Anda di halaman 1dari 11

ASSESMENT DALAM

KONSELING
Dosen Pengampu drg.Faisal Idrus, M.Kes

OLEH
SITTI RAHMAWATI U. KARIM
DEKI SIDANI LANTONA

PROGRAM STUDI D4 TERAPI GIGI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA GORONTALO
2021
BAB. I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemberian konseling akan efektif jika didasaran pada data yang akurat.
Menurut Berdie, dkk dalam Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi
karangan Mamat Supriatna,,menyatakan bahwa jika koselor ingin ingin melakukan
kegiatan konseling secara efektif atau melakukan pekerjaan apa saja dengan konseli,
maka konselor harus mengetahui segala sesuatu yang ada pada konselinya tersebut,,,.
Lebih banyak informasi yang diketahui, maka konselor akan dapat bekerja dengan
lebih baik dengan konselinya.
Oleh karena itu, sebelum konselor memberikan terapi atau menyelesaikan
masalah kepada konseli, perlu dilakukan terlebih dahulu assesment, yaitu menilai atau
mengenali konseli secara mendalam dari berbagai aspek. Hal ini sangat penting
karena semakin banyak konselor mengenal konseli, maka semakin sukses pula tugas
sebagai konselor. Setiap konselor tidak dibenarkan terburu-buru dalam menangani
kasus atau persoalan yang dihadapi oleh seseorang sebelum mengenal secara rinci
tentang konseli tersebut serta persoalan yang sedang dihadapinya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan tujuan Assesment Dalam Konseling ?
2. Apa saja langkah-langkah Assesment Dalam Konseling ?
3. Macam-macam Assesment Dalam Konseling

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan dan manfaat dalam penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan
kepada pembaca, agar pembaca dapat mengetahui dan memehami pentingnya sebuah
assesment dalam konseling
BAB. II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Tujuan Assesment Dalam Konseling


Assesment merupakan salah satu kegiatan pengukuran. Dalam konteks
bimbingan dan konseling, assesment yaitu mengukur suatu proses konseling yang
harus dilakukan konselor sebelum, selama dan setelah konseling tersebeut
dilakukan/berlangsung. Dan tujuannya adalah mengumpulkan informasi yang
memungkinkan bagi konselor unruk menetukan masalah dan memahami latar
belakang serta situasi yang ada pada masalah konseli.
Assesment dilakukan untuk menggali dinamika dan faktor penentu yang
mendasari muculnya masalah. Hal ini sesuai dengan tujuan assesment dalam
konseling. Assesment dalam konseling memiliki kedudukan strategis, karena sebagai
posisi dasar dalam perencanaan program konseling yang sesuai kebutuhan, dimana
kesesuaian program dan gambaran kondisi konseli dan kondisi lingkungannya dapat
mendorong pencapaian tujuan layanan bimbingan dan konseling.
Assesment dalam konseling tentu saja memiliki banyak tujuan sehingga
menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Assesment dalam konseling dapat berarti
sebagai upaya yang dilakukan koselor untuk merumuskan data-data konseli secara
tepat, atau dapat juga berarti sebagai upaya konselor menelaah secara mendalam apa
yang menyebabkan masalah muncul.

B. Langkah-langkah Assesment Dalam Konseling


Berikut ini dalah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan assesment
a. Perencanaan
Aspek yang harus ada dalam perencanaan assessmen adalah
1. Memilih focus assessmen pada aspek tertentu dari diri klien
2. Memilih instrument yang akan digunakan
3. Penetapan waktu
4. Validitas dan reliabilitas
b. Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan assessmen adalah
pelaksanaannya harus sesuai dengan manual masing-masing instrument. Manual
suatu instrument biasanya memuat :
1. Cara mengerjakan
2. Waktu yang digunakan untuk mengerjakan assessmen
3. Kunci jawaban
4. Cara analisis
5. Interpretasi
c. Analisis data
Langkah selanjutnya adalah analisis data, yaitu melakukan analisis terhadap data
yang diperoleh melalui instrument yang digunakan untuk mengambil data.
d. Interpretasi data
Interpretasi diartikan sebagai upaya mengatur dan menilai fakta, menafsirkan
pandangan, dan merumuskan kesimpulan yang mendukung. Berikut adalah hal-hal
yang harus ada dalam interpretasi, yaitu :
1. Komponen untuk menafsirkan / interpretasi hasil analisis data
2. Petunjuk untuk menafsirkan analisis data
e. Tindak lanjut
Tindak lanjut adalah menindak lanjuti hasil assessmen atau penggunaan hasil
assessmen dalam konseling.

C. Macam-macam Assesment Dalam Konseling


Assesment dalam konseling dibedakan dalam 2 macam, yaitu ; assesment
teknik tes dan assesment teknik non tes. Assesment tes terdiri dari :
a. Tes Prestasi
Tes prestasi adalah ukuran tingkat perolehan atau pembelajaran
seseorang dalam suatu subjekatau tugas. Sebagai instrument pengukuran,
tes prestasi sifatnya lebih langsung dari pada tes lainnya. Hasil tes tersebut
memberikan pada konseli suatu gagasan yang baik mengenai apa yang
telah dipelajari orang lain.
b. Tes Bakat
Secara toeritis tes bakat adalah untuk mengukur potensi seseorang
mencapai aktivitas tertentu. Tes bakat banyak digunakan para konselor dan
pengguna lain karena sanggup :
1. Mengidentifikasikan kemampuan potensial yang tidak didasari
individu
2. Mendukung pengembangan kemampuan istimewa atau potensial
individu tertentu
3. Menyediakan informasi untuk membantu individu membuat
keputusan pendidikan dan karir atau pilihan lain diantara
alternatif-alternatif yang ada
4. Membantu memprediksi tingkat sukses akademis atau pekerjaan
yang bisa diantisipasi indivudu
5. Berguna untuk mengelompokkan individu-individu dengan bakat
yang serupa bagi tujuan perkembangan kepribadian dan pendidikan
c. Tes Minat
Tes minat merupakan tes yang mengukur kegiatan/kesibukan macam
apa yang paling disukai seseorang. Tes ini bertujuan untuk membantu
seseorang dalam memilih suatu pekerjaan yang kiranya paling sesuai
baginya.
d. Tes Kepribadian
Istilah kepribadian memiliki banyak sekali pemaknaan dan definisinya.
Konsep kepribadian termasuk yang paling sulit ditangani secara tepat jika
berkaitan dengan pengetasan standar. Tes kepribadian adalah isntrumen
untuk mengukur karekteristik emosi, motivasi, hubungan antar ptibadi, dan
sikap, sesuatu yang dibedakan dari bakat dan keterampilan.

Sedangkan assesment non tes terdiri dari :


a. Daftar Cek Masalah (DCM)
Merupakan daftar cek yang khusus disusun untuk merangsang atau
memancing pengutaran masalah-masalah atau problem-problem yang
pernah atau sering dialami seseorang individu. Daftar Cek Masalah ini
berfungsi untuk :
1. Memudahkan individu mengemukakan masalah yang pernah dan
sedang dialami
2. Mensistematisasi jenis masalah yang ada pada konseli agar
memudahkan analisis dan sintesis dengan cara/alat lin
3. Menyarankan suatu prioritas program pelayanan bimbingan atau
konseling sesuai dengan masalah konseli
b. Alat Ungkap Masalah-Umum ( AUM-U)
Alat Ungkap Masalah Umum merupakan salah satu jenis teknik non
tes yang digunakan konselor untuk mengungkapkan masalah-masalah
umum yang dialami oleh konseli.
Alat Ungkap Masalah Umum merupakan alat ungkap masalah umum
yang dibentuk dalam 5 format yaitu format 1 untuk mahasiswa, format 2
untul SLTA, format 3 untuk SLTP, format 4 untuk SD dan format 5 untuk
masyarakat. Dan alat ungkap masalah umum ini juga dikelompokkan
kedalam 10 bidang masalah yaitu :
1. Jasmani dan kesehatan
2. Diri pribadi
3. Hubungan social
4. Ekonomi dan keuangan
5. Karir dan pekerjaan
6. Pedidikan dan pelajaran
7. Agama, nilai dan moral
8. Hubungan muda-mudi dan perkawinan
9. Keadaan dan hubungan dalam keluarga
10. Waktu senggang
c. Alat Ungkap Masalah Belajar
Alat ungkap masalah belajar di Indonesia yang telah digunakan selama
kurang lebih 30 tahun terakhir adalah adaptasi dari Survey Of Study
Habits and Attitude (SSHA) yang dikembangkan oleh W.F Brown dan
W.H Holtzman versi 1953. Instrument ini terdiri dari 3 bentuk, yaitu :
untuk SLTP, SLTA dan PT dengan jumlah item 75 butir. Alat ungkap
masalah belajar sebagai alat ungkap masalah sederhana dan mudah
digunakan untuk megkomunikasikan mutu dan masalah konseli kepada
personil yang membantu (konselor)
d. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik assesment dengan cara
berkomunikasi antara pewawancara dan narasumber melalui tatap muka
yang disengaja, terencana dan sistematis. Wawancara berfungsi untuk
menentukan latar belakang atau faktor penyebab terjadinya masalah yang
dialami oleh konseli. Serta wawancara ini sebenarnya merupakan bagian
dari wawancara konseling yang utuh yaitu ; mulai dari identifikasi
masalah, diagnosis, prognosis, treatment (pengobatan), evaluasi dan
follow up.
Selain itu wawancara juga berfungsi sebagai untuk memahami berbgai
potensi, sikap, perasaan, pikiran, pengalaman, harapan dan masalah
konseli, serta memahami potensi dan kondisi lingkungan, baik lingkungan
pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerjanya secara mendalam.
e. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode atau teknik untuk memahami
individu, terutama untuk memperoleh data tentang jaringan hubungan
sosial antara individu dalam suatu kelompok, berdasarkan preferensi
pribadi antara anggota-anggota kelompok. Sosiometri juga merupakan
metode pengumpulan data tentang pola struktur hubungan individu-
individu dalam suatu kelompok.
Hasil sosiometri merupakan gambaran jumlah skor yang diperoleh
setiap orang, pola hubungan, intensitas hubungan, dan posisi individu
dalam kelompoknya.
Sosiometri berfungsi untuk menentukan dan mencatat relasi aktif
tentang struktur kelompok, yaitu dengan pola saling tertarik dan saling
menolak.
f. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan pencatatan terhadap
gejala-gejala yang diselidiki.
Konselor harus memilika kriteria spesifik untuk melakukan observasi.
Hal ini akan menjadi dasar untuk mengidentifikasi kriteria spesifik yang
akan mengarahkan pada kita apa yang akan diamati.
g. Angket (kuesioner)
Angket merupakan salah satu alat pengumpulan data dalam assesment
non tes, berupa serangkaian pertanyaanatau pernyataan yang diajukan
pada responden. Winkel mendefinisikan angket sebagai suatu daftar
ataukumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga.
Angket disusun dengan tujuan untuk menghimpun sejumlah informasi
yang relevan dengan keperluan bimbingan dan konselin, seperti identitas
pribadi konseli, keterangan tentang keluarga, riwayat kesehatan, riwayat
pendidikan, hobi atau informasi lainnya. Data yang diperoleh berfungsi
untuk :
1. Mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam penyusunan
program
2. Untuk menjamin validasi informasi yang diperoleh dengan metode
lain
3. Evaluasi program bimbingan dan konseling
4. Untuk mengambil sampling /sikap/pendapat dari responden
h. Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
Inventori Tugas Perkembangan merupakan instrument yang digunakan
untuk memahami tingkat perkembangan individu.
BAB. III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menilai atau melakukan assesment merupakan bagian yang sangat penting dan
strategis dari konseling, karena posisi sebagai dasar dalam perencanaan program
bimbingan dan koseling yang sesuai kebutuhan, diman kesesuaian program dan
gambaran kondisi konseli dan kondisi lingkungannya dapat mendorong pencapaian
tujuan layanan bimbingan dan konseling.
Assesment mempunyai multifungsi dalam proses konseling, diantaranya dapat
melaksanakan pendekatan yang sistematik untuk memperoleh informasi yang relevan
tentang konseli.
Adapun bentuk-bentuk assesment dalam konseling dibagi menjadi dua bentuk
yaitu :
1. Assesment tes yang meliputi :
a. Tes prestasi
b. Tes bakat
c. Tes minat
d. Tes kepribadian
2. Assesment non tes meliputi :
a. Daftar cek masalah
b. Alat ungkap masalah-umum
c. Alat ungkap masalah belajar
d. Wawancara
e. Sosiometri
f. Observasi
g. Angket
h. Inventori tugas perkembangan
B. KRITIK DAN SARAN
Demikian pembahasan makalah kami, dan kami sadari makalah ini masih
banyak kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan referensi. Oleh karena itu
kami harapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak.
Terimakasih kami ucapkan untuk dosen pembimbing dan teman-teman yang
sudah membantu dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini bisa
kami selesaikan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat. Sekian dan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Glading , Samuel T, Konseling Profesi yang Menyeluruh, Jakarta : indeks, 2012.
(online)

L. Gibson, Robert & Marianne H. Mitchell, Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta:


pustaka belajar, 2011. (online)

Supriatna, Mamat, Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi, Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 2011. (online)

Ratna Widiastuti, Assessme Instrumen Untuk Melakukan Assessmen Dalam


Bimbingan dan Konseling, 2010. (online)

Anda mungkin juga menyukai