap dokumentasi yang diterima akan dilakukan
verifikasi.
b. Jenis-jenis Klaim
1) Klaim Habis Kontrak Klaim yang diajukan oleh peserta karena perjanjian telah
berakhir sampai batas yang telah disepakati misal 10 tahun, merupakan klaim habis
kontrak. Adapun dokumen-dokumen yang diperlukan diantaranya adalah: Formulir
pengajuan klaim (Perusahaan), polis asli, foto copy identitas diri yang masih berlaku
dan buku asli pembayaran premi terakhir.

2) Klaim Nilai Tunai Klaim yang diakibatkan terjadi peristiwa kematian pada peserta.
Yang menggajukan kliam adalah dari pihak ahli waris yang tercantum pada polis atau
boleh pihak lain yamg diberikan kuasa atau pihak lain yang berkepentingan terhadap
manfaat asuransi, misalnya lembaga pembiayaan bank dan leasing. Adapun dokumen-
dokumen yang dibutuhkan diantaranya: Formulir pengajuan klaim (Perusahaan), polis
asli, foto copy identitas diri yang masih berlaku, surat keterangan dari rumah sakit
yang menerangkan sebab meninggal dunia, surat keterangan dari pamong praja dan
surat keterangan dari Kepolisian Republik Indonesia, jika musibah karena lalu lintas.

3) Klaim Nilai Tunai Sebagian Klaim nilai tunai sebagian dilakukan pada peserta apabila
jumlah polis telah mencapai 2 tahun dan aktif serta maksimal jumlah yang dapat
diambil 50% dari saldo tabungan. Peserta tidak dikenakan beban sedikit pun karena
itu termasuk bunga, asuransi takaful biaya tersebut merupakan bagian dari premi
peserta sendiri.

4) Klaim Biaya Perawatan Pengantian kerugian peserta dengan alasan pengeluaran biaya
oleh peserta dalam perawatan/pengobatan rumah sakit karena kecelakaan ataupun
sakit dengan syarat penyakit tersebut tidak termasuk dari klausa pengecualian polis.
Dokumentasi yang diperlukan Formulir pengajuan klaim (Perusahaan), polis asli, foto
copy identitas diri yang masih berlaku, resume dari rumah sakit dimana dirawat,
laboratorium dan photo copy biaya pengobatan asli.
5) Klaim Tahapan Pendidikan Klaim yang diajukan oleh peserta karena jatuh tempo
dana pendidikan sebagaimana yang tercantum pada polis. Dokumentasinya Formulir
pengajuan klaim (Perusahaan), polis asli, foto copy identitas diri yang masih berlaku,
bukti asli pembayaran premi terakhir, surat jatuh tempo tahapan dari perusahaan.
(Tidak wajib).

B. Prinsip Dasar Asuransi Dalam Penyelesaian Klaim

Dalam kegiatan asuransi dilandasai pada empat prinsip pokok yang dapat diasuransikan
(insurance interest), prinsip itikad baik (utmost good faith), prinsip indemnitas (indemnity),
dan prinsip subrogasi (subrogation).

a) Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan (insurance interest)


“Apabila seorang yang telah mengadakan suatu pertanggungan, pada saat diadakannya
pertanggungan itu tidak mempunyai suatu kepentingan terhadap barang yuang
dipertanggungkan itu, maka si penanggung tidaklah diwajibkan memberikan ganti rugi”.

Selanjutnya Pasal 268 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)


menyebutkan:“Suatu pertanggungan dapat mengenai segala kepentingan yang dapat
dinilaikan dengan uang, dapat diancam oleh suatu bahaya, dan tidak dikecualikan oleh
undang-undang”.
Menurut ketentuan Pasal 250 dan Pasal 268 KUHD di atas, kepentingan merupakan syarat
mutlak dalam asuransi. Jika hal itu tidak dipenuhi, maka penanggung tidak diwajibkan
memberikan ganti rugi kepada tertanggung.

b) Prinsip itikad baik (utmost good faith)

Itikad baik (utmost good faith) adalah suatu tindakan untuk megungkapkan secara akurat dan
lengkap tentang semua fakta-fakta penting mengenai sesuatu objek pertanggungan yang
(akan) diasuransikan, baik diminta maupun tidak diminta.
Fakta-fakta penting (material fact) dimaksud adalah suatu fakta yang dapat mempengaruhi
kehati-hatian penanggung dalam memutuskan apakah akan menanggung risiko yang hendak
diasuransikan oleh tertanggung dengan syarat-syarat tertentu, atau akan menanggung risiko
itu dengan syarat-syarat yang berbeda, atau sama sekali tidak akan menanggung risiko itu.
Contoh fakta penting yang perlu diungkapkan antara lain: (1) risiko yang lebih besar dari
sewajarnya; (2) moral hazard tertanggung; (3) alasan (calon) tertanggung membeli polis
asuransi; dan (4) penolakan asuransi terdahulu untuk memperpanjang polis (calon)
tertanggung. Disamping itu juga fakta-fakta yang tidak perlu diungkapkan (calon)
tertanggung, antara lain fakta-fakta: (1) yang cenderung mengurangi tingkat risiko yang akan
diasuransikan, (2) yang tidak ada hubungannya dengan risiko yang akan diasuransikan, (3)
yang sudah diketahui oleh penaggung, (4) yang sudah menjadi rahasia umum, dan (5) tentang
kondisi polis.

c) Prinsip ganti rugi (indemnity)

Prinsip ganti rugi adalah suatu pembayaran ganti rugi (kompensasi) untuk
mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadinya kerugian menjadi sama
dengan sesaat sebelum terjadinya kerugian. Aspek-aspek yang melekat pada prinsip ini
adalah:
 Memberikan ganti rugi yang seimbang sesuai kerugian yang diderita;
 Tidak bermaksud agar tertanggung memperoleh keuntungan dengan adanya
kerugian itu.
Disamping itu juga fakta-fakta yang tidak perlu diungkapkan (calon) tertanggung,
antara lain fakta-fakta: (1) yang cenderung mengurangi tingkat risiko yang akan
diasuransikan, (2) yang tidak ada hubungannya dengan risiko yang akan diasuransikan, (3)
yang sudah diketahui oleh penaggung, (4) yang sudah menjadi rahasia umum, dan (5) tentang
kondisi polis. Menurut Pasal 251 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD),
menyebutkan bahwa:
“Setiap keterangan yang keliru atau tidak benar, ataupun setiap tidak memberitahukan hal-hal
yang diketahui oleh si tertanggung, betapapun itikad baik ada padanya, yang demikian
sifatnya, sehingga, seandainya si penanggung telah mengetahui keadaan yang sebenarnya,
perjanjian itu tidak akan ditutup atau tidak ditutup dengan syarat-syarat yang sama,
mengakibatkan batal pertanggungan”.
d) Prinsip subrogasi (subrogation)

Dalam asuransi, ada kemungkinan terjadi kerugian yang disebabkan oleh pihak ketiga. Dalam
keadaan biasa, pihak ketiga tersebut harus bertanggung jawab atas kerugian yang
ditimbulkan. Jika tertanggung yang telah menerima ganti rugi dari penanggung, dan
tertanggung diperkenankan menuntut kepada pihak lain yang menyebabkan kerugia itu, maka
tertanggung akan menerima ganti rugi yang melebihi dari kerugian yang dideritanya. Untuk
mencegah hal itu, menurut Pasal 284 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ditegaskan
bahwa: “Seorang Penanggung yang telah membayar kerugian sesuatu barang yang
dipertanggungkan, menggantikan si Tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya
terhadap orang-orang ketiga berhubung dengan penerbitan kerugian tersebut, dan si
Tertanggung itu adalah bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang dapat merugikan hak
si Penanggung terhadap orang-orang ketiga itu”.
Dengan demikian, prinsip subrogasi adalah hak penanggung yang telah membayar
ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, untuk bertindak atas nama tertanggung guna
menuntut pihak ketiga yang secara hukum bertanggung jawab atas terjadinya kerugian itu.

C. Prosedur pelaporan klaim

Umumnya para pemegang polis yang baru pertama kali memiliki produk asuransi akan
kebingungan ketika mengalami risiko kejadian yang telah dijaminkan kepada pihak asuransi.
Sampai sering kali ditemui, ada pemegang polis yang akhirnya marah-marah kepada pihak
asuransi karena klaimnya ditolak. Padaha, penolakan tersebut akibat sang pemegang polis
tidak menjalankan prosedur pengklaiman secara benar.

a) Segera Hubungi Pihak Asuransi


b) Kumpulkan Bukti Kerugian
c) Isi Laporan Klaim
d) Menyepakati Penggantian

1. klaim pada asuransi banjir

Hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan tentu saja persyaratan yang harus dilengkapi
pada saat pengajuan klaim. Berikut ini adalah beberapa persyaratan wajib yang harus kita
bawa pada saat melakukan klaim asuransi perluasan banjir:

a. Polis asuransi
b. Bila terjadi kasus di mana polis asuransi kita hilang pada saat terjadinya banjir, maka
tidak perlu khawatir karena pihak asuransi akan mengerti dan menyiapkan salinannya
saat kita melakukan klaim di kantor mereka.
c. Fotokopi KTP.
d. Berita acara mengenai banjir dari kelurahan dan atau kepolisian setempat.
e. Daftar barang dan perkiraan harganya.

Sebagai bentuk antisipasi terhadap penolakan klaim, maka sebaiknya kita memiliki foto
barang-barang di rumah yang diambil sebelum banjir karena ketika banjir sudah datang, bisa
jadi barang-barang di rumah telah berantakan dan bahkan hilang.

2. Klaim pada asuransi kehilangan kendaraan bermotor


Kendaraan hilang adalah sebuah risiko atas tindakan kriminal yang tidak dapat
diprediksi.
1. Membuat Laporan Ke Pihak Asuransi
2. Membuat Berita AcaraMengurus Surat Pemblokiran
3. Mengurus Surat Dari Direktorat Reserse

Untuk meminta surat Direktorat Reserse, Anda harus mengisi formulir surat permohonan
dengan nama sesuai dengan yang tertera di polis asuransi. Surat permohonan tersebut juga
harus dilampirkan beberapa dokumen, yaitu:

 Fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk).


 Fotokopi BPKB (Buku Pemilikan Kendaraan Bermotor).
 Fotokopi faktur pembelian kendaraan bermotor tersebut.
 Fotokopi polis asuransi.
 Fotokopi tanda laporan dari pihak kepolisian.
 Surat pengantar asli dari pihak asuransi.
 Fotokopi TKP (Tempat Kejadian Perkara).
 Surat asli DPB (Daftar Pencarian Barang).
 Surat asli Lapju (laporan kemajuan).
4. Mengajukan Surat Permohonan Klaim

Setelah seluruh tahapan di atas telah dipenuhi oleh pemilik polis, maka Anda dapat
mengajukan surat permohonan klaim kepada pihak asuransi. Anda harus mengisi formulir
dengan detail dan selengkapnya.

Untuk melengkapi surat permohonan klaim, Anda juga harus menyertakan:

 Fotokopi polis asuransi kendaraan.


 Fotokopi SIM (Surat Izin Mengemudi) dan STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan).
 Surat kehilangan asli dari kepolisian.
 Surat BAP (Berita Acara Pemeriksaan) (jika diperlukan).
 BPKB asli, faktur pembelian kendaraan asli, dan STNK asli.
 Kuitansi yang telah dilengkapi dengan meterai sebanyak 3 lembar.
 Kunci kontak kendaraan bermotor sebanyak 2 buah.
 Surat Keterangan Ketua Direktorat yang diberikan oleh Serse Polda.
 Surat tanda pemblokiran STNK dari Polda.
 Subrogasi.
3. Klaim asuransi kecelakaan
Apabila penanggung mempunyai masalah dalam klaimnya dan belum bisa
menyelesaikannya, penanggung haruslah melaporkan klaimnya tersebut kepada pihak
asuransi dengan cara sebagai berikut:

a. Laporan Klaim
 Klaim dapat dilaporkan melalui telephone/faximili kemudian dilengkapi persyaratan.
 Dapat datang langsung dengan menyerahkan dokumen-dokumen yang telah
dilengkapi dengan persyaratan.
b. Konfirmasi Dokumen Klaim
 Bagian teknik menerima laporan klaim.
 Bagian teknik memberikan informasi untuk melengkapi dokumen klaim.
 Klaim kecelakaan diri
c. Dokumen yang diperlukan sebagai syarat pengajuan klaim:
 Polis
 Mengisi formulir pengajuan klaim yang telah disediakan oleh perusahaan
 Surat keterangan medis dari dokter/rumah sakit yang merawat
 Mengisi formulir daftar pernyataan untuk klaim kecelakaan diri
d. Proses Klaim
e. Kantor Cabang
1) Nasabah menyerahkan berkas-berkas yang telah diberikan oleh kantor/perusahaan dan
melengkapi data-data tersebut.
2) Setelah dipastikan apakah semua berkas sudah benar-benar lengkap dan dengan
melampirkan beberapa dokumen:
 Formulir pengajuan klaim.
 Fotocopy identitas diri pemegang polis dan peserta/ahli waris.
 Surat keterangan kepolisian.
 Surat rumah sakit apabila pernah dirawat dirumah sakit.
 Surat keterangan dokter tentang sebab-sebab kecelakaan.
4. Klaim pada asuransi kebakaran
Berikut prosedur pengajuan klaim asuransi kebakaran tersebut:
a. Tertanggung harus segera memberitahukan kepada pihak penanggung tentang
kejadian musibah yang dialami dan selanjutnya memberi keterangan tertulis tentang
hal ihwal yang diketahui mengenai kejadian kerugian.
b. mengisi laporan/keterangan tertulis yang memuat hal-ikhwal yang Anda ketahui
mengenai kerugian/kerusakan yang diakibatkan oleh peristiwa tersebut dan blanko
tersebut disiapkan oleh pihak asuransi.
1. Tempat, tanggal dan waktu terjadinya kebakaran/kerusakan
2. Penyebab kebakaran/kerusakan
3. Besarnya kerugian menurut taksiran tertanggung yang dilengkapi dengan segala
sesuatu yang terbakar, musnah, hilang, rusak, dan terselamatkan
c. Tertanggung harus menyerahkan dokumen pendukung klaim kepada penanggung,
misalnya buku-buku catatan, foto-foto kerugian, laporan dari BMG dan sebagainya.
d. Setelah menerima pemberitahuan adanya kerugian, penanggung akan melakukan
penelitian mengenai keabsahan (validitas) polis, yaitu:
1. Apakah penanggung memiliki kepentingan atas obyek yang mengalami
kebakaran/kerusakan
2. Apakah kebakaran/kerusakan terjadi dalam masa waktu pertanggungan
3. Apakah premi telah dilunasi/dibayar
e. Apabila validitas polis telah terkonfirmasi, selanjutnya penanggung akan melakukan
pemeriksaan/penelitian di lapangan untuk mengetahui:
1. Penyebab terjadinya kebakaran/kerusakan
2. Tempat terjadinya kebakaran/kerusakan
3. Jumlah kerugian yang dialami (taksiran)
4. Jumlah harga sisa dari bangunan/barang/mesin yang tidak terbakar/rusak (taksiran)
f. Setelah dicapai kesepakatan mengenai jumlah ganti rugi, pihak penanggung akan
mempersiapkan pembayaran klaim. Penanggung akan melaksanakan pembayaran
ganti rugi selambat-lambatnya sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditetapkan.
5. Klaim melalui jasa pialang

Memiliki asuransi baru akan terasa manfaatnya saat terjadi peristiwa dan ingin mengajukan
klaim. Broker asuransi dapat membantu proses pengajuan klaim karena broker pada
prinsipnya menjadi pihak penghubung antara klien (pihak tertanggung) dengan pihak
perusahaan asuransi (pihak penanggung).

Sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 70/
POJK.05/ 2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan
Pialang Reasuransi, dan Perusahaan Penilaian Kerugian Asuransi, secara jelas tertulis
mengenai mekanisme kebijakan asuransi dan aturan pengguna asuransi, perusahaan asuransi
serta broker asuransi, termasuk tentang bagaimana pengajuan klaim kepada perusahaan
asuransi melalui broker asuransi. Secara umum, skema pengajuan klaim melalui perusahaan
broker asuransi adalah sebagai berikut :

 Pihak tertanggung mendatangi perusahaan broker asuransi terlebih dahulu untuk


mendapatkan placing slip. Dengan adanya placing slip ini, maka pengisian form
aplikasi sudah tidak diperlukan karena broker asuransi sudah mengantongi hasil
survey sebagai pedoman kerjanya.
 Broker asuransi akan langsung bekerja setelah placing slip diserahkan oleh
tertanggung. Dengan proses ini, maka waktu untuk urusan klaim dan hal lain terkait
masalah antara pihak tertanggung dan penanggung bisa menjadi lebih singkat.

Jika ingin membeli asuransi bisnis dimana salah satu pertimbangannya adalah layanan
bantuan dalam kelancaran proses pengajuan klaim asuransi, pilihlah perusahaan broker
asuransi yang memiliki kinerja profesional dan kredibilitas yang baik di industry
asuransi.Salah satu perusahaan broker asuransi dengan kredibilitas baik yang bisa menjadi
pilihan adalah Marsh Indonesia yang sudah melayani ribuan perusahaan di Indonesia sejak
tahun 1983. Tidak hanya membantu dalam mengidentifikasi risiko bisnis dan memberikan
pilihan produk asuransi yang tepat kepada pengusaha, Marsh Indonesia juga memberikan
layanan konsultasi risiko di berbagai industri, dan layanan proses klaim.Sudah banyak
perusahan-perusahaan di Indonesia yang dibantu proses klaim-nya oleh Marsh Indonesia
dengan hasil yang memuaskan dan dapat melindungi bisnis perusahaan. Karena manfaat dari
memiliki produk asuransi adalah untuk memberikan proteksi terbaik bagi bisnis dan
kelancaran bisnis perusahaan dari risiko kerugian secara finansial.

6. Klaim melalui badan mediasi asuransi

BMAI atau Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi adalah badan hukum independen dan
imparsial yang menjembantani nasabah dengan perusahaan asuransi untuk menyelesaikan
sengketa klaim asuransi. Lebih dari itu BMAI juga mengedukasi masyarakat soal asuransi
dan manajemen risiko. Serta menyampaikan masukan ke Pemerintah dan perusahaan asuransi
mengenai sengketa-sengketa asuransi yang terjadi. Untuk mengajukan permohonan
penyelesaian sengketa, nasabah asuransi akan diminta mengisi Formulir Penyelesaian
Sengketa (FPPS) yang dapat diunduh di bmai.or.id dan nantinya diserahkan ke BMAI.
Nantinya BMAI akan menyelediki persoalan yang dialami nasabah asuransi. Perlu diketahui
laporan dari nasabah sebagai pemohon tidak dikirim dalam jangka waktu kurang dari 6 bulan
sejak ditolaknya klaim oleh perusahaan asuransi. Satu lagi yang penting, jangan lupa untuk
melengkapi laporan dengan pernyataan tertulis dari perusahaan asuransi bahwa benar klaim
ditolak. Hasil penyelidikan atas laporan yang masuk ke BMAI akan menentukan bagaimana
persoalan diselesaikan. Ada tiga tahap penyelesaian sengketa: Mediasi, Ajudikasi, dan
Arbitrase. Ketiga tahapan tersebut dilaksanakan, baik secara bertahap maupun sendiri-sendiri,
tergantung kasusnya.

a. Tahap Mediasi
Kesepakatan yang hendak dicapai bisa berakhir persetujuan bersama atau penolakan
dari satu pihak. Bila perusahaan asuransi menolak, mediator BMAI akan
menyampaikannya ke nasabah ditambah tawaran lain dari perusahaan asuransi. Bila
nasabah tak terima penolakan perusahaan asuransi, tapi terima tawaran lain dari
perusahaan asuransi, mediator akan memberitahukannya ke perusahaan asuransi.
Begitu perusahaan asuransi setuju maka sengketa ini selesai. Mediator akan membuat
catatan bagaimana sengketa ini selesai.
b. Tahap Ajudikasi
Sampai di tahap ini itu berarti tidak tercapainya kesepakatan antara perusahaan
asuransi dan nasabahnya. Pada tahap ini, sidang ajudikasi digelar dengan
menghadirkan 3 (tiga) tiga Anggota Panel Ajudikator dari BMAI. Sidang ajudikasi
bertujuan untuk uji materi hasil mediasi yang didapat mediator.
c. Tahap Arbitrase
Tahap ini baru ditempuh kalau hasil keputusan di tahap ajudikasi ditolak kedua belah
pihak. Sengketa akan ditangani secara arbitrase bila kedua pihak sepakat untuk
menyerahkannya ke arbiter atau Majelis Arbitrase. Putusan dari tahap arbitrase
nantinya dibuat 3 (tiga) anggota Majelis Arbitrase yang mengikat kedua pihak
sehingga pihak yang keberatan tidak boleh mengambil hukum banding, kasasi, dan
jalur hukum lainnya.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Klaim atau claims merupakan permintaan peserta atau ahli warisnya maupun pihak lain yang
terlibat perjanjian kepada perusahaan asuransi atas terjadinya kerugian sebagaimana yang
diperjanjikan, atau aplikasi oleh peserta untuk memperoleh pertanggungan atas kerugiannya
yang tersedia berdasarkan perjanjianSecara umum prosedur klaim pada asuransi umum
hampir samadengan, baik pada asuransi syari’ah maupun konvensional. Yang membedakan
dari masing-masing perusahaan adalah kecepatan dan kejujuran dalam menilai suatu klaim.
Adapun prosedur klaim, antara lain pemberitahuan klaim (biasanya dengan bukti lisan dan
diperkuat dengan laporan tertulis), bukti klaim kerugian (menyerahkan klaim tertulis dengan
melengkapi lembaran klaim standar yang dirancang khusus untuk masing-masing class of
business), penyelidikan (melakukan survey ke lapangan atau menunjuk independent adjuster,
dimana laporan akan dijadikan dasar apakan klaim dijamin oleh polis atau tidak),
penyelesaian klaim (kesepakatan mengenai jumlah penggantian sesuai peraturan perundangan
yang berlaku, dan diisyaratkan bahwa pembayaran klaim tidak boleh lebih dari 30 hari sejak
terjadi kesepakatan). Dalam kegiatan asuransi dilandasai pada empat prinsip pokok yang
dapat diasuransikan (insurance interest), prinsip itikad baik (utmost good faith), prinsip
indemnitas (indemnity), dan prinsip subrogasi (subrogation). Klaim melalui jasa pialang
Memiliki asuransi baru akan terasa manfaatnya saat terjadi peristiwa dan ingin mengajukan
klaim. Broker asuransi dapat membantu proses pengajuan klaim karena broker pada
prinsipnya menjadi pihak penghubung antara klien (pihak tertanggung) dengan pihak
perusahaan asuransi (pihak penanggung). BMAI atau Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi
adalah badan hukum independen dan imparsial yang menjembantani nasabah dengan
perusahaan asuransi untuk menyelesaikan sengketa klaim asuransi. Lebih dari itu BMAI juga
mengedukasi masyarakat soal asuransi dan manajemen risiko. Serta menyampaikan masukan
ke Pemerintah dan perusahaan asuransi mengenai sengketa-sengketa asuransi yang terjadi.
Untuk mengajukan permohonan penyelesaian sengketa, nasabah asuransi akan diminta
mengisi Formulir Penyelesaian Sengketa (FPPS) yang dapat diunduh di bmai.or.id dan
nantinya diserahkan ke BMAI. Nantinya BMAI akan menyelediki persoalan yang dialami
nasabah asuransi. Perlu diketahui laporan dari nasabah sebagai pemohon tidak dikirim dalam
jangka waktu kurang dari 6 bulan sejak ditolaknya klaim oleh perusahaan asuransi.

Anda mungkin juga menyukai