DISUSUN OLEH :
PUTRI SINTYA KHAROLA
(2210201182)
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan ”Makalah Manusia Sebagai Pemimpin (Khalifahtullah)”. Tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca di bidang agama Islam,
khususnya dalam peran manusia sebagai khalifah di muka bumi. Di samping itu, makalah ini
diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Al-Islam dan Kemuhamadiyahan.
Manusia, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna harus sadar akan
keberadaan dirinya, tidak takut untuk mengubah kehidupannya untuk menjadi lebih baik,
dan tidakk takut untuk mengubah kehidupannya untuk menjadi lebih baik, dan tidak
berhenti untuk terus menimba ilmu dalam kehidupan guna keluar dari kebodohan imannya
dan menuju peningkatan nilai dan kecerdasan takwa dirinya kepada Sang Maha Pencipta.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang merupakan bagian dari alam dan
merupakan makhluk yang paling mulia dan sempurna.Islam mengajarkan bahwa
manusia memiliki dua predikat, yaitu manusia sebagai makhluk Allah dan juga manusia
sebagai Khalifatullah di muka bumi. Tugas manusia sangatlah penting karena manusia
telah diberi tanggung jawab yang sangat besar untuk mengatur dan memelihara serta
eksis dimuka bumi ini.
Dan dunia saat ini sedang menghadapi masalah besar yang akan menentukan
kelangsungan hidup umat manusia dan alam semesta, yaitu krisis lingkungan. Indonesia
sendiri telah mengalami bencana demi bencana, mulai dari tsunami di provinsi Nangroe
Aceh Darussalam ditambah dengan bencana. banjir dan tanah longsor di jember timur
dipercepat dan bertanggung jawab, tak lama kemudian berbagai banjir yang melanda
ibu kota dan kota sekitarnya juga tergolong bencana, berdampak signifikan bagi
masyarakat yang menjadi korban bencana tersebut. Saat ini, banyak orang yang tidak
memahami hakikat dan tujuan hidup mereka di bumi, sehingga mereka memperlakukan
bumi seolah-olah hanya milik mereka tanpa memikirkannya.
Kelangsungan hidup akan datang, Dan inilah wawasan penting yang menangkap tujuan
manusia sebagai khalifah di muka bumi dan Allah menciptakannya sebagai makhluk yang
paling mulia di antara makhluk lainnya.
2.1 RUMUSAN MASALAH
Maksud dari makalah ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi salah satu mata kuliah
kepemimpinan. Maksud penulisan ini ialah :
1. Apa itu Khalifah?
2. Mengapa manusia menjadi Khalifah?
3. Apa tugas Khalifah?
3.1 TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui apa itu Khalifah.
2. Untuk mengetahui alasan mengapa manusia harus menjadi Khalifah.
3. Untuk mengetahui apa saja tugas Khalifa.
4. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat menjadi Khalifah
BAB 2
PEMBAHASAN
Khalifah adalah seseorang yang diberi tugas sebagai pelaksana dari tugas-tugas yang
telah ditentukan. Jika manusia sebagai khalifatullah di bumi, maka ia memiliki tugas-
tugas tertentu sesuai dengan tugas-tugas yang telah digariskan oleh Allah selama
manusia itu berada di bumi sebagai khalifatullah. Jika kita menyadari diri kita sebagai
khalifah Allah, sebenarnya tidak ada satu manusia pun di atas dunia ini yang tidak
mempunyai “kedudukan” ataupun “jabatan”. Jabatan - jabatan lain yang bersifat
keduniaan sebenarnya merupakan penjabaran dari jabatan pokok sebagai khalifatullah.
Jika seseorang menyadari bahwa jabatan keduniawiannya itu merupakan penjabaran
dari jabatannya sebagai khalifatullah, maka tidak ada satu manusia pun yang akan
menyelewengkan jabatannya. Sehingga tidak ada satu manusia pun yang akan
melakukan penyimpangan-penyimpangan selama dia menjabat. Jabatan manusia
sebagai khalifah adalah amanat Allah. Jabatan-jabatan duniawi, misalkan yang diberikan
oleh atasan kita, ataupun yang diberikan oleh sesama manusia, adalah merupakan
amanah Allah, karena merupakan penjabaran dari khalifatullah. Sebagai khalifatullah,
manusia harus bertindak sebagaimana Allah bertindak kepada semua makhlukny.
Pada dasarnya, semua makhluk Allah di atas bumi ini beribadah menurut kondisinya.
Paling tidak, ibadah mereka itu adalah bertasbih kepada Allah. Disebutkan dalam Al-
Qur’an Surah Al-Baqarah: (Yushabbihu lillahi ma fissamawati wama fil ardh). Bebatuan,
pepohonan, gunung, dan sungai misalkan, semuanya beribadah kepada Allah dengan
cara bertasbih. Dalam hal ini, janin yang berada di dalam rahim ibu beribadah sesuai
dengan kondisinya, yaitu dengan cara bertasbih. Ketika Allah akan meniupkan roh ke
dalam janin, maka Allah bertanya dulu kepada janin tersebut. Allah mengatakan “Aku
akan meniupkan roh ke dalam dirimu. Tetapi jawab dahulu pertanyaan-Ku, baru Aku
akan tiupkan roh itu ke dalam dirimu.
Apakah engkau mengakui Aku sebagai Tuhanmu? ” Lalu dijawab oleh janin tersebut,
“Iya, aku mengakui Engkau sebagai Tuhanku.” Dari sejak awal, ternyata manusia itu
sebelum ada rohnya, atau pada saat rohnya akan ditiupkan, maka Allah menanyakan
dahulu apakah si janin mau mengakui-Nya sebagai Tuhan. Jadi, janin tersebut beribadah
menurut kondisinya, yaitu dengan bertasbih kepada Allah. Tidak ada makhluk Allah
satupun yang tidak bertasbih kepada-Nya Manusia mulai melakukan penyimpangan dan
pembangkangan terhadap Allah yaitu pada saat ia berusia akil baligh hingga akhir
hayatnya. Tetapi, jika kita ingat fungsi kita sebagai khalifatullah, maka takkan ada
manusia yang melakukan penyimpangan. Makna sederhana dari khalifatullah adalah
“pengganti Allah di bumi”. Setiap detik dari kehidupan kita ini harus diarahkan untuk
beribadah kepada Allah, seperti ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya yang
artinya:
“Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku.” .{Surah Az-
Zariyat Ayat 56}.
sepanjang hayat kita sebenarnya adalah untuk beribadah kepada Allah. Dalam
pandangan Islam, ibadah itu ada dua macam, yaitu: ibadah primer (ibadah mahdhah)
dan ibadah sekunder (ibadah ghairu mahdhah). Ibadah mahdhah adalah ibadah yang
langsung, sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah tidak langsung. Seseorang
yang meninggalkan ibadah mahdhah, maka akan diberikan siksaan oleh Allah.
Sedangkan bagi yang melaksanakannya, maka akan langsung diberikan ganjaran oleh
Allah. Ibadah mahdhah antara lain: shalat, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan ibadah
ghairu mahdhah adalah semua aktifitas kita yang bukan merupakan ibadah mahdhah
tersebut, antara lain: bekerja, masak, makan, dan menuntut ilmu.
5.1 ALASAN MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH
Manusia adalah mahkluk sentral di Planet ini.selain penciptaannya yang paling
sempurna dan seimbang, mahkluk-mahkluk lain yang ada seperti hewan dan tumbuh-
tumbuhan diciptakan untuk kepentingannya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hak pemakmuran dan pengelolaan bumi beserta isinya diberikan kepada manusia sebagai
konsekuensi logis atas kesediaannya memangku amanah Allah.
Al-quran dalam ungkapannya yang sederhana namun tegas menekankan individualitas dan
uniknya manusia, dan mempunyai pandangan yang pasti tentang peran dan nasib manusia
sebagai suatu kesatuan hidup. Adalah akibat dari pandangan bahwa manusia adalah suatu
individualitas yang unik yang menjadikan mustahil bagi indvidu itu untuk menangung beban
orang lain, dan ia hanya berhak menerima buah atau akibat dari perbuatannya sendiri.
Dalam ayat ini di tafsirkan bahwa Allah menjanjikan akan menolong orang-orang yang
menolong agama-Nya, yaitu orang-orang yang apabila dimenangkan atas musuh-musuhnya
dan diteguhkan kedudukannya sebagai penguasa atau pemimpin, bertambah tekun dan
rajin melaksanakan perintahperintah Allah, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat,
menyuruh orang berbuat makruf dan melarang orang berbuat mungkar. Secara umum,
tugas Khalifah itu ialah :
a. Tamkin Dinillah (menegakkan agama Allah) yang telah diridhai-Nya dengan
menjadikannya sistem hidup dan perundangan-undangan dalam semua aspek kehidupan.
Terdapat dalam surah as-Shaff ayat 14
هّٰللا هّٰللا هّٰللا
ِ صا ُر ِ ي اِلَى ِ ۗقَا َل ْال َح َو
َ اريُّوْ نَ نَحْ نُ اَ ْن ْٓ ار
ِ ص َ ار ٖيّنَ َم ْن اَ ْن ِ ال ِع ْي َسى ابْنُ َمرْ يَ َم لِ ْل َح َو َ َصا َر ِ َك َما ق َ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكوْ نُ ْٓوا اَ ْن
ْ َت طَّ ۤا ِٕىفَةٌ ِّم ۢ ْن بَنِ ْٓي اِ ْس َر ۤا ِءي َْل َو َكفَ َر
َت طَّ ۤا ِٕىفَةٌ ۚفَاَيَّ ْدنَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ع َٰلى َع ُد ِّو ِه ْم فَاَصْ بَحُوْ ا ٰظ ِه ِر ْين ْ ࣖ فَ ٰا َمن
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana
Isa Ibnu Maryam telah berkata kepada pengikutpengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan
menjadi penolongpenolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang
setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil
beriman dan segolongan lain kafir; Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang
beriman terhadap musuh-musuh mereka.
b. Menciptakan keamanan bagi umat Islam dalam menjalankan agama Islam dari ancaman
orang-orang kafir, baik yang berada dalam negeri Islam maupun yang di luar negeri Islam.
c. Menegakkan sistem ibadah dan menjauhi sistem dan perbuatan syirik, sesuai firman Allah
swt.
d. Menerapkan undang-undang yang ada dalam Al-Qur‟an, termasuk Sunnah Rasul Saw.
dengan Haq dan adil, kendati terhadap diri, keluarga dan orang-orang terdekat sekalipun.
BAB 3
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
konsep Islam, manusia adalah khalifah yakni sebagai wakil, pengganti atau duta Tuhan di
muka bumi. dengan kedudukannya sebagai khalifah Allah swt dimuka bumi, manusia akan
dimintai tanggung jawab ihadapannya. Tentang bagaimana ia melaksanakan tugas suci
kekhalifahannya. Oleh sebab itu dalam melaksanakan tanggun gjawab itu manusia
dilengkapi dengan berbagai potensi seperti akal pikiran yang memberikan kemampuan bagi
manusia berbuat demikian.
Kata khalifah juga mengandung makna pengganti nabi Muhammad saw dalam fungsinya
sebagai kepala Negara, yaitu pengganti Nabi Saw dalam jabatan kepala pemerintahan dalam
Islam baik urusan agama maupun dunia
Ada empat sifat manusia yang diterangkan dalam al-qur‟an:
1. bahwa manusia itu adalah mahkluk yang dipilih oleh Tuhan. Hal ini
sesuai dengan firman Allh dalam surat Tahaa ayat 122‟
2. manusia dengan segala kelalaiannya diharapkan supaya menjadi wakil
tuhan di bumi (khalifah). Hal in terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 30,
3. bahwa manusia sebagai kepercayaan tuhan, sekalipun risikonya besar.
Hal ini terkandung dalam Surat al-Ahzab ayat 72,
4. untuk itu manusia kemudian diberi kemampuan untuk mengetahui semua
nama dan konsep benda yang malaikat sendiri tidak mampu. Karena itu malaikat sujud dan
hormat kepadanya, hal ini sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Al-Baqarah ayat 31.
DAFTAR PUSTAKA
https://mahad.uin-antasari.ac.id/wp-content/uploads/2021/05/2.-Manusia-Sebagai-
Khalifah.pdf ,
https://www.academia.edu/29952426/MAKALAH_HAKIKAT_FUNGSI_DAN_TUJUAN_MAN
USIA_SEBAGAI_KHALIFAH