Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat
pada waktunya. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca untuk memperdalam ilmu agama., pada
kesempatan ini kami sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada
yang terhormat :

1. Bapak Heri Cahyono M.Pd.I Dosen pengampu mata kuliah keimanan dan
kemanusiaan yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami
termotivasi dan menyelesaikan makalah ini.
2. Rekan-rekan kelompok semua di universitas Muhammadiyah metro yang telah
saling membantu dalam menyusun makalah.
3. Secara khusus kami menyampaikan terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar, baik selama
mengikuti perkuliahan maupuan dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami sadar bahwa
masih banyak kekurangan terhadap makalah ini. Oleh kerena itu, kami meminta kepada
para pembaca untuk memberikan masukan bermanfaat yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini agar dapat diperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga
kedepannya dapat menjadi lebih baik.

Metro, Oktober 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR
ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang.........................................................................................................................1
B. Rumusan
masalah..........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Fungsi dan Peran
Manusia...........................................................................................................................2
B. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah dan hamba Allah
Swt..................................................................................................................................3
C. Sifat-sifat manusia dalam Al-
Qur’an.............................................................................................................................5
D. Kelemahan-kelemahan
manusia...........................................................................................................................7
E. Kelebihan manusia atas makhluk
lain...................................................................................................................................8
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN..................................................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................................................13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan satu hakikat yang mempunyai dua
dimensi, yaitu dimensi material (jasad) dan dimensi immaterial (ruh, jiwa, akal dan
sebagainya). Unsur jasad akan hancur dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan tetap
dan bangkit kembali pada hari kiamat. (QS. Yasin, 36: 78-79). Manusia adalah makhluk
yang mulia, bahkan lebih mulia dari malaikat (QS. al-Hijr, 15: 29).
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia memang menarik dan tidak pernah
tuntas. Pembicaraan mengenai makhluk psikofisik ini laksana suatu permainan yang tidak
pernah selesai. Selalu ada saja pertanyaan mengenai manusia. Para ahli telah mencetuskan
pengertian manusia sejak dahulu kala, namun sampai saat ini pun belum ada kata sepakat
tentang pengertian manusia yang sebenarnya.
Oleh karena itu kami sebagai penulis melalui makalah ini ingin mengingatkan
kembali kepada para pembaca mengenai eksistensi dan manusia dalam pandangan islam
serta tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja fngsi dan peran manusia?
2. Apa saja tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah Awt?
3. Apa saja kelemahan-kelemahan manusia?
4. Apa saja sifat-sifat manusia?
5. Apa saja kelebihan manusia atas makhluk lain?

C. Tujuan Penulisan
1. Memberikan pemahaman mengenai fungsi dan peran manusia
2. Memberikan pemahaman mengenai tanggung jawab manusia sebagai hamba dan
khalifah Allah Swt.
3. Memberikan pemahaman mengenai kelemahan-kelemahan manusia
4. Memberikan pemahaman mengenai sifat-sifat manusia
5. Memberikan pemahaman mengenai kelebihan manusia atas makhluk lain

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi dan Peran Manusia
Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai pelaku
ajaran Allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk menjadi pelaku
ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut memulai dari
diri dan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.

Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah,
diantaranya adalah :
1. Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54) ; Belajar yang dinyatakan pada ayat
pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah yaitu Al Qur’an.
2. Mengajarkan ilmu (Al Baqoroh : 31-39) ; Khalifah yang telah diajarkan ilmu Allah
maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan ilmu
Allah adalah Al Quran dan juga Al Bayan
3. Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 ) ; Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk
disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu
agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh Nabi SAW.
Di dalam Al Qur’an disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia.
1. Menjadi abdi Allah.
Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada Allah dan tidak
mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu dan
syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau melaksanakan apapun
perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam perintah Allah. Abdi juga tidak
akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat :
56 “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”

2. Menjadi saksi Allah.


Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa hanya Dialah
Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir nanti.
Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang tuanya yang
menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain Islam. Hal ini tercantum
dalam QS Al A’raf : 172 “Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):”Bukankah

2
Aku ini Tuhanmu?”. Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi
saksi”.(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan:”Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini(keesaan Tuhan)”
3. Khalifah Allah.
Sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi yang telah
ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan bumi.
Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden tetapi
yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang pemimpin Islam yang mampu
memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rosulullah kepada
umat manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu memikul tanggung
jawab ini. Karena kholifah adalah wali Allah yang mempusakai dunia ini.

B. Tanggung jawab manusia sebagai hamba dan khalifah Allah Swt.


Manusia diturunkan ke bumi ini bukanlah hanya sebagai penghias atau pelengkap di bumi
semata, tetapi manusia sesungguhnya mempunyai kedudukan, peran, dan tugas yang telah melekat
padanya yang terbawa sejak ia lahir ke dunia.

Manusia telah dipilih oleh Allah untuk melaksanakan tanggung jawab sebagai hamba Allah
dan seorang khalifah di bumi,karena manusia merupakan makhluk yang paling istimewa dibanding
dengan makhluk-makhluk yang lainnya. Mereka dipilih untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
yang ada dengan cara mereka sendiri dan tanpa melepas tanggung jawab.

1. Tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah Swt.


Makna yang esensial dari kata ‘abd (hamba) adalah ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan. Ketaatan, ketundukan dan kepatuhan hanya layak diberikan kepada Allah,
yang dicerminkan dalam ketaatan, kepatuhan, dan ketundukan pada kebenaran dan
keadilan.
Sebagai hamba, tugas utama manusia adalah mengabdi (beribadah) kepada Sang
Khaliq; menaati perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Hubungan manusia dengan Allah SWT bagaikan hubungan seorang hamba (budak)
dengan tuannya. Si hamba harus senantiasa patuh, tunduk, dan taat atas segala perintah
tuannya. Demikianlah, karena posisinya sebagai ‘abid, kewajiban manusia di bumi ini
adalah beribadah kepada Allah dengan ikhlas sepenuh hati .
‫صي هَّللا َ لِيَ ْعبُدُوا ِإال ُأ ِمرُوا َو َما‬
ِ ِ‫ْالقَيِّ َم ِة ِدينُ َو َذلِكَ ال َّزكَاةَ تُوا َويُْؤ الصَّالةَ َويُقِي ُموا ُحنَفَا َء ال ِّدينَ لَهُ ُم ْخل‬
Artinya “Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya, dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya

3
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus." – (QS.98:5)
Tanggung jawab abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang dimiliki dan
bersifat fluktuatif (naik-turun), yang dalam istilah hadist Nabi SAW dikatakan yazidu
wayanqushu (terkadang bertambah atau menguat dan terkadang berkurang atau
melemah).
Seorang hamba Allah juga mempunyai tanggung jawab terhadap keluarga . tanggung
jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggung jawab terhadap diri sendiri,
karena memelihara diri sendiri berkaitan dengan perintah memelihara iman keluarga.
Oleh karena itu dalam al-qur’an dinyatakan dengan quu anfusakum waahlikum
naaran (jagalah dirimu dan keluargamu dengan iman, dari neraka).

2. Tanggung jawab manusia sebgai khalifah Allah Swt.

Sebagai makhluk Allah, manusia mendapat amanat yang harusdipertanggung


jawabkan dihadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia dimuka bumi adalah
tugas kekhalifahan, yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allahdi muka bumi untuk
mengelola dan memelihara alam.

Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang kekuasaan.Manusia


menjadi khalifah, berarti manusia memperoleh mandat Tuhan untuk mewujudkan
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepadamanusia bersifat kreatif,
yang memungkinkan dirinya mengolah dan mendayagunakan apa yang ada di muka
bumi untuk kepentingan hidupnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah.

Kekuasaan manusia sebagai khalifah Allah dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang


telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukum Tuhan baik yang tertulis
dalam kitab suci (al-qaul), maupun yang tersirat dalam kandungan pada setiap gejala
alam semesta (al-kaun).

Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang diwakili adalah wakil yang
mengingkari kedudukan dan peranannya serta mengkhianati kepercayaan yang
diwakilinya. Oleh karena itu dia diminta pertanggungjawaban terhadap penggunaan
kewenangannya dihadapan yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah dalamsurat
fathir : 39.

‫ض فِى َخ ٰلَِٓئفَ َج َعلَ ُك ْم ٱلَّ ِذى ه َُو‬


ِ ‫َم ْق ۭتًا ِإاَّل َربِّ ِه ْم ِعن َد ُه ْم ُك ْف ُر ينَ ٱ ْل ٰ َكفِ ِر يَ ِزي ُد َواَل ُك ْف ُرهُ فَ َعلَ ْي ِه َكفَ َر فَ َمن ٱَأْل ْر‬

‫سا ۭ ًرا ِإاَّل ُك ْف ُر ُه ْم ٱ ْل ٰ َكفِ ِرينَ يَ ِزي ُد َواَل‬


َ ‫َخ‬

4
Artinya : “Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi.
Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan
kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan
pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan
menambah kerugian mereka belaka”.

Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua
peranan penting yang diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat.

a. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah).

Yakni dengan mengexploitasi alam dengan sebaik-baiknya dengan adil dan merata
dengan tetap menjaga kekayaan agar tidak punah, supaya generasi berikutnya dapat
melanjutkan exploitasi itu.

b. Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun
(ar ri’ayah).

Melihara bumi dalam arti luas termasuk juga memelihara akidah dan akhlak manusianya
sebagai SDM (sumber daya manusia). Memelihara dari kebiasaan jahiliyah, yaitu merusak dan
menghancurkan alam demi kepentingan sesaat. Karena sumber daya manusia yang rusak akan
sangat potensial merusak alam. Oleh karena itu, hal semacam itu perlu dihindari.

Dua peran yang dipegang manusia dimuka bumi, sebagai khalifah dan‘abdun merupakan
keterpaduan tugas dan tanggung jawab yang melahirkan dinamika hidup yang sarat dengan
kreatifitas dan amaliyah yang selalu berpihak pada nilai-nilai kebenaran.

Dua sisi tugas dan tanggungjawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa. Apabila
terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang menyebabkan derajat manusia
meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti firman Allah

َْ ‫تَ ْق ِوي ٍمَأحْ َسنِفِي اإل ْنسَانَ َخلَ ْقنَا َل‬


‫ق‬

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia, dalam bentuk yang sebaik-baiknya." – (QS.95:4)

C. Sifat – Sifat Manusia dalam Al-Qur’an


Banyak sifat manusia yang digambarkan dalam al qur’an. Penggambaran sifat-sifat ini
akan membantu kita untuk lebih introspeksi diri sehimgga menjadi manusia yang dicintai Allah
SWT. Seperti apa sifat-sifat manusia tersebut :

1. Manusia itu lemah. “Allah hendak memberikan keringanan dan manusia dijadikan bersifat
lemah” (Q.S.Annisa : 28)

5
2. Manusia itu gampang terperdaya “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu
(berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” (Q.S Al-Infithar : 6)
3. Manusia itu lalai. “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (Q.S At-takaatsur : 1)
4. Manusia itu Penakut. “Dan sungguh akan kami berikan kepadamu, dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah beriita
gembira kepada orang-orang yng sabar” (Q.S Al Baqarah : 155 )
5. Manusia itu bersedih hati. “Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang yahudi,
orang-orang nasrani dan orang-orang shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar
beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shaleh, mereka akan menerima pahala
dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka
bersedih hati” (Q.S Al Baqarah : 62)
6. Manusia itu tergesa-gesa. “Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa
untuk kebaikan dan adalah manusiabersifat tergesa-gesa” (Q.S Al – Isra’ : 11)
7. Manusia itu suka membantah. “dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia
menjadi pembantah yang nyata” (Q.S An- nahl : 4)
8. Manusia itu suka berlebih-lebihan. “Dan apabila manusia ditimpa bahayadia berdoa
kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan
bahayaitu dari padanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak
pernah berdoa kepada kami untuk (Menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.
Begitulahorang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka
kerjakan. “(Q.S Yunus : 12)
9. Manusia itu pelupa. “Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon
(pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali padany, kemudian apabila tuhan
memberikan nikmatnya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa
(kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-
sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalannya”. Katakanlah: “bersenang-
senanglah dengan kekafiranmuitu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk
penghuni neraka” (Q.S Az-Zumar : 8)
10. Manusia itu suka berkeluh kesah. “Apabiila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah” (Q.S
Al Ma’rij : 8)
11. Manusia itu kikir. “Katakanlah : kalau seandainya kamu menguasai pembendaharaan
rahmat tuhanku, niiscaya pembendaharaan itu kamu tahan, karena takut
membelanjakannya, dan adalah manusia itu sangat kikir.” (Q.S Al-Isra’ : 100)
12. Manusia itu suka kufur nikmat. “Dan mereka menjadikan sebagian dari hamba-hambanya
sebagai bagian dari padanya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar pengingkar yang
nyata (terhadap rahmat Allah)” (Q.S Az-Zukhuf : 15)

6
13. Manusia itu zalim dan bodoh. “sesungguhnya kami telah mengemukakan amanat kepada
langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (Q.S Al-Ahzab : 72)
14. Manusia itu suka menuruti prasangkanya. “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti
kecuali prasangka nya saja. Sesungguhnya prasangka itu tidak sedikitpun berguna untuk
mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
(Q.S Yunus : 36)
15. Manuusia suka berangan-angan. “Orang –orang munafik itu memanggil mereka (Orang-
orang mukmin) seraya berkata : bukankan kami dahulu bersama-sama dengan kamu?
Mereka menjawab: benar, tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri dan menunggu
(kehancuran kami) dan kamu ragu-ragu serta ditipu oleh angan-angan kosong sehingga
datanglah ketetapam Allah, dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh (syaitan) yang amat
penipu.” (Q.S Al Hadid : 72)

D. Kelemahan-kelemahan manusia

Manusia diciptakan oleh Allah untuk menyembah kepada-Nya (QS adz-Dzariyat [51]: 56).
Manusia ditugaskan untuk mengemban amanah (tugas keagamaan) (QS al- Ahzab [33] : 72).
Manusia ditugaskan untuk menjadi pengelola (khalifah) di bumi (QS al-Baqarah [2]: 30). Manusia
juga ditugaskan untuk menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar (QS Ali
Imran [3]: 110).

Semuanya itu niscaya dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Allah berfirman: "Apakah

manusia mengira bahwa dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa dimintai pertanggungjawaban oleh
Allah)?" (QS al-Qiyamah [75]: 36).

Memang, amanah (tugas keagamaan) yang dibebankan kepada manusia itu masih dalam batas
kesanggupannya. Sebab, Allah secara tegas menyatakan Dia tidak akan membebani manusia di
luar batas kesanggupannya (QS al-Baqarah [2]: 286).

Namun, di lain pihak, secara kodrati, manusia memiliki kelemahan (QS an-Nisa [4]: 28).
Kelemahan manusia yang disebutkan dalam Alquran bermacam-macam. Beberapa di antaranya
merupakan tabiat buruk.

1. manusia bertabiat zalim dan bodoh. Allah berfirman: "Sesungguhnya Kami telah

7
mengemukakan amanat (tugas keagamaan) kepada langit, bumi, dan gunung-gunung,
maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu
amat zalim dan amat bodoh." (QS al-Ahzab [33]: 72).

2. Manusia bertabiat membantah. Allah berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah


mengulang-ulangi bagi manusia dalam Alquran ini bermacam-macam perumpamaan.
Dan manusia adalah (makhluk) yang paling banyak membantah." (QS al-Kahfi [18]:
54).

3. Manusia bertabiat tergesa-gesa. "Dan manusia itu berdoa untuk kejahatan


sebagaimana dia berdoa untuk kebaikan. Dan adalah manusia itu cenderung tergesa-
gesa." (QS al-Isra [17]: 11).

4. Manusia bertabiat melampaui batas.Allah berfirman: "Dan apabila manusia ditimpa


bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri, tetapi
setelah Kami hilangkan bahaya itu dari padanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang
sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan)
bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orangorang yang melampaui batas itu
memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan." (QS Yunus [10]: 12).

5. Manusia bertabiat ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhannya. Allah berfirman:
"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhannya"
(QS al-'Adiyat [100]: 6).
6. Manusia bertabiat keluh kesah dan kikir. Allah berfirman: "Sesungguhnya manusia itu
diciptakan bertabiat keluh kesah lagi kikir. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh
kesah. Dan apabila dia mendapat kebaikan dia amat kikir." (QS al-Ma'arij [70]: 19 –
21).
7. Manusia bertabiat susah payah. Allah berfirman: "Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia berada dalam susah payah." (QS al-Balad [90] : 4).

E. Kelebihan manusia atas makhluk lainnya

Manusia pada hakekatnya sama saja dengan makhluk hidup lainnya, yaitu memiliki hasrat
dan tujuan. Ia berjuang untuk meraih tujuannya dengan didukung oleh pengetahuan dan kesadaran.

8
Perbedaan diantara keduanya terletak pada dimensi pengetahuan, kesadaran dan
keunggulan yang dimiliki manusia dibanding dengan makhluk lain.

Manusia sebagai salah satu makhluk yang hidup di muka bumi merupakan makhluk yang
memiliki karakter paling unik. Manusia secara fisik tidak begitu berbeda dengan binatang sehingga
para pemikir menyamakan dengan binatang.

Letak perbedaan yang paling utama antara manusia dengan makhluk lainnya adalah dalam
kemampuannya melahirkan kebudayaan. Kebudayaan hanya manusia saja yang memilikinya,
sedangkan binatang hanya memiliki kebiasaan-kebiasaan yang bersifat instinktif.

Dibanding dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan. Kelebihan itu


membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk
bergerak dalam ruang yang bagaimana pun, baik di darat, di laut, maupun di udara.

Sedangkan binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun ada
binatang yang bergerak di darat dan di laut, namun tetap saja mempunyai keterbatasan dan tidak
bisa melampui manusia. Mengenai kelebihan manusia atau makhluk lain dijelaskan dalam Al-
Quran:

َّ َ‫ت َوف‬
ِ ‫ض ْلنَا ُه ْم َعلَ ٰى َكثِي ٍر ِّم َّمنْ َخلَ ْقنَا تَ ْف‬
‫ضياًل‬ ِ ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِي آ َد َم َو َح َم ْلنَا ُه ْم فِي ا ْلبَ ِّر َوا ْلبَ ْح ِر َو َر َز ْقنَاهُم ِّمنَ الطَّيِّبَا‬

“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di
laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak
makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS. Al-Isra : 70)

Diantara karakteristik manusia adalah:

1. Aspek Kreasi
2. Aspek Ilmu
3. Aspek Kehendak
4. Pengarahan Akhlak

Selain itu Al Ghazali juga mengemukakan pembuktian dengan kenyataan faktual dan
kesederhanaan langsung, yang kelihatannya tidak berbeda dengan argumen-argumen yang dibuat
oleh Ibnu Sina (wafat 1037) untuk tujuan yang sama, melalui pembuktian dengan kenyataan
faktual. Al-Ghazaly memperlihatkan bahwa, diantara makhluk-makhluk hidup terdapat perbedaan-
perbedaan yang menunjukkan tingkat kemampuan masing-masing. Keistimewaan makhluk hidup

9
dari benda mati adalah sifat geraknya. Benda mati mempunyai gerak monoton dan didasari oleh
prinsip alam. Sedangkan tumbuhan makhluk hidup yang paling rendah tingkatannya, selain
mempunyai gerak yang monoton, juga mempunyai kemampuan bergerak secara bervariasi. Prinsip
tersebut disebut jiwa vegetatif. Jenis hewan mempunyai prinsip yang lebih tinggi dari pada
tumbuh-tumbuhan, yang menyebabkan hewan, selain kemampuan bisa bergerak bervariasi juga
mempunyai rasa. Prinsip ini disebut jiwa sensitif. Dalam kenyataan manusia juga mempunyai
kelebihan dari hewan.

Manusia selain mempunyai kelebihan dari hewan. Manusia juga mempunyai semua yang
dimiliki jenis-jenis makhluk tersebut, disamping mampu berpikir dan serta mempunyai pilihan
untuk berbuat dan untuk tidak berbuat. Ini berarti manusia mempunyai prinsip yang
memungkinkan berpikir dan memilih. Prinsip ini disebut an nafs al insaniyyat. Prinsip inilah yang
betul-betul membedakan manusia dari segala makhluk lainnya. Kelebihan-kelebihan tersebut tidak
diberikan Allah kepada makhluk lain selain manusia dan telah pula menyebabkan mereka
memperoleh kemuliaan-Nya. Namun demikian, kemuliaan manusia erat kaitannya dengan
komitmen mereka menjaga kelebihan-kelebihan tersebut dengan cara menggunakannya secara
optimal dan seimbang sesuai dengan sistem yang telah dirancang Tuhan Pencipta mereka. Manusia
adalah makhluk Allah yang paling mulia selama mereka memanfaatkan secara optimal tiga
keistimewaan/kelebihan yang mereka miliki yakni, Spiritual, Emotional dan Intellectual dalam diri
mereka sesuai misi dan visi penciptaan mereka. Namun, apabila terjadi penyimpangan misi dan
visi hidup, mereka akan menjadi makhluk yang paling hina, bahkan lebih hina dari binatang dan
Iblis bilamana mereka kehilangan kontrol atas ketiga keistimewaan yang mereka miliki.

Penyimpangan misi dan visi hidup akan menyebabkan derajat manusia jatuh di mata Tuhan
Pencipta dan di dunia, pola hidup mereka lebih buruk dari pada binatang dan Iblis. Allah
menjelaskan dalam firman-Nya,

‫س َمعُونَ بِ َها ۚ ُأو ٰلَِئ َك‬ ِ ‫وب اَّل يَ ْفقَهُونَ بِ َها َولَ ُه ْم َأ ْعيُنٌ اَّل يُ ْب‬
ْ َ‫صرُونَ بِ َها َولَ ُه ْم آ َذانٌ اَّل ي‬ ِ ‫َولَقَ ْد َذ َرْأنَا لِ َج َهنَّ َم َكثِي ًرا ِّمنَ ا ْل ِجنِّ َواِإْل ن‬
ٌ ُ‫س ۖ لَ ُه ْم قُل‬
َ‫ض ُّل ۚ ُأو ٰلَِئ َك ُه ُم ا ْل َغافِلُون‬
َ ‫كَاَأْل ْن َع ِام بَ ْل ُه ْم َأ‬

“Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka
memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka
memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah).
Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang
lengah.” (QS. Al-A’raf : 179)

10
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan Allah,
diantaranya adalah:

1. Belajar (QS. Al-Alaq : 1 dan Al-Mukmin : 54)


2. Belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat Al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah
yaitu Al-Quran.
3. Mengajarkan ilmu (Al Baqarah : 31-39)
4. Ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja,
tetapi juga ilmu Allah.
5. Membudayakan ilmu (Al Mukmin : 35)

Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan
dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah dicontohkan
oleh Nabi SAW.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan saya mengenai hakikat manusia bahwa manusia itu memang lebih mulia
dibandingkan makhluk lain seperti yang orang lain katakan. Karena manusia bisa melakukan apa
saja dibandingkan makhluk lain. Manusia diberikan kelebihan yang begitu banyak ketimbang
makhluk lain. Salah satu kelebihannya, manusia selalu menyambung silaturahmi terhadap sesama
manusia, saling memaafkan, saling menghargai sesama. Tetapi banyak juga yang menyombongkan
diri karna kelebihannya tersebut, meremehkan sesama. Padahal dimata Tuhan, derajat kita sama.

Hakikat manusia dalam Islam sebagai hamba Allah sangat jelas, karna kita diciptakan oleh Allah
dan harus pula mengerjakan perintah serta menjauhi larangan-Nya sesuai dengan aturan-Nya. Serta
sebagai Khalifah yang menjadi generasi penerus baginda Rasulullah SAW dengan terus belajar,
mengamalkannya dan membudayakannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://islamidia.com/kelebihan-manusia-dibanding-makhluk-lainnya/

https://islamindonesia.id/hikmah/keistimewaan-manusia-dalam-alquran.htm

https://islamidia.com/kelebihan-manusia-dibanding-makhluk-lainnnya/

http://covalenters.blogspot.com/2012/11/tanggung-jawab-manusia-sebagai-khalifah.html

https://fajar310.blogspot.com/2017/12/fungsi-dan-peranan-manusia-dalam-islam.html

https://www.researchgate.net/publication/335825647_hakikat_manusia_menurut_islam

https://www.slideshare.net/mobile/wachidatinsays/agama-hakikat-manusia-menurut-islam

https://media.neliti.com/media/publications/82677-ID-hakikat-manusia-menurut-pandangan-
islam.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai