Anda di halaman 1dari 3

A.

Terciptanya manusia
Allah SWT berfirman yang artinya:

“Diantara ayat kebesaran-Nya, Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian kamu
menjadi manusia yang tersebar dimana-mana.” (QS. Ar-Ruum. 30:21)

Allah SWT berfirman yang artinya:

“Sungguh kami telah ciptakan manusia dari inti tanah. (12) kemudian Kami jadikan dia
sebagai mani di dalam simpanan wadah yang aman (Rahim). (13) Lalu Kami jaadikan mani
itu sebagai Al-Alaq (sesuatu yang menempel), dari itu Kami jadikan segumpal daging.
Kemudian Kami jadikan kerangka tulang dan akhirnya Kami bungkus tulang itu dengan
daging. Lalu ia Kami tumbuhkan dalam penampilan yang beda. Allah Mahaberkah, Dia
sebaik-baiknya pencipta. (14)” (QS. Al-Mu’minuun)

Tahapan kejadian manusia :

a) Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)


Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang
kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah
sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup.

Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya : "Yang membuat sesuatu yang
Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS.
As Sajdah (32) : 7) "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam)
dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al
Hijr (15) : 26)

b) Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)


Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An
Nisaa’ ayat 1 yaitu : "Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya,
dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung
hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk
menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam
bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan
meneruskan generasinya.

c) Proses Kejadian Manusia Ketiga (semua keturunan Adam dan Hawa)


Di dalam Al Qur’an proses kejadian manusia secara biologis dejelaskan secara
terperinci melalui firman-Nya : "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging,
dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun (23) :
12-14).
B. Tugas Manusia.
Manusia memiliki 2 golongan tugas sebagai Makhluk Allah SWT. Yaitu :

1. Tugas Manusia Sebagai Khalifah.


2. Tugas Manusia Sebagai Hamba Allah
3. Memakmurkan dan memelihara bumi

1. TUGAS MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH

Allah SWT berfirman dalam Q.S.Al - Baqarah ayat 30 yang artinya sebagai berikut. :

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui.”.” (QS Al Baqarah : 30)

Yang dimaksud dengan khalifah ialah bahwa manusia diciptakan untuk menjadi penguasa
yang mengatur apa-apa yang ada di bumi, seperti tumbuhannya, hewannya, hutannya, airnya,
sungainya, gunungnya, lautnya, perikanannya dan seyogyanya manusia harus mampu
memanfaatkan segala apa yang ada di bumi untuk kemaslahatannya sesuai dengan
petunjukNya.

2. Tugas Manusia Sebagai Hamba

Di samping peran manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi memiliki kebebasan, iajuga
sebagai hamba Allah (‘abdun). Seorang hamba Allah harus taat dan patuh kepada perintah
Allah.

Makna yang esensial dari kata ’abdun (hamba) adalah ketaatan, ketundukan dan
kepatuhan, yang kesemuanya hanya layak diberikan kepada Allah yang dicerminkan dalam
ketaatan, kepatuhan dan ketundukan pada kebenaran dan keadilan.

Firman Allah dalam Q.S. Adzariyat Ayat 56 yang artinya :

“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku.” (Q.S. Adzariyat 51:56)
Dari ayat di atas, kita dapat menyederhanakan tugas utama manusia sebagai hamba Allah.
Yaitu Beribadah. Beribadah berarti menyadari dan mengaku bahwa manusia merupakan
hamba Allah yang harus tunduk mengikuti kehendaknya, baik secara sukarela maupun
terpaksa.

Ada 2 macam ibadah, yaitu :

1. Ibadah muhdah (murni), yaitu ibadah yang telah ditentukan waktunya, tata caranya,


dan syarat-syarat pelaksanaannya oleh nas, baik Al Qur’an maupun hadits yang tidak
boleh diubah, ditambah atau dikurangi. Misalnya shalat, puasa, zakat, haji dan
sebagainya.

2. Ibadah ‘ammah (umum), yaitu pengabdian yang dilakuakn oleh manusia yang


diwujudkan dalam bentuk aktivitas dan kegiatan hidup yang dilaksanakan dalam
konteks mencari keridhaan Allah SWT. Misalnya zikir, wakaf, shadaqah dan
sebagainya yang di kerjakan semata-mata karena Allah SWT.

3. Memakmurkan dan memelihara Bumi

Dalam rangka ikhtiar memakmurkan bumi manusia telah diberi modal dasar yang
telah melekat pada diri manusia di awal penciptaan nya.Yakni beupa akal dan
pikiran.Makadengan ada nya akal dan pikiran maka manusia dapat melakukan
penelitian dan mencari pengetahuan bagaimana mengelola semua amanah yang di
berikan Allah SWT. Memelihara di sini tidak hanya secara fisik saja.Tetapi segala
yang ada di alam harus di pelihara.Termasuk juga dalam memelihara akidah dan
akhlak manusia itu sendiri sebagai sumber daya manusia yang akan memanfaatkan
alam.Karena itu meski dalam konteks memelihara alam,namun secara praktek adalah
dengan membina akidah adan akhlak.Kedua hal ini penting agar tetap terjadi
kesamaan dalam tujuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.Keseragaman akhlak dan
akidah akan tetap menyatukan manusia dalam visi yang satu,yakni manusia sebagai
khalifah.

Anda mungkin juga menyukai