AL-QUR’AN
Disusun Oleh :
JURUSAN USHULUDDIN
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah ﷻ, yang
telah memberikan dan melimpahkan rahmat, hidayat dan inayahnya kepada penulis
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
2. Dosen Pembimbing.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ....................................................................................... 6
B. Saran .................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah ﷺmenurukan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad ﷺsebagai
petunjuk bagi seluruh manusia pada zaman tersebut hingga hari kiamat. Namun
tidak jarang umat islam merasa kesulitan memahami pesan yang disampaikan
dalam Al-Qur’an. Tentunya hal tersebut terjadi disebabkan kadar pemahaman
seseorang berbeda-beda. Maka dari itu tafsir dibutuhkan dalam memahami Al-
Qur’an.
Kehidupan bertetangga Rasulullah ﷺtidak lepas dari bangsa Yahudi,
terutama di Madinah. Kaum Yahudi pun telah tinggal di Madinah jauh sebelum
Rasulullah hijrah. Maka pada masa sebelum Rasulullah ﷺhijrahpun tentunya
Israiliyat telah menyebar di Madinah. Namun hal tersebut tidak menyebabkan
tercampurnya Tafsir Al-Qur’an dengan Israiliyat. Karena Para Sahabat
venderung bertanya langsung kepada Rasulullah ﷺterkait hal-hal yang mereka
tidak pahami dari Al-Qur’an.
Rasulullah ﷺbersabda perihal Israiliyat,
“Janganlah kalian mempercayai Ahli Kitab dan jangan (pula)
mendustakannya, dan katakanlah ‘Kami beriman kepada Allah dan (Kitab)
yang diturunkan kepada Kami”. (HR. Bukhari).
“Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat, dan sampaikanlah dari Bani Israil
dan itu tidak suatu dosa. Barangsiapa mendustakan aku dengan sengaja,
sebaiknya ia mengambil tempat duduknya dari api neraka”. (HR. Bukhari)
“Ahli Kitab membaca Taurat dalam bahasa Ibrani dan mereka menjelaskannya
dengan bahasa Arab kepada umat Islam,Rasulullah saw bersabda, “Kamu
sekalian jangan membenarkan Ahli Kitab dan jangan mendustakan mereka.
Katakanlah kami beriman kepada Allah dan kitab yang diturunkan kepada kami
dan kitab yang diturunkan kepada kamu sekalian”” (HR. Bukhari)
Dalam Al-Qur’an juga Allah berfirman tentang bolehnya seseorang
bertanya kepada Ahli Kitab,
1
ۤ ِ ِ َّ ِ ِ ٍّ فَاِ ْن ُكنت ِِف ش
ك ۚ لََق ْد َجاءَ َك ا ْْلَ ُّق ِم ْن
َ ٰب ِم ْن قَـْبل ِ
َ ك فَ ْسـَِل الذيْ َن يـَ ْقَرءُ ْو َن الْكت
َ ك ِّمَّآ اَنْـَزلْنَآ الَْي ِ َ ْ َْ
B. Rumusan Masalah
1. Apa Penyebab Masuknya Israiliyat ke dalam Tafsir ?
2. Apa Pengaruh Israiliyat Terhadap Tafsir Al-Quran ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Penyebab Masuknya Israiliyat ke dalam Tafsir.
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Israiliyat Terhadap Tafsir Al-Qur’an.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4. Kebiasaan bangsa Arab dalam berdagang menjelajahi berbagai daerah.
Kebiasaan bangsa Arab dalam berdagang menjelajahi berbagai daerah
menjadi salah satu faktor tercampurnya budaya bangsa Arab dan Kaum
Yahudi, termasuk didalamnya penyebaran Israiliyat. sebagaimana
disebutkan dalam Al-Qur’an memiliki tradisi berdagang menuju Yaman
(Rihlah Al-Syita’) dan Syam (Rihlah Al-Saif). Di dua tempat ini, kalangan
ahlul kitab sangat banyak terutama Yahudi dan Arab dan Yahudi seringkali
bertemu baik di jazirah Arab sendiri maupun di luarnya (Hakim, 2020).
5. Hilangnya sanad dari Riwayat-riwayat
Faktor lainya juga adalah hilangnya sanad dari Riwayat-riwayat yang
sampai, sehingga seseorang kesulitan dalam memastikan kebenaran
Riwayat tersebut. Faktor ini terjadi pada masa Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in
atau pada masa tadwin (penulisan) atau tepatnya pada akhir abad pertama
dan awal abad kedua hijriyah.
6. Kebiasaan beberapa kalangan dari bangsa Arab yang sering bertanya kepada
kaum Yahudi
kebiasaan buruk beberapa kalangan dari bangsa Arab yang sering bertanya
kepada kaum yahudi dan Nashrani tentang hal-hal mengenai penciptaan
sesuatu atau eksistensi sesuatu atau segala sesuatu yang tidak dijelaskan
secara rinci dalam Al-Qur’an. Dan lebih parahnya, mereka bertanya kepada
orang orang Yahudi Himyar, yaitu para ahli kitab pinggiran yang tinggal di
pedalaman dan memiliki ilmu yang sebatas hal-hal yang umum saja (Hakim,
2020).
Meskipun Israiliyat banyak diwarnai oleh kalangan Yahudi, kaum Nasrani
juga turut ambil bagian dalam konstelasi penafsiran versi israiliyat ini. Hanya
saja dalam hal ini kaum Yahudi lebih populer dan dominan. Karena kaum
Yahudi lebih diidentikkan lantaran banyak di antara mereka yang akhirnya
masuk Islam. Di samping karena kaum Yahudi lebih lama berinteraksi dengan
umat Islam (Raihanah, 2015).
4
B. Pengaruh Israiliyat Terhadap Tafsir Al-Quran
Israiliyat pada masa Nabi Muhammad ﷺtidaklah mempengaruhi tafsir.
Para Sahabat cenderung menanyakan langsung kepada Nabi ﷻtentang perkara
dalam Al-Qur’an yang mereka tidak pahami. Selain sebagai penyampai wahyu,
Rasulullah ﷺjuga sebagai narasumber pertama dan utama dalam menjelaskan
makna Al-Qur’an. Maka dari itu, hadits Rasulullah ﷺharus menjadi rujukan
utama dalam menafsirkan Al-Qur’an setelah ayat Al-Qur’an itu sendiri.
Namun pada zaman Tabi’in dan Tabi’ut tabi’in atau pada marhalah tadwin
Israiliyat mulai dijadikan rujukan dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an.
Kemudian para ulama berpendapat tentang hal ini, sebagaimana paparan
dibawah ini.
Menurut Adz-Dzahabi, jika Israiliyat masuk ke dalam khazanah Tafsir,
maka akan menimbulkan beberapa dampak negatif sebagai berikut :
1. Israiliyyat akan merusak akidah kaum Muslimin, karena ia mengandung
unsur penyerupaan pada Allah, peniadaan ‘ishmah para Nabi dan Rasul dari
dosa, karena mengandung tuduhan perbuatan buruk yang tidak pantas bagi
orang adil, apalagi Nabi ﷻ.
2. Merusak citra agama Islam karena Israiliyyat mengandung gambaran
seolah-olah Islam adalah agama yang penuh dengan khurafat dan
kebohongan yang tidak ada sumbernya.
3. Israiliyyat menghilangkan kepercayaan pada ulama salaf, baik dari kalangan
sahabat maupun tabi’in.
4. Israiliyyat dapat memalingkan manusia dari maksud dan tujuan yang
terkandung dalam ayat-ayat Al-Quran (Raihanah, 2015).
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyebab Masuknya Israiliyat ke dalam Tafsir yaitu perpindahan besar-
besaran kaum Yahudi ke Tanah Arab pada tahun 70 M, berbagai kontak terjadi
antara kaum Muslimin dan Ahli kitab, masuk Islamnya para Ahli Kitab,
kebiasaan bangsa Arab dalam berdagang menjelajahi berbagai daerah,
hilangnya sanad dari Riwayat-riwayat, dan kebiasaan beberapa kalangan dari
bangsa Arab yang sering bertanya kepada kaum Yahudi.
Menurut Adz-Dzahabi, jika Israiliyat masuk ke dalam khazanah Tafsir,
maka akan menimbulkan beberapa dampak negatif yaitu israiliyyat akan
merusak akidah kaum Muslimin, karena ia mengandung unsur penyerupaan
pada Allah, peniadaan ‘ishmah para Nabi dan Rasul dari dosa, karena
mengandung tuduhan perbuatan buruk yang tidak pantas bagi orang adil,
apalagi Nabi ﷻ, merusak citra agama Islam karena Israiliyyat mengandung
gambaran seolah-olah Islam adalah agama yang penuh dengan khurafat dan
kebohongan yang tidak ada sumbernya, israiliyyat menghilangkan kepercayaan
pada ulama salaf, baik dari kalangan sahabat maupun tabi’in, dan israiliyyat
dapat memalingkan manusia dari maksud dan tujuan yang terkandung dalam
ayat-ayat Al-Quran.
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan pada makalah yang dapat kami paparkan.
Besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi kami menyadari bahwa
makalah ini tentu masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, kritik dan saran
yang membangun buna menjadikan karya tulis kami lebih baik kedepannya
sangat kami harapkan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Kemenag
Agustianti, L. (n.d.). Ulumul Qur’an Israiliyyat.