Anda di halaman 1dari 5

NAMA:-NUGROHO SETYADHAMA (230511146)

-IHAM DWINANDA DHEYANITO (230511156)


KELOMPOK 3
MEMILIKI PEMAHAMAN YANG BENAR TENTANG
HAKIKAT,MARTABAT,DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA
A. Nama-nama/istilah manusia dalam Al-Qur'an
Dalam Al-Qur'an, manusia disebut dengan beberapa istilah yang memiliki makna yang berbeda-beda.
Berikut adalah beberapa istilah yang digunakan dalam Al-Qur'an untuk menyebut manusia:

- Al-Basyar: gambaran manusia secara materi, yang dapat dilihat, memakan sesuatu, berjalan, dan
berusaha untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya. Manusia dalam pengertian ini terdapat dalam Al-
Qur’an sebanyak sekitar 35 kali di berbagai surah.

- Al-Insan: kata Insan ini dinyatakan dalam Alquran sebanyak 65 kali dan tersebar dalam 43 surat. Ada
yang berpendapat bahwa, penggunaan kata Insan bagi manusia dalam Alquran bertujuan untuk
menguatkan karakter manusia sebagai makhluk sosial. Ataupun dengan istilah lain, manusia adalah
makhluk yang tidak bisa menjalankan aktivitas hidupnya dengan sempurna kecuali ada keterlibatan
pihak lain.

- Al-Ins: kata Ins dalam Al-Qur'an kurang lebih dalam 17 surat, ins dalam Al-Qur'an disandingkan dengan
jin. Dalam bahasa Arab ins berarti jinak, ramah, dan menyenangkan atau lawan kata nufur (lari
menjauh). Makna jinak disini adalah lebih ke adab, penyebutan Ins merupakan salah satu karakter fitrah
manusia, oleh karena itu jika manusia tidak mau jinak atau taat kepada Tuhannya. Maka manusia
tersebut belum kembali pada fitrahnya.

- An-Nas: dalam Al-Qur'an kata nas disebutkan sebanyak 240 kali, tersebar dalam 53 surat. Penyebutan
kata nas ini paling banyak digunakan oleh Allah untuk menunjukkan pada sikap manusia. Kata nas
menunjukkan bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya tanpa
memandang manusia itu kafir atau beriman, oleh karena itu terkadang manusia dalam melaksanakan
baik atau buruk itu juga bisa berasal dari lingkungannya yang ditinggali. Kata nas juga menunjukkan
manusia secara umum.

- Bani Adam: istilah ini digunakan untuk menyebut manusia sebagai keturunan Nabi Adam as. Manusia
dan nabi pertama yang diciptakan Allah SWT, Adam as dijuluki sebagai Abu Basyar (nenek moyang
manusia)
B.Memahami Q.S Al-Mu’minin ayat 12-14 tentang proses penciptaan
manusia

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah."

Artinya: "Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)."

Artinya: "Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu
Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci
Allah, Pencipta yang paling baik."

Tafsir Surat Al-Mu’minun Ayat 12 – 14

Surat Al-Mu’minun terutama ayat 12 – 14 menerangkan tentang proses penciptaan manusia yang sangat
unik. Pada ayat 12 dijelaskan, bahwa manusia diciptakan dari saripati yang berasal dari tanah.

Pada ayat 13 dijelaskan, bahwa dengan kekuasaan Allah SWT, saripati yang berasal dari tanah tersebut
dijadikan nuthfah (air mani). Dalam istilah ilmu biologi, air mani seorang laki-laki disebut dengan sel
sperma dan air mani kaum perempuan disebut dengan sel telur (ovum). Dan ketika bertemu dalam
proses pembuahan, keduanya berada dan tersimpan dalam tempat yang kokoh, yaitu rahim seorang
perempuan.

Kemudian ayat 14 menjelaskan, bahwa ketika telah berada dalam rahim seorang perempuan, dalam
waktu tertentu (40 hari), nuthfah tersebut berkembang menjadi ’alaqah (segumpal darah), kemudian
dalam kurun waktu tertentu pula (40 hari), ’alaqah tersebut berubah menjadi mudghah (segumpal
daging), lalu selama kurun waktu tertentu (40 hari), mudghah tersebut berubah menjadi tulang-belulang
yang terbungkus daging, dan akhirnya tumbuh dan berkembang menjadi anak manusia, sebagaimana
telah disebutkan juga dalam ayat tersebut (kemudian Kami menjadikan dia makhluk yang berbentuk
lain).
C.Memahami Q.S Al-Baqarah ayat 30 tentang kedudukan manusia

Artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".

Surat Al Baqarah ayat 30 dalam Al-Qur'an menjelaskan tentang dijadikannya manusia, yakni Nabi Adam
alaihisalam (as), sebagai khalifah di Bumi. Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk mulia dan
diberikan ilmu pengetahuan, hawa nafsu, dan akal pikiran.Ayat ini juga menggambarkan dialog antara
Allah SWT dan para malaikat mengenai penciptaan manusia. Para malaikat meragukan kemampuan
manusia karena sifatnya yang selalu merusak dan menumpahkan darah, namun Allah SWT menjawab
bahwa Dia mengetahui apa yang tidak mereka ketahui.Dalam tafsirnya, ayat ini juga diartikan sebagai
penghormatan kepada manusia, karena Allah SWT telah membicarakan mereka di depan malaikat
bahkan sebelum manusia itu sendiri diciptakan.Para malaikat bertanya tentang makna penciptaan
khalifah, bukan karena mereka keberatan atas rencana-Nya, melainkan hanya untuk meminta
penjelasan dan keterangan tentang hikmah yang terdapat di dalam ketetapan manusia menjadi khalifah
bumi.Dengan demikian, ayat ini memberikan pemahaman bahwa manusia memiliki kedudukan sebagai
khalifah di Bumi, yang memimpin dan bertanggung jawab atas tindakan mereka.Ini juga menunjukkan
bahwa manusia memiliki keunggulan dari makhluk lain.

D.Memahami konsep Q.S Al-zariyat ayat 56 tentang kewajiban


manusia untuk beribadah.

Artinya:”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

Surat Al-Zariyat ayat 56 dalam Al-Qur'an menyatakan tujuan penciptaan manusia dan jin, yaitu untuk
beribadah kepada Allah SWT. Ayat ini memberikan banyak pelajaran bagi umat, menegaskan tugas dan
kewajiban untuk mengabdi hanya pada Allah SWT
Beberapa key points dalam memahami konsep ayat ini adalah.
a.Tujuan Penciptaan: Ayat ini menyatakan bahwa manusia dan jin diciptakan agar mereka beribadah
kepada Allah SWT
b.Makna Beribadah: Beribadah dalam arti menyembah, mengabdi, menghamba, tunduk, tata, dan patuh
terhadap segala yang dikehendaki-Nya
c.Ketaatan dan Kepatuhan: Ibadah harus menyeluruh dan total, baik lahir maupun batin, dengan tujuan
mencari ridha Allah SWT
d.Pendidikan dan Implikasinya: Ayat ini memiliki implikasi pendidikan dalam membentuk manusia yang
taat beribadah, dan pendidikan menjadi wadah bagi manusia untuk membentuk serta mengembangkan
akal untuk menjalankan kewajibannya.

E.Memahami Q.S Ibrahim ayat 7 tentang kewajiban bersyukur.

Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku
akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku
benar-benar sangat keras."

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa, setiap orang yang bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT
berikan, maka akan diberikan kenikmatan yang lebih banyak lagi. Beda halnya dengan orang yang tak
mau mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT, dia akan mendapatkan ganjaran yang setimpal.

Pertanyaan Dan Jawaban


1. Pandangan mengenai hakikat manusia seiring perkembangan zaman menurut Islam (Dhyka
Niar Firmansyah)
Jawab: konsep yang berkembang seiring waktu. Dalam Islam, hakikat manusia dipandang
sebagai khalifah (pengganti) di bumi yang bertanggung jawab untuk memelihara dan menjaga
alam semesta sesuai dengan ajaran agama. Seiring perkembangan zaman, pandangan ini tetap
relevan dalam konteks kehidupan modern, di mana manusia diharapkan untuk tetap mematuhi
ajaran agama sambil beradaptasi dengan perubahan zaman.
2. Sebutkan perilaku yang mencerminkan surah al-mu'minun ayat 12-14 (Adin Nugraha)
Jawab: -menghormati janji dan komitmen.
-menjaga kehormatan dan kesucian diri.
-menjaga amanah dan kepercayaan.
3.Apa peran hakikat manusia dalam masyarakat (Handika Miftah Nusyur)
Jawab: berkontribusi dalam pembangunan dan pemeliharaan kehidupan sosial, ekonomi, dan
politik. Manusia juga bertanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan bersama dan
menjaga nilai-nilai moral serta etika dalam interaksi dengan sesama.

Anda mungkin juga menyukai