Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, dan segala kelancaran kepada penulis, sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Manusia Sebagai Khalifah” ini.

Shalawat dan salam tidak lupa pula penulis hanturkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah merubah zaman kebodohan menjadi zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan. Tidak lupa pula terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
ucapkan kepada seluruh anggota yang telah membantu dan ikut bekerja sama dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun
penyajiannya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran ke arah yang positif dan
tentunya untuk penulisan yang lebih baik pada masa yang akan datang. Dan sekiranya
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan khususnya kepada pembaca.

Lhokseumawe,

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................................
C. Tujuan Penulisan ........................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................


A. Pengertian Manusia sebagai Khalifah...................................................................
B. Ayat-Ayat tentang Manusia sebagai Hamba dan
Khalifah......................................................................
C. Peran Manusia sebagai Khalifah...................................................
D. Bentuk Pemerintah Khalifah................................................................................
E. Sifat atau Tingkah Manusia sebagai Khalifah......................................................
F. Fungsi Hidup dan Tangggung jawab Manusia sebagai Khalifah ...........................

BAB III KESIMPULAN ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dengan wujud yang
lengkap yakni jasmani dan rohani, di samping itu juga diberi sesuatu yang paling
membedakan terhadap makhluk lain. Manusia diberikan akal dan hati untuk dapat
memahami ilmu yang diturunkan oleh Allah SWT, baik itu ilmu tentang tauhid,
akhlak, dan lain sebagainya.

Kita sebagai makhluk Allah yang mempunyai akal pikiran, hendaknya


mengetahui bagaimanakah proses terbentuknya manusia dan sebagai apakah manusia
diciptakan. Manusia bukanlah sebuah kebetulan untuk diciptakan, dan bukan pula
hanya sebagai benda hidup yang kemudian mati tanpa pertanggungjawaban. Al-Quran
telah menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga macam istilah yaitu, insan, basar, dan
bani adam. Insan dan basar yang berarti pelupa dan memiliki perasaan. Sedangkan
bani adam yang berarti menunjukkan asal-usul manusia yaitu bani adam.

Manusia juga mengemban fungsi dan tugas hidup yang berkaitan dengan
tanggung jawab. Jadi manusia itu diciptakan dengan fungsi dan tugas yang pada
akhirnya akan dipertanggungjawabkan. Didalam makalah ini, kami akan menjelaskan
tentang ulasan manusia secara lengkap mulai dari penciptaannya hingga tugas dan
tanggung jawab manusia sebagai khalifah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan manusia sebagai khalifah?
2. Apa saja ayat dalam Al-Quran yang membahas tentang manusia sebagai hamba
dan khalifah?
3. Apa sajakah peranan manusia sebagai khalifah?
4. Bagaimana bentuk pemerintahan khalifah?
5. Bagaimanakah sifat atau tingkah laku manusia sebagai khalifah?
6. Apa sajakah fungsi hidup dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah?

3
C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan penjelasan tentang manusia sebagai khalifah;


2. Untuk menjelaskan ayat dalam Al-Quran yang membahas tentang manusia
sebagai hamba dan khalifah;
3. Untuk memberikan gambaran tentang peranan manusia sebagai khalifah;
4. Untuk mengetahui peranan manusia sebagai khalifah;
5. Untuk mengetahui sifat atau tingkah laku manusia sebagai khalifah; dan
6. Untuk menegtahui fungsi hidup dan tanggung jawab manusia sebagai khalifah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia sebagai Khalifah


Secara bahasa, kata manusia dalam bahasa arab yaitu Insan. Sedangkan secara
istilah, manusia adalah makhluk hidup ciptaan Allah SWT yang paling mulia dan
diciptakan dalam bentuk yang amat baik serta diberikan akal pikiran dan firasat hati
yang luar biasa untuk beribadah kepada Allah SWT.
Kemuliaan manusia disebabkan karena manusia diciptakan dengan wujud
yang lengkap yakni jasmani dan rohani, di samping itu juga diberi sesuatu yang paling
membedakan terhadap makhluk lain. Manusia diberikan akal dan hati untuk dapat
memahami ilmu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril dan untuk
Nabi Muhammad SAW, yaitu Al-Qur’an.
Di dalam Al-Qur’an,diceritakan seluk beluk penciptaan manusia, baik itu
proses maupun tujuan diciptakannya. Ditinjau dari prosesnya, penciptaan manusia
merupakan serangkaian proses yang sangat unik dan menakjubkan. Hal itu
menunjukkan bahwa Allah SWT adalah zat yang Maha Besar dan Maha Kuasa. Allah
SWT adalah zat yang Maha Pencipta dan tidak ada yang dapat menandingi ciptaan-
Nya.
Salah satunya adalah menjadi khalifah di muka bumi. Kata khalifah atau
khalafah dalam bahasa arab, yaitu khalafah, yakhlifu, khalfan yang memiliki beberapa
arti, yang pertama adalah sesuatu yang datang belakangan atau yang generasi
kemudian.Yang artinya setiap manusia yang dilahirkan akan saling menggantikan,
yang awal (salaf) akan digantikan dengan generasi selanjutnya (khalaf) sampai
dengan hari kiamat, orang yang meninggal akan digantikan dengan setelahnya, oleh
karena itu disebut dengan khalifah.
Yang kedua, kata khalifah juga berarti pemimpin atau penguasa, sedangkan
bentuk kekuasaannya disebut khilafah yang berarti kepemimpinan. Yang ketiga,
khalifah berarti sesuatu yang mengandung manfaat dan bermanfaat, serta menciptakan
kebaikan. Karena itu, ketika Adam diturunkan ke bumi untuk membawa ketenangan,
kesenangan, dan kenyamanan, maka dikatakan oleh Allah SWT, “Adam! Kamu dan
keturunanmu akan saling menggantikan, tapi setiap yang hadir di bumi itu harus
selalu memberikan manfaat”. Jadi dapat disimpulkan, khalifah adalah pesan pesan

5
kehidupan yang menjadi tugas dan misi manusia saat di dunia untuk memimpin,
memanfaatkan, dan menampilkan banyak kebaikan-kebaikan.
Wujud kebaikan ada 2, yang pertama, kebaikan spiritual dalam wujud ibadah
ritual, yang kedua adalah kebaikan sosial dalam wujud interaksi dengan makhluk.
Kebaikan ritual diukur berdasarkan taqwa kepada Allah SWT, dan kebaikan sosial
diukur berdasarkan taqwa dengan sesama makhluk. Makanya ketika disebutkan kata
taqwa sebanyak 115 kali, dibagi dua bagian, ada yang behubungan dengan taqwa
kepada Allah SWT dan ada yang berhubungan dengan makhluk.
Selain itu, manusia ditunjuk oleh Allah SWT sebagai pengganti Allah SWT
dalam mengolah bumi sekaligus memakmurkannya. Manusia diberi tugas dan
tanggung jawab untuk menggali potensi-potensi yang terdapat di bumi, mengolahnya,
dan menggunakannya sebagai saran untuk beribadah kepada Allah SWT. (Thoyar,
2011:5)

B. Ayat-Ayat tentang Manusia sebagai Hamba dan Khalifah


1. Surah Al-Mu’minun [23] Ayat 12-14 tentang Proses Penciptaan Manusia

Artinya: Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal)
dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang
melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya
makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik. (QS.
Al-Mu’minun [23]: 12-14).

6
Adapun kesimpulan dari ayat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penegasan Allah SWT bahwa manusia makhluk yang asal kejadiannya dari
sari pati tanah.
Bagaimana pandangan ilmu pengetahuan tentang asal kejadian
manusia itu? Menurut ilmu biologi, manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan
asal kejadiannya adalah dari tanah. Hal ini telah dibuktikan dari makhluk
hidup tersebut. Hasil penelitian abu bekas bakaran makhluk hidup diketahui
bahwa unsur-unsur aslinya adalah oksigen (O), hidrogen (H), zat belerang (S),
zat arang (C), kalium (K), natrium (Na), Yudium (Y), asam arang (CO2), air
(H2O) dan zat lainnya sebagai pelengkap.

b. Informasi dari Allah SWT tentang proses kejadian manusia ketika masih
berada dalam kandungan.
Proses kejadian manusia ketika masih berada dalam kandungan adalah sebagai
berikut:
 Allah SWT menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh
manusia sebagai muthfah (air yang berisi spermatozoa atau disebut
sperma), yang kemudia ditumbuhkan kedalam qarar (rahim atau
kandungan).
 Allah SWT menjadikan nuthfah sebagai ‘alaqah yang berbentuk
gumpalan darah
 Dari ‘alaqah, Allah SWT menjadikannya sebagai mudghah yaitu
segumpal daging menyerupai daging hancur yang sudah dikunyah.
 Dari mudghah, Allah SWT menjadikannya sebagai idzam yaitu tulang
atau rangka.
 Kemudian tulang atau rangka itu dibalut oleh daging.
 Setelah itu, Allah SWT menjadikan daging itu sebagai makhluk dalam
bentuk lain yaitu dalam bentuk manusia yang telah berkepala,
berbadan, bertangan, dan berkaki.

2. Surah Al-Baqarah [2] Ayat 30 tentang peranan manusia sebagai khalifah

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak
menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan dalah di sana. Sedangkan

7
kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya
Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 30)(Thoyar,
2011: 3)

Adapun isi kandungan dari ayat tersebut adalah sebagai berikut:


 Ayat ini menjadi kisah pembuka keberadaan dan eksistensi manusia di muka bumi ini.
Di hadapan para malaikat, Allah SWT, menyampaikan iradah-Nya bahwa Dia akan
mengangkat seorang khalifah untuk memakmurkan bumi. Tidak seperti biasa para
malaikat yang selalu berkata sami’na wa atha’naterkejut mendengarnya.
 “Apakah Engkau akan menjadikan seorang yang merusak bumi dan menumpahkan
darah sebagai khalifah di bumi?”, inilah reaksi para malaikat. Mereka
mempertanyakan lagi kebijakan Allah SWT tersebut. Allah pun menjawabnya dengan
bijak, “sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Selanjutnya,
Allah SWT, mengungkapkan rahasia kemampuan manusia kepada para malaikat.
 Allah SWT menyuruh Adam, manusia pertama, untuk menyebutkan nama-nama
beberapa yang dikaruniakan Alla SWT kepada manusia, malaikat pun tunduk pada
kehendak Allah SWT. (Husni Thoyar, 2011: 4)
 Manusia menempati kedudukan istimewa di muka bumi ini. Tapi bukan berarti
manusia diistimewakan kemudian boleh berbuat semaunya, melainkan sebaliknya.
Kedudukan istimewa manusia menuntut kearifan dan tanggung jawab besar terhadap
alam dan masyarakatnya.
 Dengan demikian, setiap manusia harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya
dan melakukan tindakan yang tidak merusak alam dan masyarakatnya. (Thoyar, 2011:
5)

7. Surah Sad [38] ayat 26 tentang khalifah sebagai penguasa.

8
ُ‫ض فِى َخ ِليفَةُ َجعَ ْل َٰنَ َكُ إِنَّا َٰيَ َد ُاوۥ ُد‬ ُ ِ ‫ٱح ُكم ْٱْل َ ْر‬ ُِ ‫ل بِ ْٱل َح‬
ُ ِ َّ‫ق ٱلن‬
ْ َ‫اس بَيْنَُ ف‬ َُ ‫تَتَّبِ ُعِ َو‬
َُٰ ‫ك ْٱل َه َو‬
‫ى‬ َُ َّ‫ضل‬ِ ُ‫ل َعن فَي‬ ُِ ‫س ِبي‬ َُِّ ‫ن‬
َ ‫ُۚٱّلل‬ َُّ ‫ضلُّونَُ ٱلَّذِينَُ ِإ‬
ِ ‫ل َعن َي‬ ُِ ‫س ِبي‬ َُِّ ‫لَ ُه ُْم‬
َ ‫ٱّلل‬
ُ‫شدِيدُ َع َذاب‬
َ ‫سواُ ِب َما‬
ُ َ‫ب َي ْو َُم ن‬ َ ‫ْٱل ِح‬
ُِ ‫سا‬
Artinya: “(Allah SWT berfirman) Wahai Daud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan
khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil
dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan
Allah.”
Pada ayat ini disebutkan bahwa Allah SWT menjadikan Nabi Daus AS sebagai
khalifah di bumi dengan arti menjadi penguasa di kalangan Bani Israel. Saat di antara kaum
Bani Israel terdapat perselisihan, Nabi Daud selaku penguasa diperintahkan untuk
memberikan keputusan dengan adil. Selaku penguasa, seorang khalifah ditintut untuk
senantiasa berbuat adil kepada masyarakatnya. Ketidakadilan yang dilakukan oleh penguasa
akan memberikan akibat buruk bagi korbannya dan masyarakat umum. (Thoyar, 2011: 5)

C. Peranan Manusia sebagai Khalifah


Manusia sebagai khalifah di muka bumi ini memiliki peranan penting yang dijalankan
sampai akhir zaman ataupun kiamat, dan peranan penting ini pun sebagai bagian dari fungsi
manusia sebagai khalifah, diantaranya:
1. Memakmurkan bumi (al’imarah)
Ini berupa pembangunan materi, dengan memanfaatkan kekayaan alam yang telah
disediakan Allah SWT di muka bumi tercinta ini dengan arahan dan syariat yang lurus, yaitu
berdasarkan Al-Quran (hikmah) dan As-Sunah (hadist). Khalifah pun berupaya untuk
menjadikan umatnya atau manusia pada zamannya yang bermoral dan memiliki peradaban
yang baik.
2. Memelihara bumi (arri’ayah)
Khalifah dalam menjalankan tugasnya harus memiliki tujuan yaitu dengan
menciptakan akidah dan akhlaqulkarimah. Selain menciptakan itu juga agar selalu
terpeliharanya akidah dan akhlaqulkarimah tersebut. Menjaga bumi dari kerusakan atau
kehancuran alam, baik itu yang disebabkan alam sendiri maupun oleh tangan-tangan jahil
para manusia.
3. Melindungi bumi

9
Khalifah memiliki fungsi untuk melindungi bumi dan seisinya, yang terkandung atas
lima pokok kehidupan yaitu, agama (aqidah), jiwa manusia, harta kekayaan, akal pikiran, dan
keturunan (kehormatan). Tugas yang ketiga ini sangat berat diembannya, dan apabila dapat
dilaksanakan, jika seorang khalifah tersebut dapat menunjukkan suatu kebenaran dan dapat
menegakkan di tengah-tengah kehidupan umat manusia. Serta dapat menunjukkan kepada
umat manusia, bahwa kebathilan adalah kebathilan dan dapat mengajak seluruh umat
manusia untuk menumbangkannya bersama demi mencapai tujuan bersama seperti yang
diharapkan

D. Bentuk Pemerintahan Khilafah


Bentuk pemerintahan sangat perlu, karna dengan begitu semua tugas agas terstruktur
dengan baik.
 Abu A’la al Maududi menjelaskan bahwa istilah khilafah berasal dari akar kata yang
sama dengan khalifah yang memiliki arti kepemimpinan.
 Secara terminologi syari’at islam, khilafah diartikan sebagai kepemimpinan umum
yang menjadi hak seluruh kaum muslimin di dunia untuk menegakkan hukum syari’at Islam
dan mengembangkan dakwah Islam ke seluruh dunia.
 Jamaluddin kafi mengatakan bahwa bentuk pemerintahan khilafah merupakan
pemerintahan yang merujuk pada sistem pemerintahan Nabi Muhammad di Madinah, Nabi
Muhammad memiliki kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
 Ali Ahmad Assalus mengatakan bahwa khilafah sama dengan imanah yaitu pemimpin
yang disejajarkan dengan ketua atau lainnya. Ia juga mengatakan bahwa dalam bentuk
pemerintahan khilafah orang yang dijadikan pemimpin merupakan penguasa tertinggi untuk
menggantikan Nabi Muhammad SAW.

E. Sifat atau Tingkah Laku Manusia sebagai Khalifah

10
Sebelum kalian menerapkan perilaku sebagai khalifah di bumi terlebih dahuli kita
harus membiasakan diri untuk membaca Al-Quran setiap hari. Adapun tingkah laku manusia
yang di bahas dala Al-Quran adalah sebagai berikut:
 Selalu sadar diri bahwa kita diciptakan dari sesuatu yang hina menjadi bentuk yang
sebaik-baiknya.
 Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT yang telah menjadikan kita sebaik-baik
bentuk.
 Senantiasa mengakui kebesaran Allah SWT yang telah menganugerahi kita
pendengaran, penglihatan, dan hati nurani.
 Senantiasa mendiskusikan segala sesuatu dengan hati yang tenang dan kendalikan
amarah.
 Senantiasa menerima dan mensyukuri kekurangan serta kelebihan yang telah
diberikan.
 Selalu beribadah hanya kepada Allah SWT baik dalam artian sempit manupun luas.
 Selalu bisa menjaga amanah dengan baik dan menjalankannya dengan jujur dan
penuh rasa tanggung jawab.
 Menjaga kedamaian dan ketentraman hidup umat beragama.
 Senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara untuk kesejahteraan
yang lebih menyeluruh kepada seluruh masyarakat.

F. Fungsi Hidup dan Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah

11
Selain memiliki tugas untuk melindungi, menjaga, merawat, dan mengelola bumi,
seorang khalifah juga mempunyai fungsi hidup yang lain dan tanggung jawab yang di emban
pada saat menjadi khalifa
 Fungsi Hidup Manusia sebagai Khalifah
Jika kita merenungkan tentang keberadaan manusia di bumi ini dengan segala macam
pencapaiannya, pertanyaan yang muncul, kemanakah kita setelah ini. Apakah keberadaan
manusia dibumi serta apa yang dihasilkan akan menghilang begitu saja. Kesadaran akan
eksistensi (dari mana dan akan kemana) akan membawa manusia pada sisi terdalam pada
wujud manusia itu sendiri. Sepanjang sejarah manusia, sudah banyak orang yang mencoba
mencari formulasi yang mereka ciptakan berdasarkan pemahaman yang tidak utuh terhadap
manusia, karena mereka sebenarnya tidak mengetahui hakikat dirinya.
Di atas telah disinggung bahwa keberadaan manusia di dunia bukanlah secara
kebetulan. Bukan pula sebagai denda lagi dan selesai tanpa tanggung jawab, sebagaimana
paham materialisme. Islam memberikan garis dasar yang jelas tentang maksud penetapan
manusia sebagai khalifah. Di dunia ini, khalifah mengemban fungsi dan tugas sebagai
khalifah. Banyak tanggung jawab yang akan di emban dan harus dilaksanakan sesuai dengan
aturan yang ditetapkan dan digariskan oleh Allah SWT dan prosedur yang diatur dalam
pemerintahan dan Undang-Undang.
 Tanggung Jawab Manusia sebagai Khalifah

Sebagai makhluk Allah SWT, manusia mendapat amanat yang harus


dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang harus dipikul manusia di muka
bumi adalah tugas kekhalifahan (kepemimpinan), wakil Allah untuk mengelola dan
memlihara alam-Nya. Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.
Manusia menjadi khalifah berarti manusia memperoleh perintah untuk memakmurkan bumi.
Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif yang memungkinkan
dirinya mengolah serta mendayagunakan apa yang ada di bumiuntuk kepentingan hidupnya
dan masayarakat lainnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan. Manusia harus bisa
mewujudkannya serta mempertanggungjawabkan segala perilakunya, agar manusia saat ini
yang menjadi khalifah tidak semena-mena dalam bertindak, sehingga kesejahteraan umat
akan mulai terbentuk dan akan selamanya aman, damai, dan tentram.

12
BAB III
KESIMPULAN

13
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Allah SWT yang paling mulia dan diciptakan
dalam bentuk yang amat baik serta diberikan akal pikiran dan firasat hati yang luar biasa
untuk beribadah kepada Allah SWT. Di dalam Al-Qur’an,diceritakan seluk beluk penciptaan
manusia, baik itu proses maupun tujuan diciptakannya.
Salah satunya adalah menjadi khalifah di muka bumi. Kata khalifahyang memiliki
beberapa arti, pertama adalah sesuatu yang datang belakangan atau yang generasi
kemudian.Yang artinya setiap manusia yang dilahirkan akan saling menggantikan, yang awal
(salaf) akan digantikan dengan generasi selanjutnya (khalaf) sampai dengan hari kiamat,
orang yang meninggal akan digantikan dengan setelahnya, oleh karena itu disebut dengan
khalifah.
Yang kedua, kata khalifah juga berarti pemimpin atau penguasa, sedangkan bentuk
kekuasaannya disebut khilafah yang berarti kepemimpinan. Yang ketiga, khalifah berarti
sesuatu yang mengandung manfaat dan bermanfaat, serta menciptakan kebaikan. Jadi dapat
disimpulkan, khalifah adalah pesan pesan kehidupan yang menjadi tugas dan misi manusia
saat di dunia untuk memimpin, memanfaatkan, dan menampilkan banyak kebaikan-kebaikan.
Selain itu, manusia ditunjuk oleh Allah SWT sebagai pengganti Allah SWT dalam
mengolah bumi sekaligus memakmurkannya. Manusia diberi tugas dan tanggung jawab
untuk menggali potensi-potensi yang terdapat di bumi, mengolahnya, dan menggunakannya
sebagai saran untuk beribadah kepada Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

14
http://blog.unnes.ac.id/malikhatundayyanah/2015/11/24/tugas-manusia-sebagai-khalifah-di-
muka-bumi.

https://www.dakwahbinsani.com/2018/05/prosespenciptaan-manusia-sesuai-surah.html?m=1.

http://www.sigabah.com/beta/konsep-manusia-sebagai-khalifah.

Rosidin, Mutarom Faisal, dkk. (2014). Buku Siswa Al-Qur’an Hadis. Jakarta: Kementrian
Agama.

Thoyar Husni. (2011). Pendidikan Agama Islam untuk SMA. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan.

15

Anda mungkin juga menyukai