Anda di halaman 1dari 17

ASURANSI SYARIAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Lembaga Keuangan Syariah


Dosen Pengampu :
Vina Septiana Permatasari,M.SEI

Disusun Oleh :

1. MOCH. Fahrudin Arozzi (21401160)


2. Ifadatul Aula (21401178)
3. Nabila Nur Amalia (21401183)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASURANSI
SYARIAH “ dalam mata kuliah Lembaga Keuangan Syariah. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing kita dari zaman jahiliyah ke zaman terang benderang seperti sekarang ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapat banyak bimbingan dan dorongan dari berbagai
pihak, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. IBU , Vina Septiana Permatasari,M.SEI selaku dosen pengampu mata kuliah Lembaga
Keuangan Syariah
2. Teman teman serta semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penulisan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
namun demikian penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah
wawasan kita semua. Selain itu, penulis juga berharap adanya kritik dan saran yang membngun
dari para pembaca sekalian sebagai perbaikan dari pembuatan makalah kami kedepannya.

Kediri, 2 September 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asuransi Syariah ........................................................................ 3
B. Sejarah Asuransi Syariah ............................................................................. 4
C. Prinsip – prinsip Asuransi Syariah ............................................................... 5
D. Jenis – jenis Asuransi Syariah ...................................................................... 7
E. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvesional ............................. 8
F. Keunggulan Asuransi Syariah ...................................................................... 9
G. Mekanisme Asuransi Syariah ..................................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA 13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya Asuransi merupakan suatu persiapan yang dilakukan oleh sekelompok
orang,yang mana masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang kecil sebagai suatu
hal yang tidak dapat diduga. Ketika kerugian itu menimpa salah seorang anggota dari
perkumpulan tersebut, maka kerugian itu akan ditanggung bersama. Dalam setiap hidupa
manusia senantiasa menghadapi kemungkinan terjadinya malapetaka, musibah ataupun
bencana yang dapat melenyapkan dirinya atau berkurangnya nilai ekonomi seseorang baik
terhadap diri sendiri, keluarga, atau perusahaannya yang diakibatkan oleh meninggal dunia,
kecelakaan, sakit, ataupun lanjut usia. Kehilangn fungsi dari pada suatu benda, seperti
kecelakaan, kehilangan akan barang dan juga kebakaran.

Untuk masyarakat muslim sekarang ini sangatlah memerlukan asuransi untuk


melindungi harta dan keluarga mereka akibat musibah. Usaha yang sudah dirintis maju dan
menguntungkan mungkin bisa bangkrut dalam seketika ketika kebakaran melanda tempat
usahanya. Keluarga yang terlantar ditinggal pemberi nafkah, dan usaha yang bangkrut
karena kebakaran sebenarnya tidak perlu terjadi kalau saja ada perlindungan dari asuransi.
Kenyataanya Asuransi memang tidak bisa mencegah musibah, tetapi setidaknya bisa
menanggulangi akibat keuangan yang terjadi.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian asuransi syariah ?
2. Bagaimana sejarah berdirinya asuransi syariah ?
3. Apa saja prinsip-prinsip asuransi syariah ?
4. Apa saja jenis jenis asuransi syariah?
5. Bagaimana perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional?
6. Apa keunggulan asuransi syariah?
7. Bagaimanakah mekanisme kerja asuransi syariah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asuransi syariah

1
2. Untuk mengetahui sejarah berdirinya asuransi syariah
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip asuransi syariah
4. Untuk mengetahui jenis jenis asuransi syariah
5. Untuk mengetahui perbedaan asuransi syariah dan asuransi konvensional
6. Untuk mengetahui keunggulan asuransi syariah
7. Untuk mengetahui mekanisme kerja asuransi syariah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asuransi Syariah


Istilah asuransi dalam perkembangan di indonesia berasal dari kata Belanda assurantie
yang kemudian menjadi “asuransi” dalam bahasa indonesia. Namun istilah assuransi itu
sendiri sebenarnya bukanlah bahasa asli milik belanda akan tetapi berasal dari bahasa lain
yaitu assecurance yang berarti “meyakinkan orang”. Kata ini kemudian dikedal dalam
bajhasa prancis sebagai assurance. Sedangkan dalam bahasa belanda istilah “pertanggungan
“dapat diterjemahkan menjadi insurance dan asurance. Kedua pengertian ini sebenarnya
memilikin pengertian yang berbeda, insurance mengandung arti menanggung segala sesuatu
yang mungkin terjadi. Sedangkan assurance menanggung segala sesuatu yang pasti
terjadi.Istilah assurance lebih lanjut dikaitkan dengan pertanggungan yang berkaitan dengan
masalah jiwa seseorang.1
Menurut Undang-Undang nomor 1992, asuransi merupakan perjanjian antara dua pihak
atau lebih, dengan nama pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena
kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Pada definisi di atas dalam
kaitannya dengan Asuransi Jiwa, nyata adanya suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang, ini tidak berarti yang diasuransikan itu adalah jiwa atau
nyawanya, seolah-olah ada pertaruhan untuk mencari keuntungan antara hidup dan mati.
kematian tidak dapat diprediksi kapan datangnya dan di mana Ia datang ,jiwa atau nyawa
tidak dapat dibayar dengan Nominal uang berapapun besarnya. Namun kematian adalah
suatu Kepastian yang akan terjadi pada setiap orang dan pasti membawa kerugian finansial
bagi ahli waris yang ditinggalkan, kerugian itu dapat diperkirakan dengan Nominal uang
walaupun bersifat relatif ,dalam konteks inilah asuransi dapat menjadi alternatif untuk
meminimalkan kerugian tersebut.2

1
Muhammad,Ajib,2019,Asuransi Syariah,Jakarta,Rumah Fiqih Publising.Hal 8
2
Khoirul ,Anwar,2007Asuransi Syariah Halal dan Haram.Tiga Serangkai.hal 6-7

3
Asuransi dalam Islam dikenal dengan istilah takaful yang berarti saling memikul resiko
diantara sesama orang, sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas
resiko yang lainnya. Saling pikul resiko ini dilakukan atas dasar tolong menolong dalam
kebaikan dimana masing-masing mengeluarkan dana/sumbangan/derma (tabarru’) yang
ditunjuk untuk menanggung resiko tersebut. Takaful dalam pengertian tersebut sesuai
dengan surah Al Maidah(5):2 “ Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebaikan dan takwa, jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”
Asuransi syariah adalah asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Menurut Fatwa
DSN No.21/DSN-MUI/III/2002 tentang asuransi syariah, yaitu usaha saling melindungi dan
tolong menolong diantara sejumlah orang /pihak melaui investasi dalam bentuk asset/dan
tabarru’/ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui
akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Jadi dasar didirikannya asuransi syariah adalah penghayatan terhadap semangat saling
bertanggung jawab, kerjasama dan perlindungan dalam kegiatan-kegiatan masyarakat ,
demi terciptanya kesejahteraan umat dan masyarakat umumnya. Sebagai seorang muslim,
kita wajib percaya bahwa segala hal yang terjadi diatas tidak terlepas dari qadha dan qadhar
Allah Swt. terhadap hamba-hambanya. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah Swt. dalam
firman-Nya yang berbunyi “ Dan tiada seorangpun dapat mengetahui dengan pasti apa
yang diusahakannya esok, dan tiada seorangpun yang mengetahui dibumi mana ia akan
mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS Luqman[31]:3

B. Sejarah Asuransi syariah


Pada zaman Nabi Muhammad SAW, konsep asuransi syariah sudah dikenal dengan
sebutan Al Aqila, saat itu Suku Arab terdiri atas berbagai suku besar dan kecil, sebagaimana
kita ketahui Rasulullah adalah keturunan suku Quraisy, salah satu suku yang terbesar
menurut Distionary of Islam yang ditulis Thomas Patrick Jika ada salah satu anggota suku
yang terbunuh oleh anggota suku lain, sebagai kompensasi keluarga terdekat si pembunuh
akan membayar sejumlah uang darah atau diyat kepada pewaris korban.

Al-aql adalah denda sedangkan makna Al Aqil adalah orang yang membayar denda.
beberapa ketentuan sistem Aqilah yang merupakan bagian dari asuransi sosial dituangkan
oleh Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah yang merupakan konstitusi pertama di
dunia setelah Nabi hijrah ke Madinah. Dalam pasal 3 Konstitusi Madinah Rasulullah
membuat ketentuan mengenai penyelamatan jiwa para tawanan. Ketentuan tersebut

4
menyatakan bahwa jika tawanan tertahan oleh musuh karena perang pihak dari tawanan
harus membayar tebusan kepada musuh untuk membebaskannya.3

Asuransi yang merupakan buah peradaban manusia diciptakan guna mengatasi


kesulitan manusia, hal ini dimulai sebagai suatu gagasan untuk memperoleh proteksi
terhadap rasa aman, karena ketidakpastian yang selalu mengikutinya. Apabila kepastian
sudah diperoleh Maka manusia sudah merasa terlindungi,artinya ia sudah mendapatkan apa
yang ia butuhkan yaitu adanya proteksi asuransi yang dimulai sebagai suatu gagasan akan
terpenuhinya kebutuhan akan adanya suatu proteksi,tumbuh dan berkembang terus Sesuai
dengan perkembangan kebutuhan manusia yang sejalan dengan tingkat perkembangan
kebudayaan, sehingga sampai pada tingkat kemajuan ekonomi tertentu serta sampai keadaan
seperti sekarang ini.4

Kebutuhan akan kehadiran jasa asuransi yang berdasarkan syariah diawali dengan
mulai beroperasinya bank-bank syariah. Hal tersebut sesuai dengan UU No.7 tahun 1992
tentang perbankkan dan ketentuan pelaksanaan bank syariah. Untuk itulah pada tanggal 27
Juli 1993, ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) melalui Yayasan Abdi Bangsa
Tugu Mandiri sepakat memprakarsai pendirian Asuransi Takaful, dengan menyusun Tim
Pembentukan asuransi Takaful Indonesia(TEPATI).5

C. Prinsip-Prinsip Asuransi syariah


1. Tolong-menolong.
Tolong menolong menjadi prinsip asuransi syariah karena dalam asuransi syariah
menggunakan akad tabarruk yaitu akad kebaikan,akad tabarruk dilakukan dengan tujuan
tolong menolong dalam kerangka berbuat kebaikan.
2. Kerjasama.
Kerjasama yang diterapkan dalam asuransi syariah dapat berwujud dalam bentuk akad
mudharabah dan musyarabah.Akat mudharabah yaitu Pemilik harta atau (modal)
menyerahkan model kepada pengusaha untuk berdagang dengan modal tersebut dan laba
dibagi diantara keduanya berdasarkan persyaratan yang disepakati. Adapun akad
musyarakah adalah akad yang berlaku antara dua orang atau lebih untuk ta'awun dalam
bekerja pada suatu usaha dan membagi keuntungan.
3. Kerelaan.

3
Abdullah, Amir,2006,Asuransi Syariah.Gramedia Jakarta.hal 1-2
44
Muhammad,Ajib,2019,Asuransi Syariah,Jakarta,Rumah Fiqih Publising.Hal 11
5
A.Marimin,2015,Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia,https;//Jurnal.stie-aas.ac.id

5
Dalam bidang asuransi syariah kerelaan (arridho) dapat diterapkan pada setiap
anggota (nasabah) asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan
sejumlah dana yang disetorkan ke perusahaan,asuransi yang difungsikan sebagai dana
sosial (tabarruk) yang betul-betul ditujukan untuk membantu anggota Asuransi yang lain
jika mengalami bencana kerugian.
4. Amanah.
Prinsip amanah harus diterapkan dalam semua bisnis Syariah, termasuk asuransi
syariah.Amanah yaitu bertanggung jawab (responsif bility, transparansi, trustworty).
Sifat amanah harus diterapkan kepada kedua belah pihak antara nasabah dan perusahaan
asuransi syariah yaitu seorang nasabah yang menyampaikan informasi yang benar
berkaitan dengan premi yang dibayar dan tidak memanipulasi kerugian yang menimpa
dirinya sifat amanah bagi perusahaan asuransi yaitu harus membuat laporan yang jujur
dan transparan.
5. Keadilan.
Prinsip keadilan dalam bisnis Asuransi Syariah dapat diterapkan dalam pembagian
bagi hasil sesuai kesepakatan dalam akad misalnya 50:50 atau 55:45 atau 60:40.
6. Bebas Riba.
Sistem asuransi syariah tidak mengenal riba(bunga/interest) karena riba hukumnya
haram menurut syariat islam.
7. Bebas Gharar.
Gharar secara bahasa berarti risiko tipuan dan menjatuhkan diri atau harta ke jurang
kebinasaan menurut istilah gharar adalah jual beli yang tidak jelas kesudahannya jadi
asas horor adalah ketidakjelasan ketidak jelasan ini bisa terjadi pada beberapa atau harga
ketidak jelasan pada barang disebabkan beberapa hal :
1. Fisik barang tidak jelas
2. Sifat barang tidak jelas
3. Ukuranya tidak jelas
4. Barang bukan milik penjual
5. Barang tidak bisa diserah terimakan.
Asuransi konvensional dilarang karena kontraknya berasaskan gharar yang akadnya
dikaitkan dengan kejadian yang tidak jelas mungkin terjadi dan mungkin tidak terjadi.
8. Bebas Maisir.

6
Asuransi syariah dilarang menggunakan model perjudian Karena Judi dilarang oleh
Syariah.6

D. JENIS-JENIS ASURANSI SYARIAH


Ada tiga jenis usaha asuransi syariah yang wujudnya sesuai dan disamakan dengan tiga
jenis usaha asuransi dalam pasal 3 UU No. 2 Tahun 1992, yaitu Takaful Keluarga (Asuransi
Jiwa), Takaful Umum (asuransi kerugian), Retakaful (reasuransi). Ada tiga jenis usaha
asuransi syariah yang wujudnya sesuai dan disamakan dengan tiga jenis usaha asuransi
dalam pasal 3 UU No. 2 Tahun 1992, yaitu Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa), Takaful
Umum (asuransi kerugian), Retakaful (reasuransi).7
1. Takaful Keluarga (Asuransi Jiwa)
Adalah bentuk asuransi syariah yang utamanya memberikan layanan, perlindungan
dan bantuan menyangkut asuransi jiwa dan keluarga, untuk kesejahteraan masyarakat
yang tentu dilandaskan pada Syariah Islam. bentuk Produk asuransi takaful keluarga
meliputi:
a. Takaful berencana
b. Takaful pembiayaan
c. Takaful pendidikan
d. Takaful dana haji
e. Takaful berjangka
f. Takaful kecelakaan siswa
g. Takaful kecelakaan diri
h. Takaful khairat keluarga
2. Takaful Umum (asuransi Kerugian)
Adalah bentuk asuransi syariah yang memberikan perlindungan finansial dalam
menghadapi bencana atau kecelakaan atas harta benda milik peserta takaful. Produk-
produk asuransi Tafakul umum adalah:
a. Tafakul kebakaran
b. Tafakul kendaraan bermotor
c. Tafakul pengangkutan
d. Tafakul resiko pembangunan

6
Mardani,2015,Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia,Karisma Putra Utama.hal 99-102
7
Nurul Ichsan, 2016, PELUANG DAN TANTANGAN INOVASI PRODUK ASURANSI UMUM SYARIAH,
Jurnal Ekonomi Islam, vol. 7, No. 2. Hal 135-136

7
e. Tafakul resiko pemasangan
f. Tafakul penyimpanan uang
g. Tafakul gabungan h. Tafakul aneka
i. Tafakul rekayasa/enginering
3. Retakaful
Adalah suatu proses saling menanggung anatara pemberi sesi (ceding company)
dengan penanggung ulang (reasurandur), dimana ada proses suka sama suka(saling
menyepakati) resiko dan persyaratannya yang ditetapkan dalam akad. Dalam
operasionalnya, menggunakan prinsip syariah terbebas dari praktek riba, gharar, dan
maisir.

E. PERBEDAAN ASURANSI SYARIAH DAN ASURANSI KONVESIONAL.


Perbedaan antara takaful dan asuransi konvensional, yaitu sebagai berikut8:
1. Operasional asuransi takaful berasaskan ajaran Islam, seperti menghilangkan unsur-unsur
yang diharamkan. Sedangkan asuransi konvensional tidak berasaskan syariat sehingga
operasionalnya perusahaan tidak dapat terhindar dari unsur yang dilarang oleh Islam,
seperti unsur al-gharar, al-maisir dan al-riba.
2. Dari sudut kontrak, kontrak takaful adalah didasari atas prinsip al-takaful dan al-
mudharabah, sedangkan kontrak asuransi konvensional adalah sebuah kontrak
berdasarkan kepada perniagaan atau jual beli semata.
3. Takaful mengamalkan prinsip saling jamin-menjamin, kerjasama dan saling bantu-
membantu berlandaskan konsep tabarru’ di antara para peserta, sedangkan asuransi
konvensional tidak ada pengamalan tabarru’ hanya perjanjian ganti kerugian oleh
perusahaan asuransi.
4. Peserta takaful akan mendapat dua keuntungan yaitu keuntungan investasi dan bantuan
manfaat keuangan, sedangkan peserta asuransi konvensional hanya mendapat satu
keuntungan yaitu uang pengganti.
5. Takaful memiliki Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi untuk mengawasi skim dan
pelaburan dana wang yang diperoleh, sedangkan asuransi konvensional tidak memiliki
dewan ini.

8
Nurul Ichsan Hasan. Pengantar Asuransi Syariah, (Jakarta: Referensi (Gaung Persada Press Group), 2014).
Hal 49

8
6. Dalam takaful investasi dana berasaskan kepada sistem bagi hasil (al-Mudharabah),
sedangkan dalam asuransi konvensional pelaburan dana berasaskan bunga (interest).
7. Dana yang terkumpul (premi) merupakan milik peserta dalam perusahaan takaful.
Sedangkan dalam asuransi konvensional dana yang terkumpul dari peserta adalah
menjadi milik perusahaan asuransi.
8. Misi dan visi Secara garis besar misi utama dari asuransi konvensional adalah misi
ekonomi dan misi sosial, sedangkan, Misi yang diemban dalam asuransi syariah adalah
misi akidah, misi ibadah (ta’awun), misi ekonomi, dan misi pemberdayaan umat (sosial).9

F. KEUNGGULAN ASURANSI SYARIAH

Adapun keunggulan dari asuransi syariah, sebagai berikut:

1. Pengelolaan dana menggunakan prinsip Islami Perbedaan utama asuransi


syariah dibanding dengan asuransi konvensional adalah dari segi pengelolaan dana.
Sesuai dengan namanya, asuransi jenis ini mengelola dana berdasarkan prinsip islami.
Salah satu contohnya, dana kontribusi yang terkumpul dari nasabah tidak ditempatkan
pada instrumen investasi yang mempunyai kegiatan usaha perdagangan atau jasa yang
dilarang menurut prinsip syariah. Dalam konteks Indonesia, seperti perjudian dan
kegiatan produksi atau distribusi barang-jasa yang tidak direkomendasikan oleh
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI).
2. Pengelolaan dana dilakukan secara transparan, mulai dari penggunaan kontribusi dan
surplus underwriting maupun pembagian hasil investasi. Transparansi ini bertujuan
mengoptimalkan keuntungan untuk peserta asuransi secara kolektif maupun individu.
3. Pembagian keuntungan. Prinsip asuransi syariah lain adalah adanya pembagian
hasil investasi. Artinya, antara peserta asuransi (nasabah) berpeluang besar
mendapatkan keuntungan, baik secara kolektif maupun individu dan perusahaan.
Pembagian hasil investasi ini sendiri disesuaikan dengan akad yang sebelumnya telah
disepakati.
4. Kepemilikan dana. Pada asuransi syariah seluruh kontribusi yang masuk sebagian
menjadi milik perusahaan asuransi syariah selaku pengelola dana dan sebagian lagi
menjadi miliki peserta asuransi secara kolektif atau individu.

9
Arif Effendi. ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA (Studi Tentang Peluang ke Depan Industri Asuransi
Syariah), (Surakarta: Wahana Akademika, 2016). Vol. 03, N0. 02, Hal. 82

9
5. Keunggulan terakhir pada asuransi syariah adalah surplus underwriting. Secara
sederhana, istilah ini merujuk pada selisih lebih dari total kontribusi peserta asuransi
ke dalam dana tabarru’ setelah ditambah recovery klaim dari asuransi dikurangi
pembayaran santunan atau klaim, kontribusi reasuransi, dan penyisihan teknis.

G. MEKANISME ASURANSI SYARIAH

Proses yang dilalui mekanisme kerja asuransi syariah, yaitu Pertama, underwriting
adalah proses penafsiran jangka hidup seorang calon peserta yang dikaitkan dengan
besarnya resiko untuk menentukan besarnya premi. Kedua, polis asuransi adalah surat
perjanjian antara pihak yang menjadi peserta asuransi dengan perusahaan asuransi. Polis
asuransi merupakan bukti auntetik berupa akta mengenai adanya perjanjian asuransi.
Ketiga, Premi asuransi bagi peserta secara umum bermanfaat untuk menentukan besar
tabungan peserta asuransi, mendapatkan santunan kebajikan atau dana klaim terhadap suatu
kejadian yang mengakibatkan terjadinya klaim, menambahkan investasi pada masa yang
akan datang. Keempat, Pengelolaan dana asuransi (premi) dapat dilakukan dengan akad
mudharabah, mudharabah musyarakah, atau wakalahbilujrah.10

Mekanisme asuransi syariah pada dasarnya sama seperti asuransi umum


(konvensional), hanya saja ada beberapa spesifikasi yang membuat keduanya jadi sedikit
berbeda.
Mekanisme Kerja Asuransi Syariah dan Konvensional

No. Mekanisme Asuransi Syariah Asuransi Konvensional

Menggunakan Menerapkan prinsip transfer of


prinsip sharing risk, di risk, di mana peserta
mana peserta saling mengalihkan risiko kepada
1. Prinsip
menanggung antara satu perusahaan asuransi yang
peserta dengan peserta bertindak sebagai penanggung
lainnya (ta’awun). sepenuhnya.

10
Dariana. PERBANDINGAN MEKANISME ASURANSI SYARIAH DAN ASURANSI KONVENSIONAL SERTA
PROSPEKNYA. https://media.neliti.com/media/publications/314727-perbandingan-mekanisme-asuransi-
syariah-31f9c40e.pdf

10
Kepemilikan dana
sepenuhnya dimiliki
bersama dan perusahaan Perusahaan memiliki hak
2. Kepemilikan dana asuransi hanya berdiri penuh atas alokasi dana dan
sebagai pengelola dengan investasi peserta asuransi.
mengedepannya
transparasi.

Tidak akan
menginvestasikan dana
peserta ke instrumen Bebas menginvestasikan dana
investasi yang peserta ke seluruh instrumen
3. Bentuk investasi
bertentangan dengan investasi dan tidak terbatas
prinsip syariah, seperti pada ketentuan syariah.
mengandung unsur judi,
suap, dan haram.

Mengedepankan
prinsip sharing
risk (tolong Dana pertanggungan
menolong), maka dana didapatkan langsung dari
4. Klaim klaim akan dicairkan di perusahaan asuransi yang
tabungan bersama, didasari oleh perbandingan
sehingga tidak risiko serta modalnya.
mempengaruhi keuangan
perusahaan.

Polis dapat dipegang dan


didaftarkan untuk satu
Pemegang polis hanya
keluarga, sehingga seluruh
5. Pemegang polis diperbolehkan bagi satu orang
keluarga bisa
saja.
mendapatkan manfaat dari
polis tersebut.

11
Tidak ada badan pengawas
Mekanisme asuransi
sebagai pihak ketiga.
syariah melibatkan pihak
Sebaliknya, asuransi
ketiga, yaitu Dewan
6. Pengawasan konvensional justru wajib
Pengawas Syariah (DPS)
terdaftar serta mematuhi
sebagai pengawas dalam
regulasi yang dikeluarkan oleh
segala aktivitas asuransi.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuransi syariah adalah asuransi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
Menurut Fatwa DSN No.21/DSN-MUI/III/2002 tentang asuransi syariah, yaitu usaha
saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melaui investasi
dalam bentuk asset/dan tabarru’/ yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, konsep asuransi syariah sudah dikenal
dengan sebutan Al Aqila. Beberapa ketentuan sistem Aqilah yang merupakan bagian
dari asuransi sosial dituangkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam Piagam Madinah.
Dalam pasal 3 Konstitusi Madinah Rasulullah membuat ketentuan mengenai
penyelamatan jiwa para tawanan. Kebutuhan akan kehadiran jasa asuransi yang
berdasarkan syariah diawali dengan mulai beroperasinya bank-bank syariah. itulah pada
tanggal 27 Juli 1993, ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) melalui
Yayasan Abdi Bangsa Tugu Mandiri sepakat memprakarsai pendirian Asuransi
Takaful, dengan menyusun Tim Pembentukan asuransi Takaful Indonesia(TEPATI).

Prinsip-prinsip Asuransi Syariah: tolong menolong, kerjasama, kerelaan,


amanah, keadilan, bebas riba, bebas gharar, dan bebas maisir.

Jenis-jenis Asuransi Syariah: takaful keluarga (Asuransi Jiwa), takaful umum


(Asuransi Keruagian), dan retakaful.

Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional: Operasional asuransi


takaful berasaskan ajaran Islam, Sedangkan asuransi konvensional tidak berasaskan
syariat.

Keunggulan Asuransi Syariah: Asuransi jenis ini mengelola dana berdasarkan


prinsip islami, Pengelolaan dana dilakukan secara transparan, adanya pembagian hasil
investasi, peserta asuransi (nasabah) berpeluang besar mendapatkan keuntungan dari
hasil investasi, Kepemilikan dana Pada asuransi syariah dibagi secara adil anatara
perusahaan dan peserta, adanya surplus underwriting.

Mekanisme asuransi syariah: Pertama, underwriting. Kedua, polis asuransi.


Ketiga, Premi asuransi. Keempat, Pengelolaan dana asuransi (premi)

13
DAFTAR PUSTAKA

Galih, Nugroho. (2022). “Mekanisme Asuransi Syariah dan Konvensional Plus


Perbedaannya”, https://lifepal.co.id/media/mekanisme-asuransi-syariah/ diakses pada 04
September 2022 .

Ajib, Muhammad. (2019). Asuransi Syariah, Rumah Fiqih Publising.

Anwar, Khoirul. (2007). Asuransi Syariah Halal dan Haram, Tiga Serangkai.
Amir, Abdullah. (2006). Asuransi Syariah, Gramedia Jakarta.

Marimin, A. (2015). Perkembangan Bank Syariah Di Indonesia. https://Jurnal.stie-aas.ac.id


diakses pada 03 September 2022.
Mardani. (2015). Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, Karisma Putra
Utama.

Ichsan, Nurul. (2016). PELUANG DAN TANTANGAN INOVASI PRODUK ASURANSI


UMUM SYARIAH, Jurnal Ekonomi Islam. vol. 7, No. 2.
Hasan,Nurul Ichsan. Pengantar Asuransi Syariah, (Jakarta: Referensi (Gaung Persada Press
Group), 2014).
Effendi, Arif. ASURANSI SYARIAH DI INDONESIA (Studi Tentang Peluang ke Depan
Industri Asuransi Syariah), (Surakarta: Wahana Akademika, 2016). Vol. 03, N0. 02.
Dariana. PERBANDINGAN MEKANISME ASURANSI SYARIAH DAN ASURANSI
KONVENSIONAL SERTA PROSPEKNYA.
https://media.neliti.com/media/publications/314727-perbandingan-mekanisme-asuransi-
syariah-31f9c40e.pdf. Diakses pada 04 Sepember 2022

14

Anda mungkin juga menyukai