Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TUJUAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN


DOSEN PENGAMPU : DIMYATI. S,PD. M,PD .

DISUSUN OLEH:

1. M RIFQI HABIBULLAH
2. HUSNAYAMI
3. HINDATUN AINI
4. HAEIRUN NISA
5. ELVA INDRIANI
6. ESA MARIA
7. HUSPITA HANDAYANI
8. FEBI MEISANI
9. IRDA OKTAVIANI
10. JUWITA PUTRI R

KELAS : A5 / INTERNASIONAK KELAS

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Laporan ini. Semoga
shalawat serta salam selalu dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
sahabat dan keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.

Alhamdulillah penulis telah berhasil menyelesaikan makalah tentang “TUJUAN


MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN”. Laporan ini disusun agar dapat menambah
informasi kepada para pembaca tentang TUJUAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada


:

1. BAPAK DIMYATI., S.Pd., M.Pd selaku dosen matkul agama


2. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.
3. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan Laporan ini.

Semoga Laporan ini ember wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
Laporan ini memiliki kelebihan dan kekurangan, namun penulis menyadari bahwa Laporan ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan.
Semoga Laporan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan mendapat ridho Allah. Amin.
Kamis, 7 Otober 2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................
KATA PENGANTAR .............................................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................
BAB 1 .....................................................................................................................................
PENDAHULUAN ...................................................................................................................
A. Latar belakang .............................................................................................................
B. Rumusan masalah ........................................................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................................................
BAB II.....................................................................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................................................................
1. Tujuan manusia diciptakan sebagai makhluk tuhan ....................................................
2. Hikmah diciptakannya manusia sebagai makhluk tuhan ............................................
BAB III....................................................................................................................................
PENUTUP ...............................................................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk Allah SWT. Yang diberikan kelebihan berupa akal untuk berfikir dan
mengingat apa-apa yang ia pelajari, alami, dan lakukan. Menurut Nurcholis madjid, manusia
merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang mengangumkan dan penuh misteri. Dia tersusun
dari perpaduan dua unsur; yaitu segenggam tanah bumi, dan ruh Allah . Maka siap yang hanya
mengenal aspek tanahnya dan melelaikan aspek tiupan ruh Allah, maka dia tidak akan mengenal
lebih jauh hakekat manusia. Al-Qur’an sendiri juga menyatakan bahwa manusia memang
merupakan makhluk yang paling sempurna yang diciptakan leh Allah SWT. Dalam surah At-tin
ayat 4 Allah juga menjelaskan banyak sekali kelebihan yang dberikan Allah SWT kepada
manusia yang tidak diberikan kepada makhluk-makhluknya yang lain, yaitu : “ sesusngguhnya
kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa tujuan diciptakannya manusia sebagai makhluk tuhan?
2. Apa hikmah diciptakannya manusia sebagai makhluk tuhan ?
C. TUJUAN
1. Pembaca mengerti tujuan diciptakannya manusia sebagai makhluk tuhan!
2. Mengetahui hikmah diciptakannya manusia sebagai makhluk tuhan !
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tujuan manusia diciptakan sebagai makhluk tuhan
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling besar/sempurna, yaitu manusia diberi akal pikiran dan
peralatan yang lengkap dan sempurna oleh Allah SWT, karenanya ia harus boleh menganalisa
jiwanya. Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling indah, dan dalam bentuk yang
sebaik baiknya.
Dalam hal ini, Allah berfirman dalam surah At-taghabun ayat 3 :

‫ َخ َلَق الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر َض ِباْلَح ِّق َو َصَّوَر ُك ْم َفَاْح َس َن ُص َو َر ُك ْۚم َو ِاَلْيِه اْلَم ِص ْيُر‬.

Artinya : Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, Dia membentuk rupamu
lalu memperbagus rupamu, dan kepada-Nya tempat kembali.
Dengan diberi akal dan bentuk rupa yang sangat bagus itu maka sangat tepat bila manusia
terpilih sebagai khalifah Allah di atas bumi. Manusia ditugaskan memimpin dijagat raya ini,
karena ia mampu terhadap tugas yang di embannya tentang tujuan hidup, nasib dan tujuan
akhirnya yakni mati.
Namun waktu manusia dianugerahi seperangkat pemberian oleh Allah, dinobatkan sebagai
khalifah di atas bumi, memiliki berbagai kekuatan dan potensi, memiliki segudang ilmu
pengetahuan dan mampu menganalisa aspek-aspek penting dalam kekhalifahandan mengkaji
hukum-hukum alam, ia masih tergolong sebagai makhluk yang lemah, sering kali ditaklukkan
oleh hawa nafsu,sehinga tidak mengenal dirinya.
Dalam hal ini, Allah berfirman dalam surah Al-Ma’aarij ayat 19-21 :

‫ِإَّن اِإْل ْنَس اَن ُخ ِلَق َهُلوًعا ِإَذ ا َم َّسُه الَّش ُّر َج ُز وًعا َوِإَذ ا َم َّسُه اْلَخْيُر َم ُنوًعا‬

Artinya : "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa
kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir".
Artinya : “Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah, dan apabila ia mendapat
kebaikan ia akan kikir.”
Sebagai manusia diciptakan dalam kedaan lemah, namun ia diberi kelebihan dan keistimewaan
tersendiri. Keistimewaan tersebut berupa ilmu pengetahuan, penerangan dan akal pikiran.
Siapaun yang mencoba menganalisa Al-Quran ia akan mendapatkan pada banyak ayatnya,
betapa Al-Qur’an itu mengisimewa dan manusia. Ian akan melihat kemuliaan, keistimewaan dan
keistimewaan peranan manusia yang dijunjung tinggi oleh Allah SWT.
Tujuan penciptaan manusia :
1. Untuk mengabdi atau beribadah, sesuai dengan surah az-zariat ayat 56 :
‫َو َم ا َخ َلْقُت اْلِج َّن َو اِاْل ْنَس ِااَّل ِلَيْعُبُد ْو ِن‬

Artinya : Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.
2. Untuk mengemban amanah atau tugas keagamaan, sesuai dengan surah Al-Ahzab ayat 72

: ‫ِاَّنا َع َر ْض َنا اَاْلَم اَنَة َع َلى الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َو اْلِج َباِل َفَاَبْيَن َاْن َّيْح ِم ْلَنَها َو َاْش َفْقَن ِم ْنَها َو َح َم َلَها اِاْل ْنَس اُۗن ِاَّنٗه َك اَن َظُلْو ًم ا‬
‫َج ُهْو ۙاًل‬

Artinya : Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan
gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir
tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh,
manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh.
3. Manusia diciptakan Allah bukan secara main-main, surah Al-Mu’minun ayat 115:

‫َاَفَحِس ۡب ُتۡم َاَّنَم ا َخ َلۡق ٰن ُك ۡم َع َبًثا َّو َاَّنُك ۡم ِاَلۡي َنا اَل ُتۡر َج ُع ۡو َن‬

Artinya : “Maka apakah kamu mengira, bahwa Kami menciptakan kamu main-main
(tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami.”
4. Untuk menjadi khalifah dari segi bahasa, khalifah yang bermaksud pengganti ia
menjelaskan bahwa Allah mengamanahkan manusia sebagai pengganti untuk
mentakbirkan bumi dengan merujuk kepada manual dan panduan daripadanya.
5. Untuk menjadi da’i, surah al-imran ayat 110 :
‫ُكْنُتْم َخْيَر ُاَّمٍة ُاْخ ِر َج ْت ِللَّناِس َتْأُم ُرْو َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َتْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو ُتْؤ ِم ُنْو َن ِباِهّٰللۗ َو َلْو ٰا َم َن َاْهُل اْلِكٰت ِب َلَك اَن َخْيًرا َّلُهْم‬
‫ۗ ِم ْنُهُم اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن َو َاْكَثُر ُهُم اْلٰف ِس ُقْو َن‬
Artinya : Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena
kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah.
2. Hikmah diciptakannya manusia sebaga makhluk tuhan
1. Agar kita selalu ingat bahwa kita di ciptakan bukan tanpa maksud dan tujuan, dan
Allah akan meminta pertanggung jawaban terhadap kita atas apa yang kita lakukan.
Artinya: “apakah manusia mengira, dia akan di biarkan begitu saja (tanpa pertanggung
jawaban.”[Al-Qiyamah:36]
2. Agar kita dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan penciptaan kita (manusia),
karena Allah selalu memberi perhatian dan pengawasan seluruh ciptaan-Nya, terlebih
kepada manusia dan jin. Artinya:” kami akan member perhatian sepenuhnya kepada mu
wahai golongan manusia dan jin!.:[Ar-Rahman:31]
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan :
1. Agar kita selalu ingat bahwa kita diciptakan bukan tanpa maksud dan tujuan,dan Allah
akan meminta pertanggung jawaban terhadap kita atas apa yang kita lakukan. Lihat
Qur`an surat [Al-Qiyamah : 36].
2. Agar kita dapat melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan sesuai dengan tujuan
penciptaan kita (manusia). Lihat Qur’an Surat [Ar-Rahman : 31]
3. Untuk menjadi da’i lihat Qur’an Surat [Al-imran :110]
4. Untuk menjadi khalifah.Lihat Qur’an surat [Al-baqarah : 30],dan [Al Anam :165]
5. Untuk mengabdi atau beribadah.Lihat Qur’an surat [Adz-Dzariyat : 56]
6. Untuk mengemban Amanah atau tugas keagamaan.Lihat Qur’an surat [Al-ahzab :72]
7. Manusia diciptakan Allah bukan secara main-main.Lihat Qur’an surat [Al-Mu’minun :
115]

B. SARAN
Kita sebagai manusia memang memiliki keterbatasan,tapi keterbatasan jangan sampai melalaikan
tanggung jawab kita sebagai Abdillah,Khalifah,dan Da’i melaksanakan Amanah Allah embankan
sesuai dengan kadar kemampuan kita,karena Allah mengetauhi kita.Wallahu alam.
DAFTAR PUSTAKA

Nurcholish Madjid, Islam


Doktrin dan Peradaban,
Jakarta: Paramadina, 2000,
hal,
430
M. Quraish Shihab, Tafsir al
Misbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al- Qur‟an Vol.
13, Jakarta: Lentera hati, 2002,
hal.357.
DR. Abdullah bin Muhammad,
Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9,
Cetakan 2. Jakarta: Pustaka
Imam Syafei, 2009, hal. 156
Nurcholish Madjid, Islam
Doktrin dan Peradaban,
Jakarta: Paramadina, 2000,
hal,
430
M. Quraish Shihab, Tafsir al
Misbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al- Qur‟an Vol.
13, Jakarta: Lentera hati, 2002,
hal.357.
DR. Abdullah bin Muhammad,
Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9,
Cetakan 2. Jakarta: Pustaka
Imam Syafei, 2009, hal. 156
Nurcholish Madjid, Islam
Doktrin dan Peradaban,
Jakarta: Paramadina, 2000,
hal,
430
M. Quraish Shihab, Tafsir al
Misbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al- Qur‟an Vol.
13, Jakarta: Lentera hati, 2002,
hal.357.
DR. Abdullah bin Muhammad,
Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9,
Cetakan 2. Jakarta: Pustaka
Imam Syafei, 2009, hal. 156
Nurcholish Madjid, Islam
Doktrin dan Peradaban,
Jakarta: Paramadina, 2000,
hal,
430
M. Quraish Shihab, Tafsir al
Misbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al- Qur‟an Vol.
13, Jakarta: Lentera hati, 2002,
hal.357.
DR. Abdullah bin Muhammad,
Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9,
Cetakan 2. Jakarta: Pustaka
Imam Syafei, 2009, hal. 156
Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban, Jakarta : Paramadina, 2000, hal, 430
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Vol.13, Jakarta :
Lentera hati, 2002, hal.357.
DR. Abdullah bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir Jilid 9, Cetakan 2. Jakarta : Pustaka Imam
Syafei, 2009, hal. 156

Anda mungkin juga menyukai