Anda di halaman 1dari 22

AYAT TENTANG HARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Tafsir Ekonomi

Dosen Pengampu: Bayu Fermadi, Lc, M. Hum.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1:

Elsha Fatmawati Nur Aini (21401099)

M.Ilham Abdullah (21401103)

Dianing Kusuma Arum (21401162)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Ayat Tentang Harta”ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas kelompok dari Dosen Bayu Fermadi, Lc, M. Hum. pada mata kuliah Tafsir Ekonomi,
Program Studi Ekonomi Syari’ah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan terkait Pengertian harta, kedudukan harta dalam al- Qur’an, fungsi harta, ayat- ayat
tentang harta, dan tata cara perolehan dan pendistribusian harta dalam al- Qur’an.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bayu Fermadi. Lc, M. Hum. selaku
Dosen mata kuliah Tafsir Ekonomi program studi Ekonomi Syari’ah yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Kediri, 7 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... iii

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Pengertian Harta ............................................................................................ 3


B. Kedudukan harta dalam al- Qur’an ............................................................... 5
C. Fungsi harta ................................................................................................... 9
D. Ayat- ayat tentang harta ................................................................................. 11
E. Tata cara perolehan dan pendistribusian harta dalam al- Qur’an .................. 14

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekayaan merupakan kebutuhan dalam kehidupan, terutama dalam kehidupan
ekonomi. Oleh karena itu Al-Qur'an juga memperhatikan hal ini dan mendorong umat
Islam untuk berjuang untuk kekayaan. Perhatian dan dorongan ini dibuktikan, antara
lain, dengan pengulangan kata pengulangan kata mal ( harta )dalam al-Qur’an
sebanyak 85 kali, seimbang bahkan lebih banyak dari pada pengulangan kata-kata
nabi yang terulang sebanyak 80 kali.
Harta sendiri memiliki banyak sebutan diantaranya yaitu, harta diambil dari
kata maala-yamilu yang artinya condong/dorongan, ada yangmenyebut harta itu khair
yang artinya baik bila di kaitkan berarti harta adalah suatu dorongan yang dapat
menuntun kita menuju suatu kebaikan.Dilihat dari berbagai permasalahan mengenai
harta pada zaman modern ini dan harta kebanyakan berkaitan dengan hal-hal yang
negatif maka dari itu makalah ini akan memberikan penjelasan mengenai harta
dengan rujukan dari ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi.Berikut ini adalah salah satu ayat
mengenai harta :

َ‫ف َحقًّا َعيَى ْاى ُمتَّ ِقيْه‬


ِ ِۚ ‫صيَّةُ ِى ْي َىا ِىذَي ِْه َو ْاْلَ ْق َربِيْهَ بِ ْاى َم ْع ُر ْو‬
ِ ‫ض َر ا َ َحذَ ُم ُم ْاى َم ْىتُ ا ِْن ت ََركَ َخي ًْرا ۖ ْۨاى َى‬
َ ‫ب َعيَ ْي ُن ْم اِرَا َح‬
َ ِ‫ُمت‬
“Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu,
jika dia meninggalkan harta, berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabat
dengan cara yang baik, (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa.”

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Harta?
2. Bagaimana kedudukan harta dalam al- Qur’an?
3. Apa saja Fungsi harta?
4. Apa saja ayat- ayat yang menjelaskan tentang harta?
5. Bagaiamana tata cara perolehan dan pendistribusian harta dalam al- Qur’an?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian harta.
2. Untuk mengetahui kedudukan harta dalam al- Qur’an.
3. Untuk mengetahui fungsi harta.
4. Untuk mengetahui dan memahami ayat- ayat tenteng harta.
5. Untuk mengetahui dan memahami tata cara perolehan dan pendistribusian harta
dalam al- Qur’an.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Harta
Harta dalam Alquran disebut dengan Al-Mal jamaknya Al-Amwal yang secara
literal artinya cenderung pada, condong pada, doyong, miring, suka, senang, simpati
kepada, menyokong, membantu, melangkah menuju, menyimpang dari, mengelak,
berpihak pada dan mengalahkan (Warson, 1984: 1469-1470). Al-Mal khususnya uang
merupakan sesuatu yang membuat semua dan setiap orang menjadi suka, bahkan tidak
sedikit menggapainya dengan menghalalkan segala cara.
Dalam terminiologi syariat, Al-Mal adalah sesuatu yang menurut tabiatnya
orang merasa senang dengannya dan memungkinkan pengawetannya dalam kurun
waktu tertentu sampai ketika diperlukan pada waktunya nanti (Mardani, 2013: 59).1
Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan “barang-barang (uang dan
sebagainya) yang menjadi kekayaan; barang-barang milik orang; kekayaan berwujud
dan tidak berwujud yang bernilai dan yang menurut hukum dimiliki perusahaan.”
Dalam kamus al- Munjid dijelaskan bahwa al-mal bentuk pluralnya adalah al-amwal
yang berarti segala sesuatu yang dimiliki, sedang orang Badui mengartikannya
sebagai nikmat-nikmat dan kekayaan-kekayaan seperti unta dan kambing”.
Muhammad Isma`il Ibrahim merincikan al-mal kepada unsur-unsur yaitu: mata`,
arudh al-tijarah, al-`qar, al-nuqud dan al-hayawan.2
Berdasarkan istilah-istilah semantik di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
harta adalah suatu benda berharga yang menarik bagi manusia dan dapat ditukarkan
dengan benda berharga lainnya. Harta merupakan kebutuhan hidup manusia dan tidak
dapat dipisahkan kapanpun dan dimanapun.
1. Pengertian al-Mal dalam Alqur’an
Lafaz al-mal mempunyai beberapa makna, selain daripada makna dasarnya
yaitu harta. Adapun makna al-mal selain harta juga terkandung makna-makna
seperti berikut:

1
Sarmiana Batubara, “Harta Dalam Perspektif al- Quran: (Studi Tafsir Ayatͳayat Ekonomi)”,
Jurnal Imara, Vol. 2 No. 2, Desember 2018, h. 141
2
Toha andiko, “Konsep Harta Dan Pengelolaannya Dalam Al-Qur’an”, al- Intaj Vol. 2, No. 1,
Maret 2016. h. 58.

3
a. Al-mal bermakna al-tha`am (makanan)
Di antara ayat yang menjadi contoh bahwa salah satu makna al-mal
adalah al-tha`am(makanan) seperti terdapat dalam surat al-Baqarah[2]: 177:
ۡ
ٖ‫ال َع ٰلى ُحبِّو‬
َ ‫َواٰتَى ال َم‬

Ibn Katsir mengartikan potongan ayat tersebut dengan: “memberikan


makan dengan makanan yang dicintainya”.Pemaknaan terhadap lafaz al-mal
yang dilakukan oleh Ibn Katsir ini berdasarkan hadis Rasulullah saw. riwayat
`Amasy. Namun demikian, secara umum dapat dipahami bahwa salah satu
bentuk dari harta adalah makanan. Karena itu, walaupun dalam beberapa
konteks ayat yang menggunakan lafaz al-mal diartikan harta, namun dapat
dikhususkan lagi kepada makna yang lebih sempit yaitu al-tha`am (makanan).
b. Al-mal bermakna ardhun (tanah)
Tanah merupakan salah satu jenis dari harta yang dimiliki oleh
manusia. Karena itu, Alquran menggunakan kata al-mal untuk makna yang
umum mencakup semua jenis harta termasuk al-ardh (tanah). Al-ardh sebagai
salah satu makna dari lafaz al-mal yang digunakan Alquran terdapat dalam
surat al-Baqarah [2]: 188:

‫اْلثْ ِم‬
ِ ْ ‫اس ِب‬
ِ َّ‫اَ ْم َىا ِه اىن‬ ْ ‫اط ِل َوتُ ْدلُْوا ِِبَآ اِ ََل‬
‫اْلُ َّك ِام لِتَأْ ُكلُ ْوا فَ ِريْ ًقا ِّم ْن‬ ِ ‫وََل ََتْ ُكلُٓوا اَموالَ ُكم ب ي نَ ُكم ِِبلْب‬
َ ْ َْ ْ َ ْ ْ َ
‫َواَنْتُ ْم تَ ْعلَ ُم ْو َن‬

Makna ini merupakan hasil penafsiran yang dilakukan oleh al-Qurthubi dalam
tafsirnya, dengan mengkaji sabab al-nuzul ayat tersebut.
c. Al-mal bermakna uang (dinar)
Uang adalah salah satu dari jenis harta. Penggunaan lafaz al-mal juga
pada konteks tertentu dan didukung oleh penafsiran ber-dasarkan kronologis
turunnya ayat (asbab al-nuzul) mempunyai makna uang (salah satu bentuk
jenis mata uang seperti dinar dan sebagainya). Pemaknaan ini oleh al-Qurthubi
didasarkan kepada hadis Nabi yang memberitakan tentang kasus yang
menyebabkan turunnya surat al-Baqarah[2]: 262:

‫اّللِ ُُثَّ ََل يُْتبِعُ ْو َن َمآ اَنْ َف ُق ْوا َمنِّا َّوََلٓ اَذًى‬ ِ ِ
ّٰ ‫اَلَّذيْ َن يُْنف ُق ْو َن اَْم َوا ََلُْم ِ ِْف َسبِْي ِل‬

4
Turunnya ayat ini berkenaan dengan tindakan Usman bin `Affan yang
menyerahkan uang (dinar) sebanyak seribu dinar kepada pasukan pada masa
hijrah Rasulullah. Pemaknaan al-mal kepada uang merupakan makna detail
(penjelasan) yang lebih khusus dari salah satu bentuk harta (al-mal) tersebut.
Dengan kata lain, pemahamannya tidak dapat dipisahkan dengan konteks
ketika ayat tersebut diturunkan.3

B. Kedudukan Harta Dalam al- Qur’an


Kata mal dalam Al-Qur’an, disebut sebanyak 86 kali pada 76 ayat dalam 38
surat, suatu jumlah yang cukup banyak menghiasi sepertiga surah-surah Al-Qur’an.
Dari 86 kata mal berbentuk mufrad dengan berbagai lafal, selanjutnya 61 kali dalam
bentuk isim jama’ (amwal) dan jumlah ini belum termasuk kata-kata yang semakna
dengan mal, seperti rizq, qintar, mata’, dan kanz.4
Ada banyak ungkapan yang disebutkan oleh Alquran dalam memaknai harta
dan mendudukkan pada posisi yang sebenarnya, hanya saja karena ayat-ayat tentang
harta sangat banyak penulis tidak akan menguraikan seluruh ayat-ayat terkait harta,
penulis hanya akan menguraikan sebagian yang bisa menjelaskan tentang kedudukan
harta. Untuk menyempurnakan pembahasan tentang harta penulis juga menguraikan
hadis- hadis yang menyinggung masalah harta. Sebagaimana disinggung di atas
bahwa dalam Islam pemilik harta secara mutlak adalah Allah SWT. Harta diberikan
kepada hamba-Nyasebagai amanah yang harus dipegang dengan baik, sebagai
perhiasan yang menambah kebahagiaan dalam hidup, sebagai ujian keimanan, dan
sebagai bekal ibadah. Dalam Alquran dan hadis, kedudukan dan implikasi harta
digambarkan sebagai berikut:
1. Pemilik Mutlak Harta
Allah SWT Pemilik mutlak harta adalah Allah SWT, sedangkan
kepemilikan manusia terhadap harta hanya bersifat relatif. Ayat Alquran yang
berbicara tentang kepemilikian mutlak adalah Allah dalam Alquran sungguh
banyak, antara lain, dalam surah Thaha/ 20:6, Allah berfirman:

‫ت الث َّٰرى‬ ِ ‫الس ٰم ٰو‬


ِ ‫ت َوَما ِف ْاَلَْر‬ َّ ‫لَوٖ َما ِف‬
َ ‫ض َوَما بَْي نَ ُه َما َوَما ََْت‬

3
Ibid, h. 59-60.
4
Tarigan, Azhari Akmal, Tafsir Ayat-ayat Ekonomi Sebuah Eksplorasi Melalui Kata-kata Kunci dalam
al-Qur’an, (Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2012), hlm. 90.

5
Artinya: “Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di bumi,
semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah.”
Berdasarkan ayat ini semua yang ada di langit dan di bumi adalah milik
Allah, berada dalam genggaman kekuasaan-Nya, dan berada dalam pengaturan-
Nya, kehendak dan keinginan serta hukum-Nya. Dialah Yang Menciptakan
semuanya, Yang Memilikinya, dan yang menjadi Tuhannya. Seluruh makhluk
yang ada di bumi dan langit, termasuk manusia, hewan, harta dan semuanya adalah
milik Allah, manusia hanya bisa memanfaatkannya, namun bukan pemilik
sebenarnya, manusia hanya diberi ilmu pengetahuan agar bisa memanfaatkan
semua yang ada di bumi-Nya, itupun masih banyak harta yang belum bisa
dimanfaatkan karena keterbatasan kemampuan manusia.5Implikasi dari kedudukan
ini adalah bahwa manusia tidak boleh sombang, angkuh, dan kikir terhadap harta,
karena pada akhirnya akan kembali pada-Nya. Manusia wajib mengeluarkan
sebagian hartanya sebagai wujud kesyukurannya, karena dia telah dipercayai oleh
Allah swt untuk mengelola harta tersebut.
2. Harta Sebagai Amanah/ Titipan
Allah SWT berfirman dalam Surat al-Hadid/ 57: 7 sebagai berikut:

‫ي فِْي ِو فَالَّ ِذيْ َن اٰ َمنُ ْوا ِمْن ُك ْم َواَنْ َف ُق ْوا ََلُْم اَ ْجٌر‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ْ ‫اٰمنُ ْوا ِِب ّّٰلل َوَر ُس ْولوٖ َواَنْف ُق ْوا ِمَّا َج َعلَ ُك ْم ُّم ْستَ ْخلَف‬
ٖ‫َكبِ ْي‬

Artinya : “Berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah (di


jalan Allah) sebagian harta yang telah Dia menjadikan kamu sebagai penguasanya
(amanah). Maka orang- orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan
(hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala yang besar”.
Dalam ayat di atas menjelaskan pada hakikatnya harta hanya titipan dari
Allah, manusia hanya dititipi, ia tidak akan memilikinya terus- menerus, suatu saat
Allah akan mengambilnya juga, baik melalui kematian, musibah, sakit dan lain
sebagainya. Implikasi dari harta adalah titipan, bahwa supaya harta dapat kekal
dimiliki selamanya dan bisa dibawa sampai ke akhirat, harta tersebut harus

5
Tarigan, Azhari Akmal, Tafsir Ayat- ayat..., hlm. 96.

6
dikembalikan kepada Allah swt dengan cara disalurkan melalui zakat, infak dan
sedekah atau wakaf. Atau bisa juga dengan cara distribusi lain seperti hibah atau
hadiah.
3. Harta Sebagai Bekal Ibadah
Allah berfirman dalam surah at- Taubah/ 9 : 41

‫اّلل ٰذلِ ُك ْم َخْي ٌر لَّ ُك ْم اِ ْن ُكْن تُ ْم تَ ْعلَ ُم ْو َن‬


ِ ٰ ‫اى ُدوا ِِبَموالِ ُكم واَنْ ُف ِس ُكم ِِف سبِي ِل‬
ّ َْ ْ ْ
ِ ِ ِ ِِ
َ ْ َ ْ ْ ‫انْف ُرْوا خ َفافًا َّوث َق ًاَل َّو َج‬

Artinya: “Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat,
dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu
adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
Ayat 41 surat at-Taubah ini menegaskan bahwa kedudukan harta dalam
Islam sangat penting, yaitu sebagai sarana beribadah. Baik ibadah vertical maupun
horizontal. Seperti Shalat, zakat, haji, sedekah, dan jihad di jalan Allah. Semua
aktivitas manusia membutuhkan harta. Implikasi dari ini adalah bahwa seorang
Muslim seharusnya memiliki harta, agar dapat melaksakan ibadah secara
sempurna. Dan hai ini dapat dilaksanakan jika manusia memiliki pribadi yang baik.
Jika harta itu bisa memilih, maka pastilah ia akan memilih diberikan pada orang
yang baik.
4. Harta sebagai perhiasan
Harta itu diciptakan oleh Allah untuk membantu manusia dalam
menghadapi hidupnya. Menambah keindahan dunia dan menjadi fitrah manusia
bahwa ia akan selalu mencintai harta sampai ajal tiba. Allah SWT menetapkan
demikian sebagaimana firman-Nya dalam surah Ali Imran/ 3: 14:

ْ ‫ب َوالْ ِفض َِّة َو‬


‫اْلَْي ِل‬ ِ َ‫ت ِمن النِّس ۤا ِء والْبنِي والْ َقن‬
َّ ‫اط ِْي الْ ُم َقْنطَرةِ ِمن‬
ِ ‫الذ َى‬ ِ ‫ب الش‬ ِ ‫ُزيِّ َن لِلن‬
َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ‫َّه ٰو‬ َ ُّ ‫َّاس ُح‬
‫اّللُ ِعْن َدهٖ ُح ْس ُن الْ َماٰب‬ ِ ْ ‫ث ٰذلِك متاع‬ِ ‫اْلر‬ ِ ِ
ّٰ ‫اْلَٰيوة الدُّنْيَا َو‬ ُ ََ َ َْْ ‫الْ ُم َس َّوَمة َو ْاَلَنْ َعام َو‬
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa- apa
yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak- anak, harta yang banyakdari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang- binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga).

7
Dalam ayat yang lain Allah berfirman dalam surah al-Kahf/18:46

ِ ِ ِ‫الصل‬ ِ ‫اْلٰيوةِ الدُّنْي ۚا والْٰب‬


‫ك ثَ َو ًاِب َّو َخْي ٌر اََم ًل‬ ‫ب‬‫ر‬
َ َّ ‫د‬
َ ‫ن‬
ْ ‫ع‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫خ‬ ‫ت‬‫ح‬ٰ ٰ
ٌَْ ُ ّ ُ َ َ ‫ت‬‫ي‬ٰ ‫ق‬ َْ ُ‫ال َوالْبَ نُ ْو َن ِزيْنَة‬
ُ ‫اَلْ َم‬

Artinya : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-
amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta
lebih baik untuk menjadi harapan.”
Dalam ayat di atas dijelaskan bahwa harta adalah salah satu perhiasan
hidup. Disebutkan kekayaan dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.
Ibarat sebuah perhiasan, jika digunakan pada waktu dan tempat yang tidak
sepatutnya, maka pasti terlihat jelek. Demikian pula dengan harta ini. Karena itu
Allah menegaskan bahwa hanya sesuatu yang lebih bermanfaat dan
membahagiakannya adalah amalan-amalan yang kekal lagi baik.
Implikasi dari kedudukan harta sebagai perhiasan adalah bahwa manusia
tidak boleh terlena dengan hartanya. Seharusnya harta tersebut tidak melalaikannya
dalam melakukan amalan-amalan yang baik dan bermanfaat. Manusia harus
memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak sesama manusia berupa shalat, zakat,
sedekah, haji, umrah,bertasbih (mengucapkan) tahmid, tahlil dan takbir, membaca
(Alquran), mencari ilmu yang bermanfaat, melakukan amar ma’ruf nahi munkar,
menjalin tali silaturahmi, berbakti kepada kedua orang tua, melaksanakan hak-hak
istri, budak-budak dan hewan- hewan serta seluruh jenis perbuatan baik yang
ditujukan kepada sesama manusia.
Itulah termasuk baqiyyatu as- salihat (amalan-amalan yang kekallagi baik).
Amal perbuatan ini lebih baik pahalanya di sisi Allah dan lebih baik untuk menjadi
harapan. Pahalanya lestari dan berlipat ganda selama-lamanya. Pahala, kebaikan,
dan kegunaan amalan itu senantiasa diharap-harap di waktu yang diperlukan. Inilah
yang sepatutnya menjadi perlombaan bagi manusia untuk meraihnya. Bukan
berlomba-lomba dalam mengumpulkan dan menumpukkan harta.

8
C. Fungsi Harta
Fungsi sosial harta antara lain adalah:
1. Berfungsi untuk memelihara manusia, maka hak manusia dalam harta benda harus
dibayarkan sebagaimana mestinya dan jangan ditunda-tunda, seperti membayar
upah karyawan, mengembalikan pinjaman, membayar zakat, membayar emas
kawin, dsb. Fungsi-fungsi ini dapat dilihat dalam al- Baqarah ayat 177.

ۤ
ٰ ْ ‫ب َوٰل ِك َّن الِْ َّب َم ْن اٰ َم َن ِِب ّّٰللِ َوالْيَ ْوِم‬
‫اَل ِخ ِر َوالْ َم ٰل ِٕى َك ِة‬ ِ ‫لَْيس الِْ َّباَ ْن تُولُّوا وجوَى ُكم َِبل الْم ْش ِرِو والْم ِْ ِر‬
َ َ َ َ َ ْ ُْ ُ ْ َ َ
ِ ۤ َّ ‫السبِي ِل و‬ ِ ۚ ِ ِ ِ
‫ي‬
َ ْ ‫السا ِٕىل‬ َ ْ َّ ‫ي َوابْ َن‬ َ ْ ‫ال َع ٰلى ُحبِّوٖ َذ ِوى الْ ُق ْرٰب َوالْيَ ت ٰٰمى َوالْ َم ٰسك‬ َ ‫َّبٖ َن ۚ َواٰتَى الْ َم‬ ّ ‫َوالْكتٰب َوالن‬
ۤ ۤ ِ ِِ ِۚ َ‫الر‬
‫الصِ ِبيْ َن ِف الْبَأْ َسا ِء َوالضََّّرا ِء‬ َ ‫الزٰكوَة ۚ َوالْ ُم ْوفُ ْو َن بِ َع ْهدى ْم ا َذا َع‬
ّٰ ‫اى ُد ْوا ۚ َو‬ َّ ‫الص ٰلوَة َواٰتَى‬َّ ‫اب َواََ َام‬ ِّ ‫َو ِف‬
ۤ ۤ
ٰ ِ َّ ٰ ِ
‫ك ُى ُم الْ ُمتَّ ُق ْو َن‬
َ ‫ص َدَُ ْوا َواُول ِٕى‬
َ ‫ك الذيْ َن‬ َ ‫ي الْبَأْ ِس اُول ِٕى‬َ ْ ‫َوح‬
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi
kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir),
peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan
menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar
dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang
yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”
2. Berfungsi untuk memperkokoh tali persaudaraan (ukhuwah), kasih sayang sesama
manusia dan mempersempit jurang pemisah antara kaum aghniya’ dan dhu’afa’
seperti yang diisyarakatkan dalam surah al-Ma’arij ayat 24-25.
ۤ
‫َوالَّ ِذ ۡي َن ِ ۡف اَ ۡم َواَلِِ ۡم َح ّّق َّم ۡعلُ ۡوٌم‬
“dan orang-orang yang dalam hartanya disiapkan bagian tertentu,”
ۡ
‫لسآ ِٕى ِل َوال َم ۡح ُر ۡوِم‬
َّ ِّ‫ل‬

“bagi orang (miskin) yang meminta dan yang tidak meminta”

9
3. Berfungsi untuk berbuat baik dan mengarahkan kepada kebajikan dalam rangka
mewujudkan masyarakat sejahtera yang merata, merasakan kenikmatan lahir dan
batin.
4. Berfungsi sebagai penggerak dan pendorong bagi kerjasama dalam kehidupan di
dunia. Karena itu, harta harus beredar dan berputar dikalanganmasyarakat, bukan
untuk disimpan dan ditimbun, seperti ditegaskan dalam surah al-Taubah ayat 34.

‫صد ُّْو َن َع ْن َسبِْي ِل‬ ِ ِ ‫الرىب‬ ِ ِ ِ ِ


ُ َ‫َّاس ِِبلْبَاط ِل َوي‬
ِ ‫ان لَيَأْ ُكلُ ْو َن اَْم َو َال الن‬َ ْ ُّ ‫ٰٰٓيَيُّ َها الَّذيْ َن اٰ َمنُ ْٓوا ا َّن َكثْي ًرا ّم َن ْاَلَ ْحبَا ِر َو‬
‫اب اَلِْي ٍم‬
ٍ ‫اّللِ فَب ِّشرُىم بِع َذ‬ ِ َّ ‫ب َوالْ ِف‬
َ ْ ْ َ ّٰ ‫ض َة َوََل يُْنف ُق ْونَ َها ِ ِْف َسبِْي ِل‬ َّ ِ ِ َّ ِ ٰ
َ ‫اّلل َوالذيْ َن يَكْن ُزْو َن الذ َى‬
ّ
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim
dan rahib-rahib mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil,
dan (mereka) menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang
yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka
berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab
yang pedih.”
5. Berfungsi sebagai modal ekonomi dalam kehidupan masyarakat demikepentingan
bersama bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera, seperti yang diisyarakatkan
dari sabda nabi yang diriwayatkan Tirmidzi.
Meskipun pada prinsipnya harta itu berfungsi sosial, tetapi ia dapat juga
digunakan untuk kepentingan individu. Diantara fungsi individual harta antara lain:
1. Untuk mensejahterakan diri pribadi dan keluarga.
2. Berfungsi sebagai sarana untuk beramal dan beribadah kepada Allah.
3. Berfungsi untuk mengatur kehidupan manusia agar menjadi manusia yang
mengetahui nikmat Allah dan mengetahui Bagaimana menggunakan
hartanya,seperti dijelaskan dalam surah al-A’raf ayat 31.

ۚ
ِ ُّ ‫ن اٰ َد َم ُخ ُذ ْوا ِزيْنَ تَ ُك ْم ِعْن َد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َّوُكلُ ْوا َوا ْشَربُ ْوا َوََل تُ ْس ِرفُ ْوا اِنَّوٖ ََل ُُِي‬
َ ْ ‫ب الْ ُم ْس ِرف‬
ࣖ‫ي‬ َِْٓ‫ٰي ب‬

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki)
masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan.

10
4. Berfungsi sebagai batu ujian bagi pemiliknya. Allah ingin mengetahui apakah
manusia dengan hartanya itu semakin bertambah imannya atau sebaliknya, seperti
diterangkan dalam surah al-Munafiqun ayat 9 dan Ali Imran ayat 14.6

ٰٰۤ ُ
َ‫وىىِٕلَ ُه ُم ْاى ٰخس ُِر ْون‬ ‫ّٰللاِ َِۚو َم ْه يَّ ْف َع ْو ٰرىِلَ فَا‬ ٰٓ َ ‫ٰ ٰٓياَيُّ َها اىَّ ِزيْهَ ٰا َمنُ ْىا َْل ت ُ ْي ِه ُن ْم اَ ْم َىاىُ ُن ْم َو‬
‫ْل اَ ْو َْلد ُ ُم ْم َع ْه ِر ْم ِر ه‬

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu


melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka
mereka itulah orang-orang yang rugi.”

‫اْلَْي ِل الْ ُم َس َّوَم ِة‬ َّ ‫ب َوالْ ِف‬


ْ ‫ض ِة َو‬ ِ َ‫ت ِمن النِّس ۤا ِء والْبنِي والْ َقن‬
َّ ‫اط ِْي الْ ُم َقْنطَرةِ ِمن‬
ِ ‫الذ َى‬ ِ ‫ب الش‬ ِ ‫ُزيِّ َن لِلن‬
َ َ َ َ ْ َ َ َ َ ‫َّه ٰو‬ َ ُّ ‫َّاس ُح‬

‫اّللُ ِعْن َدهٖ ُح ْس ُن الْ َماٰ ِب‬ ِ ْ ‫ث ٰذلِك متاع‬ِ ‫اْلر‬ ِ


ّٰ ‫اْلَٰيوة الدُّنْيَا َو‬ ُ ََ َ َْْ ‫َو ْاَلَنْ َعام َو‬
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang
diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang
bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik.

D. Ayat-Ayat Tentang Harta

1. QS. Al-Kahfi Ayat 46


ِ َّٰ ‫ٱْلي ٰوةِ ٱلدُّنْيا ۖ وٱلْب ِٰقيٰت‬
‫ك ثَ َو ًاِب َو َخْي ٌر أََم ًل‬ َ ‫ت َخْي ٌر ِع‬
َ ِّ‫ند َرب‬ ُ ‫ٱلصل َٰح‬ ََُ َ َ ََْ ُ‫ال َوٱلْبَ نُو َن ِزينَة‬
ُ ‫ٱلْ َم‬
Artinya: Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-
amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta
lebih baik untuk menjadi harapan.(QS.Al-Kahfi:46)
a. Penafsiran dari QS. Al Kahfi ayat 46:
1) Tafsir ringkas Kementrian Agama RI
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, baik dan
indah sifatnya serta bermanfaat bagi manusia, tetapi dapat memperdaya
dan tidak kekal; tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh yang
dilakukan karena Allah dan sesuai tuntunan agama adalah lebih baik
pahalanya di sisi tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan yang
6
Abdul karim, “Fungsi Harta Menurut al- Qur’an”, Jurnal al- Hikmah, Vol. 12 No. 1, 2011, hlm. 71.

11
dapat membawa kepada kebahagiaan yang kekal sampai di akhirat nanti.
Dan ingatlah pada hari yang ketika itu kami perjalankan gununggunung,
yakni kami hancurkan sehingga ia menjadi bagai kapas yang beterbangan,
dan engkau akan melihat bumi itu rata karena tidak ada lagi gunung,
tanaman ataupun bangunan, dan kami kumpulkan mereka di padang
mahsyar, tempat berkumpulnya seluruh manusia baik yang hidup dahulu
maupun kemudian, dan tidak kami tinggalkan seorang pun dari mereka di
dalam kuburnya, yakni di alam barzakh.7
2) Tafsir Jalalain
(Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia) keduanya
dapat dijadikan sebagai perhiasan di dalam kehidupan dunia (tetapi
amalan-amalan yang kekal lagi saleh) yaitu mengucapkan kalimat:
Subhaanallaah Wal Hamdulillaah Wa Laa Ilaaha Illallaah Wallaahu
Akbar; menurut sebagian ulama ditambahkan Walaa Haulaa Walaa
Quwwata Illaa Billaahi (adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta
lebih baik untuk menjadi harapan) hal yang diharap-harapkan dan menjadi
dambaan manusia di sisi Allah.8
2. QS. At-Taghabun Ayat 15

‫َجٌر َع ِظ ٌيم‬ َّ ‫إََِّّنَآ أ َْم َٰولُ ُك ْم َوأ َْوٰلَ ُد ُك ْم فِْت نَةٌ ۚ َو‬
َ ‫ٱّللُ ِع‬
ْ ‫ندٓهُۥ أ‬
Artinya: Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu),
dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS.At-Taghabun:15).
a. Penafsiran dari QS. At-Taghabun Ayat 15:
1) Tafsir Jalalain
(Sesungguhnya harta kalian dan anak-anak kalian hanyalah
cobaan) bagi kalian yang melupakan kalian dari perkara-perkara akhirat
(dan di sisi Allah lah pahala yang besar) maka janganlah kalian lewatkan
hal ini, karena kalian sibuk dengan harta benda dan anak-anak kalian.9

7
https://tafsirweb.com/4872-surat-al-kahfi-ayat-46.html diakses pada 6 September 2022.
8
Imam Jalaluddin Al-Mahalli, Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain Jilid 2, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2012), hal.19.
9
Ibid. hal 1102.

12
2) Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI
Manusia harus menyadari dengan penuh keinsafan peringatan
Allah pada ayat ini. Sesungguhnya harta kamu yang sangat kamu cintai
dan anak-anak kamu yang menjadi kebanggaan kamu hanyalah cobaan
bagimu, apakah kamu mengelolanya dengan baik dan benar, serta
mendidik mereka dengan agama yang lurus; dan di sisi Allah pahala yang
besar bagi orang-orang beriman yang mengelola harta dengan baik dan
mendidik anak-anak dengan benar.10
3. QS. An-Nisa Ayat 5
۟ ِ َُ‫ٱّلل لَ ُكم َِيٰما وٱرز‬ ۟
‫وى ْم َوَُولُوا ََلُْم َ ْوًَل َّم ْع ُروفًا‬ ُ ُ ْ َ ً َ ْ َُّ ‫ٱلس َف َهآءَ أ َْم َٰولَ ُك ُم ٱلَِِّت َج َع َل‬
ُ ‫وى ْم ف َيها َوٱ ْك ُس‬ ُّ ‫َوََل تُ ْؤتُوا‬
Artinya: Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan
Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil
harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.(QS.An-Nisa:5).
a. Penafsiran dari QS. An-Nisa ayat 5:
1) Tafsir Jalalain
(Dan janganlah kamu serahkan) hai para wali (kepada orang-orang
yang bebal) artinya orang-orang yang boros dari kalangan laki-laki,
wanita dan anak-anak (harta kamu) maksudnya harta mereka yang berada
dalam tanganmu (yang dijadikan Allah sebagai penunjang hidupmu)
qiyaaman mashdar dari qaama; artinya penopang hidup dan pembela
kepentinganmu karena akan mereka habiskan bukan pada tempatnya.
Menurut suatu qiraat dibaca qayyima jamak dari qiimah; artinya alat
untuk menilai harga benda-benda (hanya berilah mereka belanja
daripadanya) maksudnya beri makanlah mereka daripadanya (dan pakaian
dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik) misalnya janjikan
jika mereka telah dewasa, maka harta mereka itu akan diberikan
semuanya kepada mereka.11
2) Tafsir Quraish Shihab
Janganlah kalian serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna
akalnya, yang tidak bisa mengatur harta benda, harta yang menjadi hak
10
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-64-at-taghabun/ayat-15 diakses pada 6 September 2022.
11
Imam Jalaluddin Al-Mahalli, Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain Jilid 1, (Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 2013), hal.311.

13
milik mereka. Karena harta mereka dan harta anak yatim itu seolah- olah
harta kalian juga yang harus dijaga agar tidak hilang. Allah telah
menjadikannya sebagai sumber penghidupan. Dari keuntungannya, berilah
kepada mereka sekadar bagian yang mereka butuhkan untuk makan.
Berikan pula mereka pakaian. Pergaulilah mereka dengan baik dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik, tanpa menyakiti dan
merendahkannya.12

E. Tata Cara Perolehan Dan Pendistribusian Harta


1. Tata Cara Perolehan Harta Menurut Syariat Islam
a. Bekerja
Allah SWT berfirman dalam surat at-taubah ayat 105
ِ ‫ٱّلل َعملَ ُكم ور ُسولُوُۥ وٱلْم ْؤِمنُو َن ۖ و َستُرُّدو َن إِ َ َٰل َٰعلِ ِم ٱلَِْْي‬ ۟
‫ٱلش َٰه َد ِة فَيُنَ بُُِّ ُكم َِِا‬
َّ ‫ب َو‬ َ َ ُ َ َ َ ْ َ ُ َ َ َ ‫ٱع َملُو‬
َّ ‫ى‬‫ر‬ ‫ي‬ ‫س‬َ‫ف‬ ‫ا‬ ْ ‫َوَُ ِل‬

‫ُكنتُ ْم تَ ْع َملُو َن‬


Artinya: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
(QS.At-Taubah:105)
Demikian juga banyak anjuran untuk bekerja dalam banyak riwayat
hadits Rasulullah SAW. Seperti hadis yang diriwayatkan dari sahabat Zubair
bin Awwam.

ِ
َ‫َح ُد ُك ْم َحْب لَوُ فَيَأْ ت‬ َ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم‬
َ ‫ ََلَنْيَأْ ُخ َذ أ‬:‫ال‬ ِ ِ
َ ‫َّب‬
ِ ِ ِ ِ ُّ ‫ع ِن‬
ِّ ‫الزبَ ْيبْن الْ َع َّوام َرض َي هللاُ َعْنوُ َعن الن‬ َ
ِ ِ َّ ‫ب علَى ظَه ِرهِ فَيبِي عها فَي ُك‬ ِ ِ
َ ‫اج َهوُ َخْي ٌر لَوُ م ْن أَ ْن يَ ْسأ ََل الن‬
ُ‫َّاس أ َْعطَْو ُه أ َْوَمنَ عُوه‬ ْ ‫ف هللاُ ِبَا َو‬ َ َ َ ْ َ ْ َ ِ َ‫ِبُْزَمةاْلَط‬
Artinya: Diriwayatkan dari Az-Zubair ibn dari al-„Awwm bahwasanya Nabi
SAW bersabda: “Keberadaan salah seorang dari kalian yang mencari kayu
bakar dan mengikatkan di punggungnya kemudian menjualnya, adalah lebih

12
https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-5#tafsir-quraish-shihab diakses pada 6 September 2022.

14
baik daripada meminta-minta kepada seseorang, kemudian orang tersebut
memberinya atau menolaknya.” (HR. Bukhari).
Dari ayat al-Qur’an dan Hadits tersebut menganjurkan manusia agar
berusaha memperoleh harta dengan bekerja, bahkan Rasulullah memberikan
apresiasi kepada orang yang giat dalam bekerja sebagai orang yang dicintai
oleh Allah, dan ia bagaikan orang yang berjuang di jalan Allah.
b. Menguasai harta benda mubah
Sebenarnya segala harta yang ada di bumi dan di langit adalah milik
Allah, maka selama harta tersebut belum dikuasai oleh manusia, harta tersebut
boleh dimiliki dan dikelola, sebagaimana sabda Nabi SAW.
Artinya: Dari Aisyah r.a dari Nabi SAW bersabda: barang siapa yang
memakmurkan (menghidupkan) sebidang tanah yang tidak dimiliki seseorang,
maka tanah tersebut adalah menjadi hak miliknya. Urwah berkata Umar
menetap demikian pada era kekhalifahannya. (HR. Bukhari, 2002:562)
c. Perjanjian/ transaksi hak milik
Islam membolehkan umatnya untuk memperoleh harta dengan cara
perpindahan hak milik melalui jual beli, sewa-menyewa, wasiat, hibah dan
laim sebagainya. Allah SWT berfirman:
۟ ِ
ۚ ‫ٱلربَ ٰوا‬
ّ ‫ٱّللُ ٱلْبَ ْي َع َو َحَّرَم‬
َّ ‫َح َّل‬
َ ‫َوأ‬
Artinya:...Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba...(QS. Al-Bagarah:275).
d. Warisan
Salah satu cara memperoleh harta yang halal adalah dengan cara waris,
yang dalam hal ini diatur secara terperinci dalam Al-Qur’an maupun Hadits.
Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 7:
ِ ِ ِ ِ ِ ‫ص‬ ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ‫ص‬ ِ ِ ِ
ُ‫يب ِّمَّا تَ َرَك ٱلْ َٰول َدان َو ْٱَلََْ َربُو َن ِمَّا َ َّل مْنو‬ ٌ َ‫لّ ِّلر َجال ن‬
ٌ َ‫يب ِّمَّا تَ َرَك ٱلْ َٰول َدان َو ْٱَلََْ َربُو َن َوللنّ َسآء ن‬
‫وضا‬ ِ
ً ‫أ َْو َكثَُر ۚ نَصيبًا َّم ْف ُر‬
Artinya: “Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu,
bapak dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari
harta peninggalan ibu, bapak dan kerabatny, baik sedikit atau banyak
menurut bagian yang telah ditetapkan. (QS. An-Nisa:7)

15
e. Syuf’ah
Syuf’ah adalah hak untuk membeli dengan paksa atau harta
persekutuan yang dijual kepada orang lain tanpa izin para anggota persekutuan
yang lain. Misalnya tiga orang bersama-sama memiliki rumah, ketika rumah
tersebut akan dijual kepada orang lain, maka salah satu dari ketiga orang
tersebut mempunyai hak syuf‟ah. Imam Malik meriwayatkan dari Syihab bin
Abi Salamah bin Abdurrahman dan Said bin al-Musayyab:
Artinya: Bahwa Rasulullah SAW. menetapkan syuf‟ah untuk barang yang
belum dibagi antar partner-partne. Apabila terjadi pembatasan (had) antara
mereka, maka tidak ada syuf‟ah.(HR. Ibnu Majah: 2488).
f. Hak-hak keagamaan
Hak-hak keagamaan misalnya, seperti bagian zakat untuk delapan
asnaf, hak nafkah istri, anak, orang tua, dan lain sebagainya. Bila ia
mempunyai kedudukan sebagaimana yang ditentukan dalam al-Qur’an dan
Hadits, maka ia berhak memperoleh harta sebagaimana mestinya. Al- Qur’an
dan Hadits sangat banyak menyinggung masalah berbuat baik melalui zakat,
infaq dan sedeka, antara lain surat al-Isra’ ayat 26-27:

ۚۖ ‫ي‬ ِ ‫ٱلسبِ ِيل وََل تُب ِّذر تَب ِذيرا إِ َّن ٱلْمب ِّذ ِرين َكانُ ۟وا إِخ ٰو َن ٱلشَّي‬
ِ ‫ٰط‬ ِ ِ ِ
َ َ ْ ٓ َ َُ ً ْ ْ َ َ َّ ‫ي َوٱبْ َن‬ َ ‫َوءَات َذا ٱلْ ُق ْرَ ٰب َحقَّوُۥ َوٱلْم ْسك‬
‫ورا‬ ‫ف‬
ُ ‫ك‬
َ ‫ۦ‬ ِِ‫ي ۖ وَكا َن ٱلشَّي ٰطَن لِرب‬
‫و‬ ِ ِ ‫إِ َّن ٱلْمب ِّذ ِرين َكانُو۟ا إِخ ٰو َن ٱلشَّي‬
‫ٰط‬
ً َّ ُ ْ َ َ َ ْ ٓ َ َُ
Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,
kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Tuhannya. (QS. Al-Isra:26-27).13
2. Tata Cara Pendistribusian Harta Dalam Al-Qur’an
Dasar karakteristik pendistribusian adalah adil dan jujur, karena dalam
Islam sekecil apapun perbuatan yang kita lakukan, semua akan
dipertanggungajawabkan di akhirat kelak. Pelaksanaan distribusi bertujuan untuk
saling memberi manfaat dan menguntungkan satu sama lain.14

13
Muhammad Masrur, “Konsep Harta dalam Al-Qur’an dan Hadis”, Jurnal Hukum Islam,
Vol.15 No.1, (2017), hal.109-113
14
Sarmiana Batubara, “Harta Dalam Perspektif Al-Qur’an (Studi Ayat-ayat Ekonomi)”, Jurnal
Imara, Vol.2 No.2, (2018), hal.147

16
Beberapa ayat al-Qur’an tentang pendistribusian harta diantaranya, Allah
SWT berfirman dalam surat Al-Hadid ayat 7:
۟ ِ ۟ ِ ِ ِ ِ ِ ‫َنفقو۟ا‬
ِ ِ ِ‫ٱّللِ ورسول‬ِ ۟ ِ
‫َجٌر َكبِ ٌي‬
‫أ‬ ‫م‬ ‫َل‬
َ ‫ا‬ ‫و‬
ْ ُْ ُ َ َ ْ‫ق‬‫ف‬‫َن‬
‫أ‬‫و‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ن‬ ‫ام‬
َُ َ َ‫ء‬ ‫ين‬ ‫ذ‬ َّ
‫ل‬ ‫ٱ‬‫ف‬
َ ۖ ‫يو‬ ‫ف‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ل‬
َ
َ ْ َْ‫خ‬‫ت‬ ‫س‬ ‫م‬
ُّ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ل‬
َ ‫ع‬‫ج‬
ََ ‫َّا‬
‫ِم‬ ‫أ‬‫و‬ ‫ۦ‬
ُ َ ُ ََ‫و‬ َّ ‫ب‬ ‫ا‬‫ءَامنُو‬
Artinya: Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka
orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari
hartanya memperoleh pahala yang besar.(QS. Al-Hadid:7)
Di dalam kitab tafsir Jalalain dijelaskan penafsiran ayat diatas yakni:
ِ ‫ٱّللِ ورسولِِوۦ وأ‬
ٖ‫ (ءَ ِامنُوا‬Berimanlah kalian) artinya tetaplah kalian beriman-ٖ‫َنف ُقوا‬ ِ
َ ُ َ َ َّ ‫ب‬
(kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah) di jalan Allah

ۖ ‫ي فِ ِيو‬ ِ ِ
َ ‫( ِمَّا َج َعلَ ُكم ُّم ْستَ ْخلَف‬sebagian dari harta kalian yang Allah telah menjadikan
kalian menguasainya) yakni dari harta orang-orang yang sebelum kalian dan

kelak dia akan menguasakanya kepada orang-orang yang sesudah kalian.- ‫ين‬ ِ َّ
َ ‫فَٱلذ‬
۟ ۟
‫ءَ َامنُوا ِمن ُك ْم َوأَن َف ُقوا‬ (Maka orang-orang yang beriman di antara kalian dan

menafkahkan hartanya) ayat ini mengisyaratkan kepada apa yang telah dilakukan

sahabat Usman r.a- ‫ي‬ ِ ْ‫أ‬


ٌ ‫َجٌر َكب‬ ‫( ََلُْم‬mereka akan memperoleh pahala yang besar).15
Dari ayat di atas terdapat 3 hal yang patut kita ketahui, pertama, segala
yang ada di alam semesta ini termasuk apa yang ada didalamnya, mutlak dan
murni milik Allah SWT. Kedua, manusia hanya diberi amanat dan keukuasaan
sebagai wakil untuk mendistribusikan kepada yang berhak. Ketiga, seharusnya
pemilik harta itu tidak boleh bakhil terhadap hartanya, karena harta itu merupakan
titipan dan amanah dari Allah SWT.
Dan pengertian menafkahkan, mendistribusikan harta di jalan Allah bisa
meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan sekolah, rumah sakit,
untuk kepentingan umum, dan harta yang kita miliki terdapat hak orang lain yang
harus disalurkan melalui infaq, zakat dan sedekah.16

15
Imam Jalaluddin Al-Mahalli, Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain Jilid 2, (Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 2012), hal.1023.
16
Ibid., 150-151.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Harta dalam Alquran disebut dengan Al-Mal jamaknya Al-Amwal yang secara
literal artinya cenderung pada, condong pada, doyong, miring, suka, senang, simpati
kepada, menyokong, membantu, melangkah menuju, menyimpang dari, mengelak,
berpihak pada dan mengalahkan (Warson, 1984: 1469-1470). Harta adalah suatu
benda berharga yang menarik bagi manusia dan dapat ditukarkan dengan benda
berharga lainnya. Terdapat beberapa pengertian al- Mal dalam al- Qur’an, yaitu Al-
mal bermakna al-tha`am (makanan), Al-mal bermakna ardhun (tanah), Al-mal
bermakna uang (dinar) . Dalam Alquran dan hadis, kedudukan dan implikasi harta
digambarkan sebagai Pemilik Mutlak Harta, harta sebagai amanah/titipan, harta
sebagai bekal ibadah dan harta sebagai perhiasan.
Harta yang diporeh sebaiknya digunakan untuk fungsi- fungsi sosial seperti
untuk memelihara manusia, memperkokoh tali persaudaraan, untuk berbuat baik dan
mengarahkan kepada kebajikan, dsb. Meskipun pada prinsipnya, harta itu berfungsi
sosial, tetapi ia dapat juga digunakan untuk kepentingan individu, misalnya untuk
mensejahterahkan diri pribadi dan keluarga.
Islam memerintahkan umatnya untuk memperoleh harta secara halal, tata cara
memperoleh harta menurut islam yaitu dengan bekerja, menguasai harta benda
mubah, perjanjian/ transaksi hak milik, warisan, Syuf’ah dan hak-hak keagamaan.
Sedangkan mendistribusikan harta di jalan Allah bisa meliputi belanja untuk
kepentingan jihad, pembangunan sekolah, rumah sakit, untuk kepentingan umum, dan
harta yang kita miliki terdapat hak orang lain yang harus disalurkan melalui infaq,
zakat dan sedekah.
B. Saran
Dari makalah yang telah kami buat ini diharapkan dapat membantu teman-
teman sekalian sebagai pembaca untuk memahami materi yang telah kami uraikan di
atas. Dengan keterbatasan sumber serta refrensi yang kami kami kumpulkan tentunya
tidak menutup kemungkinan ada kesalahan. Oleh karena itu diharapkan teman- teman
tidak berpatok hanya pada makalah ini. Kami selaku penulis menerima segala saran
maupun kritik dari teman- teman sekalian untuk memperbaiki kekurangan dari
makalah kami.

18
DAFTAR PUSTAKA

Batubara, Sarmiana. (2018). Harta Dalam Perspektif al- Quran: (Studi Tafsir Ayatͳayat
Ekonomi). Jurnal Imara, Vol. 2 No. 2, h. 141.
Andiko, Toha. (2016). Konsep Harta Dan Pengelolaannya Dalam Al-Qur’an. al- Intaj Vol. 2,
No. 1,h. 58.
Tarigan, Azhari Akmal. (2012). Tafsir Ayat-ayat Ekonomi Sebuah Eksplorasi Melalui Kata-

kata Kunci dalam al-Qur‟an. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, 2012.

Karim, Abdul. (2011). Fungsi Harta Menurut al- Qur’an. Jurnal al- Hikmah, Vol. 12 No. 1,
h. 71.
https://tafsirweb.com/4872-surat-al-kahfi-ayat-46.html diakses pada 6 September 2022.
Al- Mahalli, Imam Jalaluddin, Imam Jalaluddin As-Suyuti. (2012). Tafsir Jalalain Jilid 2,
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
https://tafsir.learn-quran.co/id/surat-64-at-taghabun/ayat-15 diakses pada 6 September 2022.
https://tafsirq.com/4-an-nisa/ayat-5#tafsir-quraish-shihab diakses pada 6 September 2022.
Masrur, Muhammad. (2017). Konsep Harta dalam Al-Qur’an dan Hadis. Jurnal Hukum
Islam, Vol.15 No.1, h.109-113

19

Anda mungkin juga menyukai