Malodor
Residen :
Frank Louis Hutahaean
Vandersun Lestari
Savana Ersa
Filya Suri
Muhammad Irfan Siregar
Menyebabkan
cacat psikologis
atau sosial bagi
penderitanya
Dapat menjadi
tanda penyakit
sistemik yang
tidak terdiagnosis
Klasifikasi Halitosis
1. Genuine Halitosis :
Halitosis sebenarnya.
- Etiologi IntraOral
- Etiologi EkstraOral
1. Genuine Halitosis :
A. Fisiologis
Penyebab :
Tidak ada aktifitas makan selama tidur saliva
berkurang aktivitas pipi & lidah berkurang utk
menghilangkan epitel deskuamasi & sisa
makanan selama tidur halitosis bangun tidur
pagi hari hilang setelah menyikat gigi & makan
Bernafas melalui mulut atau mendengkur
Bersifat sementara (temporari halitosis)
Penuaan perubahan metabolisme tubuh
Makanan & minuman berbau : kopi, alkohol,
bawang merah, bawang putih, petai, jengkol
Obat-obatan
Merokok bau tembakau
1. Genuine Halitosis :
B. Patologis
Penyebab :
Intra Oral
– OH buruk : kalkulus, karies, permuk. lidah kotor
– Penyakit mukosa mulut : stomatitis, xerostomia,
infeksi candida, lesi ulseratif, oral cancer, kotoran di
bawah gigi palsu
– Penyakit periodontal : gingivitis nekrosis,
periodontitis kronis
– Penyakit gigi : nekrosis pulpa, abses
1. Genuine Halitosis :
B. Patologis
Penyebab :
Ekstra Oral
– Infeksi nasal : rinitis, sinusitis, tumor
– Penyakit GIT : Ca, gastric ulcers, GERD
(gastroesophageal reflux disorder).
– Infeksi sal. paru : bronchitis, pneumonia, tonsilitis,
tuberculosis, ca
– Penyakit sistemik : DM (ketosis), hepatic failure,
liver cirrhosis, renal failure, uremia
2. Pseudo halitosis :
Mempunyai keluhan halitosis, tetapi
sebenarnya setelah pemeriksaan tidak ada
Termasuk kategori fisiologis
3. Halitofobia :
Setelah perawatan halitosis masih
merasa halitosis
Hanya dapat dideteksi oleh pasien - tidak
ada penyebab yang jelas
Pasien sering menolak untuk menerima
temuan objektif
Dikaitkan dgn kecemasan atau depresi
Kelainan genetik
Etiologi
1. Fisiologis
Merupakan hasil pembusukan mikroba dari
sisa makanan, sel, saliva, darah di dalam
rongga mulut.
– Makanan mengandung laktosa (produk susu seperti
susu, keju, yoghurt, ice cream)
– Makanan mengandung belerang (bawang, bawang
putih)
– Kurangnya aliran saliva saat tidur
– Hormonal, menstruasi
– Merokok dan minuman beralkohol
Etiologi
2. Patologis
Intra Oral
Gangguan rongga mulut :
– Kebersihan mulut yang buruk, karies, plak,
radang gusi, periodontitis, stomatitis, lidah
pecah-pecah dan berbulu, ANUG, karsinoma
oral, nekrosis pulpa dan perikoronitis.
Etiologi
2. Patologis
Ekstra Oral
Gangguan sal. Pernafasan bag. Atas
Gangguan sal. Pernafasan bag. Bawah
Penyakit Gastrointestinal
Gangguan sal. Gastrointestinal bag. Bawah
Gangguan neurologi
Pemberian obat-obatan sistemik
Gangguan sistemik
Gangguan fungsional
Patogenesis
Peran bakteri :
– Streptokokus anaerob, Peptostreptcoccus,
Bakteriode, Fusobacterium, Veillonella,
Eubacterium, Enterococci, Pseudomonas,
Campylobacter, Actinomyces, Enterobacter,
Klebsiella dan Aggregatibacter
actinomycetemcomitans.
Sumber nutrisi utamanya adalah protein, peptida, atau asam
amino yang terdegradasi menjadi senyawa sulfur yang mudah
menguap dan zat berbau lainnya.
Peran pH :
pH asam menghambat, sedang pH netral dan pH basa
mendukung produksi malodor.
Peran Oksigen :
PO2 rendah membantu dalam proliferasi dan pertumbuhan
bakteri anaerob gram negatif yang berbau
Diagnosis
Riwayat pasien
Pemeriksaan klinis :
– Pem. Sederhana
Bagian posterior lidah dikeruk menggunakan sendok
Menjilat pergelangan tangan bagian belakang (bagian anterior lidah),
setelah mengering dicium baunya
Dental floss yang dilewatkan pada interdental gigi belakang
Kain atau sapu tangan yang bersih yang diusapkan pada lidah bagian
belakang
– Uji organoleptik
Bersifat subjektif berdasarkan persepsi penguji
Kriteria :
Pemeriksaan lab :
– Halimeter
– Gas kromatografi
– Bidang gelap – fase mikroskopi
– Uji inkubasi saliva
– Uji BANA (benzoyl arginine naphtyl amide)
– Diamond prob
Pengukuran menggunakan gas
kromatografi (GC)
dentaleagle2011@gmail.com 01/12/21
Wa’alaimusalamwrwb