“ HALITOSIS “
OLEH KELOMPOK 7
1. SRIKANDINATA HASANIA
2. DEKY LANTONA
3. DEDIARTO MOKODOMPIS
Mulut kering.
IV. EPIDEMIOLOGI
Penelitian epidemiologis mengenai halitosis masih kurang dan belum ada kriteria standar yang
dapat diterima secara luas mengenai halitosis, sehingga informasi mengenai insidensi halitosis di
setiap berbagai negara masih sedikit. Prevalensi yang mengalami halitosis pada laki-laki dan
perempuan sama besar, namun menurut hasil survei perempuan lebih menaruh perhatian
terhadap halitosis dan melakukan tindakan preventif karena perempuan pada dasarnya lebih
mempedulikan masalah estetika dan kecantikan dibandingkan pria. Kebanyakan orang dewasa
menderita halitosis asli hanya pada saat tertentu, sementara itu diperkirakan 10-30% populasi
menderita halitosis secara terus-menerus.
Global
Menurut Patil dkk, studi epidemiologi halitosis sekitar 2.4% dari populasi orang dewasa.
Sementara itu, sekitar 65 juta jiwa penduduk Amerika setidaknya pernah mengalami halitosis
berdasarkan National Institute of Dental Research.
Dalam sebuah riset di China, dari 1000 pria dan 1000 wanita usia 15-64 tahun sekitar 27.5%
menderita halitosis. [14] Di Jepang, sekitar 6-23% dari 2672 penduduk menderita halitosis karena
memiliki kadar VSCs di atas 75 ppb.
Indonesia
Berdasarkan survei pengukuran kadar halitosis di Tebet Jakarta, ditemukan rata-rata konsentrasi
VSCs mencapai 105 ppb. Halitosis atau halitosis umumnya disebabkan oleh kondisi kesehatan
mulut yang buruk. Berdasarkan survey dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI tahun 2013, terdapat 25,9% penduduk Indonesia memiliki masalah gigi
dan mulut dan sebanyak 28,6%. Oleh karena itu, prevalensi penderita halitosis di Indonesia
diperkirakan cukup tinggi.
Mortalitas
Tidak ada sebab langsung kematian yang diakibatkan dari bau mulut, namun beberapa sebab lain
seperti keganasan dan infeksi gigi yang parah seperti abses gigi yang disertai dengan komplikasi
sepsis dapat meningkatkan risiko mortalitas.
V. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Obat bau mulut dapat berbeda-beda, tergantung penyebab yang ada. Berikut merupakan
pencegahan sekaligus pengobatan yang umum dilakukan untuk mengatasi bau mulut:
Perhatikan pola dan menu makan.
Bersihkan mulut secara rutin. Jaga kebersihan mulut dengan rajin menggosok gigi. Lakukan juga
pembersihan pada lidah untuk menghilangkan bakteri yang ada pada permukaannya.
Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi, terutama bagi yang memasang gigi palsu atau kawat
gigi.
Berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol.
Konsumsi permen atau permen karet rendah gula agar mencegah mulut menjadi kering.
Perbanyak minum dan mengonsumsi makan-makanan yang membutuhkan banyak kunyahan
Konsultasikan dengan dokter Jika bau mulut disebabkan oleh adanya kondisi lain. Hal itu
Agen yang digunakan untuk menyamarkan bau mulut : pasta gigi, mouth wash, permen karet
Aziz A.S., 2004, Panduan Singkat Perawatan Gigi dan Mulut, Prestasi Pustaka, Jakarta
https://www.alomedika.com/penyakit/kesehatan-gigi-dan-mulut/halitosis/epidemiologi