Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

AYAT PERTAMA DAN TERAKHIR YANG DITURUNKAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu : Dr. A.Dimyati Badruzzaman,MA

Disusun oleh kelompok 5


Kelas 1 PAI A :
1. Aida Shafa Kamila ( 22312498 )
2. Sayidah Izza ( 22312496 )
3. Sifa Anissatuzzahro ( 22312507 )
4. Siti Mariyam ( 22312490 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)
JAKARTA
1443 H/2022 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum,Wr.Wb.
Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan makalah “ Ayat Pertama
dan Terakhir Yang Diturunkan “ yang sederhana ini. Sholawat serta salam dihaturkan kepada
baginda kita yang agung Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita dari zaman
jahiliyah menuju zaman nuroniyah yaitu agama islam.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. A.
Dimyati Badruzzaman,MA selaku dosen pengampu mata kuliah ulumul quran yang telah
membimbing dan menuntun kami dalam pembelajaran ulumul hadits. Tak lupa kepada
teman-teman kelompok 5 dan setiap pihak yang mendukung serta membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami selaku penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah
berkenan meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Semoga apa yang dituliskan
dalam makalah ini akan menjadi ilmu yang bermanfaat baik dunia maupun akhirat.
Namun demikian, penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, karena sejatinya kebenaran dan kesempurnaan datangnya dari Allah SWT,
dan segala kekurangan datangnya dari kebodohan dan kefakiran penulis. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan penulis untuk meningkatkan kualitas
tulisan penulis kedepannya.

Akhiru kalam,
Wassalamu’alaikum,Wr.Wb.

Tangerang, 6 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan Masalah...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3

A. Definisi Ayat Pertama dan Terakhir yang Diturunkan...................................................3

B. Perbedaan Pendapat Ulama Seputar Ayat Pertama dan Terakhir Diturunkan................3

C. Urgensi Kajian Ayat Pertama dan Terakhir yang Diturunkan......................................18

BAB III PENUTUP................................................................................................................20

A. Kesimpulan...................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur’an adalah kitab samawi yang telah diwahyukan kepada Nabi
Muhammad SAW. Sebagai pedoman hidup. Didalamnya tersimpan banyak ilmu yang
tidak akan pernah habis walaupun dikaji dan dipelajari sepanjang sejarah. Selain itu,
keindahan bahasa Al-Qur’an melebihi hasil karya-karya para sastrawan . Tidak
pernah ditemukan hasil karya dan tulisan sehebat Al-Qur’an. Oleh karenanya, Al-
Qur’an disebut sebagai wahyu terakhir yang telah merekam kehidupan dunia dan
akhirat.
Seperti yang disampaikan Jalaluddin AS-Suyuti : Al-Qur’an adalah sebagai
kitab yang memancarkan segala macam ilmu, dan Juga merupakan sumber ilmu
pengetahuan. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT telah memasukkan dan menitipkan
segala macam ilmu dan jalan hidayah. Allah SWT menjadikan Al-Qur’an sebagai
kitab teragung, termulia keilmuannya, terindah struktur bahasanya, dan terakurat
pesannya. Pesan tersebut tidak hanya ditujukan kepada satu bangsa, generasi, dan
waktu tertentu. Akan tetapi, bersifat universal, Mutlak untuk semua umat manusia di
muka bumi tanpa kenal batas.
Menurut Abu Bakar Al-Arabi, ilmu-ilmu Al-Qur’an mencapai 77.450 jenis
berdasarkan sistematika yang telah dirumuskannya. Dari pendapat tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ruang lingkup pembahasan Al-Qur’an tidak dapat dihitung ( tak
terhingga ) dimana termasuk salah satunya yaitu pembahasan tentang ayat yang
pertama turun dan terakhir turun. Banyak pendapat mengenai ayat pertama turun dan
terakhir turun. Dari berbagai pendapat tersebut, tentunya masing-masing memiliki
alasan yang bisa dipertanggung jawabkan. Dengan demikian, permasalahan ini
penting untuk ditelaah mengingat masih banyalnya pendapat tentang ayat apa yang
sebenarnya turun pertama dan terakhir.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi ayat pertama dan terakhir yang diturunkan ?

2. Sebutkan perbedaan pendapat ulama seputar ayat pertama dan terakhir yang
diturunkan !
1
2

3. Apa urgensi kajian ayat pertama dan terakhir yang diturunkan ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui definisi ayat pertama dan terakhir yang diturunkan
2. Mengetahui perbedaan pendapat ulama seputar ayat pertama dan terakhir yang
diturunkan
3. Mengetahui urgensi kajian ayat pertama dan terakhir yang diturunkan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Ayat Pertama dan Terakhir yang Diturunkan


Ayat pertama dan terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬terbagi
menjadi dua macam, yaitu:
1. Secara mutlak
Ayat pertama dan terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.
2. Dalam tema-tema tertentu
Ayat pertama dan terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬dalam
tema-tema tertentu, misalnya ayat pertama dan terakhir yang diturunkan mengenai
makanan, minuman, perang, dlsb.1

B. Perbedaan Pendapat Ulama Seputar Ayat Pertama dan Terakhir Diturunkan


1. Ayat Pertama dan Terakhir yang Diturunkan secara Mutlak
a. Ayat Pertama yang Diturunkan secara Mutlak
Ada empat pendapat ulama tentang ayat pertama yang diturunkan secara
mutlak, yaitu:
1) QS. Al-'Alaq ayat 1-5
Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, menjelang usia yang keempat
puluh, nabi Muhammad ‫ ﷺ‬mendapatkan wahyu yang pertama, wahyu
tersebut adalah:2

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah


menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
qalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya". (QS.
Al-'Alaq 96:1-5)

1
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), h.65
2
http://layarasdos.blogspot.com/2014/07/wahyu-pertama-dan-awal-mula-diangkatnya.html

3
4

Pendapat ini berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah
r.a.

‫شةَ ُأ ِّم‬ ُّ ‫ب عَنْ ع ُْر َوةَ ْب ِن‬


َ ‫الزبَ ْي ِر عَنْ عَاِئ‬ ُ ‫َح َّدثَنَا يَ ْحيَى بْنُ بُ َك ْي ٍر قَا َل َح َّدثَنَا اللَّ ْي‬
ِ ‫ث عَنْ ُعقَ ْي ٍل عَنْ ا ْب ِن‬
ٍ ‫ش َها‬
ْ‫ا ْل ُمْؤ ِمنِينَ َأنَّ َها قَالَت‬
‫صالِ َحةُ فِي النَّ ْو ِم فَ َكانَ اَل يَ َرى ُرْؤ يَا‬ ُّ ‫سلَّ َم ِمنْ ا ْل َو ْح ِي‬
َّ ‫الرْؤ يَا ال‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫َأ َّو ُل َما بُدَِئ بِ ِه َر‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬
ُ َّ‫ح ثُ َّم ُحبِّ َب ِإلَ ْي ِه ا ْل َخاَل ُء َو َكانَ َي ْخلُو ِب َغا ِر ِح َرا ٍء َفيَت ََحن‬
‫ث ِفي ِه َوه َُو التَّ َع ُّب ُد اللَّيَالِ َي‬ ِ ‫الص ْب‬
ُّ ‫ق‬ ِ َ‫ِإاَّل َجا َءتْ ِم ْث َل فَل‬
‫ق‬ َ ‫ت ا ْل َع َد ِد قَ ْب َل َأنْ يَ ْن ِز َع ِإلَى َأ ْهلِ ِه َويَتَزَ َّو ُد لِ َذلِ َك ثُ َّم يَ ْر ِج ُع ِإلَى َخ ِد‬
ُّ ‫يجةَ فَيَتَ َز َّو ُد لِ ِم ْثلِ َها َحتَّى َجا َءهُ ا ْل َح‬ ِ ‫َذ َوا‬
‫َو ُه َو فِي َغا ِر ِح َرا ٍء فَ َجا َءهُ ا ْل َملَ ُك فَقَا َل ا ْق َرْأ قَا َل َما َأنَا بِقَارٍِئ قَا َل فََأ َخ َذنِي فَ َغطَّنِي َحتَّى بَلَ َغ ِمنِّي ا ْل َج ْه َد ثُ َّم‬
‫سلَنِي فَقَا َل ا ْق َرْأ‬َ ‫سلَنِي فَقَا َل ا ْق َرْأ قُ ْلتُ َما َأنَا بِقَارٍِئ فََأ َخ َذنِي فَ َغطَّنِي الثَّانِيَةَ َحتَّى بَلَ َغ ِمنِّي ا ْل َج ْه َد ثُ َّم َأ ْر‬ َ ‫َأ ْر‬
‫سلَنِي فَقَا َل‬َ ‫فَقُ ْلتُ َما َأنَا بِقَارٍِئ فََأ َخ َذنِي فَ َغطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُ َّم َأ ْر‬
{ ‫ق ا ْق َرْأ َو َربُّ َك اَأْل ْك َر ُم‬
ٍ َ‫سانَ ِمنْ َعل‬ َ ‫ق اِإْل ْن‬
َ َ‫ق َخل‬ ْ ‫} ا ْق َرْأ ِبا‬
َ َ‫س ِم َربِّ َك الَّ ِذي َخل‬

“Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair berkata, Telah


menceritakan kepada kami dari Al Laits dari ‘Uqail dari Ibnu Syihab dari
‘Urwah bin Az Zubair dari Aisyah -Ibu Kaum Mu’minin-, bahwasanya dia
berkata. “Awal turunnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
dimulai dengan ar ru’ya ash shadiqah (mimpi yang benar dalam tidur).
Dan tidaklah Beliau bermimpi kecuali datang seperti cahaya subuh.
Kemudian Beliau dianugerahi rasa ingin untuk menyendiri. Nabi pun
memilih gua Hira dan ber-tahannuts. Yaitu ibadah di malam hari dalam
beberapa waktu. Kemudian beliau kembali kepada keluarganya untuk
mempersiapkan bekal untuk ber-tahannuts kembali. Kemudian Beliau
menemui Khadijah mempersiapkan bekal. Sampai akhirnya datang Al Haq
saat Beliau di gua Hira. Malaikat Jibril datang dan berkata: “Bacalah!”
Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjelaskan: Maka Malaikat itu memegangku dan memelukku
sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah!” Beliau
menjawab: “Aku tidak bisa baca”. Maka Malaikat itu memegangku dan
memelukku sangat kuat kemudian melepaskanku dan berkata lagi:
“Bacalah!”. Beliau menjawab: “Aku tidak bisa baca”. Malaikat itu
memegangku kembali dan memelukku untuk ketiga kalinya dengan sangat
kuat lalu melepaskanku, dan berkata lagi: (Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari
5

segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah)” (HR.


Bukhari no. 6982, Muslim no. 160).3

Pendapat pertama mengenai QS. Al-‘Alaq ayat 1-5 adalah ayat yang
diturunkan pertama kali merupakan pendapat yang paling shahih dan kuat.

2) QS. Al-Muddatsir ayat 1-5


Setelah wahyu pertama turun, malaikat Jibril tidak muncul lagi untuk
beberapa lama, sedangkan Nabi Muhammad menantikan malaikat Jibril
dan selalui datang ke gua Hira’. Dalam keadaan menanti itulah turunlah
wahyu kepadanya setelah fatrah al-wahyi (terputusnya wahyu), wahyu itu
sebagai berikut:4

“Hai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah


peringatan. Dan Tuhanmu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah.
Dan perbuatan dosa tinggalkanlah.” (Q.S. Al-Mudatsir 74:1-5)

Pendapat kedua mengenai QS. Al-Muddatsir ayat 1-5 adalah ayat yang
diturunkan pertama kali memiliki dua penjelasan. Pertama, menurut Az-
Zarkasyi, Jâbir mendengar Nabi ‫ ﷺ‬menyebutkan kisah permulaan
turunnya wahyu, tetapi dia hanya mendengar bagian akhir kisah, dan tidak
mendengar awalnya, sepertinya Jâbir belum mendengar apa yang
diceritakan Nabi ‫ ﷺ‬tentang wahyu yang turun sebelum fatrah al-wahyi
(terputusnya wahyu) sehingga beliau berijtihad bahwa Al-Muddatsir lah
yang pertama kali turun, padahal bukan. Kedua, menurut Manna’ al-
Qaththân, pertanyaan kepada Jâbir itu mengenai surat yang pertama kali
diturunkan secara lengkap. Jâbir menjelaskan bahwa Surat Al-Mudatsir
yang diturunkan secara lengkap sebelum surat Iqra’ (Al-‘Alaq) selesai
diturunkan, karena yang turun pertama kali dari surat itu hanyalah
permulaannya saja. Hal ini juga diperkuat oleh hadits Abu Salamah dari

3
http://ponpesbaron.id/hadits-imam-bukhari-bagian-3-bab-permulaan-wahyu/
4
http://layarasdos.blogspot.com/2014/07/wahyu-pertama-dan-awal-mula-diangkatnya.html
6

Jâbir yang juga terdapat dalam Sahih Bukhâri dan Muslim seperti di
bawah ini.5
‫ب ح و َح َّدثَنِي َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ ُم َح َّم ٍد َح َّدثَنَا َع ْب ُد‬ ُ ‫َح َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ بُ َكي ٍْر َح َّدثَنَا اللَّي‬
ٍ ‫ْث ع َْن ُعقَ ْي ٍل ع َْن ا ْب ِن ِشهَا‬
‫ض َي‬ ِ ‫الز ْه ِريُّ فََأ ْخبَ َرنِي َأبُو َسلَ َمةَ بْنُ َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن َجابِ ِر ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ َر‬ ُّ ‫اق َأ ْخبَ َرنَا َم ْع َم ٌر قَا َل‬
ِ ‫ال َّر َّز‬
‫ِّث ع َْن فَ ْت َر ِة ْال َوحْ ِي فَقَا َل فِي َح ِديثِ ِه فَبَ ْينَا َأنَا‬
ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوهُ َو يُ َحد‬
َ ‫ي‬ ُ ‫هَّللا ُ َع ْنهُ َما قَا َل َس ِمع‬
َّ ِ‫ْت النَّب‬
‫ك الَّ ِذي َجا َءنِي بِ ِح َرا ٍء َجالِسٌ َعلَى ُكرْ ِس ٍّي‬ ُ َ‫ْت َرْأ ِسي فَِإ َذا ْال َمل‬
ُ ‫صوْ تًا ِم ْن ال َّس َما ِء فَ َرفَع‬ َ ‫ْت‬ ُ ‫َأ ْم ِشي ِإ ْذ َس ِمع‬
‫ت زَ ِّملُونِي َز ِّملُونِي فَ َدثَّرُونِي فََأ ْن َز َل هَّللا ُ تَ َعالَى‬ُ ‫ْت فَقُ ْل‬ ُ ‫ض فَجَِئ ْث‬
ُ ‫ت ِم ْنهُ ُر ْعبًا فَ َر َجع‬ ِ ْ‫بَ ْينَ ال َّس َما ِء َواَأْلر‬
ُ‫صاَل ةُ َو ِه َي اَأْلوْ ثَان‬
َّ ‫ض ال‬َ ‫{ يَا َأيُّهَا ْال ُم َّدثِّ ُر ِإلَى َوال ِّرجْ َز فَا ْهجُرْ } قَب َْل َأ ْن تُ ْف َر‬

“Telah menceritakan kepada kami [Yahya bin Bukair] Telah menceritakan


kepada kami [Al Laits] dari ['Uqail] dari [Ibnu Syihab] -dalam riwayat
lain- Dan Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Muhammad]
Telah menceritakan kepada kami [Abdurrazzaq] Telah mengabarkan
kepada kami [Ma'mar] bahwa [Az Zuhri] berkata; Telah mengabarkan
kepadaku [Abu Salamah bin Abdurrahman] dari [Jabir bin Abdullah
radliallahu 'anhuma] ia berkata; Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda menceritakan peristiwa Fatratul Wahyu (Masa-masa
kevakuman wahyu): "Ketika aku tengah berjalan, tiba-tiba aku mendengar
suara yang berasal dari langit, maka aku pun mengangkat pandanganku
ke arah langit, ternyata di atas terdapat Malaikat yang sebelumnya
mendatangiku di gua Hira` tengah duduk di atas kursi antara langit dan
bumi. Aku merasa ketakutan hingga aku jatuh tersungkur ke tanah. Lalu
aku pun segera menemui keluargaku seraya berkata, 'Selimutilah aku,
selimutilah aku.' Maka keluargaku pun segera menyelimutiku. Akhirnya
Allah Ta'ala menurunkan ayat: 'YAA AYYUHAL MUDDATSTSIR QUM
FA`ANDZIR (Wahai orang yang berselimut, bangkitlah, dan berilah
peringatan).'" Hingga firman-Nya: "WAR RIJZA FAHJUR (Dan berhala-
berhala itu, maka tinggalkanlah)." Yakni sebelum perintah shalat
diwajibkan. Ar Rijz adalah berhala.” (HR. Bukhari no. 4544).6

Hadits ini menunjukkan bahwa kisah tersebut ada setelah kisah gua Hirâ’,
Jâbir berijtihad bahwa Surat Al-Muddatsir lah yang pertama turun, akan
tetapi hadits riwayat ‘Aisyah lebih dulu ada darinya. Jadi ayat pertama
5
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), h.70
6
https://ilmuislam.id/hadits/12963/hadits-bukhari-nomor-4544
7

yang turun secara mutlak adalah Surat Al-‘Alaq ayat 1-5, sedangkan Al-
Mudatsir adalah surat pertama yang turun secara lengkap atau surat
pertama yang turun setelah terputusnya wahyu. 7

3) QS. Al-Fatihah

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha


Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta ala. Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang. Yang menguasa di hari Pembalasan. Hanya
Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus,. (yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”

Pendapat ini berdasarkan hadits riwayat Baihaqi dengan sanadnya dari Abi
Maisarah 'Umar ibn Syurahbil.8
‫ كان رسول هللا صلى هللا عليه وسلم إذا سمع الصوت انطلق‬:‫عن أبي اسحاق عن أبي ميسرة قال‬
‫ ا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َر ِّب ا ْل َعالَ ِمينَ … إلى أخرها‬: ‫ وذكر نزول الملك عليه و قوله‬,‫هاربا‬
“Dari Abu Ishaq dari Abu Maysarah ia berkata, ketika
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mendengar suara (gaib) beliau
pun pergi dalam keadaan takut. Kemudian beliau menyebutkan tentang
datangnya Malaikat dan menyampaikan: Alhamdulillahi rabbil ‘alamin…
sampai akhir surat” (dinukil dari Al Burhan fi Ulumil Qur’an, 207).9

7
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), h.71
8
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), h.69
9
https://muslim.or.id/43060-turunnya-wahyu-pertama-kepada-rasulullah-shallallahualaihi-wasallam.html
8

Pendapat ketiga mengenai QS. Al-Fatihah adalah ayat yang diturunkan


pertama kali tidak dapat diterima karena menurut Qâdhi Abu Bakar dalam
Al-Intishâr hadits ini hadits munqathi’. 10

4) Kalimat Bismillahirrahmanirrahim

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha


Penyayang.”

Pendapat ini berdasarkan hadits riwayat al-Wâhidi dengan sanadnya dari


Ikrimah dan al-Hasan. 11
Pendapat keempat mengenai ayat Bismillahirrahmanirrahim yang
diturunkan pertama kali ditolak karena hanya berdasarkan hadits mursal,
sementara hadits Bukhâri dan Muslim marfû’, hadits mursal tidak bisa
mengalahkan hadits marfû’.12

b. Ayat yang Terakhir Diturunkan secara Mutlak


Para ulama memiliki pendapat yang berbeda tentang ayat yang terakhir
diturunkan secara mutlak, pendapat tersebut berdasarkan pada atsar para
sahabat, dan tidak satupun pendapat yang berdasarkan hadits marfû’. 13Berikut
ini adalah beberapa di antaranya:

1) Ayat yang terakhir diturunkan adalah Surat Al-Baqarah ayat 278

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan


tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman.”

10
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), h.71
11
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), h.70
12
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), h.71
13
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), h.71-72
9

2) Ayat yang terakhir diturunkan adalah Surat Al-Baqarah ayat 281

“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada
waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian
masingmasing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah
dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”

3) Ayat yang terakhir diturunkan adalah Surat Al-Baqarah ayat 282

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak


secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya,
dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang
berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau
dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya
10

mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi


dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang
kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang
demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan
lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah
mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika)
kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli;
dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu
lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu
kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.14

4) Ayat yang terakhir diturunkan adalah Surat Ali 'Imrân 195

“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan


berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orangorang
yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena)
sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-
orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang
disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan
Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan

14
https://tafsirweb.com/1048-surat-al-baqarah-ayat-282.html “
11

mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya,


sebagai pahala di sisi Allah. dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."

5) Ayat yang terakhir diturunkan adalah Surat An-Nisâ ayat 93

“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja


maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar
baginya.”

6) Ayat yang terakhir diturunkan adalah Surat An-Nisâ 176

“Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah


memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal
dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan,
maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang
ditinggalkannya, dan saudaranya yang lakilaki mempusakai (seluruh
harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika
saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari
harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris
itu terdiri dari) saudarasaudara laki dan perempuan, maka bahagian
seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara
perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak
sesat. Dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”

7) Ayat yang terakhir diturunkan adalah Surat Al-Mâidah 3


12

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging


hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan
tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”

8) Ayat yang terakhir diturunkan adalah Surat At-Taubah 128-129

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri,


berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi penyayang terhadap
orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka
katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. anya
13

kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy
yang agung."

9) Ayat yang terakhir diturunkan adalah Surat Al-Kahfi 110

“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang


diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya".

10) Ayat yang terakhir diturunkan adalah Surat An-Nashr

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu


lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya.
Sesungguhnya dia adalah Maha Penerima taubat.”

Dari 10 pendapat tentang ayat yang terakhir diturunkan di atas, tidak


ada satu pun yang berdasarkan riwayat yang marfû’ kepada Rasulullah ‫ﷺ‬.
Semuanya hanya berdasarkan ijtihad atau dugaan para sahabat. Ada yang
merupakan ijtihad Ibn ‘Abbâs, Ibn Umar, Sa’id ibn al-Musayyab, Ummu
Salamah, Barrâ’ ibn ‘Azib, ‘Aisyah, Ubay ibn Ka’ab, dan Mu’awiyah ibn
Abi Sufyân. Oleh sebab itu, tidak ada satu pun pendapat yang dapat
diterima secara meyakinkan seperti tentang ayat yang pertama diturunkan.
Di dalam kitab Manâhil al-‘Irfân fi ‘Ulûm Al-Qur’an, Ar-Zarqâni lebih
meyakini QS. Al-Baqarah ayat 281 sebagai ayat yang terakhir diturunkan
14

secara mutlak. Beliau mengemukakan dua alasan, alasan yang pertama,


karena di dalam ayat tersebut menunjukkan pungkasan wahyu dan
ketentuan agama. Karena adanya peringatan untuk mempersiapkan yaumul
akhir, hari dimana semua makhluk kembali menghadap Allah SWT dan
menunjukkan ayat ini lebih tepat berposisi sebagai ayat terakhir dibanding
ayat-ayat lain yang telah diturunkan. Kedua, ayat tersebut merupakan
penegasan bahwa Nabi ‫ ﷺ‬hidup selama sembilan malam sesudah ayat itu
turun, sedangkan riwayat lain tidak membuat penegasan senada.
Di sisi lain, ayat terakhir yang diturunkan yang paling populer di
kalangan umat Islam Indonesia adalah QS. Al-Mâidah ayat 3. Ayat ini
turun pada waktu Haji Wadâ’, tepatnya pada hari Wuquf di Arafah tgl 9
Zulhijjah Nabi meninggal tahun berikutnya pada tanggal 12 Rabi’ul
Awwal.15

2. Ayat Pertama dan Terakhir yang Diturunkan dalam Tema-Tema Tertentu


a. Ayat Pertama yang Diturunkan dalam Tema-Tema Tertentu
1) Ayat Pertama yang Diturunkan dalam Tema Makanan
Surah Al-An’âm 145

“Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan


kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang
mengalir atau daging babi --karena sesungguhnya semua itu kotor-- atau
binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang
dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang."

15
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), h.76
15

2) Ayat Pertama yang Diturunkan dalam Tema Khamar


Surah Al-Baqarah ayat 219.

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah:


"Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka
bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih
dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayatayat-Nya kepadamu
supaya kamu berfikir”

3) Ayat Pertama yang Diturunkan dalam Tema Perang


Surah Al-Hajj ayat 39

"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena


sesungguhnya mereka telah dianiaya, dan sesungguhnya Allah benar-
benar Maha Kuasa menolong mereka itu.”

b. Ayat Pertama dan Terakhir yang Diturunkan dalam Tema-Tema Tertentu


1) Ayat Terakhir yang Diturunkan dalam Tema Makanan
16

Surah Al-Maidah ayat 3

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging


hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang
terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya dan (diharamkan bagimu) yang
disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan.
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan)
agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah
kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan
tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”

2) Ayat Terakhir yang Diturunkan dalam Tema Khamar


Surah Al-Maidah ayat 90 s.d. 91
17

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,


berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatanperbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum)
khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah
dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan
pekerjaan itu).”

C. Urgensi Kajian Ayat Pertama dan Terakhir yang Diturunkan


1. Menunjukkan betapa tingginya perhatian kaum muslimin sejak generasi awal
terhadap sejarah turunnya Al-Qur’an, sehingga mereka mengikuti dan mencatat
tempat, waktu dan fase turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬secara
teliti.
2. Menambah keyakinan akan otentitas dan validitas Al-Qur’an Al-Karim tanpa
mengalami pengurangan, penambahan atau perubahan apa pun sampai sekarang.
3. Seorang mufasir dapat menafsirkan ayat-ayat Al Quran dengan tepat dan benar.
Lebih-lebih lagi jika terdapat kesan pertentangan antara makna satu ayat dengan
ayat yang lainnya, seorang mufasir dapat menjelaskannya--jika mengetahui
tempat dan waktu turunnya--baik dengan pendekatan attadarruj fî at-tasyrî’
(tahapan penetapan hukum) maupun dengan pendekatan nâsikh dan mansûkh.
Seperti dalam kasus khamar, ada tiga ayat tentang minuman yang memabukkan
tersebut. Dengan mengetahui waktu turunnya dapat diketahui tahapan pelarangan
terhadap khamar tersebut.16

16
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), h.79-80
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan materi diatas, dapat disimpulkan bahwa ayat yang pertama
kali turun menurut pendapat ulama adalah :
1. Al-‘Alaq : 1-5
2. Al-Muddasir : 1
3. Al-Fatihah
4. Basmalah
Sedangkan ayat yang terakhir turun adalah :
1. Al-Baqarah : 278 tentang riba
2. Al-Baqarah : 281 Tentang memelihara diri dari azab
3. Al-Baqarah : 282 Mengenai hutang
4. An-Nisa’ : 176 Mengenai kalalah
5. At-Taubah :128 Kabar datangnya seorang rasul
6. Al-Maidah : 3 Tentang makanan haram
7. Ali-Imran : 195 Tentang Allah memperkenankan doa
8. An-Nisa’ : 93 Tentang balasan membunuh mukmin dengan sengaja
9. An-Nasr : 1 Tentang datangnya pertolongan Allah SWT.
10. Al-Kahfi : 110
Demikian pendapat yang paling kuat tentang ayat yang pertama turun adalah
QS. Al-‘Alaq: 1-5 berdasarkan riwayat ‘Aisyah yang dicatat oleh Imam Bukhari,
Muslim, dan Al-Hakim dalam kitab-kitab hadist mereka, juga disimpulkan bahwa
surat At-Taubah sebagai surat panjang terakhir yang turun, Surah An-Nasr sebagai
surat pendek yang terakhir turun dan Surat Al-Baqarah ayat 275-281 merupakan ayat
terakhir diturunkan didasarkan pada hadist yang diriwayatkan dari Sa’id bin Al-
Musayyib, “...Telah sampai kepadanya bahwa ayat Al-Quran yang paling muda di
Arsy ialah ayat mengenai hutang.”

18
DAFTAR PUSTAKA

Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Quran, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014)


http://layarasdos.blogspot.com/2014/07/wahyu-pertama-dan-awal-mula-diangkatnya.html
http://ponpesbaron.id/hadits-imam-bukhari-bagian-3-bab-permulaan-wahyu/
http://layarasdos.blogspot.com/2014/07/wahyu-pertama-dan-awal-mula-diangkatnya.html
https://ilmuislam.id/hadits/12963/hadits-bukhari-nomor-4544
https://muslim.or.id/43060-turunnya-wahyu-pertama-kepada-rasulullah-shallallahualaihi-
wasallam.html
https://tafsirweb.com/1048-surat-al-baqarah-ayat-282.html
https://tafsirweb.com/1048-surat-al-baqarah-ayat-282.html

19

Anda mungkin juga menyukai