PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
6
Disampaikan oleh Ahmad Mubarak pada pengukuhan guru besar dalam bidang psikologi Islam dengan
tema”Pencegahan Terorisme dengan pendekatan Islamic Indigenous Psychology” pada hari Sabtu tanggal 11
Juni 2005.
7
Prof. K.H.M. Taib Thahir Abd. Mu’in, Ilmu Kalam, Cet I (Jakarta: Widjaya, 1966), hlm. 121.
4
Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”.
(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
“Sesungguhnya kami(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap
ini(keesaan Tuhan).” Dapat disimpulkan dari arti ayat tersebut adalah manusia
asalnya memiliki fitrah keberagamaan dalam dirinya. Fitrah tersebut telah
ditanamkan dalam diri seseorang oleh Allah Swt. yang nantinya akan menjadi dasar
dari seseorang untuk memiliki agama.
Agama Islam juga memiliki peranan sangat penting bagi kehidupan manusia,
yaitu:
a. Sebagai kebutuhan intelektual dan kebutuhan rohani yang mendorong manusia
untuk bekerja keras dalam menggapai tujuan
b. Sebagai kebutuhan emosional yang mana membantu manusia dalam melewati
masa-masa suka maupun duka
c. Sebagai kebutuhan hidup bermasyarakat dan kebutuhan untuk kesehatan mental
atau jiwa
8
Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006)., hlm. 53-54. Dan
lihat: M.Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an (Bandung: Mizan,1996)., hlm. 278.
5
Keempat: Dalam surat As-Sajadah ayat 7 “Dan Allah membuat manusia berasal dari
pada thien”. Yang dimaksud dengan kata Arab “thien” (tanah) di ayat ini ialah
“Atom zat air” atau Hidrogen.
Kelima: Dalam Surat Ash-Shaffaat ayat 11 “Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan
manusia daripada lazib”. Yang dimaksud dengan kata Arab “lazib” (tanah liat) di
ayat ini ialah “Zat besi” atau ferrum.
Keenam: Dalam Surat Ali-Imran ayat 59 “Dia menjadikan Adam dari pada turab
kemudian Allah berfirman kepadanya “jadilah engkau, lalu berbentuk manusia”.
Yang dimaksud dengan kata “turab” (tanah) di ayat ini ialah: “Unsur-unsur zat asli
yang terdapat didalam tanah” yang dinamai “zat-zat anorganis”.
Ketujuh: Dalam surat Al-Hijr ayat 29: “Maka setelah Aku sempurnakan
(bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanya”.
6
BAB III
KESIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Priatna, Tedi dan Teti Ratnasih (2017). “Konsep Manusia Ahsani Taqwim Dan
Refleksinya Dalam Pendidikan Islam”. http://digilib.uinsgd.ac.id/9459/1/KONSEP
%20MANUSIA%20AHSANI%20TAQWIM%20DALAM%20ALQURAN.pdf .
Diakses pada: 26 September 2018