TENTANG
HAKIKAT MANUSIA
Oleh Kelompok 1:
1. Afdal Za
2. Ageng Prabowo
3. Atika Rahmah
Dosen Pembimbing:
YONDRI MULYADI,S.HI,MA
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi dengan berbagai
kelebihan agar menjadi khalifah di bumi Allah ini. Seorang manusia di
anugerahkan kemampuan berpikir yang melebihi makhluk lain yang juga
menghuni bumi ini.Anugrah tersebut di berikan Allah SWT kepada manusia
agar daapat mendalami wujud dan hakikat dirinya agar selalu beribadah epada
Allah SWT.
Manusia yang diberikan Allah pikiran selalu berpikir mengenai banyak hal
termasuk berfikir tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya
sendiri orang lain dan penciptanya. Selama hidup manusia tidak sedikit orang
yang tidak memahami wujud dan hakikat dirinya.
B. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita sebagai manusia
mengetahui dan paham tentang hakikat manusia itu di ciptakan Allah di muka
bumi. Dan untuk menambah wawasan tentang bagaimana kita di ciptakan oleh
Allah SWT.
C. RUMUSANMASLAH
D. METODE PENELITIAN
Makalah ini disususn melalaui metode studi literature dan kepustakaan.
Referensi makalah ini di ambil tidak hanya dari buku tetapi juga di ambil dari
berbegai sumber lain.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini di susun menjadi tiga bab, yaitu bab pendahuluan, bab
pembahasan, dan bab penutup. Bab pendahuluan di bagi atas: latar belakang
masalah, tujuan penulisan, rumusan masalah, metode penulisan dan
sistematika penulisan. Bab pembahasan berisi tentang identifikasi dari
masalah-masalah yang terkait dengan judul makalah. Bab penutup terdiri dari
kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kajian islam asal usul manusia tidak lepas dari figur nabi Adam AS
sebagai manusia pertama yang Allah ciptakan di muka bumi dengan semua
karakter kemanusiaannya. Allah menjelaskan tentang proses penciptaan
manusia dalam Al-Quran. Berikut ini ayat yang menjelaskan nya:
الظعة عظم فقسونا العظم لحما ثم انشانه خلقا ءاخر فتبارك هللا
)14(احسن الخالقىن
Artinya:
1
Q.S Al-Mukminun ayat 12-14
pembahsannya tidak terlalu rinci. Dalam ayat lain Allah juga menyebut kan
bahwa manusia bersal dari air, sebagai mana firman Allah berikut:
وهو الزى خلق من الماء بشرا فجعله نسبا ؤصهرا وكان ربك
}54{قدىرا
Artinya:
“Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia itu
(punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhan Mu Maha Kuasa.”2
Dalam ayat lain Allah juga mangatakan bahwa manusia bersal dari air hina
(mani) yang terpancar dari (antara) tulang sulbi3 dan tulang dada. Sebagaimana
firman Allah berikut :
“Dia ciptakan dari air yang di pancarkan, yang keluar dari antara tulang
sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.”
2
Q.S Al-Furqan ayat 54
3
Pinggang dalam kosa kata arab
4 Q.S Al:Kahfi ayat 37
Artinya:
” yang membuat segala sesuatu yang dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah.”5
Dalam ayat ini, Al-quran menyebutkan kata bada’a yang berarti
memulai. Ini menunjukkan adanya awal suatu penciptaan dari thiin. Hal ini
jelas bermakna tahap yang lain akan segera mengikuti.
Artinya
”Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia (Adam) dari
tanah liat kering (yang berasal) ddari lumpur hitam yang diberi bentuk.”7
Ruh dan nafs
Ruh adalah salah satu komponen penting yang menetukan ciri yang ciri
kemanusiaan manusia. Allah meniupkan ruh tesebut setelah selesainya proses
penciptaan fisik.
5
Q.S As-Sajadah ayat 7
6
Q.S Ass-Safaat ayat 11
7
Q.S Al- Hijr ayat 26
فإذا سويته ونفخت.إذ قال ريك للمالءكة إنى خلق يشر من طين
فيه من ر حى فقعوا له ساجدين
Artinya
“(Ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya
Aku akan menciptakan manusia dari tanah”. Maka apabila telah
kusempurnakan kejadiaannya dan kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) ku,
Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersyujud kepadanya”.
Istilah nafs banyak disebut dalam al Qu’ran, meski termasuk dalam
wilayah abstrak yang sukar dipahami, istilah nafs memiliki pengerian yang
sangt terkait dengan aspek fisik manusia. Gejolak nafs dapat dirasakan
mmenyebar keseluruh bagian tubuh manusia karena tubuh manusia merupakan
kumpulan dari bermilyar-milyar sel hidup yang saling berhubungan. Nafs
bekerja sesuai dengan bilogis manusia. Az-Zumar 39:42.
هللا يتوفى األنفس حين موتها و التى لم تمت فى منامها فينسك التى
إن فى ذلك.قضى عليها الموت ويرسل األخرى إلى أجل مسمى
أليت لقوم يتفكرون
Artinya:
”Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang)
yang belum mati diwaktu tidurnya; maka dia tahanlah jiwa (orang) yang telah
dia tetapkan kematiannya dan dia melepaskan jiwa yang lsin sampai waktu
yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
kekuasaan allah bagi kaum yang berfikir”.
Fitrah Manusia
Kata fitrah merupakan derivasi dari kata “fatard”, artinya ciptaan, suci
dan seimbang. Menurut imam AL-Maraghi (1974:200) fitrah adalah kondisi
dimana Allah yang menciptakan manusia yang menghadapkan dirinya kepada
kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan fikirannya. Dengan demikian arti
fitrah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal sesuatu ciptaan atau
kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk mengetahui dan cenderung
kepada kebenaran (hanif). Fitrah dalam arti hanif ini sejalan dengan isyarat Al-
quran. Ar-Ruum: 30:30:
فأقم وجهك للدين حنيفا فطرة هللا التى فطر الناس عليها ال تبديال
لخلق هللا ذلك الدين القيم و لكن أكثر الناس ال يعلمون
Artinya:
”Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agam Allah;(tetaplah
atas) Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. (Q.S al-Rum: 30:30).
Disamping itu manusia dengan apa yang di anugerahkan Allah kepada nya
akan tunduk dan patuh pada apa-apa saja yang Allah tetapkan. Begitupun
sebaliknya dengan anugerah yang Allah berikan pada manusia bisa saja
manusia itu ingkar (kafir) kepada Allah SWT9.
8
Nasrul H.S, dkk Pendidikan Agama Islam Bernuansa Soft Skills, Penerbit Universitas Negri Padang, Padang, 2014, hlm 10
9
Prof.H.Mohammad Daud Ali,S.H., Pendidikan Agama Islam, Penerbit RajAWALI Pers ,
Jakarta,1997 hlm 17- 18
C. EKSISTENSI DAN MARTABAT MANUSIA
Al-Qur’an menggambarkan manusia sebagai makhluk pilihan Tuhan,
sebagai khalifah-Nya di muka bumi, serta sebagai makhluk yang semi samawi
dan semi duniawi, yang dalam dirinya ada fitrah mengakui Tuhan, bebas
terpercaya, rasa tanggung jawab terhadap dirinya maupun alam semesta; serta
karunia keunggulan atas alam semesta, langit dan bumi.Sebagai makhluk
Allah, manusia mendapat amanat Allah yang harus dipertanggung jawabkan di
hadapan-Nya.
a. Fungsi Manusia
Fungsi manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah. Khalifah
berarti pemimpin, wakil, pengelola dan pemelihara. Tentang fungsi
manusia sebagai khalifah ini dijelaskan dalam firman Allah SWT
berikut ini:
هو الذى جعلكم خالءف فى األرض فمن كفر فعليه كفره وال
يزيد الكافرين كفرهم عند ربهم إال مقتا و ال يزيد الكافرين
كفرهم إال خسارا
Artinya
”Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi.
Barangsiapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya
sendiri. Dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah
akan menambah kemurkaan pada sisi tuhannya dan kekafiran orang-
orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian
mereka belaka”. (Q.S. faathir, 35:39)
وما أمروا إال ليعبد هللا مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصلوة و
يؤت الزكوة وذالك دين القيمة
Artinya
”Dan manusia tidak diperintahkan kecuali semata-mata menyembah
Allah dengan keikhlasan dalam (menjalankan) agmaa dengan lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang kokoh”. (qs. al-bayyinah, 98:5).
Ayat diatas menjelaskan tentang kunci pelaksanaan ibadah yang
merupakan tujuan hidup manusia bahwa pelaksanaan ibadah yang merupakan
tujuan hidup mamusia bahwa dalam pelaksanaannya harus didasari oleh
keikhlasan. Tanpa adanya keikhlasan ini semua ibadah yang dilakukan tidak
akan bernilai apapun di hadapan Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna hendaknya manusia patuh dan
tunduk akan ketetapan Allah SWT. Karena setiap ketentuan Allah adalah yang
terbaik karena Allah lebih mengetahui segala hal.
Hakikat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk
yang yang telah di ciptakan oleh Allah SWT. Hakikat manusia mempunyai arti yang
beragam yang di lihat dari berbagai ilmu dan pendapat yang memaknai hakikat
manusia itu sendiri.
Dan manusia sebagai khalifah berarti mampu memimpin dan bertanggung jawab
atas perintah Allah. Kerena tanggung jawab tersebut mencakup kehidupan makhluk
lain di muka bumi ini. Meski pun malaikat merasa manusia sebagai perusak di muka
bumi tetapi Allah tetap menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.
B. SARAN
Sebagai generasi muda hendaknya kita lebih bertanggung jawab dalam
memelihara alam dan seisinya agar kelak anak cucu kita dapat menikmati beta
indahnya ciptaan Allah ini.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Nasrul H.S, dkk.2014.Pendidikan Agama Islam Bernuansa Soft Skills Untuk Perguruan
Tinggi. Padang: Universitas Negri Padang.
Prof. DR. Zakiah Darajat, Prof. DRS. A Sadali, DRS.Yusuf Amer Feisal, DRS.Ishaq
Abdulhaq, DRS.Mustofa Muchsin SH, DRS.Miftah Farid.Dasar-Dasar Agama Islam
Buku Teks Penidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: PT. Bulan
Bintang.