Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Konsep tujuan hidup manusia sebagai Khalifah di bumi


susun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah :
Studi Islam Rahmatan Lil Alamin

Dosen Pembimbing : Akhmad Faisal. Lc., MA.,

Disusun oleh:
Iqbal Nurfadilah (23S1ES0073)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 14 November 2023

Kelompok 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Arti Khalifah Secara bahasa, khalifah berarti menggantikan atau menempati tempatnya. Khalifah
juga memiliki arti wakil Nabi Muhammad, kepala negara Islam, serta penguasa maupun
pengelola.
Khalifah adalah pengganti Allah SWT di muka bumi untuk menjalankan hukum-hukum Allah
SWT. Dalil Manusia sebagai Khalifah Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 30,

‫َو ِإْذ َقاَل َر ُّبَك ِلْلَم اَل ِئَك ِة ِإِّني َج اِع ٌل ِفي اَأْلْر ِض َخ ِليَفًةۖ َقاُلوا َأَتْج َع ُل ِفيَها َم ْن ُيْفِس ُد ِفيَها َو َيْس ِفُك الِّد َم اَء َو َنْح ُن ُنَس ِّبُح ِبَحْمِد َك َو ُنَقِّدُس َلَك‬
‫ۖ َقاَل ِإِّني َأْعَلُم َم ا اَل َتْع َلُم وَن‬
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.”
(QS. Al Baqarah: 30).
Ayat di atas mengandung pemberitahuan Allah SWT kepada malaikat bahwa Allah akan
menjadikan khalifah di bumi. Adapun yang dipilih oleh Allah untuk menjadi khalifah-Nya di
muka bumi adalah manusia. Terhadap keputusan Allah SWT tersebut, para malaikat
menyangsikan kemampuan manusia dalam mengemban tugas mulia sebagai khalifah tersebut.
Dalam pandangan malaikat, manusia suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah. Oleh
karena itu, manusia tidak layak dipilih sebagai khalifah di muka bumi. Adapun yang pantas
dipilih sebagai khalifah di muka bumi menurut para malaikat adalah dirinya. Malaikat merasa
selalu bertasbih, bertahmid dan menyucikan Allah SWT. Menanggapi anggapan para malaikat
tersebut selanjutnya Allah SWT meyakinkan kepada mereka dengan mengatakan bahwa salah
satu alasan manusia dipilih menjadi khalifah di muka bumi ini adalah karena manusia memiliki
kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh para malaikat.
BAB II

PEMBAHASAN
A. KONSEP MANUSIA MENJADI KHALIFAH DIBUMI

Fungsi dan kedudukan manusia di dunia ini adalah sebagai khalifah di bumi. Tujuan penciptaan
manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan tujuan hidup manusia di dunia ini adalah
untuk mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas bumi ini adalah
sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya, yang ibadah itu
adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat.

Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang telah
ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia memiliki tugas-tugas tertentu sesuai
dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Allah selama manusia itu berada di bumi sebagai
khalifatullah. Jika kita menyadari diri kita sebagai khalifah Allah, sebenarnya tidak ada satu manusia pun
di atas dunia ini yang tidak mempunyai “kedudukan” ataupun “jabatan”. Jabatan Jabatan lain yang
bersifat keduniaan sebenarnya merupakan penjabaran dari jabatan pokok sebagai khalifatullah. Jika
seseorang menyadari bahwa jabatan keduniawiannya itu merupakan penjabaran dari jabatannya sebagai
khalifatullah, maka tidak ada satu manusia pun yang akan menyelewengkan jabatannya. Sehingga tidak
ada satu manusia pun yang akan melakukan penyimpangan-penyimpangan selama dia menjabat.
Jabatan manusia sebagai khalifah adalah amanat Allah. Jabatan-jabatan duniawi, misalkan yang
diberikan oleh atasan kita, ataupun yang diberikan oleh sesama manusia, adalah merupakan amanah
Allah, karena merupakan penjabaran dari khalifatullah. Sebagai khalifatullah, manusia harus bertindak
sebagaimana Allah bertindak kepada semua makhluknya.

Manusia mempunyai keistimewaan dibanding dengan makhluk Tuhan yang lainnya dimuka bumi
ini. Keistimewaan ini bisa dilihat dari sisi penciptaan fisik maupun personalitas karakternya. Karena
keistimewaannya itu, manusia memiliki tugas dan kewajiban yang berbeda dengan makhluk yang lain.
Hal ini dapat kita lihat dalam Surat Al-Baqarah ayat 30-33 yang memaparkan proses kejadian manusia
dan pengangkatannya sebagai khalifah. Proses kejadian inilah yang dapat memberikan pengertian
kedudukan manusia sebagai khallifatullah dalam Alam Semesta.

Sebagaimana diungkapkan penafsir Musthafa Al-Maraghi berikut: Menurut Musthfa Al-Maraghi


Q.S. Al-Baqarah ayat 30-33 menceritakan tentang kisah kejadian umat manusia. Menurutnya dalam kisah
penciptaan Adam yang terdapat dalam ayat tersebut mengandung hikmah dan rahasia yang oleh Allah
diungkap dalam bentuk dialok antara Allah dengan malaikat. Ayat ini termasuk ayat Mutasyabihat yang
tidak cukup dipahami dari segi dhahirnya ayat saja. Sebab jika demikian berarti Allah mengadakan
musyawarah dengan hambanya dalam melakukan penciptaan. Sementara hal ini adalah mustahil bagi
Allah. Karena ayat ini kemudian diartikan dengan pemberitaan Allah pada para malaikat tentang
penciptaan Khalifah di Bumi yang kemudian para Malaikat mengadakan sanggahan. Berdasarkan
tersebut, maka ayat diatas merupakan tamsil atau perumpamaan dari Allah agar mudah dipahami oleh
manusia, khususnya mengenai proses kejadian Adam dan keistimewaannya. Dalam Al-Qur’an manusia
berulang kali diangkat derajatnya, berulang-kali pula direndahkan. Mereka dinobatkan jauh mengungguli
alam surga, bumi, dan bahkan para malaikat. Tetapi, pada saat yang sama, mereka bisa tak lebih berarti
dibandingkan dengan setan terkutuk dan binatang jahanam sekalipun. Manusia dihargai sebagai
makhluk yang mampu menaklukan alam, namun bisa juga merosot menjadi “yang paling rendah dari
segala yang rendah”. Oleh karena itu, makhluk manusia sendirilah yang harus menetapkan sikap dan
menentukan nasib akhir mereka sendiri.

Allah berfirman dalam surat Al Isra ayat 4 yang berbunyi :

‫َو َقَض ْيَنا ِإَلٰى َبِني ِإْس َر اِئيَلِفي اْلِكَتاِبَلُتْفِس ُد َّنِفي ْاَْلْر ِض َم َّرَتْيِنَو َلَتْع ُلَّنُع ُلًّو ا َك ِبيًرا‬

Artinya : Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu “Sesungguhnya kamu akan
membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan
kesombongan yang besar“. (QS Al-Isra : 4).

Sebagai seorang muslim dan hamba Allah yang taat tentu kita akan menjalankan fungsi sebagai
khalifah dimuka bumi dengan tidak melakukan Pengrusakan terhadap Alam yang diciptakan oleh Allah
SWT karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seperti dalam
surat Al Qashash ayat 77 yang berbunyi
َّ ‫لَُّالِإَلْيَۖك ََو َلَتْبِغ اْلَفَساَد ِفي ْاَْلْر ِۖض ِإََّّنلَََّالَلُيِح ُّباْلُم ْفِسِد يَنَو اْبَتِغ ِفيَم ا آَتاََّك لَُّالالَّد اَر ْاْلِخ َر َۖة ََو َلَتْنَس َنِص يَبَك ِم َنالُّد ْنَيۖا َو َأْح ِس ْنَك َم ا َأْح َسَن‬

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS
AL Qashash : 77)

Manusia dengan makhluk Allah lainnya sangat berbeda, apalagi manusia memiliki kelebihan-
kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk yang lain, salah satunya manusia diciptakan dengan sebaik-
baik bentuk penciptaan, namun kemuliaan manusia bukan terletak pada penciptaannya yang baik, tetapi
tergantung pada; apakah dia bisa menjalankan tugas dan peran yang telah digariskan Allah atau tidak,
bila tidak, maka ia akan dimasukkan ke dalam neraka dengan segala kesengsaraannya.Agar segala yang
kita lakukan bisa dikategorikan ke dalam ibadah kepada Allah SWT, paling tidak ada tiga kriteria yang
harus kita penuhi.

1. Lakukan segala sesuatu dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Keikhlasan merupakan salah
satu kunci bagi diterimanya suatu amal oleh Allah SWT dan ini akan berdampak sangat positif bagi
manusia yang melaksanakan suatu amal, karena meskipun apa yang harus dilaksanakannya itu berat, ia
tidak merasakannya sebagai sesuatu yang berat, apalagi amal yang memang sudah ringan. Sebaliknya,
tanpa keikhlasan, amal yang ringan sekalipun akan terasa menjadi berat, apalagi amal yang jelas-jelas
berat untuk dilaksanakan, tentu akan menjadi amal yang terasa sangat berat untuk mengamalkannya.

2. Lakukan segala sesuatu dengan cara yang benar, bukan membenarkan segala cara,
sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh Rasul-Nya. Manakala seorang
muslim telah menjalankan segala sesuatu sesuai dengan ketentuan Allah SWT, maka tidak ada
penyimpangan-penyimpangan dalam kehidupan ini yang membuat perjalanan hidup manusia menjadi
sesuatu yang menyenangkan.

3. Lakukan segala sesuatu dengan tujuan mengharap ridha Allah SWT dan ini akan membuat
manusia hanya punya satu kepentingan, yakni ridha-Nya. Bila ini yang terjadi, maka upaya menegakkan
kebaikan dan kebenaran tidak akan menghadapi kesulitan, terutama kesulitan dari dalam diri para
penegaknya, hal ini karena hambatan-hambatan itu seringkali terjadi karena manusia memiliki
kepentingan-kepentingan lain yang justru bertentangan dengan ridha Allah SWT.

B. TUJUAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH

Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir-nya mengartikan bahwa khalifah merupakan orang yang
memutuskan perkara di antara manusia tentang kezaliman yang terjadi di tengah-tengah mereka,
dan mencegah mereka untuk melakukan perbuatan terlarang dan berdosa.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut bahwa Allah SWT menjadikan manusia sebagai khalifah
untuk menjadi pengganti-Nya dalam memutuskan perkara secara adil di antara semua makhluk-
Nya.

Tugas Manusia sebagai Khalifah

1.Menjaga Keadilan
Masih mengutip dari sumber yang sama, bahwa tugas manusia sebagai khalifah adalah untuk
memutuskan perkara secara adil. Manusia sebagai khalifah diharapkan untuk mengamalkan
keadilan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan sosial, ekonomi, dan politik.
Allah SWT berfirman dalam surat Sad ayat 26,
Sesungguhnya Kami telah mengangkat kamu menjadi khalifah di bumi, maka putuskanlah antara
manusia dengan benar, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena hal itu akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya merekalah yang sesat. Sebab merekalah yang
sesat. Azab yang berat karena mereka melupakan hari kiamat.ࣖ 26
Artinya: “(Allah berfirman,) “Wahai Daud, sesungguhnya Kami menjadikanmu khalifah
(penguasa) di bumi. Maka, berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan hak dan
janganlah mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena
mereka melupakan hari Perhitungan.””

2. Menjadi Pemimpin
Menurut Usep Badruzzaman dalam bukunya Aku Memilih Bahagia, tugas manusia sebagai
khalifah adalah menjadi pemimpin yang siap mengemban amanah. Pemimpin yang dimaksud
harus memiliki sifat pantang menyerah, berani, bertanggung jawab, cerdas, kuat, santun, dan
bersahaja.
3. Menjaga Lingkungan
Tugas manusia sebagai khalifah adalah memelihara bumi atau menjaga lingkungan agar menjadi
tempat tinggal yang aman, ujar Moh. Matsna dalam bukunya Pendidikan Agama Islam: Al-Quran
Hadis.
Islam mengajarkan perlunya menjaga keberlanjutan alam semesta dan memelihara keindahan
ciptaan Allah SWT.

4. Beribadah dan Mengenal Allah SWT


Dikutip dari buku Al-Fatihah: Model Sistem Kehidupan Muslim karya Setiadi Ihsan, tugas
manusia sebagai khalifah adalah beribadah kepada Allah SWT dan memperdalam pengetahuan
tentang-Nya.Allah SWT berfirman dalam surat Al An’am ayat 162-163,Katakanlah doaku,
doaku, hidupku, dan matiku kepada Allah, Rabb Para Ilmuwan.
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya doaku, ibadahku, hidupku, dan matiku
hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Dia tidak punya pasangan. Itulah yang diberitahukan
kepada saya. Saya orang pertama dalam kelompok Muslim.”
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tujuan penciptaan manusia di atas dunia ini adalah untuk beribadah. Sedangkan tujuan hidup manusia di
dunia ini adalah untuk mendapatkan kesenangan dunia dan ketenangan akhirat. Jadi, manusia di atas
bumi ini adalah sebagai khalifah, yang diciptakan oleh Allah dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya,
yang ibadah itu adalah untuk mencapai kesenangan di dunia dan ketenangan di akhirat

Sebagaimana dalam firman Allah surah Al-Baqarah ayat 30 yang berbunyi

‫ِفيَها َو َيْس ِفُك الدِ َم اَءَو َنْح ُنُنَس ِ بُح ِبَحْمِد َك َو ُنَقدِ ُس َلَۖك َقاِإَل ِ ني َأْعَلُم َم اَ َلَتْع َلُم وَنَوِإْذ َقاَلَر ُّبَك ِلْلََم َلِئَك ِةِإِ ني َج اِع ٌلِفي ْاَْلْر ِض َخ ِليَفًۖة َقاُلوا َأَتْج َع ُلِفيَها َم ْنُيْفِس ُد‬:

Artinya: Ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:

“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui“. (Q.S. AlBaqarah: 30)

Ketika memerankan fungsinya sebagai khalifah Allah di muka bumi, ada dua peranan penting yang
diamanahkan dan dilaksanakan manusia sampai hari kiamat. Pertama, memakmurkan bumi (al ‘imarah).
Kedua, memelihara bumi dari upaya-upaya perusakan yang datang dari pihak manapun.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6957614/4-tugas-manusia-sebagai-khalifah-di-muka-bumi

https://www.perplexity.ai/search/af8f7229-6f3e-43d7-b870-97330b40db53?s=u

https://mahad.uin-antasari.ac.id/wp-content/uploads/2021/05/2.-Manusia-Sebagai-Khalifah.pdf?
shem=ssc

https://media.neliti.com/media/publications/285121-manusia-sebagai-khalifah-dalam-persfekti-
a463de5e.pdf

Anda mungkin juga menyukai