Anda di halaman 1dari 3

REPUBLIKA.CO.

ID, JAKARTA – Manusia memang hanya diberikan sedikit pengetahuan


mengenai dunia ini. Hal itu juga berlaku tentang pengetahuan manusia akan ruh.

Hal ini secara langsung ditegaskan Rasulullah SAW dengan wahyu yang diterimanya.

Baca Juga

 Anggota DPR Desak Menag Segera Ambil Keputusan Soal Haji


 Panduan untuk Jamaah Haji Jika Sudah Tiba di Bandara Jeddah
 Tata Cara Sholat di Pesawat untuk Jamaah Haji (4-Habis)

Suatu ketika sebelum Rasulullah menerima wahyu tersebut, beliau berpapasan dengan
sekelompok orang Yahudi di Madinah. Dalam kitab Asbabun Nuzul karya Imam As-Suyuthi
dijelaskan tentang sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, ketika itu kaum Yahudi
itu berkata kepada Rasulullah:

“Seandainya kita bertanya kepadanya (Muhammad),”. Kemudian orang lain dari kelompok itu
menambahi: “Ceritakanlah pada kami, (Wahai Muhammad), tentang ruh,”.

Mendengar hal itu, Rasulullah SAW pun bangkit hingga satu jam dan menengadahkan kepala.
Dapat diketahui bahwa beliau sedang menerima wahyu hingga akhirnya turunlah wahyu tersebut.

Wahyu itu diabadikan dalam Alquran Surah Al-Isra ayat 85 berbunyi: “Wa yas-alunaka ani-ruhi.
Qui ruhu min amri Robbi wa maa utiytum minal-ilmi illa qalila,”. Yang artinya: “Dan mereka
bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: ruh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah
kamu diberi pengetahuan kecuali sedikit,”.

Dalam hadits lainnya, sebab turunnya ayat tersebut dinarasikan sedikit berbeda dalam
redaksinya. Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Kaum Quraisy
berkata kepada orang-orang Yahudi: berikan kami sesuatu pertanyaan untuk kami tanyakan
kepada laki-laki ini (Muhammad),”.

Kemudian orang-orang Yahudi menjawab: “Tanyalah ia tentang ruh,”. Kaum Quraisy lalu
bertanya kepada Rasulullah tentang ruh. Maka Allah pun menurunkan ayat dalam Surah Al-Isra
ayat 85 tadi.

Tentang berbedanya dua redaksi hadits shahih ini, Ibnu Katsir berpendapat bahwa meski kedua
hadis tersebut nampak berbeda secara redaksional namun keduanya dapat dikompromikan.
Sedangkan berbedanya redaksi kedua hadis tersebut, menurut Imam Ibnu Hajar, juga
mengindikasikan bahwa turunnya ayat tersebut terjadi berulang kali.
Asbabun Nuzul Surah Al-Israa’ (4)
25 Jan

asbabun nuzul surah alqur’an

85. “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-
ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”.
(al-Israa’: 85)

Diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Ibnu Mas’ud bahwa pada suatu hari Nabi
saw. berjalan dengan tongkat di Madinah disertai oleh Ibnu Mas’ud, dan lewat di depan
segolongan Yahudi. Salah seorang mereka berkata: “Mari kita bertanya kepadanya.” Merekapun
berkata: “Coba terangkan kepada kami tentang ruh.” Nabi berdiri sesaat seraya mengangkat
kepala ke langit. Terlihat beliau sedang diberi wahyu. Kemudian bersabda bahwa … ar-ruuhu
min amri rabbii, wamaa uutiitum minal ‘ilmi illaa qaliilaa..(.. ruh itu termasuk urusan Rabb-ku,
dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit) (al-Israa’: 85). Ayat tersebut turun
berkenaan dengan peristiwa tersebut.

Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa kaum Quraisy berkata
kepada kaum Yahudi: “Ajarilah kami sesuatu untunk ditanyakan kepada orang ini
(Muhammad).” Berkatalah orang Yahudi: “Cobalah tanyakan kepadanya tentang ruh.”
Merekapun menanyakannya kepada Nabi saw.. Turunnya ayat ini (al-Israa’: 85) berkenaan
dengan peristiwa tersebut, sebagai tuntunan kepada Rasulullah saw. dalam menjawab pertanyaan
tersebut.

Keterangan: Ibnu Katsir mengemukakan, sehubungan dengan hal tersebut di atas, sebagai
berikut: dua dari kejadian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa bahwa ayat ini (al-Israa’: 85)
turun berkenaan dengan kedua peristiwa tersebut. Demikian pula menurut pendapat al-Hafidz
Ibnu Hajar, dengan tambahan bahwa diamnya Nabi saw. ketika ditanya oleh Yahudi, boleh jadi
menunggu penjelasan lebih jauh tentang masalah itu. Sekiranya bukan karena menunggu
penjelasan lebih jauh, tentu yang diriwayatkan oleh al-Bukhari itu lebih shahih.
Menurut Imam as-Suyuthi, apa yang diriwayatkan oleh al-Bukhari itu lebih shahih, karena
sumber rawinya hadir pada waktu terjadinya peristiwa itu, sedang Ibnu ‘Abbas tidak hadir dalam
peristiwa itu.

88. Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”.
(al-Israa’: 88)

Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dan Ibnu Jarir, dari Sa’id atau ‘Ikrimah yang bersumber dari Ibnu
‘Abbas bahwa Salam bin Musykam bersama-sama kawannya, kaum Yahudi, datang menghadap
Nabi saw. dan berkata: “Bagaimana kami bisa mengikuti engkau, sedang engkau sendiri telah
meninggalkan kiblat kami, dan yang engkau bawa tidak teratur rapi seperti Taurat. Turunkanlah
kepada kami sebuah kitab yang kami kenal. Kalau tidak, kami akan mendatangkan kepadamu
seperti yang engkau bawa.” Maka Allah menurunkan ayat ini (al-Israa’: 88) berkenaan dengan
peristiwa tersebut.

Anda mungkin juga menyukai