Anda di halaman 1dari 26

ARTIKEL TEMAKEISLAMAN:

1. TAUHID: KEISTIMEWAAN DAN KEBENARAN KONSEP KETUHANAN


DALAM ISLAM
2. SAINS&TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN DAN AL-HADITS
3. 3 GENERASI TERBAIK MENURUT AL-HADITS
4. PENGERTIAN DAN JEJAK SALAFUSSOLEH (REFERENSI AL-HADITS)
5. AJARAN DAN TUNTUNAN TENTANG BERBAGI, KEADILAN SERTA
PENEGAKAN HUKUM DALAM ISLAM.

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama :KATRINA
NIM :E1A020045
Fakultas&Prodi :FKIP/Pendidikan Biologi
Semester : 1(Satu)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021

Catatan:
Tema di atas bukan untuk dipilih salah satunya, dari nomor 1 s.d 5 harus dimuat di
dalam 1 artikel besar dengan BAB-BAB tersendiri.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas berkat dan
rahmatnya sehingga tugas ARTIKEL TEMA KEISLAMAN ini selesai tepat pada
waktunya.

Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
atas jasanya kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Pendidkan Agama Islam yang telah
banyak membantu dan memberi arahan sehingga saya mampu menyelesaikan tugas
ini.

Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat bagi kita semua.Penulis
menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu penulis berharap
para pembaca memberikan kritik dan saran.

Penyusun, Mataram,25 Oktober.2020

Nama :KATRINA
NIM :E1A020045

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER……………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… iii

BAB I. Tauhid: Keistimewaan&Kebenaran Konsep Ketuhanan dalam Islam….1


BAB II.Sains dan Teknologi dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits ………………………...4

BAB III. 3 Generasi Terbaik Menurut Al-Hadits……………………………………… 6

BAB IV. Pengertian dan Jejak Salafussoleh (Referesnsi Al-Hadits) ………………. 10


BAB V. Ajaran dan Tuntunan tentang Berbagi, Penegakan serta
Keadilan Hukum dalam Islam…………………………………………………. 14

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...22

LAMPIRAN………………………………………………………………………. ………23

Ketentuan Penulisan:

Kertas A4
Margin: 3x3x3x3 cm
Spasi 1,5
Font: Arial 11
Jumlah halaman: Minimal 15
Jumlah Referensi Buku/Kitab/Web, situs, blog, dll: Minimal 10
Nomor Halaman Ketik di Sebelah pojok bawah sebelah kanan.

PERHATIAN:

Saat upload di scribd muncul form:

a. Form untuk diisi judul, maka ketik judul: Tauhid, Al-Qur'an&Hadits, Generasi
Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadilan dan Penegakan Hukum dalam
Islam, Dosen: Dr.Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.
b. Form untuk diisi Diskripsi Dokumen/Informasi Dokumen maka ketik: Islam, Dr.
Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos, Universitas Mataram, Nama Fakultas, Nama
Prodi, Nama Kalian Sendiri.

iii
BAB I

TAUHID:KEISTIMEWAAN DAN KEBENARAN KONSEP KETUHANAN DALAM


ISLAM

AL-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasul kita Muhammad


Saw,dimulai dengan surat al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas,bernilai ibadah
bagi siapa yang membacanya,berdasarkan hadits Rasullah Saw

ِ ‫َمنْ َق َرأَ َحرْ ًفا مِنْ ِك َتا‬


‫ب هَّللا ِ َفلَ ُه ِب ِه َح َس َن ٌة َو ْال َح َس َن ُة ِب َع ْش ِر‬

ٌ‫أَمْ َثالِ َها الَ أَقُو ُل الم َحرْ فٌ َولَكِنْ أَلِفٌ َحرْ فٌ َوالَ ٌم َحرْ فٌ َومِي ٌم َحرْ ف‬

“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan
dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat.

-Berikut adalah beberapa keistimewaan Al Qur’an

1.Tidak sah sholat seseorang kecuali dengan membaca sebagian ayat al-Qur-an(yaitu
al-Fatihah)berdasarkan sabda Rasulullah Saw

ِ ‫صالَ َة ِل َمنْ لَ ْم َي ْق َر ْأ ِب َفات َِح ِة ْال ِك َتا‬


‫ب‬ َ َ‫ال‬

“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca surat al-Fatihah”[HR.Bukhari-
Muslim]

2.Al-Qur-an terpelihara dari tahrif (perubahan) dan tabdil (penggantian) sesuai dengan
firman Allah SWT.

‫ون‬ ُ ‫الذ ْك َر َوإِ َّنا لَ ُه لَ َحاف‬


َ ‫ِظ‬ ِّ ‫إِ َّنا َنحْ نُ َن َّز ْل َنا‬

“Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Ai-Qur’an dan sesungguhnya kami benar-


benar memeliharanya.”(al-Hijr:9) adapun kitab-kitab samawi lainnya seperti Taurat dan
Injil telah banyak dirubah oleh pemeluknya.

3.Al-Qur’an terjaga dari pertentangan /kontradiksi (apa yang ada didalamnya) sesuai
dengan firman Allah SWT.

‫اخ ِتالَفا ً َكثِيرً ا‬


ْ ‫هللا لَ َو َجدُوا فِي ِه‬ َ ‫ان َولَ ْو َك‬
ِ ‫ان مِنْ عِ ن ِد غَ ي ِْر‬ َ ‫أَ َفالَ َي َتدَ َّبر‬
َ ‫ُون ْالقُرْ َء‬

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an?kalau kiranya Al-Qur’an itu


bukan dari sisi Allah tentulah mereka mendapatakan pertentanganyang banyak
didalamnaya.”[an-Nisa’:82]

4.Al-Qur’an mudah untuk dihapal berdasarkan firman Allah:

4
‫ان ل ِِّلذ ْك ِر‬
َ ‫َولَ َق ْد َيسَّرْ َنا ْالقُرْ َء‬

“Dan sesungguhnya telah kami mudahkan al-qur’anuntuk pelajaran.”[al-Qamar:32]

5.Al-Qur’an merupakan mukjizat dan tidak seorangpun mampu untuk mendatangkan


yang semisalnya.AllahSubhanahu wa Ta’ala telah menantang ornag arab(kafit
Quraisy)untuk mendatangkan semisalnya,maka mereka menyerah (tidak mampu) Allah
Subhannahu wa Ta’ala berfirman:

َ ‫ون ا ْف َت َراهُ قُ ْل َفأْ ُتوا ِبس‬


‫ُور ٍة م ِّْث ِل ِه‬ َ ُ‫أَ ْم َيقُول‬

“Atau (patutkah)mereka mengatakan:”Muhammad membuat-buatnya”


Katakanlah :”(kalau benar yang kamu katakana itu),maka cobalah datangkan
sebuah surat seumpamanya…”[Yunus:38]

-Konsep ketuhanan dalam Islam

Istilah Tuhan dalam sebutan dalam Al-Qur’an digunakan kata ilaahun,yaitu setiap
yang menjadi penggerak atau motivator ,sehingga dikagumi dan dipatuhi oleh
manusia.Orang yang mematuhunya disebut Abdun(hamba),kata ilaah(tuhan) didalam
Al-Qur’an konotasinya ada dua kemungkinan,yaitu Allah,dan selain
Allah.Subjektif(hawa nafsu)dapat menjadi ilaah(tuhan).Benda-benda seperti
patung,pohon,binatang,dan lain-lain dapat pula berperan sebagai ilah.Demikianlah
seperti dikemukakanpada surah Al-Baqarah(2):165,sebagai berikut:

 
ً ‫ُون هَّللا ِ أَ ْن‬
ِ ‫دَادا ُي ِحبُّو َن ُه ْم َكحُبِّ هَّللا‬ ِ ‫اس َمنْ َي َّتخ ُِذ مِنْ د‬
ِ ‫َوم َِن ال َّن‬

Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah,sebagai tandingan“  


”.terhadap Allah mereka mencintai tuhannya sebagaimana mencintai Allah
 
Sebelum turun Al-Qur’an dikalangan masyarakat Arab telah menganut konsep
tauhud(monoteisme) Allah sebagai Tuhan mereka.Hal ini diketahui dari ungkapan-
ungkapan yang mereka cetuskan,baik dalam do’a maupun acara-acara ritual.Abu
Thalib,ketika memberikan khutbah nikah Nabi Muhammmad dengan khadijah (sekitar
15 tahun sebelum turunnya Al-Qur’an ) ia mengungkapkan kata Alhamdulillah.Adanya
nama Abdullah
(hamba Allah) telah lazim dipakai dikalangan masyarakat Arab sebelum turunnya Al-
Qur’an.Keyakinan akan adanya Allah kemahabesaran Allah,kekuasaan A llah dan lain-
lain,telah mantap.Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan apakah konsep
ketuhanan yang dibawakan Nabi Muhammad?Pertanyaan itu muncul karena dalam
mendakwahkan konsep ilahiyahmendapat tantangan keras dari masyarakat.Jika
konsep ketuhanan yang dibawakan Muhammad sama dengan konsep ketuhanan
yang mereka yakini tentu tidak demikian kejadiannya.
Pengakuan mereka bahwa Allah sebagai pencipta semesta alamdikemukakan dalam
Al-Qur’ansurat al-ankabut(29)ayat 61 sebagai berikut:

sebagai pencipta semesta alam dikemukakan dalam Al-Quran surat Al-Ankabut (29)
ayat 61 sebagai berikut;
 
َ ‫مْس َو ْال َق َم َر لَ َيقُولُنَّ هَّللا ُ َفأ َ َّنى ي ُْؤ َف ُك‬
‫ون‬ َ ْ‫ت َواأْل َر‬
َ ‫ض َو َس َّخ َر ال َّش‬ ِ ‫َولَئِنْ َسأ َ ْل َت ُه ْم َمنْ َخلَقَ ال َّس َم َوا‬

5
 
“Jika kepada mereka ditanyakan, “Siapa yang menciptakan lagit dan bumi, dan
menundukkan matahari dan bulan?” Mereka pasti akan menjawab Allah.
 
Dengan demikian seseorang yang mempecayai adanya Allah,belum tentu orang itu
beriman dan bertaqwa kepadanya,seseorang baru dinyatakan bertuhan kepada Allah
jika ia telah memenuhi segala yang dimuat pleh Allah.Atas dasar itu inti konsep
ketuhanan yang maha esa dalam islam adalah memerankan ajaran Allah yaitu Al-
Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.Tuhan berperan bukan sekedar pencipta
melainkan juga pengatur alam semesta.
Pernyataan lugas dan sederhana cermin manusia bertuhan Allah sebagaimna
dinyatakan dalam surat al-ikhlas.Kalimat syahadat adalah pernyataan lain sebagai
jawaban atas perintah pada surat Al-ikhlas tersebut.Ringkasnya jika Allah yang harus
terbayang dalam kesadaran manusia yang bertuhan Allah adalah disamping Allah
sebagai Zat juga Al-Qur’an sebagai ajaran serta Rasulullah sebagai Uswah Hasanah.
.

6
BAB II

SAINS DAN TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’ANDAN AL-HADITS

Ilmu dalam pandangan Islam mempunyai peranan yang sangat besar dan memiliki
kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah.Bahkan Islam identik dengan ilmu.Ilmu
adalah islam dan islam adalah ilmu.Islam menjadikan ilmu pengetahuan sebagai syarat
dan tujuannya.Islam menyamakan pencarian ilmu pengetahuan dengan ibadah.Islam
memandang sains dan teknologi terkait dengan konsep tauhid,yaitu merupakan satu
kesatuan dengan cabang lainnya.Dalam islam,alam tidak dilihat sebagai enitas
terpisah,melainkan sebagai bagian integral dari pandangan holistic islam tentang
tuhan,manusia dan alam semesta.Keterkaitan ini menyiratkan kesakralan mencari ilmu
alam bagi umat islam,karena alam sendiri dalamal-Qur’an merupakan kumpulan ayat
tanda- tanda keberadaan tuhan.

Salah satu ayat-ayat AL-Qur’an yang berkaitan dengan Sains dan Teknologi sebagai
berikut:

1.QS.Ath Thariq ayat 11 tentang fungsi Atmosfer

“Demi langit yang mengandung hujan[1570]

[1570] Raj'i beararti kembali,hujan dinamakan raj'I dalam ayat ini, yaitu karena
hujan berasal dari uap yang naik dari bumi keudara, kemudian turun ke bumi,
kemudian kembali ke atas dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya.

2.QS.An-Naml ayat 40 tentang Informatika

“Berkatalah seorang yang memiliki ilmu dari AI Kitab [1097]: "Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk karunia Tuhanku

7
untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan
Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan)

dirinya sendiri dan Barang siapa yang ingkar, Maka sesungguhnya Tuhanku Maha
Kaya lagi Maha Mulia ".

* [1097] Al kitab di sini Maksudnya: adalah kitab yang diturunkan sebelum Nabi
Sulaiman adalah Taurat dan Zabur.

3. QS.Al-Qiyamah ayat 3-4 tentang teknologi sidik jari

Ayat 3 Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)
tulang belulangnya?

Ayat 4. Bukan demikian, sebenarnya Kami Kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya
dengan sempurna.

4.QS.Sajdah ayat5 dan QS.Al-Ma’Aarij ayat4 tentang relativitas waktu

Ayat 5 Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu [1190]

* [1190] Maksud urusan itu naik kepadanya adalah beritanya yang dibawa oleh
malaikat. ayat ini suatu tamsil bagi kebesaran Allah dan keagungan.

Ayat 4 malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang
kadarnya llimapuluh ribu tahun. [1510]

* [1510] Maksudnya: malaikat-malaikat dan Jibril jika menghadap Tuhan memakan


waktu satu hari. ketika dilakukan olehmanusia, memakan waktu limapuluh ribu tahun.

8
BAB III

3 GENERASI TERBAIK MENURUT AL-HADITS

Generasiterbaik umat ini adalah para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa


sallam. Mereka adalah sebaik-baik manusia. Lantas disusul generasi berikutnya,lalu
generasi berikutnya,. Tiga kurun ini merupakan kurun terbaik dari umat ini. Dari Imran
bin Hushain radhiyallahu ‘anhuma, bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:

َ ‫َخي َْر أ ُ َّمتِـي َقرْ نِي ُث َّم الَّ ِذي َْن َيلُو َن ُه ْم ُث َّم الَّذ‬
‫ِين َيلُو َن ُه ْم‬

“Sebaik-baik umatku adalah pada masaku. Kemudian orang-orang yang setelah


mereka (generasi berikutnya), lalu orang-orang yang setelah mereka.” (Shahih Al-
Bukhari no. 3650)

Mereka adalah orang-orang yangpaling baik, paling selamat dan paling mengetahui
dalam memahami Islam. Mereka adalah para pendahulu yang memiliki keshalihan
yang tertinggi (as-salafu ash-shalih).

Karenanya, sudah merupakan kemestian bila menghendaki pemahaman dan


pengamalan Islam yang benar merujuk kepada mereka (as-salafu ash-shalih). Mereka
adalah orang-orang yang telah mendapat keridhaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan mereka pun ridha kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala:

‫ت َتجْ ِري‬ ٍ ‫ان َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه ْم َو َرضُوا َع ْن ُه َوأَ َع َّد لَ ُه ْم َج َّنا‬ َ ‫ار َوالَّذ‬
ٍ ‫ِين ا َّت َبعُو ُه ْم ِبإِحْ َس‬ ِ ‫ص‬َ ‫ين َواأْل َ ْن‬ َ ُ‫ون اأْل َوَّ ل‬
َ ‫ون م َِن ْال ُم َها ِج ِر‬ َ ُ‫َّابق‬
ِ ‫َوالس‬
ْ ْ َ َ
‫ِين فِي َها أ َب ًدا ذل َِك ال َف ْو ُز ال َعظِ ي ُم‬ َ ‫أْل‬
َ ‫َتحْ َت َها ا ْن َها ُر َخالِد‬

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-
orang Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik,
Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan
bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar” (At-Taubah: 100)

Allah SWT telah memerintahkan untuk mengikuti para sahabat.Berjalan di atas jalan
yang mereka tempuh.Berperilaku selaras apa yang telah mereka perbuat.Menapaki
manhaj mereka.Firman Allah SWT.yang artinya:

“Dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepadaku.”(Lukman:15)

Menukil ucapan ibnu Qayyim rahimahullah dalam I’lam Al-Muwaqqi’in,terkait ayat


diatas disebutkan bahwa setiap sahabat adalah orang yang kembali kepada Allah
SWT.Maka ,wajib mengikuti jalannya,perkataan-perkataannya,dan keyakinan-
keyakinan (I’tiqad) mereka.Dalil bahwa mereka adalah orang-orang yang kembali

9
kepada Allah SWT.(dikuatkan lagi) dengan firmannya yang menunjukan mereka
adalah orang-orang yang telah diberi Allah SWT.petunjuk.

Firmannya yang artinya:

“Dan Allah memberi petunjuk kepada agamanya orang yang kembali kepadanya.”(Asy-
Syura:13)

Maka, istilah as-salafu ash-shalih secara mutlak dilekatkan kepada tiga kurun yang
utama.Yaitu para sahabat atba’u tabi’in (para pengikut tabi’in).Siapapun yang
mengikuti mereka dari aspek pemahaman pemahaman,I’tiqad,perkataan maupun
amal,maka dia berada diatas manhaj as-salaf.Adanyaancaman yang diberikan Allah
SWT terhadap orang-orang yang memilih jalan-jalan selain jalan yang ditempuh as-
salafu ash-shalih,menunjukkan wajibnya setiap muslim berpegang dengan manhaj as-
salaf.

Disebutkan oleh Asy-Syaikh Ubaid bin Abdillah bin Sulaiman Al-Jabiri


hafizhaullah,bahwa tidaklah orang yang berpahaman khalaf (lawan dari
salaf),termasuk orang-orang yang bergantung dalam jamaah-jamaah dakwah sekrang
ini,kecuali dia akan membenci (dakwah) as-salafiyah.Karena,as-salafiyah tidak
sematapada hal yang terkait penisbahan(pengakuan).Tetapi as-salafiyah memurnikan
keikhlsan karena Allah SWT dan memurnikan mutaba’ah (ikutan) terhadap Nabi
Shalallahu’alaihi wa sallam.Manusia itu terbagi dalam dua kelompok (salah satunya)
yaitu hizbu Ar-Rahman, mereka adalah orang-orang islam yang keimanan mereka
terpelihara,tidak menjadikan mereka keluar secara sempurna dari agama.Jadi,hizbu
Ar-Rahman adalah orang-orang tang tidak sesat dan menyesatkan serta tidak
mengabaikan al-huda (petunjuk) dan al-haq(kebenaran) disetiap temapat dan zaman.
(Ushul wa Qawa’id fi al-Manhaj As-Salafi,hal.12-13)

Rasulullah Saw berdasar hadists dari Al-Mughirah bin Syu’bah ra berkata yang artinya:

‘Akan selalu ada sekelompok orang dari umatku yang unggul /menang hingga tiba
pada mereke keputusan Allah,sedang mereka adalah orang-orang yang
unggul/menang.”(Shahih Al-Bukhari,no.7311)

Menurut Asy-Syaikh Muhammad bin shalih Al-Utsaimin rahimullahu,bahwa yang


dimaksud hadits tersebutadalah adanya sekelompok orang yang berpegang teguh
dengan apa yang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat berada di
atasnya.Mereka dalah orang-orang yang unggul/menang,tak akan termudaratkan oleh
orang-orang yang menelantarkannya dan orang-orang yang menyelisihinya.(Syarhu
Ash-Shahih Al-Bukhari,10/104).

10
Allah SWT senantiasa memunculkan para pembela risalah-Nya.Mereka terus berupaya
menjaga as-sunnah,agar tidak diredup diempas para ahli bid’ah.Bermunculan para
imam,seperti AL-Imam Al-Barbahari,Al-imam Ibnu Khuzaimah,Al-Imam Ibnu
Baththah,Al-Imam Lalika’I,Al-Imam Ibnu Mandah,dan lainnya dari kalangan imam
Ahlus sunnah.Lantas pada kurun berikutnya,ketika mundcul bid’ah sufyah,ahlu kalam
dan falsafat,hadir ditengah umat para imat para imam,seperti Al-Imam Asy-
Syathibi,Syaukhul Islam Ibnu Taimiyh beserta murid-muridnya yaitu Ibnu QayyimIbnu
Abdilhadi,Ibnu Katsir,Adz-Dzahabi,dan lainnya rahimahumullah.

Sosok Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sendiri bagi sebagian umat Islam bukan lagi
sosok yang asing.Kiprah dakwahnya begitu agung.Pengaruhnya sangat luas.Kokoh
dalam memegang sunnah.Sebab menurut beliau sesungguhnya tidak ada
kebahagiaan bagi para hamba,tidak ada pula keselamatan di hari kembali nanti (hari
kiamat) kecuali dengan ittiba’I (mengikuti) Rasullullah SAW.

Dalam ( QS.An-Nisa’:12-14 )yang artinya:

“Hukum- hukum tersebut itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah.Barang siapa taat
kepada Allah dan Rasul-Nya,niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang
mengalir didalamnya sungai-sungai,sedang mereka kekal didalamnya;dan itulah
kemenangan yang besar.Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya
dan melanggar ketentuan-Nya,niscaya Allah memasukannya ke dalam apai neraka
sedang ia kekal didalamnya;dan baginya siksa yang menghunakan.

Maka ketaatan terhadap Allah subhannahu wa Ta’ala telah menciptakan makhluk


dalam rangka untuk beribadah kepadanya,sebaimana firmannya yang artinya:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-
ku.”(Adz-Dzariat:56)

Sesungguhnya peribadahan mereka dengan menaatinya dan taat terhadap


Rasulnya.Tidak ada ibadah kecuali atas sesuatu yang telah dia (Allah SWT) wajibkan
dan sunnahkan dalam agama Allah SWT.Selain dari itu,maka yang ada hanyalah
kesesatan dari jalan-Nya.Untuk hal ini Rasullullah SAW bersabda yang artinya:

“Barangsiapa melakukan satu amal yang tidak ada dasar perintah kami,maka tertolak.”

Rasullullah SAW bersabda pula dalam hadits Al-Irbadh bin sariyah ra.diriwayatkan
Ahlu Sunan dan dishahihkan AT-Tirmidzi rahimahullah, yang artinya:

“Sesungguhnya kalian akan hidup setelahku,kalian akan mendapati banyak


perselisihan.Maka,pegang teguh sunnahku dan sunnah khulafa ar-rasyidin yang
mendapat petunjuk setelahku.Pegang teguh sunnah dan gigit dengan
gerahammu.Danhati-hatilah dari perkara yang diada-adakan,karena setiap bid’ah itu
sesat.”(HR.At-Tirmidzi no.2676)

11
Itulah manhaj(cara pandang)Syaikhul islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu dalam
menetapi islam.Cara pandang inilah yang telah hilang dari sebagian kaum muslimin
sehingga terjatuh pada perkara-perkara yang diada-adakan,yang perkara tersebut
tidak dicontohkan Rasullullah SAW.Perkara tersebut mereka ada-adakan dengan
mengatasnamakan Islam.Padahal Islam sendiri tidak mengajarkan semacam
itu.Mereka trbelenggu bid’ah nan menyesatkan.

12
BAB IV

PENGERTIAN DAN JEJAK SALAFUSSOLEH

Salaf (bahasa arab:salaf as-Salih)adalah tiga generasi Muslim awal yaitu para
sahabat,tabi’in,dan tabi’ut,tabi’in.Kemudian istilah salaf ini dijadikan sebagai salah
satu ,mahnaj(metode) dalam agama Islam,yang mengajarkan syariat islam secara
murni tanpa adanya tambahan dan pengurangan,yaitu salafiyah.Seseorang yang
mengikuti tiga generasi tersebut diatas,ini disebut salafy(as-salafy),jamaknya adalah
salafiyyun(as-salafyyun).Didalam manhaj salaf dikenal beberapa mujtahid yang biasa
disebut Madzhab,seperti Imam Malik,Imam Hanafi,Imam Syafi’I,Imam Ahmad,dan lain-
lain.Kemudian para salafy beranggapan bahwa,jika seseorang melakukan suatu
ibadah tanpa adanya ketetapan dari Allah dan Rasul-rasulnya,bisa dikatakan sebagai
perbuatan Bid’ah.

-Arti salaf menurut bahasa

Salafu Yaslufu Salfan artinya madly(telah berlalu).Dari arti tersebut kita dapati kalimat
Al-Qoum As Sallaf yaitu orang-orang yang terdahulu.Salafur Rajuli artinya bapak
moyangnya.Bentuk jamaknya Aslaaf dan sullaaf.

Dari kalimat As sulfah artinya makanan yang didahulukan oleh seorang sebelum
ghadza’(makan siang).As salaf juga,yang mendahuluimu dari bapak moyangmu serta
kerabatmu yang usia dan kedudukannya diatas kamu.Bemtuk tunggalnya adalah
saalif.Firman Allah Ta’ala:

“…dan kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang- orang yang
kemudian.”(Az-Zukhruf:56)

Artinya,kami jadikan mereka sebagai orang-orang yang terdahulu agar orang-orang


yang datang belakangan mengambil pelajaran dengan(keadaan) mereka.Sedangkan
arti Ummamus Saalifah adalah ummat yang telah berlalu.Berdasarkan hal ini,maka
kata salaf menunjukan kepada sesuatu yang mendahului kamu,sedangkan kamu juga
berada di atas jalan yang di dahuluinya dalam keadaan jejaknya.

-Arti salaf menurut istilah

Allah telah menyediakan bagi ummat ini satu rujukan utama dimana mereka kembali
dan menjadikan pedoman.Firman Allah Ta’ala:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) rasullulah itu duri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang mengharap (rahmat) Allah dan(kedatangan) hari kiamat.(Al-
ahzab:21)

13
Allah juga menerangkan bahwa ummat ini mempunyai generasi pendahulu yang telah
lebih dahulu sampai kepada hidayah dan bimbingan.Allah berfirman:

“Orang-orang terdahulu lagi yang pertama-ama (masuk islam) di antara orang-orang


Muhajirin dan Anshar mengikuti mereka dengan baik Allah ridha kepada mereka dan
mereka ridha kepada Alla.(At-Taubah:100)

Gnerasi salafus shalih merupakan generasi terbaik umat islam.Salah satu jejak salafus
shalih yang menggetarkan hati adalah mereka yang selalu menomersatukan
ketakwaan,menjauhi hal syubhat dan syahwat,serta mereka sering menangisi diri
sendiri yang belum tentu mendapatkan ridha Allah.Syaikh Jamaluddin Al Qasimi
menuliskan dalam kitabnya Mauidzatul Mu’minin:

Para salafus saleh selalu mementingkan ketakwaan,menghindari hal syubhaat dan


Shawat,meski demikian tak jarang saat sendiri mereka menangisi diri mereka yang
belum tentu diridhai Allah.

Adapun akhlak utama Salafus Shalih sebagai berikut:

1.Selalu mengajak pada yang ma’ruf dan melerang dari yang mungkar

Ahlus Sunnah mengajak pada yang ma’ruf (kebaikan) dan melarang dari
kemungkaran.Mereka meyakini bahwa baiknya umat islam yaitu dengan tetap
adanya ajaran amar ma’ruf yang barokah ini.

Amar ma’ruf merupakan bagian dari syariat islam yang paling mulia.

Amar ma’ruf inilah yang merupakan sebab terjaganya jama’ah kaum muslimin.

Amar ma’ruf adalah suatu yang wajib sesuai kemampuan dan dilihat dari
maslahat dalam beramar ma’ruf.

2.Mendahulukan sikap lemah lembut dalam berdakwahh dan amar ma’ruf nahi
mungkar

Ahlus Sunnah wal jama’ah berperindip bahwa hendaknya lebih mendahulukan


sikap lemah lembut ketika amar amar ma’ruf nahi mungkar,hendaklah pula
berdakwah dengan sikap hikmah dan memberi nasehat dengan cara yang baik.

3.Sabar ketika berdakwah

Ahlus Sunnah meyakini wajibnya bersabar dari kelakuan jahat manusia ketika
beramar ma’ruf nahi mungkar.

14
4.Tidak ingin kaum muslim bersellisih

Ahlus Sunnah ketika menegakan amar ma’ruf nahi mungkar,mereka punya satu
prinsip yang selalu dipegang yaitu menjaga keutuhan jama’ah kaum

juga menghilangkan perpecahan dan perselisihan.

5.Memberi nasehat kepada setiap muslim karena agama adalah nasehat

Ahlus Sunnah wal jama’ah pun punya prinsip untuk memberi nasehat kepada
setiap muslim serta salikng tolong menolong terhadap sesma dalam kebaikan
dan takwa.

6.Bersama pemerintah kaum muslimin dalam beragama

Ahlus Sunnah wal jama’ah juga menjaga tegaknya syari’at islam dengan
menegakkan shalat jumamt ,shalat jama’ah,menunaikan haji,berihad dan
berhari raya bersama pemimpikn kaum muslimin baik yang taat pada Allah dan
yang fasik.Prinsip ini jauh berbeda dengan prinsip ahlu bid’ah.

7.Bersegera melaksanakan sholat wajib dan khusuk didalamnya

Bersegera melaksanakan shalat wajib,mereka semangat menegakan shalat


wajib tersebut diawal waktu bersama jama’ah.Shalat diawal waktu lebih utama
daripada shalat di akhir waktu kecuali untuk sholat isya.

Ahlus sunnah memerintahkan untuk khusu’dan thuma’ninah(bersikap tenang)


dalam shalat.

8.Semangat melaksanakan qiyamullail

Ahlus Sunnah wal jama’ah saling menyemangati (menasehati) untuk


menegakkan qiyamul lail (shalat malam) karena amalan ini adalah di antara
petunjuk Nabi SAW.Shalat ini pun yang diperintahkan oleh Allah kepada
Nabinya Shallallahu’alihi wa sallam dan beliau pun bersemangat unntuk taat
kepada Allah Ta’ala.

9.Tegar menghadapi ujian

Ahlus sunnah wal jama’ah tetap teguh ketika mereka mendapatkan ujian,yaitu
bersabar dalam menghadapi musibah.Mereka pun bersyukur ketika
mendapatkan kelapangan.Mereka ridho dengan takdir yang terasa pahit.

10.Tidak mengharap-harap datangnya musibah

15
Ahlus sunnah tidaklah mengharap-harap datangnya musibah.Mereka pun tidak
meminta pada Allah agar didatangkan musibah.Karena mereka tidak
tahu,apakah nantinya mereka termasuk orang-orang yang bersabar ataukah
tidak.Akan tetapi,jika musibah tersebut datang,mereka akan bersabar.

11.Tidak berputus asa dari pertolongan Allah ketika menghadapi cobaan

Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang seseoranguntuk berputus asa.Akan


tetapii pada saat tertimpa musibah,mereka terus berusaha untuk mencari jalan
keluar dan pertolongan Allah yang pasti datang.karena di balik kesulitan ada
kemudahan yang begitu dekat.

12.Tidak kufur nikmat

Ahlus sunnah adalah orang yang begitu semangat untuk bersyukur pada
Allah.Mereka selalu bersyukur atas segala nikmat yang kecil maupun besar.

13.Selalu menghiasi diri dengan akhlak yang mulia

Ahlus sunnah selal menghiasi diri dengan akhlak yang mulia dan baik.Nabi
Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda yang artinnya:

“Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang baik


akhlaknya.”(HR.Tirmidzi no.1162,Abu Daud no.2792,hasan shahih)

16
BAB V

AJARAN DAN TUNTUNANTENTANG BERBAGI,PENEGAKANSERTA


KEADILAN HUKUM DALAM ISLAM

Ajaran Islam,yaitu apa yang tertulis di dalam litab suci Al-Qur’an,yaitu Surat An Nisa
ayat 58 yang artinya:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak


menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang
sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.”

Secara sederhana dapat dimengerti bahwa pesan ayat itu adalah memberikan amanah kepada
orang yang berhak menerimanya dan dalam memberikan keadilan itu maka penegak hukum
diberi amanah untuk wajib menetapkan putusan secara adil, yaitu adil yang sesuai konsep
keadilan yang dikehendaki oleh Allah SWT.

Dalam buku Konsep Keadilan dalam Al-Qur’an - Perspektif QuraishShihab dan Sayyid Qutub,
dikatakan bahwa konsep keadilan itu adalah: (1) adil dalam arti sama; (2) adil di dalam arti
seimbang; (3) adil di dalam arti perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan hak-hak
itu kepada setiap pemiliknya; dan (4) adil di dalam arti ‘yang dinisbahkan kepada Allah’.

Memang ada satu perbedaan antara konsep keadilan dari perspektif hakim maupun masyarakat.
Sebab masyarakat melihat bahwa keadilan itu tidak ada ukurannya. Yang penting,
pemahamannya itu adalah adil ya adil.

Keadilan merupakan harapan yang dapat dirasakan bagi seluruh umat manusia,
karena keadilan merupakan sebuah cita-cita luhur setiap negara untuk menegakkan
keadilan. Karenanya Islam menghendaki tegaknya keadilan. Keadilan dalam Islam
mencakup berbagai aspek kehidupan yang merangkumi keadilan distributif, retributif
dan, sosial, dan politik. Asas-asas menegakkan keadilan dalam Islam yaitu kebebasan
jiwa yang mutlak dan persamaan kemanusiaan yang sempurna. Keadilan dalam Islam
digant kepada keadilan yang telah ditentukan oleh Allah dalam al-Qur'an dan didukung
oleh Hadits dari Rasulullah SAW. Karena tidak mungkin manusia dapat melihat
keadilan itu benar dan tepat.

17
Dilihat dari sumbernya keadilan dapat diklasifikasikan menjadi dua; keadilan positif dan
keadilan revelasional. Keadilan positif adalah konsep-konsep produk manusia yang
dirumuskan berdasarkan kepentingan-kepentingan individual maupun kepentingan
kolektif mereka. Skala-skala keadilan dalam hal ini berkembang melalui persetujuan-
persetujuan diam-diam maupun tindakan formal singkatnya, keadilan jenis ini
merupakan produk interaksi antara harapan-harapan dan kondisi yang ada.
Sedangkan keadilan revelasional adalah keadilan yang bersumber dari Tuhan yang
disebut dengan keadilan Ilahi. Keadilan ini dianggap berlaku bagi seluruh manusia,
terutama bagi pemeluk agama yang taat. (Majid Khadduri, 1999:1).

Wahbah Zuhayli, dalam menafsirkan surat Al-Syura ayat 14 menyatakan bahwa


keadilan salah satu ajaran yang diemban oleh setiap rasul, bahkan konsep keadilan itu
tidak mengalami perubahan dari generasi seorang rasul sampai kepada generasi
rasul-rasul berikutnya, dan berakhir pada Muhammad saw (Wahbah Zuhayli, 1991 :
41). Nabi Muhammad saw sebagai pengemban risalah Allah yang terakhir, juga
memiliki ajaran keadilan. Jika Al-Quran dan Al Hadits disepakati sebagai dua sumber
pokok dan utama dan ajaran Muhammad saw, maka umat Islam memiliki pegangan
yang kuat untuk menggali dan memahami konsep keadilan yang kemudian dapat
diaplikasikan dalam kehidupan individual dan sosial mereka.

Al-Quran sebagai sumber ajaran Islam yang utama, banyak sekali menyebut keadilan.
Kata al-Adl, dalam berbagai bentuk katanya disebut sebanyak 28 kali, kata al-Qisth
dalam berbagai shighahnya disebut sebanyak 27 kali, dan kata al-Mizan yang
mengandung makna yang relevan dengan keduanya disebut 23 kali (Muhammad Fuad
Abd al-Baqi, 1987 : 448-449 dan 544-545).

Dilihat dari sumbernya keadilan dapat diklasifikasikan menjadi dua; keadilan positif dan
keadilan revelasional. Keadilan positif adalah konsep-konsep produk manusia yang
dirumuskan berdasarkan kepentingan-kepentingan individual maupun kepentingan
kolektif mereka. Skala-skala keadilan dalam hal ini berkembang melalui persetujuan-
persetujuan diam-diam maupun tindakan formal singkatnya, keadilan jenis ini
merupakan produk interaksi antara harapan-harapan dan kondisi yang ada.
Sedangkan keadilan revelasional adalah keadilan yang bersumber dari Tuhan yang
disebut dengan keadilan Ilahi. Keadilan ini dianggap berlaku bagi seluruh manusia,
terutama bagi pemeluk agama yang taat. (Majid Khadduri, 1999:1).

Wahbah Zuhayli, dalam menafsirkan surat Al-Syura ayat 14 menyatakan bahwa


keadilan salah satu ajaran yang diemban oleh setiap rasul, bahkan konsep keadilan itu
tidak mengalami perubahan dari generasi seorang rasul sampai kepada generasi
rasul-rasul berikutnya, dan berakhir pada Muhammad saw (Wahbah Zuhayli, 1991 :
41). Nabi Muhammad saw sebagai pengemban risalah Allah yang terakhir, juga
memiliki ajaran keadilan. Jika Al-Quran dan Al Hadits disepakati sebagai dua sumber
pokok dan utama dan ajaran Muhammad saw, maka umat Islam memiliki pegangan
yang kuat untuk menggali dan memahami konsep keadilan yang kemudian dapat
diaplikasikan dalam kehidupan individual dan sosial mereka.

18
Al-Quran sebagai sumber ajaran Islam yang utama, banyak sekali menyebut keadilan.
Kata al-Adl, dalam berbagai bentuk katanya disebut sebanyak 28 kali, kata al-Qisth
dalam berbagai shighahnya disebut sebanyak 27 kali, dan kata al-Mizan yang
mengandung makna yang relevan dengan keduanya disebut 23 kali (Muhammad Fuad
Abd al-Baqi, 1987 : 448-449 dan 544-545).

Banyaknya ayat Al-Quran yang membicarakan keadilan menunjukkan bahwa Allah Swt
adalah sumber keadilan dan memerintahkan menegakkan keadilan di dunia ini kepada
para rasulNya dan seluruh hambaNya. Walaupun tidak ada satupun ayat Al-Quran
yang secara eksplisit menunjukkan bahwa al-Adl merupakan sifat Allah, namun banyak
ayat yang menerangkan keadilanNya (M. Quraisy Shihab, 2000 : 149). Oleh karena itu,
dalam kajian al-Asma al-Husna, al-Adl merupakan salah satu asma Allah, tepatnya
asma yang ke- 30 dari 99 al-Asma al-Husna itu.

Mengenal sifat keadilan Allah mempunyai tujuan untuk lebih meyakini dan
mendekatkan diri kepadaNya. Lebih jauh dari itu, mendorong manusia berbudi pekerti
sebatas kemampuannya dengan sifat adil Allah itu, dan mendorong mereka untuk
berupaya dengan sungguh-sungguh untuk meraih sesuai dengan kemampuannya
sifat adil itu, menghiasi diri, dan berakhlak dengan keadilan itu (M. Quraisy Shihab,
2000 : 32-33).

Allah Swt itu sendiri dengan firmanNya di dalam AL-Quran, memerintahkan


mengakkan keadilan kepada para rasulNya dan seluruh hambaNya. Perintah Allah
yang ditujukan kepada rasul itu terdapat pada surat al-Hadid (57) ayat 25.

"Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti


yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan)
agar manusia dapat menegakkan keadilan"

Ayat ini, secara gamblang, mengandung pengertian bahwa setiap rasul adalah
pengemban keadilan Tuhan yang tertuang dalam al-Kitab. Bagi Muhammad saw
keadilan yang diembanNya tertuang dalam Al-Quran. Ayat ini juga menegaskan bahwa
umat manusia mempunyai tugas yang sama dengan para rasul dalam menegakkan
keadilan, dan acuan umat Islam dalam menegakkan keadilan adalah All-Quran.

Makna Keadilan

Adil, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti tidak berat sebelah, tidak
memihak, berpihak kepada yang benar, berpegang kepada kebenaran, sepatutnya,
dan tidak sewenang-wenang (Depdikbud, 1990 : 6-7).

19
Keadilan berarti kesamaan, berasal dari kata kerja (fiil) adala dan mashdarnya adalah
al-adl dan al-idl. As-adl untuk menunjukkan sesuatu yang hanya ditangkap oleh
bashirah (akal fikiran), dan al-idl untuk menunjukkan keadilan yang bisa ditangkap oleh
panca indera. Contoh yang pertama adalah keadilan di bidang hukum, dan contoh
yang kedua antara lain : keadilan dalam timbangan, ukuran, dan hitungan (al-Asfahani,
1972 : 336).

M. Quraisy Shihab (1996 : 111) mengatakan bahwa keadilan yang berarti kesamaan
memberi kesan adanya dua pihak atau lebih, karena kalau hanya satu pihak, tidak
akan terjadi adanya persamaan. Kata al-adl, demikian Quraisy melanjutkan,
diungkapkan oleh Al-Quran antara lain dengan kata al-adl, al-qisth, dan al-mizan.
Sementara itu, Majid Khadduri (1999 : 8) menyebutkan. Sinonim kata al-adl; al-qisth,
al-qashd, al-istiqamah, al-wasath, al-nashib, dan al-hishsha. Kata adil itu mengandung
arti : pertama; meluruskan atau duduk lurus, mengamandemen atau mengubah,
kedua; melarikan diri, berangkat atau mengelak dari satu jalan yang keliru menuju jalan
lain yang benar, ketiga sama atau sepadan atau menyamakan, dan keempat;
menyeimbangkan atau mengimbangi, sebanding atau berada dalam suatu keadaan
yang seimbang.

Dari beberapa macam makna keadilan tersebut di atas, para pakar agama Islam, pada
umumnya, merumuskan menjadi empat makna (M. Quraisy Shihab, 1996:114-11 6).
Pertama, adil dalam arti sama. Jika dikatakan bahwa seseorang itu adil, artinya dia
memperlakukan sama antara orang yang satu dengan orang lain.

Maksud persamaan di sini adalah persamaan dalam hak. Dalam surat al-Nisa (4) : 58
dinyatakan :

"Apabila kamu sekalian memutuskan perkara diantara manusia, maka kamu sekalian
harus memutuskan secara adil".

Kata al-adl pada ayat ini, menurut Quraisy Shihab (1996:114), berarti persamaan,
dalam arti bahwa seorang hakim harus memperlakukan sama antara orang-orang yang
berperkara, karena perlakuan sama antara para pihak yang berperkara itu merupakan
hak mereka. Murtadha Muthahari (1992:56), dalam pengertian yang sama,
mengatakan bahwa keadilan dalam arti persamaan ini bukan berarti menafikan
keragaman kalau dikaitkan dengan hak kepemilikan. Persamaan itu harus diberikan
kepada orang-orang yang mempunyai hak kepemilikan yang sama. Jika persamaan itu
diberikan kepada orang-orang yang mempunyai hak kepemilikan yang berbeda, yang
terjadi bukan persamaan tapi kezaliman.

20
Al-Quran mengisahkan dua orang berperkara yang datang kepada Nabi Dawud AS
untuk mencari keadilan. Orang pertama memiliki sembilan puluh sembilan ekor
kambing betina, sedang orang ke dua memiliki seekor. Orang pertama mendesak agar
ia diberi pula yang seekor itu agar genap menjadi seratus ekor. Keputusan Nabi
Dawud AS, bukan membagi kambing itu dengan jumlah yang sama, tapi menyatakan
bahwa pihak pertama telah berlaku aniaya terhadap pihak kedua

Kedua, adil dalam arti seimbang. Di sini, keadilan identik dengan


kesesuaian/proporsional. Keseimbangan tidak mengharuskan persamaan kadar dan
sarat bagi semua bagian unit agar seimbang. Bisa saja satu bagian berukuran kecil
atau besar, sedangkan kecil dan besarnya ditentukan oleh fungsi yang diharapkan
darinya.

Petunjuk al-Quran yang membedakan antara yang satu dengan yang lain, seperti
pembedaan laki-laki dan perempuan pada beberapa hak waris dan persaksian apabila
ditinjau dari sudut pandang keadilan harus dipahami dalam arti keseimbangan, bukan
persamaan.

Keadilan dalam pengertian ini menimbulkan keyakinan bahwa Allah yang Maha
Bijaksana dan Maha Mengetahui menciptakan dan mengelola segala sesuatu dengan
ukuran, kadar dan waktu tertentu guna mencapai tujuan. Keyakinan itu nantinya akan
Firman Allah swt, surat al-Rahman (55) ayat 7 menyatakada keadilan Ilahi. (M. Quraisy
Shihab, 1996:118).

Dan Allah telah meninggikan langit dan ia menegakkan neraca (keadilan)".

Keadilan disini mengandung pengertian keseimbangan sunnatullah yang berlaku di


seluruh langit.

Ketiga, adil dalam arti perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikan hak-hak
itu kepada para pemiliknya. Lawan keadilan dalam pengertian ini adalah kezaliman.

Murtadha Muthahhari (1992 : 56) menamakan keadilan ini dengan keadilan sosial.
Individu-individu sebagai anggota masyarakat dapat meraih kebahagian dalam bentuk
yang lebih baik. Oleh karena itu, hak-hak dan preferensi-preferensi individu itu, mesti
dipelihara dan diwujudkan. Keadilan, dalam hal ini, bukan berarti mempersamakan
semua anggota masyarakatsepeti konsepkomunis, sama rasa sama ratamelainkan
mempersamakan mereka dalam kesempatan mengukir prestasi.

Keempat, adil yang dinisbahkan kepada Ilahi. Adil di sini berarti memelihara kewajiban
atas berlanjutnya eksistensi, tidak mencegah kelanjutan eksistens dan perolehan
rahmat sewaktu terdapat banyak kemungkinan untuk itu. Keadilan Allah swt pada
dasarnya merupakan rahmat dan kebaikannya. Firman Allah swt yang terdapat pada
surat Hud (11) ayat 6 menegaskan :

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi ini melainkan Allah-lah yang
memberi irzkinya..”

21
Semua dibangun atas asas kesatuan antara alam dunia dan alam akhirat dalam sistem
tunggal yang hidup dalam hati setiap individu. Ajaran Islam menurut Quthb

1). mengatur bentuk hubungan Tuhan dengan makhluk-Nya, hubungan antara sesama


makhluk, dengan alam semesta dan kehidupan, hubungan manusia dengan dirinya,
antara individu dengan masyarakat, antara individu dengan negara, antara seluruh
umat manusia, antara generasi yang satu dengan generasi yang lain, semuanya
dikembalikan kepada konsep menyeluruh yang terpadu, dan inilah yang disebut
sebagai filsafat Islam.

Islam memerintahkan kepada setiap manusia untuk berbuat adil atau menegakkan
keadilan pada setiap tindakandan perbuatan yang dilakukan (Qs. an-Nisaa (4): 58):
Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan ama- nat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apa bila menetapkan hukum di antara manusia
supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberikan pengajaran
yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha
Melihat.

Dalam Al-Qur’an Surat an-Nisaa ayat 135 juga dijumpal perintah kepada orang-orang


yang beriman untuk menjadi penegak keadilan, yaitu:

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benarpenegak


keadilan, menjadi saksi karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau Ibu, Bapak
dan kaum kerabatmu. Jika ia, kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemasalahatanya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dan kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
dengan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segalanya apa
yang kamu lakukan’

Perintah untuk berlaku adil atau menegakkan keadilan dalam menerapkan hukum tidak
memandang perbedaan agama, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an
Surat asSyuura (42) ayat 15, yakni:

Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah:
“Aku beriman kepada semua kitab yaig diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya
berlaku adil di antara kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-
amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu Allah mengumpulkan
antara kita dan kepada-Nyalah kebali (kita).

Begitu pentingnya berlaku adil atau menegakkan keadilan, sehingga Tuhan


memperingatkan kepada orang-orang yang beriman supaya jangan karena kebencian
terhadap suatu kaum sehingga memengaruhi dalam berbuat adil, sebagaimana
ditegaskan dalam A1-Qur’an Surat al-Maidah (5) ayat 8, yakni:

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah

22
sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu Untuk berlaku tidak
adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan takwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Keadilan dalam sejarah perkembangan pemikiran Filasafat Islam tidak terlepas dan
persoalan keterpaksaan dan kebebasan. Para Teolog muslim terbagi dalam dua
kelompok, yaitu Kaum Mu’tazilah yang membela keadilan dan kebebasan, sedangkan
Kaum Asy’ari yang membela keterpaksaan. Kaum Asy’ari menafsirkan keadilan
dengan tafsiran yang khas yang menyatakan Allah itu adil, tidak berarti bahwa Allah
mengikuti hukum-hukum yang sudah ada sebelumnya, yaitu hukum-hukum keadilan
tetapi berarti Allah merupakan rahasia bagi munculnya keadilan. Setiap yang dilakukan
oleh Allah adalah adil dan bukan setiap yang adil harus dilakukan oleh Allah, dengan
demikian keadilan bukan lah tolok ukur untuk perbuatan Allah melainkan perbuatan
Allahlah yang menjadi tolok ukur keadilan. Adapun Kaum Mu’tazilah yang membela
keadilan berpendapat bahwa keadilan memiliki hakikat yang tersendiri dan sepanjang
Allah mahabijak dan adil, maka Allah melaksanakan perbuatannya menurut kriteria
keadilan.

Murtadha Muthahhari

2).mengemukakan bahwa konsep adil dikenal dalam empat hal; pertama, adil


bermakna keseimbangan dalam arti suatu masyarakat yang ingin tetap bertahan dan
mapan, maka masyarakat tersebut harus berada dalam keadaan seimbang, di mana
segala sesuatu yang ada di dalamnya harus eksis dengan kadar semestinya dan
bukan dengan kadar yang sama. Keseimbangan sosial mengharuskan kita melihat
neraca kebutuhan dengan pandangan yang relatif melalui penentuan keseimbangan
yang relevan dengan menerapkan potensi yang semestinya terhadap keseimbangan
tersebut. Al-Qur’an Surat ar-Rahman 55:7 diterjemahkan bahwa: “Allah meninggikan
langit dan dia meletakkan neraca (keadilan)”.

Para ahli tafsir menyebutkan bahwa, yang dimaksud oleh ayat tersebut adalah
keadaan alam yang diciptakan dengan seimbang. Alam diciptakan dan segala sesuatu
dan dan setiap materi dengan kadar yang semestinya dan jarak-jarak diukur dengan
cara yang sangat cermat. Kedua, adil adalah persamaan penafian terhadap perbedaan
apa pun. Keadilan yang dimaksudkan adalah memelihara persamaan ketika hak
memilikinya sama, sebab keadilan mewajibkan persamaan seperti itu, dan
mengharuskannya. Ketiga, adil adalahmemelihara hak-hak individu dan memberikan
hak kepada setiap orang yang berhak menerimanya. Keadilan seperti ini adalah
keadilan sosial yang harus dihormati di dalam hukum manusia dan setiap individu
diperintahkan untuk menegakkannya. Keempat, adil adalah memelihara hak atas
berlanjutnya eksistensi.

Konsepsi keadilan Islam menurut Qadri

23
3).mempunyai arti yang lebih dalam daripada apa yang disebut dengan keadilan
distributif dan finalnya Aristoteles; keadilan formal hukum Romawi atau konsepsi
hukum yang dibuat manusia lainnya. Ia merasuk ke sanubari yang paling dalam dan
manusia, karena setiap orang harus berbuat atas nama Tuhan sebagai tempat
bermuaranya segala hal termasuk motivasi dan tindakan. Penyelenggaraan keadilan
dalam Islam bersumber pada Al-Qur’an serta kedaulatan rakyat atau komunitas Muslim
yakni umat.

Makna yang terkandung pada konsepsi keadilan Islam ialah menempatkan sesuatu
pada tempatnya, membebankan sesuatu sesuai daya pikul seseorang, memberikan
sesuatu yang memang menjadi haknya dengan kadar yang seimbang. Prinsip pokok
keadilan digambarkan oleh Madjid Khadduri

4).dengan mengelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu aspek substantifdan


prosedural yang masing-masing meliputi satu aspek dan keadilan yang berbeda.
Aspek substantif berupa elemen-elemen keadilan dalam substansi syariat (keadilan
substantif), sedangkan aspek prosedural berupa elemen-elemen keadilan dalam
hukum prosedural yang dilaksanakan (keadilan prosedural).

Manakala kaidah-kaidah prosedural diabaikan atau diaplikasikan secara tidak tepat,


maka ketidakadilan prosedural muncul. Adapun keadilan substantif merupakan aspek
internal dan suatu hukum di mana semua perbuatan yang wajib pasti adil (karena
firman Tuhan) dan yang haram pasti tidak adil (karena wahyu tidak mungkin
membebani orangorang yang beriman suatu kezaliman). Aplikasi keadilan prosedural
dalam Islam dikemukakan oleh Ali bin Abu Thalib

5).pada saat perkara di hadapan hakim Syuraih dengan menegur hakim tersebut
sebagai berikut:

1. Hendaklah samakan (para pihak) masuk mereka ke dalam majelis, jangan ada yang
didahulukan.

2. Hendaklah sama duduk mereka di hadapan hakim.

3. Hendaklah hakim menghadapi mereka dengan sikap yang sama.

4. Hendaklah keterangan-keterangan mereka sama didengarkan dan diperhatikan.

5. Ketika menjatuhkan hukum hendaklah keduanya sama mendengar.

24
Daftar Pustaka

Konsep ketuhanan dalam Islamhttps://sites.google.com/site/ujppai/materi-


kuliah/materi-03diakses pada tanggal 25 Oktober 2020

https://almanhaj.or.id/2824-keistimewaan-keistimewaan-al-quran.html

Sains dan Teknologi dalam Islam melalui http://info.pikiran-rakyat.com/?q=info-


kita/sains-dan-teknologi-islami#:~:text=Islam%20memandang%20sains%20dan
%20teknologi,Tuhan%2C%20manusia%20dan%20alam%20semesta.diaksesDiakses
pada tanggal 25 Oktober 2020

Ayat Al Qur’an tentang sains dan teknologi http://dindaravi.blogspot.com/2015/10/ayat-


al-quran-tentang-sains-dan_82.html?m=1#:~:text=30.%20dan%20Apakah%20orang
%2Dorang,jadikan%20segala%20sesuatu%20yang%20hidup. Diakses pada tanggal
25 Oktober 2020

Tiga generasi terbaik umat Islam melalui https://qurandansunnah-wordpress-


com.cdn.ampproject.org/v/s/qurandansunnah.wordpress.com/2009/07/29/tiga-
generasi-terbaik-umat-manusia/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=16035780156095&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fqurandansunnah.wordpress.com%2F2009%2F07%2F29%2Ftiga-generasi-
terbaik-umat-manusia%2F

https://www.sekolahkebuntumbuh.sch.id/2016/04/26/tiga-generasi-terbaik-umat-
manusia/Diakses pada tanggal 25 Oktober 2020

Salaf https://id.m.wikipedia.org/wiki/Salaf

Jejak Salafus shaleh yang menggemparkan hati melalui


https://bincangsyariah.com/khazanah/salafus-shalih-yang-menggetarkan-hati/ Diakses
pada tanggal 24 Oktober 2020

13 Akhlak Salafus Shalih https://muslim.or.id/9793-13-akhlak-utama-salafus-shalih.html

Keadilan dalam perspek Islam melalui


https://www.researchgate.net/publication/331705690_KEADILAN_DALAM_PERSPEK
TIF_ISLAMDiaksesDiakses pada tanggal 25 Oktober 2020

25
LAMPIRAN

Manhaj : Cara pandang

I'tiqad : Keyakinan

Tauhid : Menjadikan sesuatu jadi satu saja

Uswah Hasanah : Teladan yang baik

Menukil : mengutip

Bid'ah : Perbuatan yang dikerjakan tidak menurut contoh yang sudah ditetapkan

Khulafa ar-Rasyidin : Kekhalifahan Islam yang berdiri setelah meninggalnya Nabi


Muhammad SAW

Syubhat : Ketidakjelasan atau kesamaran,sehingga tidak diketahui halal haramnya


sesuatu secara jelas

Qiyamulail :Amalan beribadah pada malam hari dengan mengerjakan shalat-shalat


sunat

26

Anda mungkin juga menyukai