Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PSIKOLOGI KEBENCANAAN

Disusun Oleh:

Nama kelompok 1:

1. Endi Septian
2. Hana (21732010
3. Rahayu Indah (2173201055)
4. Shinta Deka (2173201003)

Dosen Pembimbing:

Rini Hartati.,M.Psi.,Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL POLITIK

UNIVERSITAS ABSURRAB PEKANBARU

2023

KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah segala puji dan Syukur kami hanturkan kepada Allah SWT
serta shalawat dan salam tak lupa kita panjatkan kepada baginda kita yang telah
membawa kita dari kegelapan menuju jalan yang terang benderang seperti saat
sekarang ini, yakni nabi mnuhammad SAW. Terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada kelompok kami yang telah sama-sama bekarja sama dalam menyelesaikan
tugas Psikologi Islam dengan judul ‘’ KONSEP MANUSIA DALAM ISLAM
DAN MANUSIA MENURUT IMAM GHAZALI’’ dengan dosen pengampu
Rini Hartati S.Psi,. M.Psi,.Psikolog

Semoga apa yang kami kerjakan dapat diterima dan jika ada perbaikan,
kami harapkan untuk menjadikan makalah kami ini lebih baik untuk kedepannya.
Kami ucapkan trimakasih dan

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penulis

(Kelompok 3)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia Menurt Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali adalah tokoh shufi terkenal yang mana beliau


membahas hakikat manusia secara khusus dan terperinci, beliau
melakukan pendekatan sufitis untuk dapat mengetahui sisi batin manusia
atau hakikat manusia. Nama asli beliau ialah Abu Hamid Muhammad Al-
Ghazali Ath-Thusib Asy-Syafi’i. Beliau lahir di Tush 450H/1059M, beliau
juga merupakan pemikir besar islam yang di beri gelar Hujjatul Islam
(Pemberi Argumenislam atas bukti-bukti kebenaran Agama islam) dan
zayn ad-din (perhiasan Agama) (Tiam, 2014). Beliau mendapat predikat
“sosok istimewa’’ yang disampaikan oleh Syeikh Abdul Qoidir Alaydrus
Ba’lawi dalam Ta’rif Al-lihya fi fadha ‘il Al-ihya (Supriyadi, 2009), bahwa
ada tiga Muhammad dalam islam, yakni Muhammad bin Abdullah,
penghulu para nabi, Muhammad bin Idris asy-Syafi’i penghulu semua
imam dan Muhammad Al-Ghazali, penghulu semua Pengarang. Serta
beliau juga merupakan Ahli Shufi yang terkenal oleh dunia Islam maupun
Barat.

Banyak ilmu yang dapat mengkaji tentang Manusia dan


hakikatnya, mulai dari ilmu tasawuf, Psikologi, filsafat dan lain
sebagainya, Menurut (Ali, 1997) ‘’ Bahwa kajian tentsng manusia
merupakan suatu misteri yang tidak pernah tuntas.’’ Semua bagian ilmu
akan menjadikan manusia sebagai objek kajian yang akan di teliti oleh
suatu ilmu tersabut.
Manusia merupakan individu yang terintrigasi atau terdiri dari
jasmani dan Rohani, jasmani dan Rohani merupakan dua unsur yang
menjadikan manusia mendapatkan bentuk yang sempurna dari makhluk
hidup lainnya (Quraish Shihab,1998). Karena kedua unsur tersebutlah
manusia menjadi sempurna, oleh karena itu manusia tidak boleh
menyiayiakan kesempurnaannya atau harus menjaga kesempurnaannya
melebihi makhluk ciptaan Allah yang lainnya, jika kesempurnaan itu tidak
dijaga maka manusia akan di jatuhkan kepada derajat yang serendah
rendahnya, seperti dalam (Q.S At-Tin Ayat 4-6) “ Sesungguhnya kami
telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik kejadian, kemudian kami
kembalikan ia ke derajat yang serendah-rendahnya, kecuali orang yang
beriman dan melakukan amal shaleh’’ (Shihab, 2002). Maksud derajat
yang rendah dalam Surah At tin ialah manusia yang ruh ilahinya tidak lagi
menyatu kepada dirinya dan menyebabkan dirinya memiliki perilaku yang
tidak baik atau rendah.
B. Pembagian Manusia Menurut Imam Ghazali

Manusia menurut Imam Gahazali dibagi menjadi 2 komponen


utama yang menjadi pengikat, komponen tersebut ialah Raga dan jiwa
yang dimana dua komponen ini saling berkaitan satu sama lainnya,
pendapat ini didasarkan oleh teori kebangkitan manusia di hari akhir nanti,
dimana jasad dan ruh sama-sama merasakan pedihnya siksa akhirat
nantinya (Al-ghazali, 2018).

Rohani adalah jiwa manusia, jiwa manusia terdiri atas empat unsur:
Hati, Ruh, Nafsu (hawa/ syahwat), dan akal;

1. Hati
Hati dibagi menjadi dua kajian, umum dan khusus. Secara
umum hati ialah daging yang berbentuk buah sanubari yang di
letakkan di sebelah kiri dari dada, yang memiliki fungsi sebagai
metabolism tubuh. Sedangkan hati dalam arti khusus ialah hati yang
bersifat halus karena memiliki fungsi kelembutan, kebijaksanaan,
hikmah, cinta kasih. Hati yang halus inilah yang mengenal diri
manusia mulai dari diajak bicara (Al-ghazali, 2018). Hati yang
dalam Bahasa arab berarti Al-Qalbu, Al-Qalbu ialah mihrab tuhan
yang ada disetiap dada yang mana diciptakan tuhan untuk menerima
ataupun menyimpan cahaya ilahi di dalam diri manusia (Manusia &
Filosof, n.d.). Banyaknya istilah lain yang memiliki makna yang
sama dengan Qalbu di antaranya;
 Al-sadr (Tempat perasaan Was-was)
 Al-Qalbu (Tempat Iman)
 As-Sagaf (Tempat Cinta)
 Habit Al qalab (tempat cinta dan kebenaran)
 Al-suwida (tempat ilmu dan agama)
 Al-Fu’ad (yang dapat memelihara kebenaran)
 Muhajjah Al-Qalab (menifestasi sifat-sifat Allah)
 Ad-dhamir (tempat merasa dan gaya rekoleksi)
 As-sir (Bagian paling halus dan paling rahasia)

Hati memiliki tiga fungsi, menurut (Komparatif & Ibn, 2017) yaitu;

a) Fungsi Kognitif Yang memiliki daya cipta seperti berfikir,


memahami, mengetahui, memperhatikan, mengingat, dan
melupakan.
b) Fungsi Emosi Menimbulkan rasa, sedih, cemas, tenang, senang,
santun, penuh kasih sayang, mengikat, kasar, takut, iri, dengki,
berpaling dan sombong.
c) Fungsi konasi Menimbulkan daya rasa berusaha.
2. Ruh

Memiliki arti nyawa. Ruh yang dimaksud oleh Imam Ghazali


disini ialah Ruh Al-hayawan yang merupakan jism yang halus dan
mengalir keseluruh peredaran darah menyebar keseluruh anggota
tubuh yang lainnya. Kehidupan seperti cahaya sedangkan lampu ibarat
lampunya.ruh hayawan adalah yang menggerakkan syahwat dan emosi
dari hati keseluruh tubuh. Ruh hayawan pusatnya di jantung manusia
dan menyebar keseluruh tubuh dan menggerakkan anggota tubuh yang
lainnya untuk menggerakkan anggota badan untuk melakukan sesuatu.
Ruh hayawan memiliki beberapa tingkatan, diantaranya (Manusia &
Filosof, n.d.);

a) Ruh Indrawi ruh yang membawa manusia hidup dan menerima


sesuatu yang dikirim oleh panca indra.
b) Ruh Khayali, ruh yang memiliki fungsi untuk merekam apa yang
dikirimoleh panca indra yang di simpan rapat-rapat untuk
diasampaikan kepada ruh aqli , ruh ini bukan hanya dimiliki oleh
manusia bahkan juga hewan.
c) Ruh Aqli, ruh yang dapat nencerna makna-makna di luar indra dan
khayal, ruh ini hanya dimiliki oleh manusia dan tidak dimiliki oleh
hewan.
d) Ruh Pemikiran ruh ini mengambil ilmu-ilmu aqli yang murni,
kemudian membuat penggabungan dan penyesuaian yang nantinya
diambil kesimpulan berupa pengetahuan yang amat berharga.
e) Ruh Kenabian, ruh ini khusus dimiliki oleh para nabi dan sebagian
para wali.
3. Nafsu

Jiwa dalam Bahasa arab disebut Nafs dan dalam Bahasa Yunani
Psyche dan diterjemahkan sebagai Soul dalam Bahasa inggris. Dalam
Bahasa Indonesia artinya jiwa, pribadi dan jiwa sejak manusia
mengalami kejadian sempurna menjadi janin dan dilahirkan ke dunia
telah ada unsur lain yang bukan fisik materil yang ikut Menyusun itu
semua yaitu penciptaan itu. Nafsu adalah tempat yang didalamnya
kekuatan marah dan nafsu syahwat pada manusia, nafsu dibagi menjadi
tiga(Litbang kurikulum KMI):

o Nafsu Al-Amarah

Yaitu sisi jiwa atau pribadi yang memiliki kecenderungan


pada kejahatan yaitu cenderung mengikuti kebutuhan biologis,
dorongan hewani dan hawa nafsu. Yang mendorong manusia untuk
mengejar kenikmatan duniawi. Seperti dalam surah yusuf ayat 53:

‫َو َم اُأَبِّرُئ َنْفْيِس َّن الَّنْفَس َألَّم اَر ٌة اِب لُّس ْو ِء َّالَم ا َر ِح َم َر يِّب َّن َر يِّب‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
)53( ‫َغُفْو ٌر َر ِح ٌمْي‬
“ Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan),
karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’’

o Nafsu Lawwamah

Sisi jiwa yang mengkehendaki manusia untuk selalu


berbuat baik serta berbudi pekerti luhur, bahkan mengkhendaki
agar manusia tidak melakukan pelanggaran dalam mencapai
tujuan-tujuan hidupnya. Akan tetapi, nafsu ini belum dapat
menguasai diri sepenuhnya melaksanakan kebaikan-kebaikan yang
di inginkan. Dan karena ia menyesali hal buruk yang dilakukan
maka di namai lawwamah.

)2( ‫) َو َال ُأْقِس ُم اِب لَّنْفِس اَّللَّو اَم ِة‬1( ‫َال ُأْقِس ُم ِبَيْوِم الِقَياَم ُة‬
“Aku bersumpah demi hari kiamat dan aku bersumpah dengan
jiwa (pribadi) yang amat menyesali (dirinya sendiri)’’
o Nafsu Al-Muthmainnah
Sisi jiwa yang tenang dan Ikhlas untuk menjalankan perintah-
perintah Allah dan menjauhi larangannya sesuai dengan
kesanggupannya dan nafsu ini pulalah yang membuat manusia
menjalankan kehidupannya sesuai dengan fitrahnya dan mendapat
Ridha oleh Allah SWT. Seperti dalam Q.S Al-Fajr ayat 27-30:

)28( ‫) اْر ِج ِع ي َيل َر ِّبَك َر اِض َيًة َم ْر ِض َّيًة‬27( ‫اَي أَّيَهُتا الَّنفُس اُملْط َم ِئَّنُة‬
‫ِإ‬
)30( ‫) وادخيل جنيت‬29( ‫َفاْدُخيِل يِف ِع َبادْي‬
“ Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada tuhanmu
dengan hati (kelompok) hamba-hambaKu dan masukkanlah ke
dalam surga-Ku”

4. Akal

Terdapat dua pengertian tentang akal menurut definisin Al-


Ghazali (Komparatif & Ibn, 2017):
a) Akal secara umum di artikan sebagai ilmu tentang hakikat suatu
perkara, atau tempatnya ilmu.
b) Akal juga identic dengan orang alim dan kadang akal juga sebagai
tempat memperoleh ilmu pengetahuan.

Al-ghazali, T. (2018). Hakikat Manusia. 12(1), 123–135.

Komparatif, S., & Ibn, P. (2017). ‫با تابنت س ل إ او ركفل آ رايتخ ل إ با تانيكآلآ العف آل آ آ‬
1 .‫ تايكلال روم ال كردي ام داجه نمو ئيرل‬. ‫ لعفي ام د اجه نم يملع عبت مسلج لو آ ال ل ماك‬.

Manusia, K., & Filosof, P. (n.d.). ( Studi Komparatif Pemikiran Ibn Sina dengan
Al-Ghazali ) Kariman , Volume 04 , Nomor 02 , Desember 2016 | 41 Ali
Rahmat. 04, 41–62.

Anda mungkin juga menyukai