Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Al- Fadhl”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Tafsir Ayat Ekonomi”

Dosen Pembimbing: Mashudi, M.EI,

Disusun oleh:

Mohammad Isbad : E20182144


Hikmah Maulida : E20182122
Aprilia Anesti : E20182116
Ari Hidayatul Ulfa : E20182106

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI JEMBER


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGAM EKONOMI SYARI’AH

MEI 2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya
yang telah melimpahkan rohmat dan hidayahnya kepada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan revisi makalah ini dengan baik. Makalah yang
bejudul “Al-Fadhl” disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Tafsir Ayat Ekonomi yang di bimbing langsung oleh Bapak Mashudi,
M.EI,.
Makalah ini berisi tentang Al-Fadhl. Dalam penyusunan makalah
ini melibatkan banyak pihak sehingga makalah ini bisa disusun dengann
sedemikian rupa, oleh karena itu kami megucapkan banyak terimakasih
pada semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini.
Karena keterbatasan waktu dan tempat maka hanya itu yang bisa
kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan
makalah ini, dan karena keterbatasan waktu dan wawasan hanya sebagian
kecil saja yang kami bisa bahas tentang Al-fadhl di makalah yang kami
revisi ini.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga apa yang kami tulis
dalam makalah ini bisa bermanfaat bagi orang yang membacanya.

Jember, 9 Mei 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Fadhl .............................................................................3


B. Kedudukan Al-Fadhl........................................................................7
C. Unsur – Unsur Al-Fadhl.........................................................................8
D. Kontektualisasi Al-Fadhl...................................................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................15
3.2 Saran....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Segala aktivitas kehidupan manusia tidak akan pernah luput dengan
permasalahan ekonomi. Ekonomi juga menjadikan faktor kekhusukan diri dalam
beribadah kepada Alllah Swt,. Karena menjadikan salah satu faktor, maka tidak
salah jika manusia memiliki harta yang melimpah walau sejatinya segala yang
dimuka bumi, langit dan apa yang dimiliki manusia adalah milik Allah Swt.
Namun tidak dapat dipungkiri, manusia yang serba keterbatasan wawasan
ataupun teknologi yang dimilikinya dapat mengembalikan manusia kepada
hakikatnya sendiri yaitu sebagai manusia sosial. Hal ini juga berlaku ketika
pemberdayaan bahan mentah yang melimpah dibumi memerlukan bantuan dan
kerjasama antar manusia.
Mencari, mengumpulkan dan memiliki harta kekayaan tidaklah dilarang
selama ia diakui sebagai karunia dan amanah Allah Swt. Alquran tidak menentang
kepemilikan harta sebanyak mungkin, bahkan Alquran secara tegas dan berulang-
ulang memerintahkan agar berupaya sungguh-sungguh dalam mencari rezeki yang
diistilahkan Alquran dengan “fadhl Allâh” (limpahan karunia Allah).

Adapun yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut :


a. Apakah pengertian dari Al-Fadhl?
b. Bagaimana kedudukan Al-Fadhl ?
c. Unsur – Unsur Al-Fadhl?
d. Bagaimana kontekstualisasi Al-Fadhl?

B. Tujuan Masalah
a. Untuk menambah wawasan kita mengenai Al-Fadhl
b. Untuk memahami bagaimana kedudukan Al-Fadhl
c. Untuk memahami unsur – unsur Al-Fadhl

4
d. Untuk memahami kontektualisasi Al-Fadhl

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Fadhl
Dalam QS. Al-Isra’ Ayat 12
ۡ ۡ
‫ َر ٗة‬J‫ص‬ ِ Jَ‫َو َج َعلنَا ٱلَّ ۡي َل َوٱلنَّهَا َر َءايَتَ ۡي ۖ ِن فَ َم َح ۡونَٓا َءايَةَ ٱلَّ ۡي ِل َو َج َعلنَٓا َءايَةَ ٱلنَّه‬
ِ ‫ار ُم ۡب‬J
ُ‫اب َو ُك َّل َش ۡي ٖء فَص َّۡل ٰنَه‬
َ ۚ ‫ين َو ۡٱل ِح َس‬َ ِ‫وا َع َد َد ٱل ِّسن‬ ْ ‫ضاٗل ِّمن َّربِّ ُكمۡ َولِتَ ۡعلَ ُم‬ ۡ َ‫وا ف‬ ْ ‫لِّتَ ۡبتَ ُغ‬

ِ ‫تَ ۡف‬
)١٢( ‫صياٗل‬
‫وهي‬- ‫ ف َم َح ْون ا عالم ة اللي ل‬،‫وجعلنا اللي ل والنه ار عالم تين دالَّتين على وح دانيتنا وق درتنا‬
‫ مضيئة؛ ليبصر اإلنسان في ض وء النه ار كي ف‬-‫وهي الشمس‬- ‫ وجعلنا عالمة النهار‬-‫القمر‬
‫من تع اقب‬- ‫ وليعلم الن اس‬،‫ ويخلد في الليل إلى الس كن والراح ة‬،‫يتصرف في شؤون معاشه‬
‫ ف يرتبون عليه ا م ا يش اؤون من‬،‫ ع دد الس نين وحس اب األش هر واألي ام‬-‫اللي ل والنه ار‬
)١٢( .‫ وكل شيء بيَّناه تبيي ًنا كافيًا‬.‫مصالحهم‬
Artinya :
“Dan kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu kami
hapuskan tanda malam dan kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu
mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-
tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu Telah kami terangkan dengan jelas.”1
Kata “Fadhl” dalam Al-Qur’an sebanyak 104 kata. Kata fadhl merupakan
kata dasar yang memiliki dua wazn (timbangan) yaitu fadhala-yafdhulu- dan
fadhila –yafdhalu. Kata ini disebut di dalam Alquran sebanyak 104 kali. Adapun
arti kata al-al-fadhl adalah az-ziyadah wa al-khair (kelebihan dan kebaikan) yang
kemudian berkembang menjadi Baqiyya (sisa-akhir), Zad wa Ziyadah (lebih,
lawan dari kurang), dan Ghalab (menang, unggul dan utama). Di dalam bahasa
Indonesia kata al-fadhl sering diterjemahkan dengan “karunia,” “kemurahan,”
“kebaikan,” “keutamaan,” “kemuliaan,” dan “keunggulan.” 2

1
Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Cetakan Pertama,Jakarta Selatan: PT. Hati
Emas, hlm.283
2
Tarigan, Azahari Akmal, Tafsir Ayat Ekonomi,Bandung: Citapustaka Media Perintis, hlm.104

6
Abul-Qosim al-Hussein bin Mufaddal bin Muhammad atau yang dikenal
dengan Raghib Asfahani seorang tokoh pemikir abad pertengahan menyatakan
bahwa al-fadhl berarti kelebihan yang mencakup dua perkara kebaikan dan
keburukan. Adapun menurut Sayyid Mohammad Hosein Thabataba’i tokoh Tafsir
Qur’an bil-Qur’an mengatakan apa yang dimaksud dengan al-fadhl ialah suatu
pemberian yang bersifat sukarela yang merupakan kelebihan dari kebutuhan.
Jarang sekali menyatakan al-fadhl untuk meenyatakan keburukan ataupun
kejelekan(Fudhul) bahkan dalam Al-Qur’an sendiri kata Al-fudhul tidak dapat
ditemukan didalam Al-Qur’an, namun dalam Al-Qur’an kata al-Fadhl digunakan
untuk menyatakan kelebihan, keunggulan, kebaikan, kemurahan, dan keutamaan
di dalam hal yang positif.

B. Kedudukan Al-Fadhl
Menurut Ensiklopedi Al-Qur’an, kata al-fadhl yang digunakan untuk
menyatakan kelebihan yang dimiliki oleh sesuatu atau sesuatu yang lain,
umumnya menyangkut tiga segi. Yang tercantum dalam QS.Ali Imron[3]: 73-74
dan QS.An-Nisa’[4]:34.

‫ٓا‬JJ‫د ِّم ۡث َل َم‬ٞ ‫َواَل تُ ۡؤ ِمنُ ٓو ْا ِإاَّل لِ َمن تَبِ َع ِدينَ ُكمۡ قُ ۡل ِإ َّن ۡٱلهُ َد ٰى هُ َدى ٱهَّلل ِ َأن ي ُۡؤتَ ٰ ٓى َأ َح‬
ُ ‫ٓا ۗ ُء َوٱهَّلل‬J‫ ِه َمن يَ َش‬J‫ ِد ٱهَّلل ِ ي ُۡؤتِي‬Jَ‫ َل بِي‬J‫ض‬ۡ َ‫ُأوتِيتُمۡ َأ ۡو يُ َحٓاجُّ و ُكمۡ ِعن َد َربِّ ُكمۡۗ قُ ۡل ِإ َّن ۡٱلف‬
)٧٤(‫ض ِل ۡٱل َع ِظ ِيم‬ ۡ َ‫) يَ ۡختَصُّ بِ َر ۡح َمتِ ِهۦ َمن يَ َشٓا ۗ ُء َوٱهَّلل ُ ُذو ۡٱلف‬٧٣(‫يم‬ٞ ِ‫ٰ َو ِس ٌع َعل‬
‫ إن‬:-‫أيه ا الرس ول‬- ‫ ق ل لهم‬،ً‫وال تص ِّدقوا تص دي ًقا ص حيحً ا إال ل َمن تب ع دينكم فك ان يهودي ا‬
‫ ال تظه روا م ا عن دكم من العلم‬:‫ وق الوا‬.‫الهدى والتوفيق هدى هللا وتوفيقه لإليمان الص حيح‬
‫ أو أن يتخ ذوه‬،‫ وتك ون لهم األفض لية عليكم‬،‫للمسلمين فيتعلمون منكم فيساووكم في العلم ب ه‬
‫ إن الفضل والعط اء واألم ور كله ا بي د‬:-‫أيها الرسول‬- ‫ قل لهم‬.‫حجة عند ربكم يغلبونكم بها‬
‫ َي َس ُع بعلم ه‬،‫ وهللا واس ع عليم‬.‫ يؤتيه ا من يش اء ممن آمن ب ه وبرس وله‬،‫هللا وتحت تص رفه‬
‫)إن هللا يختص مِن خلق ه َمن يش اء‬٧٣( .‫ ممن يستحق فضله ونعمه‬،‫وعطائه جميع مخلوقاته‬
)٧٤( .‫ وهللا ذو الفضل العظيم‬،‫بالنبوة والهداية إلى أكمل الشرائع‬

7
Artinya :
“ 73. Dan janganlah kamu percaya selain kepada orang yang mengikuti
agamu.katakanlah(Muhammad), “sesungguhnya petunjuk itu hanyalah petunjuk
Allah. (janganlah kamu percaya) bahwa seseorang akan diberi seperti yang
diberikan kepada kamu dihadapan Tuhanmu.” Katakanlah(Muhammad), “
sesungguhnya karunia itu ditangan Allah, Dia memberikannya kepada siapa yang
Dia kehendaki. Allah Maha Luas dan Maha Mengetahui. 74. Dia menentukan
rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah memiliki karunia yang
besar” (QS. Ali-Imrom[3]:73-74)3
ْ Jُ‫ٓا َأنفَق‬JJ‫ضهُمۡ َعلَ ٰى بَ ۡعض َوبِ َم‬
‫وا‬J ٖ َ ‫ون َعلَى ٱلنِّ َسٓا ِء بِ َما فَض ََّل ٱهَّلل ُ بَ ۡع‬ َ ‫ل قَ ٰ َّو ُم‬Jُ ‫ٱل ِّر َجا‬
ٰ
ِ ‫ت لِّ ۡل َغ ۡي‬ٞ َ‫ت ٰ َحفِ ٰظ‬
َ ُ‫اف‬JJ‫ظَ ٱهَّلل ۚ ُ َوٱلَّتِي تَ َخ‬J ِ‫ا َحف‬JJ‫ب بِ َم‬
‫ون‬ ٌ َ‫ت ٰقَنِ ٰت‬ َّ ٰ َ‫ ٰ َولِ ِهمۡۚ ف‬J ۡ‫ِم ۡن َأم‬
Jُ ‫لِ ٰ َح‬J ‫ٱلص‬
ۡ‫ِإ ۡن َأطَ ۡعنَ ُكم‬Jَ‫ ِربُوهُ ۖ َّن ف‬J‫ٱض‬ َ ‫ رُوهُ َّن فِي ۡٱل َم‬J‫ٱه ُج‬
ۡ ‫ َو‬J‫ا ِج ِع‬J‫ض‬ ۡ ‫وزهُ َّن فَ ِعظُوهُ َّن َو‬ َ ‫نُ ُش‬
)٣٤(‫يرا‬ َ ‫وا َعلَ ۡي ِه َّن َسبِياًل ۗ ِإ َّن ٱهَّلل َ َك‬
ٗ ِ‫ان َعلِ ٗيّا َكب‬ ْ ‫فَاَل تَ ۡب ُغ‬
‫ بم ا خص هم هللا ب ه من خص ائص القِوا َم ة‬،‫الرجال َّقوام ون على توجي ه النس اء ورع ايتهن‬
‫ فالص الحات المس تقيمات على ش رع هللا‬.‫ وبم ا أعط وهن من المه ور والنفق ات‬،‫والتفض يل‬
َّ‫ حافظات لك ل م ا غ اب عن علم أزواجهن بم ا اؤتمن‬،‫ مطيعات هلل تعالى وألزواجهن‬،‫منهن‬
‫ فانص حوهن بالكلم ة‬،‫ والالتي تخش ون منهن ت ر ُّفعهن عن ط اعتكم‬،‫عليه بحفظ هللا وتوفيق ه‬
‫ فإن لم يؤثر‬،‫ وال تقربوهن‬،‫ فاهجروهن في الفراش‬،‫ فإن لم تثمر معهن الكلمة الطيبة‬،‫الطيبة‬
‫ ف إن هللا‬،‫ فإن أطعنكم فاح ذروا ظلمهن‬،‫ فاضربوهن ضربًا ال ضرر فيه‬،‫الهجْ ران فيهن‬
ِ ‫فعل‬
)٣٤( .‫ وهو منتقم ممَّن ظلمهنَّ وبغى عليهن‬،‫العليَّ الكبير وليُّهن‬
Artinya :
“ 34. Laki-laki(suami) itu pelindung bagi perempuan(istri), karena Allah
telah melebihkan sebagian yang mereka(laki-laki) atas sebagian yang
lain(perempuan), dan karena mereka(laki-laki) telah memberikan nafakh dari
hartanya. Maka perempuan-perempuan yang sholeh, adalah mereka yang
taat(kepada Allah) dan menjaga diri ketika(suaminya)tidak ada, karena Allah

3
Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Cetakan Pertama,Jakarta Selatan: PT. Hati
Emas, hlm.59

8
telah menjaga(mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan
nusyuz, hendaklah kamu beri nasehat kepada mereka,tinggalkanlah mereka di
tempat tidur(pisah ranjang), dan (kalau perlu) oukullah mereka. Tetapi jika
mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk
menyusahkannya. Sungguh Allah Maha Tinggi, Maha Besar.” (QS. An-
Nisa’[4]:34)4
Dari Ayat tersebut dapat digariskan point-pointnya, diantaranya sebagai
berikut :
1. Dari segi jenis, laki-laki memliki kelebihan dari perempuan atau
seperti hewan memiliki kelebihan dibandingkan dengan tumbuh-
tumbuhan dan manusia memiliki kelebihan dibandingkan dengan
hewan walaupun sejatinya sama-sama makhluk Allah Swt,.
2. Dari segi nau’ yaitu suatu pembagian di bawah level jenis (genus)
seperti manusia mempunyai kelebihan, di dalam hal-hal tertentu,
dibanding dengan binatang sekalipun keduanya sama sebagai makhluk
Allah.
3. Dari segi zat. Kelebihan atau keunggulan yang termasuk kategori
pertama atau kedua merupakan anugerah semata-mata dari Allah SWT,
tanpa didahului usaha dari yang menyandang kelebihan atau
keunggulan dimaksud. Kelebihan atau keunggulan jenis ketiga,
kadang-kadang merupakan anugerah semata-mata dari Allah, dan
kadang-kadang juga merupakan hasil usaha dari orang yang
bersangkutan.5

C. Unsur-Unsur Al-Fadhl
Di dalam Alquran bentuk al-fadhl muncul dalam dua bentuk. Pertama, di
dalam bentuk perbandingan di antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Makna
perbandingan ini dipertegas dengan kata penghubung atau huruf jar “ ‫’( على‬ala)”.
Seperti Ayat dalam QS.An-Nahl[16]:71,

4
Ibid, hlm.84
5
Tarigan, Azahari Akmal, Tafsir Ayat Ekonomi,Bandung: Citapustaka Media Perintis, hlm.104

9
ۡ‫وا بِ َرٓادِّي ِر ۡزقِ ِهم‬
ْ ُ‫ضل‬
ِّ ُ‫ين ف‬ َ ‫ق فَ َما ٱلَّ ِذ‬ ِ ۚ ‫ض فِي ٱلرِّ ۡز‬ ٖ ‫ض ُكمۡ َعلَ ٰى بَ ۡع‬ َ ‫َوٱهَّلل ُ فَض ََّل بَ ۡع‬
)٧١(‫ون‬ َ ‫َعلَ ٰى َما َملَ َك ۡت َأ ۡي ٰ َمنُهُمۡ فَهُمۡ فِي ِه َس َوٓا ۚ ٌء َأفَبِنِ ۡع َم ِة ٱهَّلل ِ يَ ۡج َح ُد‬
،‫ فمنكم غ ني ومنكم فق ير‬،‫وهللا َفضَّل بعضكم على بعض فيما أعط اكم في ال دنيا من ال رزق‬
‫ فال يعطي المالكون مملوكيهم مم ا أعط اهم هللا م ا يص يرون ب ه‬،‫ومنكم مالك ومنكم مملوك‬
‫ فلماذا رض وا أن يجعل وا‬،‫ فإذا لم يرضوا بذلك ألنفسهم‬،‫شركاء لهم متساوين معهم في المال‬
)٧١( .‫هلل شركاء من عبيده؟ إن هذا لَمن أعظم الظلم والجحود لِنعم هللا عز وجل‬

Artinya :
“Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari(atas) sebagian yang lain
dalam hal rezki, tetapi orang-orang yang dilebihkan(rezkinya itu) tidak mau
memberikan rezki mereka kepada budak-budak yang mereka milikki, agar mereka
sama(merasakan) rezki itu. Maka Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah.”6
Dan juga tertera dalam penggalan Ayat QS.An-nisa[4]: 34
ْ Jُ‫ٓا َأنفَق‬JJ‫ضهُمۡ َعلَ ٰى بَ ۡعض َوبِ َم‬
‫وا‬J ٖ َ ‫ل قَ ٰ َّو ُم‬Jُ ‫ٱل ِّر َجا‬
َ ‫ون َعلَى ٱلنِّ َسٓا ِء بِ َما فَض ََّل ٱهَّلل ُ بَ ۡع‬
)٣٤(.... ۡ‫ِم ۡن َأمۡ ٰ َولِ ِهم‬
‫ بم ا خص هم هللا ب ه من خص ائص القِوا َم ة‬،‫الرج ال َّقوام ون على توجيه النس اء ورع ايتهن‬
ۚ )٣٤(. .......‫ وبما أعطوهن من المهور والنفقات‬،‫والتفضيل‬
Artinya :
“ Laki-laki(suami) itu pelindung bagi perempuan(istri), karena Allah telah
melebihkan sebagian yang mereka(laki-laki) atas sebagian yang lain(perempuan),
dan karena mereka(laki-laki) telah memberikan nafakh dari hartanya.......”7
Dalam bentuk pertama yang diikuti dengan kata “ ‫ ”على‬sangat berkaitan
antara Makhluk dengan Sang Pemberi Karunia dan antara makhluk yang diberi
karunia dengan makhluk lainnya, baik sesamanya ataupun berbeda jenis(hewan,
tumbuhan,dsb.)

6
Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Cetakan Pertama,Jakarta Selatan: PT. Hati
Emas, hlm.273
7
Ibid,hlm.84

10
Kedua, tanpa perbandingan. Kata Al-Fadhl ini hanya diterjemahkan
dengan karunia atau anugrah saja, yang mana kata ini ditujukan kepada semuanya
sehingga memiliki makna yang umum(‘um}. Seperti yang tertera dalam
QS.Yunus[10]:67

‫ت‬ َ Jِ‫ر ًۚا ِإ َّن فِي ٰ َذل‬J‫ص‬


ٖ َ‫ك أَل ٓ ٰي‬J ْ ُ‫ ُكن‬J‫ َل لِتَ ۡس‬J‫ل لَ ُك ُم ٱلَّ ۡي‬J
ِ ‫ا َر ُم ۡب‬JJَ‫ ِه َوٱلنَّه‬J‫وا فِي‬ َ J‫هُ َو ٱلَّ ِذي َج َع‬
)٦٧(‫ُون‬ َ ‫لِّقَ ۡو ٖم يَ ۡس َمع‬
‫ اللي ل لتس كنوا في ه وته دؤوا من عن اء الحرك ة في طلب‬-‫أيه ا الن اس‬- ‫ه و ال ذي جع ل لكم‬
‫ إن في اختالف اللي ل‬.‫ ولتس َع ْوا لطلب رزقكم‬،‫ وجع ل لكم النه ار؛ لتبص روا في ه‬،‫المع اش‬
‫ لق وم‬،‫والنهار وح ال أهلهم ا فيهم ا لَدالل ًة وحججً ا على أن هللا وح ده ه و المس تحق للعب ادة‬
)٦٧( .‫ ويتفكرون فيها‬،‫يسمعون هذه الحجج‬
Artinya :
”Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat
padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari
karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.”8
Dalam ayat tersebut menjelasakan 2 pengertian. Pertama, kata “‫ ”ٱلَّ ۡيل‬yang
menunjukkan arti waktu Malam, dalam ayat diatas kata “‫ ”ٱلَّ ۡيل‬dijadikan oleh
ْ ُ‫”لِت َۡس ُكن‬. Kedua, dalam ayat tersebut menyebutkan kata
Allah untuk beristirahat “‫وا فِي ِه‬
“َ‫ ”ٱلنَّهَا َر‬yang menunjukan arti waktu siang hari, nah disinilah Allah memerintahkan
ِ ‫” ُم ۡب‬.
untuk mencari rizqi dan karuniaNya yang dinyatakan dengan kalimat “‫صرًا‬
Dalam redaksi lainnya Allah juga menyataan untuk bertebaran mencari karunia
kepada manusia, perintah yang tercantum dalam QS. Jumu’ah[62]:10
ْ ‫ ر‬JJ‫ض ِل ٱهَّلل ِ َو ۡٱذ ُك‬
‫ُوا‬ ْ ‫ض َو ۡٱبتَ ُغ‬
ۡ َ‫وا ِمن ف‬ ِ ‫ُوا فِي ٱَأۡل ۡر‬
ْ ‫صلَ ٰوةُ فَٱنتَ ِشر‬
َّ ‫ت ٱل‬ ِ َ ‫ضي‬ِ ُ‫فَِإ َذا ق‬
)١٠( ‫ُون‬ َ ‫يرا لَّ َعلَّ ُكمۡ تُ ۡفلِح‬
ٗ ِ‫ٱهَّلل َ َكث‬
،‫ واطلب وا من رزق هللا بس عيكم‬،‫ فانتش روا في األرض‬،‫ وأ َّديتم الص الة‬،‫فإذا سمعتم الخطب ة‬
)١٠( .‫واذكروا هللا كثيرً ا في جميع أحوالكم؛ لعلكم تفوزون بخيري الدنيا واآلخرة‬
Artinya :

8
Ibid,hlm.216

11
“10. Apabila telah ditunaikan Sholat, maka bertebaranlah kamu di muka
bum,i dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.”9
Walau dalam Ayat sebelumnya, Allah Swt., memerintahkan untuk sholat jum’at
dan perintah untuk meninggalkan perkara dunia. Namun bukan berarti dalam ayat
ini ditujukan kepada hamba yang selesai sholat jum’at saja, akantetapi
jangkauannya lebih luas lagi yaitu ditujukan kepada semua mukmin dan
mukminat.
D. Kontekstualisasi Al-Fadhl
Redaksi ayat-ayat Al-Qur’an yang menggunakan kata al-fadhl dirangkai
dengan kata Allah diulang sebanyak 16 kali dan satu dengan kata rabbi.
Selanjutnya kata al-fadhl yang diidhafahkan dengan “hu atau “hi” (fadhlahu atau
fadhlihi) sebanyak 29 kali. Selain itu ada 14 kali kata al-fadhl diawali oleh
partikel “zu” yang artinya memiliki.10
Menurut beberapa uraian dari Al-fadhl diatas ada poin yang sangat
menarik, dimana pengkaitan kata Al-Fadhl juga tidak terlepas dari kata yang
memiliki nilai ibadah(ukhrowi), misalnya seperti dalam QS. Jumu’ah[62]:10
diatas. Maka dari itu kontekstualnya Al-Fadhl tidak hanya bersifat keduniawian
saja atau ke akhiratan saja, akan tetapi konteksnya menyangkup keduanya.
Kontekstualisasi al-fadhl memliki kemiripan makna dengan kata al-mal
dan ar-rizq, namun sesungguhnya setiap kata memiliki kandungan makna yang
berbeda sebagai identitasnya. Sebagaimana kekhasan dalam bahasa Alquran,
setiap kata tentu memiliki makna yang berbeda. Jika kata al-mal mengacu pada
harta (umumnya) dalam bentuk materi, sedangkan rezeki bisa materi dan lebih
luas dari sekedar mal, maka al-fadhl adalah karunia yang bentuknya bisa materi di
dunia tetapi juga bisa berbentuk immaterial di akhirat. Bahkan potensi-potensi
yang dimiliki manusia yang membuatnya berbeda dengan makhluk yang lain
sesungguhnya termasuk ke dalam al-fadhl.

9
Ibid,hlm.554
10
Tarigan, Azahari Akmal, Tafsir Ayat Ekonomi,Bandung: Citapustaka Media Perintis, hlm.106

12
Mencermati ayat-ayat yang berbicara tentang al-fadhl, ternyata al-fadhl itu
adalah sesuatu yang dicari. Ia tidak datang dengan sendirinya. Berbeda dengan
rizq, yang Allah sebut disamping diusahakan oleh manusia, namun ada rizq yang
la yahtasib (rezeki yang tidak disangkasangka). Alquran menjelaskan bahwa,

)٤(‫ق ٱهَّلل َ يَ ۡج َعل لَّهۥُ ِم ۡن َأمۡ ِر ِهۦ ي ُۡس ٗرا‬


ِ َّ‫ۚ َو َمن يَت‬.........
)٤( .‫ يجعل له من أمره يسرً ا في الدنيا واآلخرة‬،‫ فينفذ أحكامه‬،‫ ومن َي َخفِ هللا‬........

Artinya :
“....dan siapa yang bertakwa kepada Allah Swt, Allah akan memberikan
kepadanya jalan keluar( rezeki dari jalan atau arah yang tidak disangka-
sangka)”QS.At-Talaq[65]:411

Dalam QS.Jumu’ah ayat 9-10,

ۡ َ‫صلَ ٰو ِة ِمن يَ ۡو ِم ۡٱل ُج ُم َع ِة ف‬


ِ ‫ ِر ٱهَّلل‬J‫ َع ۡو ْا ِإلَ ٰى ِذ ۡك‬J ‫ٱس‬ َ ‫ين َءا َمنُ ٓو ْا ِإ َذا نُو ِد‬
َّ ‫ي لِل‬ َ ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذ‬
ُ‫لَ ٰوة‬J ‫ٱلص‬
َّ ‫ت‬ ِ َ ‫ي‬J ‫ض‬ِ ُ‫ِإ َذا ق‬J َ‫) ف‬٩( .‫ون‬J َ J‫ر لَّ ُكمۡ ِإن ُكنتُمۡ تَ ۡعلَ ُم‬ٞ J‫ ۚ َع ٰ َذلِ ُكمۡ َخ ۡي‬J‫ُوا ۡٱلبَ ۡي‬
ْ ‫َو َذر‬
ۡ‫يرا لَّ َعلَّ ُكم‬JJ ْ ‫ ر‬JJ‫ ِل ٱهَّلل ِ َو ۡٱذ ُك‬JJ‫ض‬
ٗ ِ‫ُوا ٱهَّلل َ َكث‬ ْ ‫ض َو ۡٱبتَ ُغ‬
ۡ َ‫وا ِمن ف‬JJ ِ ‫ُوا فِي ٱَأۡل ۡر‬
ْ ‫ر‬JJ‫فَٱنتَ ِش‬
)١٠( ‫ُون‬َ ‫تُ ۡفلِح‬
‫ فامض وا إلى‬،‫ إذا ن ادى الم ؤذن للص الة في ي وم الجمع ة‬،‫يا أيها الذين ص َّدقوا هللا ورسوله وعملوا بش رعه‬
‫ ذلك الذي ُأمرتم به خير‬،‫ وكذلك الشراء وجميع ما َي ْش َغلُكم عنها‬،‫ واتركوا البيع‬،‫سماع الخطبة وأداء الصالة‬
‫ وفي اآلية دلي ل‬.‫ إن كنتم تعلمون مصالح أنفسكم فافعلوا ذلك‬،‫لكم؛ لما فيه من غفران ذنوبكم ومثوبة هللا لكم‬
)٩( .‫على وجوب حضور الجمعة واستماع الخطبة‬
‫ واذكروا هللا كثيرً ا‬،‫ واطلبوا من رزق هللا بسعيكم‬،‫ فانتشروا في األرض‬،‫ وأ َّد يتم الصالة‬،‫فإذا سمعتم الخطبة‬
12
)١٠( .‫في جميع أحوالكم؛ لعلكم تفوزون بخيري الدنيا واآلخرة‬

Apabila telah selesai melaksanakan shalat maka diperintahkan untuk


bertebaran kembali di muka bumi untuk urusan perdagangan (tijarat) dan

11
Mushaf An-Nahdlah Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Cetakan Pertama,Jakarta Selatan: PT. Hati
Emas, hlm.558
12
Qur’an in word

13
melakukan transaksi-transaksi lainnya, sesuai dengan apa yang engkau butuhkan
untuk memenuhi urusan kehidupanmu. Dan carilah karunia Allah dalam bentuk
rizqi yang memang dikaruniakan Allah buat hambanya. Dalam konteks ayat, fadhl
Allah adalah keuntungan-keuntungan (al-arbah) di dalam mu’amalat dan usaha-
usaha (makasib) yang telah kita lakukan.13
Pada kata selanjutnya, makna Berzikirlah kamu dengan zikir yang banyak
dimaknai dengan banyak bersyukur kepada Allah atas segala petunjuk yang
diberikannya baik dalam bentuk kebaikan ukhrawi ataupun kebaikan duniawi.
Makna lain az-zikr adalah alhamd (pujian), al-tasbih (mensucikan Allah) dan al-
takbir (membesarkan Allah) serta al-istighfar (memohon ampun). Orang-orang
yang melakukan kebaikan di atas, kendati dalam aktivitas bisnisnya yang cukup
sibuk misalnya, akan memperoleh kemenangan (al-falah) yaitu kesuksesan hidup
di dunia dan di akhirat.
Tidak salah lagi dalam hal fadhl yang melalui keta’atan kepada Aallah
Swt., juga sudah pernah Allah ceritakan dalam Al-Qur’an terkait singgasana Ratu
Saba’ diawaktu zamannya nabi Sulaiman, Nabi Sulaiman ialah nabi yang diberi
mukjizat oleh Allah Swt., dapat menaklukan segala jenis makhluk dan dapat
berbicara dengannya. Dikisahkan dalam QS.An-namal[27]:40

َ ۚ Jُ‫ك طَ ۡرف‬
‫ك فَلَ َّما‬J َ ‫ب َأنَ ۠ا َءاتِي‬
َ J‫ َّد ِإلَ ۡي‬Jَ‫ك بِِۦه قَ ۡب َل َأن يَ ۡرت‬ ِ َ‫م ِّم َن ۡٱل ِك ٰت‬ٞ ‫ال ٱلَّ ِذي ِعن َدهۥُ ِع ۡل‬
َ َ‫ق‬
‫ ۖ ُر َو َمن‬Jُ‫ ُك ُر َأمۡ َأ ۡكف‬J‫ونِ ٓي َءَأ ۡش‬J َ ُ‫ ِل َربِّي لِيَ ۡبل‬J‫ض‬ ۡ َ‫ال ٰهَ َذا ِمن ف‬ َ َ‫َر َءاهُ ُم ۡستَقِ ًّرا ِعن َد ۥهُ ق‬
)٤٠(‫يم‬ٞ ‫ ّي َك ِر‬ٞ ِ‫َش َك َر فَِإنَّ َما يَ ۡش ُك ُر لِنَ ۡف ِس ِۖۦه َو َمن َكفَ َر فَِإ َّن َربِّي َغن‬
ْ ‫ أنا آتيك بهذا العرش قبل ارتداد أجفانك إذا تحرَّ َك‬:‫قال الذي عنده علم من الكتاب‬
‫ فأذن له‬.‫ت للنظر في شيء‬
‫ ه ذا مِن فض ل ربي ال ذي‬:‫ فلما رآه س ليمان حاض رً ا لدي ه ثاب ًت ا عن ده ق ال‬.‫ فأتى بالعرش‬،‫سليمان فدعا هللا‬
‫ أأشكر بذلك اعترا ًفا بنعمته تعالى عليَّ أم أكفر بترك الشكر؟ ومن ش كر‬:‫خلقني وخلق الكون كله؛ ليختبرني‬
‫ ك ريم يعم‬،‫ ومن جحد النعمة وترك الشكر ف إن ربي غ ني عن ش كره‬،‫هلل على نعمه فإنَّ َن ْف َع ذلك يرجع إليه‬
)٤٠( .‫ ثم يحاسبهم ويجازيهم في اآلخرة‬،‫بخيره في الدنيا الشاكر والكافر‬
Artinya :
“Seseorangg yang memiliki ilmu dari Al-Kitab(Taurot dan Zabur)
berkata,”Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu

13
Al syaukani Fath Al Qodhir,Juz 2,hlm.828

14
berkedip.” Maka ketika dia(Sulaiman) melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, dia pun berkata, “ini termasuk karunia Tuhanku untuk mengujiku,
apakah aku bersyukur atau mengingkari(nikmat-Nya). Barangsiapa bersyukur,
maka sesungguhnya dia bersyukur untuk(kebaikan) dirinya senidri dan barang
siapa ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, Maha Mulia.”
Muhammad Quraish Shihab menjelaskan ayat tersebut dengan mengaitkan
ayat sebelumnya, dimana sejarah atau kisah ayat tersebut menjelaskan kesediaan
dan kesanggupan manusia untuk mendatangkan singgasana ratu Saba’ sebelum
Ratu Saba’ dan bala tentaranya sampai dihadapan Nabi Sulaiman dan bala
tentaranya, Nabi Sulaiman yang waktu itu memberikan pertanyaan kepada
kaumnya dari segala makhluk baik manusia, hewan,dsb., yang perkatakaannya di
abadikan dalam QS. An-Naml[27]:38
)٣٨( َ‫ قَ ۡب َل َأن يَ ۡأتُونِي ُم ۡسلِ ِمين‬J‫شهَا‬
ِ ‫ُؤا َأيُّ ُكمۡ يَ ۡأتِينِي بِ َع ۡر‬
ْ َ‫قَا َل ٰيََٓأيُّهَا ۡٱل َمل‬
‫ أ ُّيكم يأتيني بسرير ملكها العظيم قبل أن ي أتوني‬:‫س َّخرهم هللا له من الجن واإلنس‬ َ ‫قال سليمان مخاط ًبا من‬
)٣٨( ‫منقادين طائعين؟‬

Pertanyaan dari Nabi Sulaiman tersebut mendapat tanggapan yang cepat dari
kalangan jin ifrit, bahwa jin ifrit akan sanggup membawanya dengan waktu
setengah hari. Belum mendapat tanggapan dari Nabi Sulaiman, salah seorang
manusia yang diberi karunia Ilmu oleh Allah Swt., menjawab dengan
kesanggupannya mengambil singgasana itu dengan jauh lebih cepat darinya
hingga tanpa berkedip sekalipun. Tatkala nabi sulaiman melihatnya singgasana itu
benar-benar berada dihadapannya dengan jarak yang dekat dan nyata, lalu dia
berkata “ini kehadiran singgasana sesuai keinginanku termasuk karunia Tuhanku
dari sekian banyak karunia yang telah dilimpahkan kepadaku.”14
Masih dalam penafsiran Muhammad Quraish Shihab, siapun yang
mengamalkan ilmu dari Allah Swt., niscaya akan di ijazahkan kepadanya karunia
Allah secara khusus, yang tidak jarang manusia lain milikinya.

E. Contoh kasus analisis

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata al-al-fadhl dijelaskan oleh penulis Ensiklopedi Al-Qur’an: Kajian
Kosa Kata. l-Asfahani menyatakan bahwa al-fadhl berarti lebih atau kelebihan
yang mencakup kebaikan dan keburukan. Adapun Thabataba’i mengatakan bahwa

14
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol.10,hlm.225-226

15
yang dimaksud dengan al-fadhl ialah suatu pemberian yang bersifat sukarela yang
merupakan kelebihan dari kebutuhan.
Di dalam Alquran bentuk al-fadhl muncul dalam dua bentuk. Pertama, di
dalam bentuk perbandingan di antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. Makna
perbandingan ini dipertegas dengan kata penghubung atau huruf jar “’ala”. Bentuk
yang pertama di atas mengandung keterkaitan di antara Allah swt. dengan
makhluk atau di antara sesama makhluk itu sendiri sehingga kadang-kadang kata
tersebut diterjemahkan dengan karunia dan kadang-kadang diterjemahkan dengan
kelebihan atau keunggulan. Kedua, tanpa perbandingan. Kendati kata ini berkaitan
dengan Allah namun kata tersebut hanya diterjemahkan dengan karunia atau
anugerah. Adalah menarik untuk dicermati, kata al-al-fadhl di dalam Alquran
tidak hanya menyangkut hal-hal yang bersifat keakhiratan semata, tetapi juga
berhubungan dengan hal-hal yang bersifat keduniaan
B. Saran
Di samping cara-cara konvensional untuk memperoleh al-fadhl atau rizqi,
ternyata ada cara lain untuk memperolehnya, yaitu menjadi hamba Allah Swt
yang terpilih. Merekalah orang-orang yang memperoleh cinta Allah. Dengan
demikian, tidak berlebihan jika kita mengatakan, dalam keyakinan setiap muslim,
ada dua bentuk al-fadhl yaitu sesuatu yang kita usahakan lewat kerja keras kita di
dunia ini. Ada pula al-fadhl yang langsung diberikan Allah kepada orang yang
dikehendakinya. Untuk memperoleh fadhli rabbi itu dipersyaratkan keta’atan kita
kepada Allah dan kepatuhan pada perintah dan larangan-larangan-Nya.
Maka selalu muslim dan mukmin sangat disarankan untuk melakukan apa
yang diperintah Allah baik wajib maupun yang menjadi sunnah dan menjahui
larangan baik yang makruh, subhat bahkan yang haram ataupun syirik. Maka
nikmat Allah dan segala karunianya dapat dengan mudah kita peroleh tanpa kita
memikirkannya hal tersebut.

16
Daftar Pustaka
Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh Nahdlatul Ulama, Al-Qur’an
Dan Terjemahannya Cetakan Pertama,2014,Jakarta Selatan: PT. Hati Emas
Tarigan, Azahari Akmal, Tafsir Ayat Ekonomi,2012,Bandung: Citapustaka Media
Perintis
Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Mishbah, vol V, 2003, Jakarta, Lentera Hati,2003
Al-Syaukani, Fath al-Qadir, 2004,Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah
http://repository.uinsu.ac.id/88/1/TAFSIR%20AYAT-AYAT%20AL-
QURAN.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/54042-ID-ekonomi-dalam-perspektif-
alquran.pdf
http://ariefmuliadi30.blogspot.com/2012/06/makalah-tafsir-ayat-ayat-
ekonomi-.html
http://el-syadii.blogspot.com/2014/06/tafsir-ayat-ayat-ekonomi-ayat-al fadhl.html

17

Anda mungkin juga menyukai