Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

TENTANG

HAKIKAT MANUSIA

Oleh Kelompok 1:

1. Afdal Za
2. Ageng Prabowo
3. Atika Rahmah

Dosen Pembimbing:

YONDRI MULYADI,S.HI,MA

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG


PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2016
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi dengan berbagai
kelebihan agar menjadi khalifah di bumi Allah ini. Seorang manusia di
anugerahkan kemampuan berpikir yang melebihi makhluk lain yang juga
menghuni bumi ini.Anugrah tersebut di berikan Allah SWT kepada manusia
agar daapat mendalami wujud dan hakikat dirinya agar selalu beribadah epada
Allah SWT.

Manusia yang diberikan Allah pikiran selalu berpikir mengenai banyak hal
termasuk berfikir tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya
sendiri orang lain dan penciptanya. Selama hidup manusia tidak sedikit orang
yang tidak memahami wujud dan hakikat dirinya.

B. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita sebagai manusia
mengetahui dan paham tentang hakikat manusia itu di ciptakan Allah di muka
bumi. Dan untuk menambah wawasan tentang bagaimana kita di ciptakan oleh
Allah SWT.

C. RUMUSANMASLAH

1. Apa pengertian dan proses kejadin manusia?


2. Bagaimana manusia menurut islam?
3. Bagaimana eksistensi manusia dalam islam?
4. Apa saja tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah dan Khalifah di
muka bumi?

D. METODE PENELITIAN
Makalah ini disususn melalaui metode studi literature dan kepustakaan.
Referensi makalah ini di ambil tidak hanya dari buku tetapi juga di ambil dari
berbegai sumber lain.

E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini di susun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab
pembahasan, dan bab penutup. Bab pendahuluan di bagi atas: latar belakang
masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah, metode penulisan dan
sistematika penulisan. Bab pembahasan berisi tentang identifikasi dari
masalah-masalah yang terkait dengan judul makalah. Bab penutup terdiri dari
kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN PROSES KEJADIAN MANUSIA


Manusia adalah makhluk utama, diantara semua makhluk termasuk yang
natural maupun supra natural, manusia memiliki jiwa yang bebas dan hakikat
yang mulya. Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sadar akan apa saja
yang terjadi di sekitarnya. Termasuk sadar bahwa ia adalah satu-satunya
makhluk hidup yang memiliki pengetahuan atas kehadiran nya sendiri.

Dalam kajian islam asal usul manusia tidak lepas dari figur nabi Adam AS
sebagai manusia pertama yang Allah ciptakan di muka bumi dengan semua
karakter kemanusiaannya. Allah menjelaskan tentang proses penciptaan
manusia dalam Al-Quran. Berikut ini ayat yang menjelaskan nya:

‫)ثم جعلنه نطفة فى‬12(‫ؤلقد خلقنا االنسن من سللة من طىن‬

‫)ثم خلقنا النطفة علقة فخلقنا العلقة مظغة فجعلنا‬13(‫فرارمكىن‬

‫الظعة عظم فقسونا العظم لحما ثم انشانه خلقا ءاخر فتبارك هللا‬

)14(‫احسن الخالقىن‬

Artinya:

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati


(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu airman (yang
dismpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segunpal darah, dan segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, pencipta yang
paling baik.1”

Dari ayat di atas kita dapat memahami bahwasanya manusia di ciptakan


dari saripati tanah dan melalui beberapa tahapan. Meski dalam ayat tersebut

1
Q.S Al-Mukminun ayat 12-14
pembahsannya tidak terlalu rinci. Dalam ayat lain Allah juga menyebut kan
bahwa manusia bersal dari air, sebagai mana firman Allah berikut:

‫وهو الزى خلق من الماء بشرا فجعله نسبا ؤصهرا وكان ربك‬
}54{‫قدىرا‬
Artinya:

“Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia itu
(punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhan Mu Maha Kuasa.”2

Dalam ayat lain Allah juga mangatakan bahwa manusia bersal dari air hina
(mani) yang terpancar dari (antara) tulang sulbi3 dan tulang dada. Sebagaimana
firman Allah berikut :

}7{‫} يجرخ من بينالصلب والترا ىب‬6{‫جلق من ماء دافق‬


Artinya :

“Dia ciptakan dari air yang di pancarkan, yang keluar dari antara tulang
sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.”

Di dalam Al-Quran juga di kenal beberapa istilah lain yang


mengungkapkantentang asal kejadian manusia antara lain sebagai berikut :

a. Turaab , yaitu tanah gemuk sebagaimana yang di firmankan Allah


berikut ini

‫قال له صحبه وهو يحاوره أكفرت بالذى خلقك من طراب ثم من‬


‫نطفة ثم سواك رجال‬
Artinya:
“seorang berkata pada sahabatnya saat keduanya saling dialog: “Apakah
kamu kafir kepada tuhan yang menciptakanmu dari tanah, kemudian dari
setetes air mani, lallu dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang
sempurna?”4
b. Thiin, yaitu tanah lempung sebagai firman Allah berikut ini :

‫الذى أحسن كل شئ خلقه و بدأ خلق اإلنسان من طين‬

2
Q.S Al-Furqan ayat 54
3
Pinggang dalam kosa kata arab
4 Q.S Al:Kahfi ayat 37
Artinya:
” yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah.”5
Dalam ayat ini, Al-quran menyebutkan kata bada’a yang berarti
memulai. Ini menunjukkan adanya awal suatu penciptaan dari thiin. Hal ini
jelas bermakna tahap yang lain akan segera mengikuti.

c. Thiinul Laazib, yaitu lempung yang pekat sebagaimana disebut


dalam firman Allah berikut:

‫فأستفتهم أهم أشد خلقا أم خلقنا إنا خلقنهم من ال زب‬


Artinya:
”Maka tanyakanlah kepada mereka (Musyirik Mekkah): “Apakah mereka
yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah kami ciptakkan itu?
“Sesungguhnya kami telah menciptakan merekan dari tanah liat.”6
d. shalshalun, yaitu lempung yang dikatakan kal fakhar (seperti
tembikar). Citra di ayat ini menunjukkan bahwa manusia dimodelkan.

e. shalshalin min hamain masnuun (lempung dari lumpur yang dicetak


/diberi bentuk) sebagaimana disebut dalam firman Allah berikut ini:

‫و لقد خلقنا اإلنسان من صلصل من حماء مسنون‬

Artinya
”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia (Adam) dari
tanah liat kering (yang berasal) ddari lumpur hitam yang diberi bentuk.”7
Ruh dan nafs
Ruh adalah salah satu komponen penting yang menetukan ciri yang ciri
kemanusiaan manusia. Allah meniupkan ruh tesebut setelah selesainya proses
penciptaan fisik.

Hal ini dijelaskan surah shaaad, 38. 71-72.

5
Q.S As-Sajadah ayat 7
6
Q.S Ass-Safaat ayat 11
7
Q.S Al- Hijr ayat 26
‫ فإذا سويته ونفخت‬.‫إذ قال ريك للمالءكة إنى خلق يشر من طين‬
‫فيه من ر حى فقعوا له ساجدين‬
Artinya
“(Ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya
Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Maka apabila telah
kusempurnakan kejadiaannya dan kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) ku,
Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersyujud kepadanya”.
Istilah nafs banyak disebut dalam al Qu’ran, meski termasuk dalam
wilayah abstrak yang sukar dipahami, istilah nafs memiliki pengerian yang
sangt terkait dengan aspek fisik manusia. Gejolak nafs dapat dirasakan
mmenyebar keseluruh bagian tubuh manusia karena tubuh manusia merupakan
kumpulan dari bermilyar-milyar sel hidup yang saling berhubungan. Nafs
bekerja sesuai dengan bilogis manusia. Az-Zumar 39:42.

‫هللا يتوفى األنفس حين موتها و التى لم تمت فى منامها فينسك التى‬
‫ إن فى ذلك‬.‫قضى عليها الموت ويرسل األخرى إلى أجل مسمى‬
‫أليت لقوم يتفكرون‬
Artinya:
”Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang)
yang belum mati diwaktu tidurnya; maka dia tahanlah jiwa (orang) yang telah
dia tetapkan kematiannya dan dia melepaskan jiwa yang lsin sampai waktu
yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan allah bagi kaum yang berfikir”.
Fitrah Manusia

Kata fitrah merupakan derivasi dari kata “fatard”, artinya ciptaan, suci
dan seimbang. Menurut imam AL-Maraghi (1974:200) fitrah adalah kondisi
dimana Allah yang menciptakan manusia yang menghadapkan dirinya kepada
kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan fikirannya. Dengan demikian arti
fitrah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal sesuatu ciptaan atau
kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk mengetahui dan cenderung
kepada kebenaran (hanif). Fitrah dalam arti hanif ini sejalan dengan isyarat Al-
quran. Ar-Ruum: 30:30:
‫فأقم وجهك للدين حنيفا فطرة هللا التى فطر الناس عليها ال تبديال‬
‫لخلق هللا ذلك الدين القيم و لكن أكثر الناس ال يعلمون‬

Artinya:
”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agam Allah;(tetaplah
atas) Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. (Q.S al-Rum: 30:30).

B. MANUSIA MENURUT ISLAM


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna
diantara makhluk ciptaan Nya yang lain. Karena manusia di berikan akal dan
juga fikiran. Manusia merupakan makhluk Nya yang memiliki tuntutan untuk
menyembah dan bersyur kepada Allah SWT.

Dalam pemikiran sederhana dapat di pahami bahwa yang mengerti tentang


penciptaan manusia adalah Sang Pencipta itu sendiri. Allah adalah sang maha
pencipta yang menciptakan alam seisinya termasuk manusia. Maka Allahlah
yang lebih memahami tentang proses penciptaa manusia.8

Di dalam Al-Quran manusia disebut sebagai bani Adam karena manusia


yang pertama diciptakan adalah nabi adam yang menjadi nenek moyang kita.
Dengan akal yang anugerahkan kepada manusia, manusia memiliki potensi
untuk beriman dan mampu memahami dan mengamalkan wahyu-wahyu Allah
dan mengamati gejala gejala alam di sekitarnya. Bertanggung jawab atas
setiap perbuatannya dan ber akhlak.

Disamping itu manusia dengan apa yang di anugerahkan Allah kepada nya
akan tunduk dan patuh pada apa-apa saja yang Allah tetapkan. Begitupun
sebaliknya dengan anugerah yang Allah berikan pada manusia bisa saja
manusia itu ingkar (kafir) kepada Allah SWT9.

8
Nasrul H.S, dkk Pendidikan Agama Islam Bernuansa Soft Skills, Penerbit Universitas Negri Padang, Padang, 2014, hlm 10
9
Prof.H.Mohammad Daud Ali,S.H., Pendidikan Agama Islam, Penerbit RajAWALI Pers ,
Jakarta,1997 hlm 17- 18
C. EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA
Al-Qur’an menggambarkan manusia sebagai makhluk pilihan Tuhan,
sebagai khalifah-Nya di muka bumi, serta sebagai makhluk yang semi samawi
dan semi duniawi, yang dalam dirinya ada fitrah mengakui Tuhan, bebas
terpercaya, rasa tanggung jawab terhadap dirinya maupun alam semesta; serta
karunia keunggulan atas alam semesta, langit dan bumi.Sebagai makhluk
Allah, manusia mendapat amanat Allah yang harus dipertanggung jawabkan di
hadapan-Nya.

Tugas yang dipikul manusia di muka bumi adalah tugas kekhalifahan,


yaitu tugas kepemimpinan; wakil Allah di muka bumi untuk mengelola dan
memelihara alam.Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang
kekuasaan.Manusia menjadi khalifah, berarti manusia mendapatkan mandat
dari Tuhan untuk mewujudkan kemakmuran dimuka bumi. Kekuasaan
mengola serta mendaya gunakan apa yang ada dimuka bumi untuk
kepentingan hidupnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah.

Agar manusia dapat menjalankan kekhalifahannya dengan baik, Allah


telah mengajarkan kepada manusia kebenaran dalam segala ciptaan-Nya
manusia dapat menyusun konsep-konsep serta melakukan rekayasa
membentuk wujud baru dalam alam kebudayaan.Disamping peran manusia
sebagai khalifah di muka bumi yang memiliki kebebasan, ia juga sebagai
hamba Allah (Abdullah). Seorang hamba Allah harus ta’at dan patuh kepada
perintah Allah.

D. TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA


ALLAH DAN KHALIFAH DI MUKA BUMI

a. Fungsi Manusia
Fungsi manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah. Khalifah
berarti pemimpin, wakil, pengelola dan pemelihara. Tentang fungsi
manusia sebagai khalifah ini dijelaskan dalam firman Allah SWT
berikut ini:

‫ قالوا أتجعل‬.‫و إذ قال ريك للمالئكة إنى جاعل فى األرض خليفة‬


.‫فيها و يفسد فيها و يسفك الدماء و نحن نسبح بحمدك و نقدس لك‬
‫قال إنى أعلم ما ال تعلمون‬
Artinya
”Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi.” Mereka berkata:”Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “
Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui?”. (Q.S.
Al-baqarah, 2:30).
Khalifah Allah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat
Allah untuk mewujudkan kemakmuran dimuka bumi. Kekuasaan yang
diberikan kepada manusia itu bersifat kreatif yang memungkinkan dirinya
untuk mengolah serta mendayagunakan apa yang ada dimuka bumi untuk
kepentingan hidupnya.

Sebagai wakil Allah, manusia dibekali dengan potensi untuk memahami


dan menguasai hukum Allah yang terkandung dalam ciptaannya. Dengan
pemahaman terhadap kebenaran tersebut manusia dapat menyusun konsep dan
melakukan rekayasa. Pada akhirnya akan melakukan sesuatu yang baru dalam
perkembangan budaya manusia yang dinamis.

Segala yang dihasilkan manusia dalam konteks sebagai khalifah dilandasi


dengan ketundukan dan ketaatan kepada Allah SWT. Ketundukan dan ketaatan
ini tidak lain adalah dari reflesi dari fungsi ppenciptaan sebagai khalifah yang
diberikan oleh Allah dan akan dipertanggungjawabkan oleh manusia. Hal ini
dijelaskan dalam firman Allah SWT Q.S Fathir, 35:39

‫هو الذى جعلكم خالءف فى األرض فمن كفر فعليه كفره وال‬
‫يزيد الكافرين كفرهم عند ربهم إال مقتا و ال يزيد الكافرين‬
‫كفرهم إال خسارا‬
Artinya
”Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi.
Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya
sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah
akan menambah kemurkaan pada sisi tuhannya dan kekafiran orang-
orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian
mereka belaka”. (Q.S. faathir, 35:39)

Fungsi manusia sebagai khalifah juga dipahami sebagai makhluk yang


bertugas mengurus dan menjaga alam dengan baik agar terciptanya kehidupan
yang baik bagi semua makhluk Allah. Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam Q.S.
al-anbiya’ 21:107

‫وما أرسلنك إال رحمة للعالمين‬


Artinya:
”Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam. (Q.S. al-anbiya, 21:107).
Penjelasan mengenai fungsi manusia sebagai khalifah diatas
memberikan pemahaman bahwa jabatan khalifah diatas memberikan
ppemahaman bahwa jabatan khalifah adalah tugas berat yang mesti dipikul dan
dipertanggungjawabkan. Potensi yang dimiliki manusia harus dikerahkan
secara optimal secara optimal dan dinamis untuk mencapai tujuan hidup
sepperti yang digariskan oleh Zat yang Maha Pencipta.

b.Tujuan hidup manusia

Tujuan hidup manusia adalah untuk mengabdi kepada Allah SWT


(ibadah). Adapun semua tujuan-tujuan kecil yang lain tunduk dan didalam
lingkaran tujuan tertinggi pengabdian tersebut. Tujuan hidup manusia ini
dijelaskan oleh Allah SWT dalam Q.S. AL-Zariyaat, 51:56

‫و ما خلقت الجن و اإلنسان إال ليعبدون‬


Artinya:
”Dan aku tidak menciptakan jin an manusia melainkan untuk
menyembahku. (Q.S. al-zariyaat, 51:56).
Penciptaan manusia sebagai pengabdi atau untuk beribadah dipahami
dengan kepatuhan, ketundukkan dan pengabdian manusia kepada Allah. Jadi,
semua aktivitas hidup yang dilakukan seorang manusia yang dilandasi dengan
sikap ketundukkan jiwa terhadap sang khalik merupakan ibadah.
Ibadah yang dilakukan manusia didasari oleh kebutuhan terhadap Allah
SWT, karena manusia diciptakan, diatur, dan akan kembali kepadanya. Oleh
karena itu, ibadah atau penyembahan harus dilakukan secara sukarela, tanpa
paksa, karena Allah tidak membutuhkan sedikitpun kepada manusia termasuk
ritual-ritual penyembahannya. Keikhlasan manusia dalam melaksanakan
ibadah dengan iklas ini dijelaskan oleh Allah dalam Q.S. Al-bayyinah, 98 ayat
5 sebagai berikut:

‫وما أمروا إال ليعبد هللا مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلوة و‬
‫يؤت الزكوة وذالك دين القيمة‬
Artinya
”Dan manusia tidak diperintahkan kecuali semata-mata menyembah
Allah dengan keikhlasan dalam (menjalankan) agmaa dengan lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang kokoh”. (qs. al-bayyinah, 98:5).
Ayat diatas menjelaskan tentang kunci pelaksanaan ibadah yang
merupakan tujuan hidup manusia bahwa pelaksanaan ibadah yang merupakan
tujuan hidup mamusia bahwa dalam pelaksanaannya harus didasari oleh
keikhlasan. Tanpa adanya keikhlasan ini semua ibadah yang dilakukan tidak
akan bernilai apapun di hadapan Allah SWT.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna hendaknya manusia patuh dan
tunduk akan ketetapan Allah SWT. Karena setiap ketentuan Allah adalah yang
terbaik karena Allah lebih mengetahui segala hal.

Hakikat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk
yang yang telah di ciptakan oleh Allah SWT. Hakikat manusia mempunyai arti yang
beragam yang di lihat dari berbagai ilmu dan pendapat yang memaknai hakikat
manusia itu sendiri.

Dan manusia sebagai khalifah berarti mampu memimpin dan bertanggung jawab
atas perintah Allah. Kerena tanggung jawab tersebut mencakup kehidupan makhluk
lain di muka bumi ini. Meski pun malaikat merasa manusia sebagai perusak di muka
bumi tetapi Allah tetap menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.

B. SARAN
Sebagai generasi muda hendaknya kita lebih bertanggung jawab dalam
memelihara alam dan seisinya agar kelak anak cucu kita dapat menikmati beta
indahnya ciptaan Allah ini.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Nasrul H.S, dkk.2014.Pendidikan Agama Islam Bernuansa Soft Skills Untuk Perguruan
Tinggi. Padang: Universitas Negri Padang.

Prof. DR. Zakiah Darajat, Prof. DRS. A Sadali, DRS.Yusuf Amer Feisal, DRS.Ishaq
Abdulhaq, DRS.Mustofa Muchsin SH, DRS.Miftah Farid.Dasar-Dasar Agama Islam
Buku Teks Penidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: PT. Bulan
Bintang.

Prof.H.Mohammad Daud Ali,S.H. 1997. Pendidikan Agama Islam.Jakarta: Rajawali Pers

Anda mungkin juga menyukai