1. Pasal 1 huruf a :
Advokat adalah orang yang berpraktek memberi jasa hukum, baik didalam maupun
diluar pengadilan yang memenuhi persyaratan undang-undang yang berlaku, baik
sebagai Advoka, Pengacara, Penasehat Hukum, Pengacara praktek ataupun sebagai
konsultan hukum
2. Pasal 7 huruf g :
Advokat bebas mengeluarkan pernyataan-pernyataan atau pendapat yang
KEAHLIAN
dikemukakan dalam sidang pengadilan dalam rangka pembelaan dalam
- Syarat menjadi anggota
1 suatu perkara yang menjadi tanggung jawabnya baik dalam sidang
- Pelatihan untuk penyegaran
terbuka maupun dalam sidang tertutup yang dikemukakan secara
- Harus memiliki bukti keahlian
proporsional dan tidak berkelebihan dan untuk itu memiliki imunitas hukum
baik perdata maupun pidana.
3. Pasal 8 huruf a :
Profesi Advokat adalah profesi yang mulia dan terhormat (officium nobile)
KEPRIBADIAN 1. Pasal 2 :
2 - Tidak boleh melakukan bisnis Advokat Indonesia adalah warga negara Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan
seperti terikat pada suatu Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur dalam mempertahankan keadilan dan
perseroan kebenaran dilandasi moral yang tinggi, luhur dan mulia, dan yang dalam
- Memegang teguh rahasia melaksanakan tugasnya menjunjung tinggi hukum, Undang-undang Dasar
- Menghormati klien Republik Indonesia, Kode Etik Advokat serta sumpah jabatannya.
- Hak menolak suatu perkara 2. Pasal 3 huruf a :
- Memiliki integritas pribadi Advokat dapat menolak untuk memberi nasihat dan bantuan hukum kepada setiap
orang yang memerlukan jasa dan atau bantuan hukum dengan pertimbangan oleh
karena tidak sesuai dengan keahliannya dan bertentangan dengan hati nuraninya,
tetapi tidak dapat menolak dengan alasan karena perbedaan agama, kepercayaan,
suku, keturunan, jenis kelamin, keyakinan politik dan kedudukan sosialnya.
3. Pasal 3 huruf b :
Advokat dalam melakukan tugasnya tidak bertujuan semata-mata untuk
memperoleh imbalan materi tetapi lebih mengutamakan tegaknya Hukum,
Kebenaran dan Keadilan.
4. Pasal 3 huruf f :
Advokat tidak dibenarkan untuk melakukan pekerjaan lain yang dapat
merugikan kebebasan, derajat dan martabat Advokat.
5. Pasal 4 huruf g :
Advokat harus menolak mengurus perkara yang menurut keyakinannya tidak ada
dasar hukumnya.
6. Pasal 4 huruf h :
Advokat wajib memegang rahasia jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh
klien secara kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya
hubungan antara Advokat dan klien itu.
1. Pasal 4 huruf b :
Advokat tidak dibenarkan memberikan keterangan yang dapat
menyesatkan klien mengenai perkara yang sedang diurusnya.
HUBUNGAN DENGAN KLIEN
2. Pasal 4 huruf c :
- Harus melindungi klien
Advokat tidak dibenarkan menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang
- Tidak dapat mengundurkan diri
ditanganinya akan menang.
dari klien secara sembarangan
3. Pasal 4 huruf d :
- Tidak untuk mencari keuntungan
3 Dalam menentukan besarnya honorarium Advokat wajib
dari klien
mempertimbangkan kemampuan klien.
- Tidak boleh menjamin
4. Pasal 4 huruf e :
kemenangan kepada klien
Advokat tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu.
- Menjamin kebebasan klien
5. Pasal 4 huruf i :
Advokat tidak dibenarkan melepaskan tugas yang dibebankan kepadanya
pada saat yang tidak menguntungkan posisi klien atau pada saat tugas itu akan
dapat menimbulkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi klien yang
bersangkutan, dengan tidak mengurangi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 huruf a.
6. Pasal 4 huruf k :
Hak retensi Advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak akan menimbulkan
kerugian kepentingan klien.