Anda di halaman 1dari 4

OPINI TENTANG KONSEP MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN KHALIFAH

ALLAH DI MUKA BUMI

Disusun oleh:

(22013010319)

Ananda Kusumawardhana Putra Ma’arif

Mata Kuliah Pendidikan Agama

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

2022
Dalam akidah Islam ditegaskan bahwa manusia adalah sama-sama diciptakan oleh Allah
SWT sebagai makhluk yang sederajat dari aspek asal-muasalnya. Kesederajatan manusia juga
ditegaskan dalam hal tugas dan fungsi yakni sama-sama berkedudukan (status) sebagai
hamba (abdun) dan sama-sama berperanan sebagai wakil (khalifah). Disaat allah swt
menciptakan manusia, mereka ditugaskan untuk melakukan suatu amalan perbuatan yang
dimana itu menguntungkan satu sama lain seperti contohnya, mereka menolong orang,
melakukan perbuatan yang menguntungkan bagi semua umat islam, yang dimana mereka
tidak memandang bahwa kasta mereka lebih tinggi dari siapapun, tetapi mereka memandang
bahwa kedudukan dan peran mereka pun sama. Allah SWT , tidak hanya menciptakan sebuah
fisik melainkan isi hati dan sifat mereka yang dimana pastinya setiap manusia memiliki sifat
dan karakter yang berbeda – beda. sehingga, Allah SWT menciptakan manusia juga ingin
mengetahui apakah mereka bisa mengikuti aturan yang dibuat oleh-nya atau tidak, karena itu
juga tergantung dari isi hati, sifat, karakteristik yang dimiliki oleh masing – masing manusia.

Jika ditelusuri lebih dalam dari sejarahnya / dalam Al – Qur’an, sempat menimbulkan
sedikit “pertanyaan” dari para penghuni langit. Pertanyaan itu berkaitan dengan penciptaan
manusia yang memang masih belum diketahui untuk apa diciptakannya manusia. Namun
Allah SWT bersabda bahwa penciptaan manusia (Adam) adalah untuk menjadikannya
Khalifah diatas muka bumi ini. Sesuai yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Q.S. Al
Baqarah: 30 yang berbunyi:

ِ ‫ قَالُوا َأتَج َع ُل فِيهَا َمن ي‬, ‫رض خَ لِيفَة‬


ُ ِ‫ُفس ُد فِيهَا َو يَسف‬
‫ك ال ِّد َماء َو‬ ِ ‫اع ٌل فِى اَأل‬ِ ‫َوِإذ قَا َل َربُّكَ لِل َمالَِئ َك ِة ِإنِّى َج‬
‫ قَا َل إنِّى َأعلَ ُم َما الَ تَعلَ ُمون‬.‫ك‬
َ َ‫ك َو نُقَدِّسُ ل‬ َ ‫نَحنُ نُ َسبِّ ُح بِ َحم ِد‬.
Artinya:

“Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “mengapa engkau hendak
menjadikan (khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui”

Dari beberapa sumber yang menjelaskan tentang konsep penciptaan manusia, ada
beberapa yang mengatakan bahwa yang dimaksud khalifah itu ialah Adam A.S yang akan
diutus oleh Allah SWT untuk mengelola bumi. Dan Allah SWT juga menganugerahkan
“sesuatu” yang tidak diimiliki oleh makhluk lain selain manusia. Sesuatu itu disebut dengan
akal yang digunakan untuk berfikir tentang Langkah Langkah apa yang akan diambil atau
mengambil tindakan dalam tugasnya di muka bumi sebagai seorang khalifah. Dengan adanya
akal dan posisi nya sebagai seorang khalifah di bumi, maka itu semua menjadikan manusia
sebagai makhluk Allah dengan derajat yang paling tinggi. Namun di sisi lain, seiring
bertambahnya populasi manusia di muka bumi ini, maka semakin beragam pula pola pikir
dan tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Karena, mereka yang pertama kali melihat
dunia, pikiran mereka mulai berputar akan nasib atau takdir yang mereka terima akan seperti
apa suatu saat nanti dan tentunya arah dan tujuan mereka pun juga akan berbeda – beda.
Dengan memiliki akal, seorang manusia diharapkan mampu memiliki dua tujuan dalam
hidupnya, yaitu jalan kebaikan dan jalan keburukan. Dan tentu dengan adanya akal pada
setiap manusia, mereka dapat memilih jalan yang benar menurut ajaran agama, menurut
firman Tuhan dan menurut sunnah-sunnah yang disampaikan para utusan Tuhan.

Dalam Islam, setelah memiliki akal sebagai penentu jalan dalam kehidupan, Islam juga
membekali pengikutnya dengan Al Quran dan As Sunnah sebagai pedoman hidup setiap
pemeluknya. Dengan adanya kombinasi antara akal, dan pedoman hidup, manusia mampu
menjalankan tugas awalnya yakni sebagai khalifah di atas muka bumi ini. selain itu, manusia
yang berperan sebagai wakil (Khalifah) juga diuji oleh Allah SWT bahwa, apakah dengan
diberinya akal ini, mereka bisa bertindak sesuai aturan yang Allah SWT buat atau tidak, dan
mereka pastinya ingin berlomba – lomba ingin menjadi yang terbaik dihadapan Allah SWT.
Khalifah sendiri atau utusan tentu juga memiliki tugas – tugas yang berat, tidak hanya
sebagai penjaga, tetapi juga sebagai pemelihara, pelindung, dan pengawas dari apa yang
terjadi dari wilayahnya. Seperti yang dikatakan dari awal, Allah ingin menciptakan manusia
agar dijadikan khalifah, maka, jika sekarang manusia sudah tersebar ke seluruh penjuru bumi,
dengan kata lain, setiap kepala di seluruh belahan dunia ini adalah seorang khalifah, setiap
kepala adalah pemimpin (terutama seorang laki laki) yang mana ini semua nantinya akan
dimintai pertanggungjawaban atas apa-apa yang telah dilakukan selama menjadi “khalifah”.

Karena dengan munculnya mereka yang diberi akal dengan pedoman hidup, mereka juga
harus mengetahui sendiri dan harus mencari tahu sendiri kenapa mereka diciptakan dan
kenapa kita diberikan sikap, akal, Kesehatan, maupun wujud fisik dan kenapa mereka
diciptakan dari bumi yang dimana isi dari bumi merupakan suatu alam dan lingkungan yang
sangat indah. Dengan terciptanya mereka di bumi, apakah para manusia yang diutus sebagai
khalifah bisa menjaga bumi itu sendiri dengan akal yang mereka punya dan apakah mereka
juga mempunyai hati Nurani atau keinginan untuk menjaga alam dan lingkungan di muka
bumi ini.

Anda mungkin juga menyukai