RESUME
Pendahuluan
Salah satu masalah yang sering kita hadapi yakni bau mulut (Halitosis) tentunya sangat
menggangu bagi aktivitas sehari-hari, orang yang mempunyai masalah bau mulut tentunya
akan membuat orang lain tak nyaman dengan keberadaan mereka sehingga bias menjadi
salah satu factor seseorang dikucilkan. Bau mulut juga membuat seseorang tidak percaya
diri dan tentunya merasa minder. Resume jurnal ini membahas lebih lanjut mengenai
Halitosis, penyebab, dan pengobatannya.
Halitosis atau bau mulut merupakan suatu masalah kesehatan mulut yang ditandai
dengan adanya bau tidak sedap yang keluar dari rongga mulut. Kondisi ini dapat berasal
dari berbagai sumber dan menimbulkan beban negatif dalam interaksi sosial, komunikasi,
dan kualitas hidup, serta dalam kasus yang jarang dapat menjadi indikasi penyakit tidak
menular non-oral yang mendasarinya. Bau busuk ini terutama disebabkan oleh adanya zat-
zat berbau yang disebut senyawa sulfur volatil (VSCs) komponen gas yang terbentuk dari
bakteri anaerob didalam mulut dan berbau tidak sedap – yang ada di udara yang
dihembuskan sebagai akibat dari aksi bakteri Gram-negatif oral anaerobic
Penyebab Halitosis
1. Penyebab Extra-Oral
Diperkirakan 10-20% halitosis disebabkan oleh non-oral yakni dari infeksi
saluran pernapasan, penyakit gastrointestinal, gangguan sistem endokrin dan
gangguan metabolik.
Saluran pernafasan contohnya Sinusitis kronis mungkin menjadi
penyebab utama bau mulut yang keluar dari hidung
Penyakit gastrointestinal (saluran pencernaan) contohnya naiknya
asam lambung.
Gangguan metabolisme pada usus sebagai penyebab halitosis.
Trimethylaminuria, juga dikenal sebagai “sindrom bau ikan”, adalah
kelainan genetik yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk
memetabolisme trimetilamina. Akumulasi senyawa yang mudah
menguap ini menyebabkan ekskresinya melalui urin, tetapi juga
ditemukan dalam keringat dan napas, sehingga menimbulkan bau
amis.
2. Penyebab Intra-Oral
Rongga mulut merupakan kontributor utama bau mulut pada 85-90% pasien
dengan halitosis.
Bau mulut terutama disebabkan oleh degradasi mikroba dari asam amino
yang mengandung sulfur dan non-sulfur yang berasal dari protein dalam sel
epitel manusia yang terkelupas dan sisa-sisa sel darah putih, atau terdapat
dalam plak, air liur, darah, dan lapisan lidah.
Kebersihan mulut yang tidak memadai atau tidak memadai, plak,
kerusakan gigi, impaksi makanan, dan gigi palsu akrilik yang tidak
disanitasi dengan baik (digunakan pada malam hari atau tidak
dibersihkan secara teratur atau dengan permukaan kasar) adalah
penyebab utama halitosis odontogenic.
Lapisan lidah, beberapa penelitian telah mengimplikasikan dorsum
lidah sebagai tempat utama pembusukan mikroflora dan produksi
VSCs, itulah sebabnya ia dianggap sebagai kontributor utama
halitosis intra-oral
Penyakit periodontal (gingivitis dan periodontitis) adalah kondisi
peradangan mulut yang paling sering menyebabkan bau mulut,
dengan produksi bau yang sangat khas, busuk atau busuk. Pasien
periodontal memiliki prevalensi bakteri intraoral yang lebih tinggi (plak
bakteri dan lapisan lidah).
Kandidiasis mulut atau infeksi jamur pada mulut yang disebabkan oleh
jamur Candida albicans.
Kanker Mulut, Pasien yang menjalani pengobatan kanker lebih rentan
terhadap kerusakan jaringan, infeksi ganda, dan pendarahan. Semua
faktor ini berkontribusi terhadap akumulasi bakteri anaerob dan
pelepasan gas berbau busuk
Pengobatan
Jalannya pengobatan halitosis ditentukan setelah pemeriksaan klinis mulut menyeluruh,
termasuk gigi, jaringan lunak, dan status kesehatan periodontal. Semua karies aktif, karies
sekunder, patologi pulpa, patologi mulut seperti kondisi ulseratif kronis (peradangan pada
usus besar), kandidiasis mulut dan xerostomia (mulut kering), harus diidentifikasi,
didiagnosis dan diobati dengan tepat. Selain itu, diagnosis penyakit periodontal seperti
gingivitis, periodontitis atau penyakit periodontal nekrotikans, harus dilakukan dan diobati
secara memadai, karena patologi ini merupakan kontributor utama terhadap tingkat VSC
mulut.
Pengobatan halitosis intraoral meliputi empat fase:
(1) pengurangan mekanis nutrisi dan mikroorganisme intraoral;
(2) reduksi kimiawi mikroorganisme;
(3) inversi gas yang mudah menguap menjadi komponen yang tidak mudah menguap
(netralisasi kimia VSC)
(4) menutupi bau busuk
Kesimpulan
Halitosis ditandai dengan adanya bau tidak sedap yang berasal dari mulut, baik dari mulut
maupun dari luar mulut. Halitosis disebabkan oleh berbagai faktor yang tanpa kita sadari
sudah menjadi kebiasaan kita dikarenakan pola hidup yang salah, penyakit yang diderita,
serta tidak menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan baik. Halitosis tentunya dapat diatasi
dengan pengobatan yang dilakukan, jadi sebaiknya kita harus menjaga pola hidup dan
kebersihan gigi serta mulut agar kita dapat mencegah halitosis terjadi pada diri sendiri dan
tidak lupa untuk mengingatkan orang-orang terdekat.