Anda di halaman 1dari 4

KONSEP MANUSIA DALAM PANDANGAN ISLAM

Pengertian Manusia
Di dalam Al qur’an menjelaskan Bagaimana proses terciptanya manusia yaitu termasuk di dalam
surat Nuh: 17, Surat Ash shofat : 11, Surat Al mukminun : 12-13, Surat Ar rum : 20, Surat Ali Imran : 59,
Surat As sajadah: 7-9, Al hijr : 28, dan Al hajj : 5 5.(Depag, 2003).
Di dalam Al qur’an juga di jelaskan bahwa manusia di ciptakan dengan banyak istilah seperti :
Thurab, Thien, Shal shal, dan Sulalah. Dapat di artikan bahwa Allah Subahanahuwa taala menciptakan
manusia dari berbagai unsur kimiawi yang terdapat pada tanah.
Dalam Al qur’an Allah Swt, Menciptakan dari saripati yang berasal dari tanah:
Artinya: Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang
paling baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian,
Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. ( QS. Al-Mukminun 12-
16) (Depag, 2013).

Manusia adalah makhluk yang di ciptakan dalam keadaan memiliki nilai nilai fitri dan sifat sifat
insaniah, seperti dhoif : lemah ( An nisa’ : 28), Jahula ‘Bodoh’ ( Al Ahzab : 72), Faqir ‘ketergantungan
atau saling membutuhkan’ (Fathir:15), Kafuro’ ‘sangat mengingkari nikmat’ ( al isra’ : 67), Syukur (Al
insan: 3), serta fujur dan taqwa (As syams:8). Selain itu tugas manusia yang paling terpenting ketika ia di
ciptakan yaitu untk mengimplementasikan tugas tugas ilahiyah yang mengandung banyak kemaslahatan
dalam kehidupan. Manusia di ciptakan dengan membawa Amanah yang di berikan oleh Allah Swt sebagai
khilafah di muka bumi ini.

Allah Swt Berfirman yang artinya:

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (al-Baqarah: 30)(Depag, 2003)

Manusia adalah makhluk pilihan yang dimuliakan oleh Allah dari makhluk ciptaan- Nya yang
lainnya, dengan segala keistimewaan yang ada pada manusia, seperti akal manusia yang mampu
membedakan antara yang baik dan yang buruk, kemudian memilihnya. Allah SWT menciptakan manusia
dengan sebaik-baiknya cipta (ahsanutaqwim), dan menundukkan alam semesta baginya agar dia dapat
memakmurkan dan memelihara kemudian melestarikan keberlangsungan hidup di alam semesta ini.
Dengan hatinya manusia dapat memutuskan sesuatu sesuai dengan petunjuk Robbnya, dengan raganya,
dihar
Agamawan berkomentar bahwa manusia adalah makhluk yang di ciptakan Allah Swt yang memiliki
tentang pengetahuan di ciptakannya manusia yang sedikit, karena dalam proses penciptaannya manusia
terdapat proses pemberian roh ke dalam jasad tersebut, dan pemberian roh hanya Allah Swt yang
melakukan. Hal ini di jelaskan Oleh Allah Qs Al Isra’(17) :
٨٥ ‫َو َيْس َٔـُلْو َنَك َع ِن الُّر ْو ِۗح ُقِل الُّر ْو ُح ِم ْن َاْم ِر َر ِّبْي َو َم ٓا ُاْو ِتْيُتْم ِّم َن اْلِع ْلِم ِااَّل َقِلْياًل‬

85. Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku,
sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.”

Menurut Jalaluddin Abdullah (2009:113) Seorang manusia menunjukan kepada dirinya sebagai
manusia jika ia mampu menggunakan akal nya dalam kehidupan sehari hari terlebih dalam menilai hal
yang baik dan yang buruk. Lantas sebaliknya jika manusia bertindak tanpa memikirkan sesuatu hal itu
menandakan diri manusia tersebut tidak jauh beda dengan hewan atau Binatang. Akal adalah segala aspek
penting dalam hakikat manusia ia ingin, ia mampu, dan berfikir.
Berbeda dengan makhluk yang lain, Menurut Suparlan (2006:53) Manusia lahir dengan potensi
kodratnya berupa cipta, rasa dan krasa. Cipta adalah bentuk nilai spiritual yang di khususkan hanya untuk
nilai nilai kebenaran. Rasa adalah kemampuan spiritual secara khusus mempersoalkan nilai keindahan.
Sedangkan karsa adalah kemampuan spiritual, yang secara khusus mempersoalkan nilai nilai kebaikan.
Ketiga nilai jenis ini di susun menjadi satu ikatan sistem, selanjutnya akan di jadikan landasan di
kehidupan manusia yang bisa mengatur sifat dan prilaku agar hidup selalu terarah kepencapaian tujuan
hidup.

Keutamaan Manusia: Beberapa Pandangan terhadap QS. Al-Tin: 4


Demikian di atas secara umum telah dijelaskan makna masing-masing kata khalaqa, al-insan dan ahsani
taqwim. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut para ahli tafsir kemudian menafsirkan ayat QS. Al-
Tin: 4 dalam banyak pandangan. Secara umum, ayat ini menegaskan bahwa sesungguhnya manusia telah
diciptakan Allah dalam bentuk yang sempurna. Kendati dalam Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibn Abbas
dikemukakan bahwa al-Insan yang dimaksud adalah seorang kafir bernama al-Walid bin al-Mughirah;
pendapat lain mengatakan Kaldat bin Asid, namun para ahli tafsir sepakat bahwa kata manusia dalam ayat
tersebut disepakati manusia secara umum yakni ‘Adam dan anak cucunya. Selain itu, ayat ini menjelaskan
bahwa manusia telah diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Al-Shabuny menjelaskan bahwa Allah
telah menciptakan jenis manusia dalam sebaik-baiknya bentuk, disifati dengan keluhuran dan
kesempurnaan sifat, seindah-indahnya wujud dengan anggota tubuh yang seimbang, dianugerahi ilmu dan
pemahaman, akal dan kedewasaan, kemampuan berbicara dan sopan

Hakekat manusia
1. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah SWT
Hakekat pertama ini berlaku umum bagi seluruh jagat raya dan isinya yang bersifat baru, sebagai ciptaan
Allah SWT di luar alam yang disebut akhirat. Alam ciptaan meupakan alam nyata yang konkrit, sedang
alam akhirat merupakan ciptaan yang ghaib, kecuali Allah SWT yang bersifat ghaib bukan ciptaan, yang
ada karena adanya sendiri. Firman Allah SWT mengenai penciptaan manusia dalam Q.S. Al-Hajj ayat 5
yang Artinya : “Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air mani
menjadi segumpal darah, menjadi segumpal daging yang diberi bentuk dan yang tidak berbentuk, untuk
Kami perlihatkan kekuasaan Tuhanmu.” Firman tersebut menjelaskan pada manusia tentang asal muasal
dirinya, bahwa hanya manusia pertama Nabi Adam AS yang diciptakan langsung dari tanah, sedang
istrinya diciptakan dari satu bagian tubuh suaminya. Setelah itu semua manusia berikutnya diciptakan
melalui perantaraan seorang ibu dan dari seorang ayah, yang dimulai dari setetes
air mani yang dipertemukan dengan sel telur di dalam rahim. Hakikat pertama ini berlaku pada umumnya
manusia di seluruh jagad raya sebagai ciptaan Allah diluar alam yang disebut akhirat. Alam ciptaan
merupakan alam nyata yang konkrit sedangkan alam akhirat merupakan ciptaan yang ghaib kecuali Allah
yang bersifat ghaib bukan ciptaan yang ada karena dirinya sendiri.

2. Kemandirian dan Kebersamaan (Individualitas dan Sosialita).


Kemanunggalan tubuh dan jiwa yang diciptakan Allah SWT, merupakan satu diri individu yang
berbeda dengan yang lain. setiap manusia dari individu memiliki jati diri masing - masing. Jati diri tersebut
merupakan aspek dari fisik dan psikis di dalam kesatuan. Setiap individu mengalami perkembangan dan
berusah untuk mengenali jati dirinya sehingga mereka menyadari bahwa jati diri mereka berbeda dengan
yang lain. Firman Allah dalam Q.S. Al-A’raf 189 yang Artinya “Dialah yang menciptakanmu dari satu
diri” Firman tersebut jelas menyatakan bahwa sebagai satu diri (individu) dalam merealisasikan dirinya
melalui kehidupan, ternyata diantaranya terdapat manusia yang mampu mensyukurinya dan menjadi
beriman. Di dalam sabda Rasulullah SAW menjelaskan petunjuk tentang cara mewujudkan sosialitas yang
diridhoiNya, diantara hadist tersebut mengatakan:
“Seorang dari kamu tidak beriman sebelum mencintai kawannya seperti mencintai dirinya sendiri”
(Diriwayatkan oleh Bukhari) “Senyummu kepada kawan adalah sedekah”(Diriwayatkan oleh IbnuHibban
dan Baihaqi) Kebersamaan (sosialitas) hanya akan terwujud jika dalam keterhubungan itu manusia mampu
saling menempatkan sebagai subyek, untuk memungkinkannya menjalin hubungan manusiawi yang efektif,
sebagai hubungan yang disukai dan diridhai Allah SWT. Selain itu manusia merupakan suatu kaum
(masyarakat) dalam menjalani hidup bersama dan berhadapan dengan kaum (masyarakat) yang lain.
Manusia dalam perspektif agama Islam juga harus menyadari bahwa pemeluk agama Islam adalah
bersaudara satu dengan yang lain.

3. Manusia Merupakan Makhluk yang Terbatas.


Manusia memiliki kebebasan dalam mewujudkan diri (self realization), baik sebagai satu diri
(individu) maupun sebagai makhluk social, terrnyata tidak dapat melepaskan diri dari berbagai keterikatan
yang membatasinya. Keterikatan atau keterbatasan itu merupakan hakikat manusia yang melekat dan
dibawa sejak manusia diciptakan Allah SWT. Keterbatasan itu berbentuk tuntutan memikul tanggung
jawab yang lebih berat daripada makhluk-makhluk lainnya. Tanggung jawab yang paling asasi sudah
dipikulkan ke pundak manusia pada saat berada dalam proses penciptaan setiap anak cucu Adam berupa
janji atau kesaksian akan menjalani hidup di dalam fitrah beragama tauhid. Firman Allah Q.S. Al-A’raf
ayat 172 yang Artinya : “Dan ingat lah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anakanak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian jiwa mereka, “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka
menjawab, “Betul Engkau Tuhan kami dan kami bersaksi.” Kesaksian tersebut merupakan sumpah yang
mengikat atau membatasi manusia sebagai individu bahwa didalam kehidupannya tidak akan menyembah
selain Allah SWT. Bersaksi akan menjadi manusia yang bertaqwa pada Allah SWT. Manusia tidak bebas
menyembah sesuatu selain Allah SWT, yang sebagai perbuatan syirik dan kufur hanya akan
mengantarkannya menjadi makhluk yang terkutuk dan dimurkaiNya .

Anda mungkin juga menyukai