Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AYAT YANG PERTAMA TURUN DAN AYAT YANG


TERAKHIR TURUN

Disusun Oleh:
Ahadan Ulya (230407021)

Dosen Pengampu
Dr. Hj. Nyimas Anisah Muhammad, M.A
Dr. H. Bahrum Amir, M.Ed

PROGRAM PASCASARJANA
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM Al-QUR’AN ITTIFAQIYAH
INDRALAYA
TAHUN 2024
1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah............................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Ayat Pertama dan Terakhir Turun......................................................... 5
B. Urgensinya............................................................................................ 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 13


A. Simpulan.............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ungkapan yang menyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa


Sallam menerima Al-Qur‟an yang diturunkan kepadanya, memunculkan
kesan kuat adanya suatu kekuatan yang turun dari atas. Hal ini memberi
gambaran adanya sesuatu yang telah turun dari tempat yang lebih tinggi,
juga betapa tingginya kedudukan Al-Qur‟an dan betapa agung ajaran-
ajarannya yang telah dapat mengubah perjalanan hidup umat manusia
menghubungkan langit dengan bumi, serta dunia dan akhirat.

Pengetahuan mengenai sejarah perundang-undangan Islam dari sumber


pertamanya yaitu Al Qur'an akan memberikan kepada kita suatu ilmu
tentang pentahapan dalam hukum dan penyesuaiannya dengan keadaan
tempat di mana hukum itu diturunkan, tanpa menimbulkan perbedaan antara
yang lalu dengan yang akan datang. Masalah seperti ini memerlukan suatu
kajian tentang apa yang pertama kali turun dan apa yang terakhir kali. Dan,
kajian seperti itu juga menuntut adanya pembahasan mengenai segala
perundang-undangan ajaran-ajaran Islam, seperti makanan, minuman,
peperangan, dan lain sebagainya.

Para ulama mempunyai banyak pendapat dalam masalah ayat apa yang
pertama kali diturunkan dan apa yang terakhir. Dengan demikian,
permasalahan ini penting untuk ditelaah mengingat masih banyaknya
pendapat tentang ayat apa sebenarnya yang pertama turun dan yang terakhir
turun.

3
B. Rumusan Masalah

1. Apa ayat pertama dan terakhir diturunkan ?


2. Apa urgensi mempelajari ayat pertama dan terakhir turun?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ayat yang pertama dan terakhir turun
2. Untuk mengetahui urgensi mempelajari ayat pertama dan terakhir turun

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ayat Yang Pertama dan Terakhir Turun

Tidak ada keterangan dalam Al-Quran yang secara eksplisit


(jelas/gamblang)menerangkan ayat pertama dan terakhir turun. Cukup dengan
pendapat tersebut, perbedaan kajian mengenai ayat pertama dan terakhir turun
merupakan keniscayaan yang tidak dapat dihindari.

Al-Baihaqi berkata, perbedaan-perbedaan ini bisa digabungkan jika


benar, bahwa setiap orang bisa menjawab dengan apa yang ada padanya.
Dalam kitab Al-Intishar, Al-Qadhi Abu bakar berkata, semua pendapat yang
ada di sini, pendapat ayat pertama dan terakhir turun tidak ada satupun yang
datang dari perkataan Rasulullah SAW langsung. Semua pendapat tadi
hanyalah ijtihad dan dugaan para sahabat saja.1

1. Ayat pertama turun

Jumhur (Pendapat yang paling rajih atau sahih) bersetuju ayat


yang pertama diturunkan ialah lima ayat pertama daripada surah al-
‗Alaq :

‫ِاْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َع َل ٍۚق ِاْق َر ْأ َو َر ُّب َك اَاْلْك َر ُۙم اَّل ِذ ْي َع َّلَم‬
‫ِباْلَقَلِۙم َع َّلَم اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم‬

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang
Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.

Berdasarkan riwayat ‗Aisyah yang dicatatkan oleh Imam Bukhari,


Muslim dan al-Hakim dalam kitab-kitab hadis mereka. Aisyah r.a.
menyatakan: “Sesungguhnya permulaan wahyu datang kepada
Rasulullah s.a.w. melalui mimpi yang benar di waktu tidur. Mimpi itu
jelas dan terang bagaikan terangnya pagi hari. Kemudian dia gemar
1
Faisal Hilmi, ‘Penjelasan Mengenai Ayat-Ayat Al-Quran’, Academia.Edu, 2019, 1–12.

5
menyendiri dan pergi ke gua Hira‟ untuk beribadah beberapa malam
dengan membawa bekal. Sesudah kehabisan bekal, beliau kembali
kepada isterinya Khadijah r.a., maka Khadijah pun membekalinya
seperti bekal terdahulu sehinggalah beliau didatangi dengan suatu
kebenaran (wahyu) di gua Hira‟ tersebut, apabila seorang malaikat
(Jibril a.s.) datang kepadanya dan mengatakan: “Bacalah!” Rasulullah
menceritakan, maka aku pun menjawab: “Aku tidak tahu membaca.”
Malaikat tersebut kemudian memeluk-ku sehingga aku merasa sesak
nafas, kemudian aku dilepaskannya sambil berkata lagi: “Bacalah!”
Maka aku pun menjawab: “Aku tidak tahu membaca.” Lalu dia
memeluk-ku sampai aku rasa sesak nafas dan dilepaskannya sambil
berkata: “Bacalah!” Aku menjawab: “Aku tidak tahu membaca.” Maka
dia memeluk-ku buat ketiga kalinya seraya berkata: “Bacalah dengan
menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah! Dan Tuhanmu yang Maha Pemurah!
Yang mengajar dengan perantaraan kalam dan mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya”. Setelah berlaku peristiwa itu kembalilah
Rasulullah s.a.w. kepada isterinya Khadijah (membawa ayat-ayat ini)
dengan tubuh menggigil.2

Imam-imam yang lain seperti al-Hakim dalam al-Mustadrak, al-


Baihaqi dalam al-Dala‟il dan al-Tabrani dalam al-Kabir mengesahkan
ayat tersebut adalah yang pertama diturunkan. Pendapat lain
mengatakan Surah al-Muddathir yang pertama kali diturunkan
berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah seorang
sahabat. Daripada Abu Salamah bin Abdul Rahman, dia berkata: “Aku
telah bertanya kepada Jabir bin „Abdullah: Yang manakah di antara al-
Quran mula-mula diturunkan? Jabir menjawab, ‫دثر‬BB‫ا الم‬BB‫ ياايه‬Aku
berkata, “Atau ‫اقرا‬. ‫ باسم ربك الذي خلق‬Dia Jabir berkata,”Aku katakan
kepada-mu apa yang‫ى‬dikatakan Rasulullah s.a.w. kepada kami:

2
Manna Al-Qattan. 2015 . Pengantar Studi Ilmu A-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.Hal.79

6
“Sesungguhnya aku berdiam diri di gua Hira‟. Maka ketika habis masa
diam-ku, aku turun lalu aku susuri lembah. Aku lihat ke depan, ke
belakang, ke kanan dan ke kiri. Lalu aku lihat ke langit, tiba-tiba aku
melihat Jibril yang amat menakutkan. Maka aku pulang ke Khadijah.
Khadijah memerintahkan mereka untuk menyelimuti aku. Mereka pun
menyelimuti aku. Lalu Allah menurunkan “Wahai orang yang
berselimut; bangkitlah, lalu berilah peringatan”.3

Pendapat lain mengatakan, bahwa yang pertama kali turun adalah


surat Al- Fatihah. pendapat ini berdasarkan Riwayat Maisarah, melalui
Abu Ishaq, katanya Setelah Rosulullah SAW mendengar suara lalu
beliau melarikan diri, Rosulullah sendiri yang menyebutkan turun
Malaikat kepadanya. Kata malaikat itu ”Bacalah”

‫ِبْس ِم ِهّٰللا الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح ْيِم َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلٰع َلِم ْيَۙن الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح ْيِۙم ٰم ِل ِك َي ْو ِم الِّدْيِۗن‬
‫ِاَّياَك َنْعُبُد َو ِاَّياَك َنْسَتِع ْيُۗن ِاْه ِد َنا الِّص َر اَط اْلُم ْس َتِقْيَۙم ِص َر اَط اَّل ِذ ْيَن َاْنَعْم َت َع َلْيِهْم ۙە‬
ࣖ ‫َغْيِر اْلَم ْغ ُضْو ِب َع َلْيِهْم َو اَل الَّض ۤا ِّلْيَن‬

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Segala puji bagi Allah, Tuhan1) semesta alam. Allah Swt. disebut rabb
(Tuhan) seluruh alam karena Dialah yang telah menciptakan,
memelihara, mendidik, mengatur, mengurus, memberi rezeki, dan
sebagainya kepada semua makhluk-Nya. Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang,Pemilik hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah
kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon
pertolongan. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-
orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang yang sesat.

Terkait ulama-ulama yang menyatakan surat al-fatihah adalah


yang pertama kali turun, Zamakhsyari berkomentar dalam Al-Kasysyaf;
Abdullah bin Abbas ra dan Mujahid, keduanya telah menegaskan bahwa
surat yang pertama kali turun adalah surat Al-Alaq, tetapi kebanyakan
ahli tafsir menyatakan bahwa yang pertama kali turun dalam al-Qur‘an
3
Hilmi.

7
adalah surat al-Fatihah.

Dalil yang mereka gunakan bahwa surat al-Fatihah adalah surat


yang pertama kali turun adalah hadis riwayat Baihaqi dalam Ad-Dalail
dan juga al-Wahidy dari jalur Yunus bin Bukair, dari Yunus bin Amru,
dari ayahnya, dari Abu Maisarah Amru bin Syurahbil bahwa Rasulullah
saw berkata pada Khadijah ra; “Bahwa jika aku sedang sendirian, saya
sering mendengar suara yang memanggil-manggil sampai saya merasa
sangat takut, jangan- jangan itu adalah suara perintah”. Khadijah
menjawab ; Tidak mungkin,Allah SWT tidak mungkin Allah tidak akan
berlaku seperti itu kepada engkau, karna engkau adalah orang yang
selalu menyampaikan amanat, menyambung tali silaturahmi, dan selalu
berkata jujur. Ketika Abu Bakar mendatangi Rasulullah SAW ,
Khadijah ra menceritakan hal itu kepadanya, ia berkata kepada Abu
Bakar ra ; pergilah bersama Rasulullah ke rumah Waraqah. Kemudian
keduanya pergi kerumah Waraqah dan menceritakan hal-hal yang
terjadi pada diri Nabi Muhammad Saw. Nabi Saw berkata pada
Waraqah: Setiap saya menyendiri, saya selalu mendengar suara yang
memanggil-manggil saya, ia memanggil ku Wahai Muhammad ! Wahai
Muhammad ! kemudian sya lari terbirit-birit dan bersembunyi sertiap
mendengar suara tadi. Waraqah berkata : Jika kau mendengar suara itu
lagi maka tetaplah ditempatmu dan jangan lari terbirit-birit, dengan apa
yang ia katakan kemudian beritahu saya apa yang dikatakan padamu.
Ketika Nabi Saw menyendiri lagi, beliaupun dipanggil lagi Wahai
Mujammad ! Katakanlah ! (Surat Al-Fatihah).

Hadits ini diriwayatkan oleh orang yang terpercaya (tsiqah),


namun haditsnya mursal. Al-Baihaqi berkata :‖ Jika hadits itu memang
hadits yang terpelihara (mahfudz), maka kemungkinan besar ini ada;ah
pemberitahuan tentang kapan turunnya surat al-Fatihah itu yang
memang turunnya surat al-Fatihah itu adalah setelah turunnya surat al-
Alaq dan al- Mudatsir.4

4
Quraisy Shihab, dkk. Seja?ah da? Ulu?ul Qu??a? (Jakarta, Pustaka Firdaus, 2008), h. 78

8
Ibnu Naqib dalam muqaddimah tafsirnya menyatakan bahwa
yang pertama kali turun adalah Basmallah Ibnu Naqib mengatakan ini
adalah pendapat tambahan. Al-Wahidy meriwaayatkan dengan sanad
dari Ikrimah dan Hasan, keduanya berkata : yang pertama kali turun
dalam al-Qur‘an adalah Bismillah dan surat yabg pertama kali turun
adalah Al-Alaq.

Ibnu Jarir dan lainnya juga meriwayatkan dari jalur Adh-Dhahak


dari Abdullah bin Abbas ra, ia berkata : Yang pertamakali diturunkan
Jibril kepada Nabi Saw adalah perkataannya Wahai Muhammad !
beristhi‟adzoh dan kemudian berkata Bismillahirrahmannirrahim.

Imam Jalaluddin as-Suyuthi berkomentar mengenai hal ini,


perkataan ini bukanlah suatu pendapat yang dapat dijadikan pegangan.
Karna memang turunnya Bismillah yang bersamaan dengan surat adalah
suatu keharusan, sebab tak ada sebuah suratpun yang diturunkan kecuali
ia datang dengan ucapan basmallah.

2. Ayat terakhir turun

Diawal sudah disinggung bahwa tidak ada penjelasan al-Qur‘an


mengenai ayat yang petama kali turun, hal ini juga berlaku pula pada
ayat yang terakhir turun. Adapun hari terakhir turunnya al-Qur‘an
menurut jumhur ulama yaitu pada hari jum‘at tanggal 9 Dzulhijjah 10
Hijriyah, bertepatan dengan bulan Maret 632 M. Pada waktu itu Nabi
Muhammad Saw telah menjalani wuquf di Arafah yang kemudian
terkenal dengan haji Wada‘ )haji terakhir dalam hidup Nabi Saw(.
Setelah 3 bulan ayat ini diturunkan, Rasulullah Saw wafat pada hari
senin 12 Rabi‘ul awwal 11 H, bertepatan dengan 7 Juni 632 M. Ayat
yang paling terakhir kali diturunkan kepada Nabi Saw adalah surat al-
Maidah ayat 3 :

‫َاْلَيْو َم َاْك َم ْلُت َلُك ْم ِد ْيَنُك ْم َو َاْتَم ْم ُت َع َلْيُك ْم ِنْع َم ِتْي َو َر ِض ْيُت َلُك ُم اِاْل ْس اَل َم ِد ْيًنۗا‬

Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah


Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai

9
agamamu.

Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad Syakir al-Khaubawiy dalam


kitabnya yang populer dipelajari hampir diseluruh pesantren salaf di
Indonesia, kitab Dhurratun Nasihin, ia mengatakan : diriwayatkan
bahwa ayat tersebut diturunkan pada waktu asharhari jum‘at saat Nabi
Saw sedang mengerjakan haji wada‘, waktu itu beliau sedang berada
diatas ontanya, dan setelah itu tidak ada lagi ayat yang diturunkan
berkenaan dengan kewajiban- kewajiban bagi orang islam. Beliau
merasa lemas, lantaran tidak kuat menanggung kandungan makna
tersebut, sehingga beliau menyandarkan dirinya ke unta, lalu unta itu
ambruk. Maka turunlah Jibril as dan berkata :” Hai Muhammad ! Hari
ini sudah Ku sempurnakan urusan agama mu dan selesailah semua
urusan dan larangan Tuhanmu. Karna itu kumpulkanlah sahabat-
sahabatmu dan beritahukanlah kepada mereka bahwa Aku setelah hari
ini tidak akan turun lagi kepadamu.5

Hal ini juga ditegaskan oleh as-Suddy, ia berkata bahwa : Setelah


ayat ini tidak ada sedikitpun masalah halal-haram yang turun. Ahmad
bin Abi Ya‘qub juga mengatakan al- Maidah ayat 3 adalah ayatbterakhir
yang turun. Dari segi isi atau kandungan ayat jiga dapat dimengerti
bahwasanya ayatb tersebut mengindikasikan ayat terakhir. Dengan
adanya ayat yang berbunyi ―Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu‖ ini mengisyaratkan tidak turun kembali dikarnakan
sudah sempurnanya agama islam.

Imam as-Suyuthi dalam bukunya, at-Thibyan Lish Shobuni,


mengatakan bahwa sesungguhnya ayat ketiga surat al–Maidah itu
menunjukan dengan turunnya surat tersebut maka sempurnalah semua
kewajiban dan hukum, serta sempurna pula penjelasan halal-haram.6

Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw bersabda bagian dari al-
Qur‘an yang terakhir diturunkan adalah :

5
Hufaf Ibriy, Tarjamah Durratun Nashihin (Surabaya: Tiara, 1996), h. 230.
6
Imam as-Suyuthi, at-Thibyan Lish Sho (Bairut, Darul Fikr, 1992), h. 212

10
ࣖ ‫َو اَّتُقْو ا َيْو ًم ا ُتْر َج ُعْو َن ِفْيِه ِاَلى ِهّٰللاۗ ُثَّم ُتَو ّٰف ى ُك ُّل َنْفٍس َّم ا َك َسَبْت َو ُهْم اَل ُيْظ َلُم ْو َن‬

Waspadalah terhadap suatu hari (kiamat) yang padanya kamu semua


dikembalikan kepada Allah. Kemudian, setiap orang diberi balasan
yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya dan mereka
tidak dizalimi.

Ibnu Marduyah juga meriwayatkan yang serupa dari jalur Sa‘id


bin Jubair dari Ibnu Abbas ra, al-Faryabi dalam tafsirnya juga
mengatakan bahwa surat al-Baqarah ayat 281 adalah ayat terakhir
diturunkan. Jarak antara surat Al-Baqarah ayat 281 dengan kematian
Rasulullah Saw berkisar 81 hari.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra


bahwasanya ayat yang terakhir diturunkan adalah :

‫ِاَذ ا َج ۤا َء َنْص ُر ِهّٰللا َو اْلَفْتُۙح َو َر َاْيَت الَّناَس َيْد ُخ ُلْو َن ِفْي ِد ْيِن ِهّٰللا َاْفَو اًج ۙا َفَس ِّبْح ِبَحْمِد َر ِّبَك‬
ࣖ‫َو اْسَتْغ ِفْر ُۗه ِاَّنٗه َك اَن َتَّو اًبا‬

Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan dan engkau


melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-
Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat.

B. Urgensi Mempelajari ayat pertama dan terakhir turun


Pengetahuan mengenai ayat-ayat yang pertama kali dan terakhir kali
diturunkan itu mempunyai banyak faedah. Yang terpenting diantaranya ialah:

1) Menjelaskan perhatian yang diperoleh Al-Quran Al-Karim guna


menjaganya dan menguatkan ayat-ayatnya.

Para sahabat telah menghayati Qur`an ini ayat- demi ayat. Sehingga
mereka mengerti kapan dan dimana ayat itu diturunkan, mereka telah
menerima ayat-ayat dari Rasulullah SAW yang diturunkan kepadanya dengan
sepenuh hati, hati-hati dan percaya bahwa Al-Quran adalah dasar agama,
penggerak iman dan sumber kemuliaan dan kehormatannya. Dan ini
membawa akibat positif yaitu bahwa Al-Quran Al-Karim selamat dari

11
perubahan dan kekacau balauan.

Allah SWT berfirman : `Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al


Qur`an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.` ( al-hijr: 9)

2) Mengetahui rahasia perundang-undangan Islam menurut sumbernya


yang paling pokok, yaitu ayat-ayat al-Quran.

Sesungguhnya ayat-ayat al-Quran mengatasi persoalan kejiwaan


manusia dengan petunjuk Ilahi, dan mengantarnya dengan cara-cara yang
bijaksana dan menempatkan mereka ketingkat kesempurnaan. Ia dapat
bertahan dalam menetapkan hukum-hukum, sehingga dengan demikian cara
hidup mereka menjadi benar dan urusan masyarakat berada pada jalan yang
lurus.

3) Membedakan yang nasikh dan yang mansukh

Terkadang terdapat dua ayat atau lebih dalam satu masalah, tetapi
ketentuan hukum dalam satu ayat berbeda dengan ayat lain, apa bila diketahui
mana yang pertama kali diturunkan kemudian menasakh ( menghapus )
ketentuan ayat yang diturunkan sebelumnya.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian makalah ini dibuat. Beberapa hal yang menjadi
catatan penting dalam makalah ini adalah ayat yang turun pertama kali dan
yang terakhir kali menurut pendapat ulama adalah:

1. Ayat Pertama
Dari sekian pendapat yang mengenai Ayat pertama turun yang
paling sohih ialah Al-alaq 1-5. Dasar pendapat ini adalah hadits yang
diriwayatkan ImamAl Bukhari dan Muslim, dan lainnya, dari
Aisyah tentang turunnya wahyu kepada Nabi SAW di gua Hira
Kemudian “Ya ayyuhal muddatstsir." Ini didasarkan padahadits

12
Bukhari dan Muslim dari Abu Salamah bin Abdirrahman.Hadits
tersebut menjelaskan bahwa pertanyaan yang dimaksud
adalahmengenai surat yang diturunkan secara penuh. Jabir
menjelaskan bahwa surat Al-Muddatstsir-lah yang turun secara penuh
sebelum surat Iqrah' (Al-Alaq) selesai diturunkan semuanya. Maka
ayat Al-Qur'an yang pertama kali turun secara mutlak adalah Iqra' dan
surat yang pertama diturunkan secara lengkap, dan pertama setelah
terhentinya wahyu ialah "Ya ayyuhal muddatstsir." Atau bisa juga
dikatakan bahwa surat Al-Muddatstsir turun sebagai tanda
kerasulluannya, sedangkan ayat "Iqra" turun sebagai tanda
kenabiannya.
2. Ayat Terakhir
Berbagai pendapat mengenai ayat yang terakhir diturunkan tetapi
semua pendapat ini tidak mengandung sesuatu yang dapat disandarkan
kepada Rasulullah SAW, masing-masing merupakan ijtihad atau
dugaan. Tetapi menurut Ulama Jumhur yang terakhir turun ialah surat
Al Maidah :3 yang artinya: Pada hari ini telahaku sempurnakan
bagimu agamamu dan aku telah cukupkan untukmu nikmatkudan aku
telah pilih (Aku Ridhoi) Islam menjadi agamamu (QS Al Maidah : 3

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Dahlan dkk. Ensiklopedi Hukum Islam I Cet. I; Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1996

As-Suyuti, Jalaludin, t.th , Al-itqan fi ulumil Qur‟an, Beirut: Daarul Fikri.


Ibriy,Hufaf,

Ibriy,Hufaf, 1996, Tarjamah Durratun Nashihin, Surabaya: Tiara.

Jalaluddin Abd Rahman al-Suyuthi, Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, Juz I Cet. III;
Dar al-Fikr, 1951
Manna’ al-Qaththan,. pernyataan ini diriwayatkan oleh al-Hakim, al-Baihaqi dan
al-Nasa’i. Manna’ al-Qaththan, Mabahits fi ‘Ulum al-
Qur’an.Diterjemahkan oleh H. Aunur Rafiq el-Mazni dengan judul,
Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an Cet. I; Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006

M. Quraish Shihab,. Wawasan Al-Qur’an; Tafsir Maudhu’i atas berbagai


persoalan ummat Cet. XVI; Bandung: Mizan,2005
Rif’at Syauqi Nawawi dan M. Ali Hasan, Pengantar Ilmu Tafsir, Cet. II; Jakarta:
PT Bulan Bintang, 1992

Sayyid Muhammad Husain Thabathaba’i, Al-Qur’an fi al-Islam. Diterjemahkan


oleh Idrus Alkaf dengan judul, Memahami Esensi Al- Qur’an Cet. I;
Jakarta: Lentera: 2003

Shihab, H.M. Quraisy, dkk, 2008, Sejarah dan Ulumul Qur‟an, Jakarta: Pustaka
Firdaus.

Shubhi Shaleh, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an. Diterjemahkan oleh Tim Pustaka


Firdaus dengan judul, Membahas Ilmu-Ilmu Al-Qur’an Cet.IX; Jakarta:
Pustaka Firdaus,.

Anda mungkin juga menyukai