Anda di halaman 1dari 17

MENGUNGKAP KONSEP

ISLAM
Memandang Kehidupan Akhirat

Oleh : Ummu Hanni


Proses perjalanan menuju akhirat
1. Alam Ruh
Allah subhanahu wa ta’ala mengambil sumpah dan kesaksian dari calon manusia yaitu ruh
ruh manusia yang berada dalam arwah (QS : Al-A’raf 172)

2. Alam Kandungan
Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya seseorang dari kalian dikumpulkan
penciptaannya di perut ibunya 40 hari nutfah, kemudian ‘alaqoh selama hari yang sama,
kemudian mudghoh selama hari yang sama. Kemudian diutus baginya malaikat untuk
meniupkan ruh dan ditetapkan 4 kalimat; ketetapan rizki, ajal, amal, dan sengsara atau
bahagia.” (HR Bukhari dan Muslim)

3. Alam Dunia
Di dunia inilah manusia bersama dengan jin mendapat taklif (tugas) dari Allah, yaitu ibadah.
Dan dalam menjalani taklifnya di dunia, manusia dibatasi oleh empat dimensi; dimensi
tempat, yaitu bumi sebagai tempat beribadah; dimensi waktu, yaitu umur sebagai sebuah
kesempatan atau target waktu beribadah; dimensi potensi diri sebagai modal dalam
beribadah; dan dimensi pedoman hidup, yaitu ajaran Islam yang menjadi landasan amal.

4. Alam Kubur
Al-Barra bin ’Azib menceritakan hadits yang panjang yang diriwayat Imam Ahmad tentang
perjalanan seseorang setelah kematian.

Photo by Pexels
Karakter Hakikat Kematian?
Termasuk dalam iman kepada hari akhir adalah mengimani
tentang azab kubur. Allah berfirman,

‫ُيَثِّبُت ُهّللا اَّلِذ يَن آَم ُنوْا ِباْلَقْو ِل الَّثاِبِت ِفي اْلَح َياِة الُّد ْنَيا َو ِفي اآلِخ َر ِة‬

“Allah akan memberikan keteguhan kepada orang-orang


yang beriman dengan ucapan yang kokoh dalam
kehidupan dunia dan di akhirat .” (QS. Ibrahim : 27).

Photo by Pexels
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari al-
Bara’ bin Azib radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menyebutkan ayat ini lalu beliau bersabda, “Ayat ini turun
berkaitan dengan azab kubur.” (Lihat Ahwal al-Qubur, karya Ibnu
Rajab hal. 47)
Di dalam hadits dikisahkan, bahwa ketika seorang mukmin berada di
alam kubur maka dia pun didudukkan lalu dia pun didatangi oleh
malaikat -yang bertanya kepadanya- kemudian dia pun bersaksi
bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang benar selain Allah dan
bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Itulah maksud dari ayat
sebelumnya.

Photo by Pexels
Dalam hadits lain diceritakan, bahwa ketika itu datanglah dua
malaikat dan bertanya kepadanya, ‘Siapa Rabbmu?’ dia
menjawab, “Rabbku adalah Allah.” Mereka juga bertanya, ‘Apa
agamamu?’ dia menjawab, “Agamaku Islam.” Lalu mereka juga
bertanya, ‘Siapakah lelaki yang diutus untuk kalian?’ maka dia
menjawab, “Dia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam.” Mereka bertanya lagi, ‘Apa yang kamu ketahui?’ dia
menjawab, “Aku membaca Kitabullah maka aku pun beriman
kepadanya dan membenarkannya.” (Lihat Ahwal al-Qubur, hal. 49)

Photo by Pexels
Karakter Hakikat Kematian?
● Apakah kematian diartikan sebagai kehancuran? Non eksistensi?
● Dalam Al-Qur’an disebutkan 14 ayat yang terkandung kata
“kematian” tawaffa. Yang mana artinya “masuk ke dalam
penjagaan”
● Dengan kata lain, ketika mati manusia memasuki penjagaan
otoritas-otoritas ilahiah yang menerimanya tanpa batas.
Jadi, beberapa poin yang disimpulkan dari proses kematian :

1. Peristiwa terputusnya hubungan ruh dengan jasad, terpisahnya jiwa dari


raga.
2. Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain*

*Imam al-qurthubi. At-tadzkirah : Keindahan Menghadapi Kematian. Jabal Publishing (hal.1)


Photo by Pexels
Bagaimana memunculkan
keimanan kepada hari akhir?
● Al-Qur’an dan hadits sebagai sumber pokok iman kepada
kehidupan akhirat
● Setelah tauhid, maka proses kepercayaan kepada akhirat menjadi
proses pembelajaran yang penting
● Akhirat dipandang sebagai kelanjutan kehidupan duniawi
seseorang.

Photo by Pexels
Dalil terkait Hari Kiamat
● Allah Ta’ala berfirman:
‫ۚ ِاْقَتَرَب ِللَّناِس ِحَس اُبُهْم َو ُهْم ِفْي َغ ْفَلٍة ُّم ْع ِر ُضْو َن‬
“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang
mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).” [Al-Anbiyaa/21:
1]

● Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ َو ُيِش ْيُر ِبِإْص َبَع ْيِه َفَيُم ُّد ِبِهَم ا‬، ‫ُبِع ْثُت َأَنا َو الَّساَع ُة َك َهاَتْيِن‬
“Jarak diutusnya aku dan hari Kiamat seperti dua (jari) ini.” Beliau berisyarat
dengan kedua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah), lalu
merenggangkannya.”(2)

2. Shahiih al-Bukhari, kitab ar-Riqaaq bab Qaulin Nabiyyi Shallallahu ‘alaihi wa sallam Bu’itstu Ana
was Saa’atu ka Haataini dari Sahl Radhiyallahu anhu (XI/347, al-Fat-h).

Photo by Pexels
Hari Kebangkitan
1. Tiupan sangkakala Pertama (Al-Faza’) adalah tiupan kejutan atau
ketakutan. QS An-Naml : 87

2. Tiupan kedua (Ash-Sha’iq) adalah tiupan kematian.*


Menurut Imam Al-Qurthubi, tiupan yang kedua ini saling berhubungan
dengan tiupan pertama. Manusia akan mengalami keterkejutan yang
dahsyat sehingga mereka mati.

3. Tiupan Ketiga (Al-Ba’ts) QS Az-Zumar : 68


Proses kebangkitan QS Al-’Araf :57 dan QS Ar-Rum : 48-50

Setelah mengalami kebangkitan dari alam kubur, manusia akan


digiring dan dikumpulkan ke padang mahsyar*

*Abdul Wahab Abdussalam Thawilah. Al-Masih wa nihayah Al-Alam


*Abdul Muhsin Al-Muthairi. Al-Yawm al-Akhir fi al-Qur'an al-Azhim wa al-Sunnah al-Muthahharah

Photo by Pexels
Hari Perhitungan Amal
• Dalil tentang Yaumul Hisab :
‫َو َنَض ُع اْلَم َو اِزْيَن اْلِقْس َط ِلَيْو ِم اْلِقٰي َم ِة َفاَل ُتْظ َلُم َنْفٌس َش ْئًـۗا َو ِاْن َك اَن ِم ْثَقاَل َح َّبٍة ِّم ْن َخ ْر َد ٍل َاَتْيَنا‬
‫ِبَهۗا َو َك ٰف ى ِبَنا َح اِس ِبْيَن‬

Secara bahasa, kata “hisab” (‫ )الحساب‬bermakna menghitung.


Ibnu Faris berkata, “Huruf haa (‫)ح‬, siin (‫ )س‬dan baa (‫)ب‬, memiliki empat
makna dasar. Makna yang pertama adalah menghitung.*

Adapun dalam istilah syar’i, terutama dalam bidang akidah, maka yang
dimaksud dengan hisab adalah pemberitahuan Allah kepada hamba-hamba
Nya atas amal perbuatan yang telah dilakukannya di dunia, Allah
mengabarkan kepada mereka dan mengingatkan mereka akan amalan-
amalan yang telah mereka lakukan di dunia dan telah mereka lupakan.*

*Mu’jam Maqayis Al-Lughah, 2/59.


*Mausu’ah Al-Aqidah Wal Adyan Wal Firaq Wal Madzahib Al-Mu’ashirah, 2/944. Photo by Pexels
3 Golongan Manusia yang
dihisab :
1. Mereka adalah orang-orang yang memiliki keutamaan
berupa kesempurnaan tauhid dan tawakal kepada Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

، ‫ َو َال َيَتَطَّيُروَن‬، ‫ ُهُم اَّلِذ يَن َال َيْسَتْر ُقوَن‬، ‫َيْد ُخ ُل اْلَج َّنَة ِم ْن ُأَّمِتى َس ْبُعوَن َأْلًفا ِبَغْيِر ِح َس اٍب‬
‫َو َع َلى َر ِّبِهْم َيَتَو َّك ُلوَن‬

“Dari umatku, ada tujuh puluh ribu orang yang akan masuk ke
dalam surga tanpa hisab. Mereka adalah orang-orang yang
tidak minta ruqyah, tidak bertathayyur (beranggapan sial
karena suatu hal), dan mereka hanya bertawakal kepada
Rabb mereka.” HR. Al-Bukhari no. 6472.

Photo by Pexels
3 Golongan Manusia yang
dihisab :
2. orang-orang yang dihisab dengan mudah

Allah berfirman,
‫َفَأَّم ا َم ْن ُأوِتَي ِكَتاَبُه ِبَيِم يِنِه ۝ َفَس ْو َف ُيَح اَس ُب ِحَس اًبا َيِس يًرا۝‬
“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah
kanannya, maka dia akan diperiksa (dihisab) dengan
pemeriksaan yang mudah.”
Dan yang dimaksud dengan hisab yang mudah, adalah
dengan ditampakkan saja amalan-amalan dan dosa hamba
yang beriman, kemudian ketika dia telah mengakuinya
Allah pun mengampuni amalan-amalan tersebut.

Photo by Pexels
3 Golongan Manusia yang
dihisab :
3. Orang yang dihisab dengan hisab yang susah
Merekalah orang-orang yang disebutkan oleh Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam sabda beliau,

‫َلْيَس َأَح ٌد ُيَح اَس ُب َيْو َم اْلِقَياَم ِة ِإَّال َهَلَك‬

“Tidak ada seorang pun yang dihisab melainkan pasti binasa.”


Mereka dihisab secara detil dan teliti, ditegakkan hujah-hujah dan
bukti-bukti atas amalan mereka.

Allah berfirman,
‫اْلَيْو َم َنْخ ِتُم َع َلٰى َأْفَو اِهِهْم َو ُتَك ِّلُم َنا َأْيِد يِه ْم َو َتْش َهُد َأْر ُج ُلُهم ِبَم ا َك اُنوا َيْك ِس ُبوَن‬
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada
Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka
terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”

Photo by Pexels
Hari Pembalasan
Kata ad-diin di dalam bahasa arab bisa bermakna al-jazaa’ wal hisaab;
pembalasan dan penghitungan.

Photo by Pexels
Gambaran Umum Surga
Allah menerangkan tentang surga di beberapa surat dalam Al-
Qur’an. Yang paling banyak adalah dalam surat al-Waqi’ah, ar-
Rahman, al-Ghosyiyah, al-Insan.

Photo by Pexels
Gambaran Umum Neraka
Allah Ta’ala berfirman “Sama sekali tidak! Sungguh neraka itu api
yang bergejolak, yang mengelupas kulit kepala.” (QS. Al-Ma’arij :
15-16)

”Dan Tahukah Kamu apa (neraka) saqar itu ? Ia (Saqar itu) tidak
meninggalkan dan tidak membiarkan, yang menghanguskan kulit
manusia.” (QS. Al-Muddatstsir: 27-29)

Diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak Khalid bin Abu Imran berikut


sanadnya kepada Nabi SAW. Bahwa beliau bersabda, “ Sungguh,
Neraka itu akan memakan penghuninya. Ketika api itu telah
sampai naik ke hati mereka, maka hati itu akan habis dibakarnya.
Kemudian hati itu utuh lagi seperti semula. Lalu api itu dating
kembali kepadanya dan membakar lagi sampai ke hatinya. Dan,
begitulah yang terjadi selamanya.”

Photo by Pexels
Sifat- Sifat Penghuni Surga
Diriwayatkan oleh Muslim dari Iyadh bin Ammar al-Majasyi
bahwa suatu hari Rasulullah SAW bersabda dalam khutbahnya
“Penghuni surga itu ada tiga golongan, yaitu : Penguasa yang adil,
yang senang bersedekah dan yang bertindak lurus ; Laki-laki
penyayang yang baik hati kepada karib kerabat dan kepada sesame
muslim lainnya ; dan orang-orang yang memelihara diri dari dosa,
walaupun dia mempunyai kelemahan dan dipandang lemah, namun
dia bertanggung jawab terhadap keluarganya.

Sifat- Sifat Penghuni neraka


Penghuni neraka ada lima golongan, yaitu : Orang lemah yang
Tidak mempergunakan akalnya, mereka hanyalah pengikut di
tengah-tengah kalian, tidak menginginkan berkeluarga dan tidak
mau berusaha mencari nafkah; Pengkhianat yang tidak tahu malu
hingga hal kecil dikhianatinya juga; Orang yang pagi dan petangnya
Berusaha hendak menipumu, baik terhadap keluargamu
atau hartamu; orang yang kikir dan berdusta; Dan orang yang
berperangai buruk dan keji perkatannya.”

Photo by Pexels

Anda mungkin juga menyukai