Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Kedudukan Hadits dan Fungsinya Terhadap Al-Qur'an

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata pelajaran : Al-Qur'an dan Hadits

Guru pembimbing : Ahmad Munasir S. Pd. I

Kelas : X.5

kelompok 2

1) Arischa Tri Aulia


2) Deva yulianti
3) Yuniarti Arzaaq
4) Davi Yolanda Pratama
5) M. Adithyar Rahman
6) Rexi Ganda Saputra
Kata pengantar
Puji syukur kepada ALLAH SWT atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul "Kedudukan Hadits dan Fungsinya
Terhadap Al-Qur'an".makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Al-Quran hadits. Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kita sendiri dan
khususnya pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya
makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif yang
kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang
lain dan pada waktu mendatang.
Daftar isi
Kata pengantar

Daftar isi

Pendahuluan

Bab VII

A. Kedudukan Hadits dalam Islam

1. Kedudukan Hadits berdasarkan Akal

2. Kedudukan Hadits berdasarkan Petunjuk Nash Al-Qur'an

3. Kedudukan Hadits berdasarkan Ijma' Sahabat

4. Kedudukan Hadits berdasarkan Hadits Nabi Muhammad saw.

B. Macam-macam Hadits

1. Qauliyyah.

2. Filiyyah.

3. Taqririyyah.

4. Hammiyyah.

C. Fungsi Hadits terhadap Al-Qur'an

1. Menjelaskan Kandungan Al-Qur'an (Bayanut Tafsir).

2. Menetapkan dan Memperkuat Kandungan Al-Qur'an (Bayanut Taqrir).

3. Berdiri Sendiri dalam Menetapkan Hukum (Bayanut Tasyri').

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Pendahuluan
 Apersepsi
Pada suatu ketika, Imran bin Husen duduk-duduk bersama dengan para sahabatnya. Tiba-tiba
seorang dari mereka berkata, "Janganlah kamu menceritakan kepada kami selain Al-Qur'an".
Imran memanggilnya "mendekatlah kemari!. tahukah kamu, seandainya kamu dan sahabat-
sahabatmu hanya berpegang pada Al-Qur'an apakah akan mendapatkan keterangan darinya
bahwa shalat Zuhur itu empat rakaat, shalat Ashar empat rakaat, shalat Magrib itu tiga rakaat,
dan kamu mengeraskan bacaan pada dua rakaat pertama saja? Apakah kamu juga akan
mendapatkan keterangan darinya bahwa thawaf itu mengelilingi Ka'bah tujuh kali? Begitu sa'i
antara Shafa dan Marwah?" Selanjutnya ia berkata, "Ingatlah, Rasulullah saw bersabda,
"Wahai kaumku, ambillah dariku (sunnah Rasulullah), karena sesungguhnya demi Allah, jika
kamu mengabaikannya, niscaya kamu benar-benar akan tersesat."
Begitulah antara lain fungsi hadits/sunah terhadap Al-Qur'an. Hadits/sunah mempunyai
kedudukan yang tinggi dan fungsi yang sangat strategis dalam pelaksanaan ajaran Islam.
Karena itu pula, hadits juga ada yang dipalsukan. Kamu harus berhati-hati terhadap hadits
palsu. Agar kamu bertambah yakin bahwa hadits mempunyai kedudukan tinggi. sangat
dibutuhkan, dan agar kamu tidak salah memilih hadits. simaklah pembahasan dalam bab ini
dengan saksama!
 Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa dapat:
1. Menyakini kebenaran yang terkandung dalam hadits.
2. Menumbuhkan semangat belajar ulamul hadis dan mengkaji hadits-hadits.
3. Memahami macam-macam sunah atau hadits dan fungsinya terhadap Al-Qur'an.
4. Terampil dalam memaparkan macam- macam sunah atau hadits dan fungsinya terhadap Al-
Qur'an.
 Strategi Pencapaian Kompetensi
Pencapaian kompetensi bagi siswa setelah mempelajari bab ini adalah:
1. Berdiskusi:Bacalah, pahamilah dan diskusikanlah dengan teman-temanmu tentang macam-
macam sunah dan fungsinya terhadap
2. Pendalaman:Beranikanlah diri kalian untuk menerangkan di depan kelas tentang macam-
macam sunah dan funngsinya terhadap Al-Qur'an.
3. Pembiasaan:Biasakanlah diri kalian untuk membaca buku-buku yang membahas tentang
uliumul hadis dan rajinlah menghafalkan hadits sahih yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Memetik Hasil:Berpegang teguh terhadap hadits sahih dan rajin mengamalkan isi
kandungan- nya, yang diperintahkan Al-Qur'an.
Kedudukan Hadits dan Fungsinya Terhadap Al-Qur'an
A. Kedudukan Hadits dalam Islam
1.Kedudukan Hadits berdasarkan Akal

Agama Islam yang diikuti oleh umat sekarang ini adalah agama yang dibawa oleh utusan Allah swt.
yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw. Jika kita percaya beliau sebagai utusan Allah swt., kita pun
tentunya wajib menaati segala peraturan yang dibawanya, bukan? Sebab apa yang beliau bawa adalah
dari Allah swt., dan seandainya ada hasil ijtihad sendiri, itu pun selalu dalam petunjuk dan bimbingan-
Nya. Dengan demikian, selama tidak ada nash yang me-nasakh-kannya (menghapuskannya) haruslah
kita ikuti.

2.Kedudukan Hadits berdasarkan Petunjuk Nash Al-Qur'an

Banyak ayat Al-Qur'an yang mewajibkan kita mengikuti hukum-hukum dan peraturan yang datang
dari Rasulullah saw., antara lain surah Al-Hasyr/59: 7.

... ۷ :‫ب (الحشر‬ َ َ ‫هللا ِإنَّ هَّللا‬


ِ ‫شدِي ُد ا ْل ِع َقا‬ َ ‫س ْول ُ َف َخ ُذوهُ َو َما َته ُك ْم َع ْن ُه َفا ْن َت ُهوا َوا َّتقُوا‬ َّ ‫َو َما َأ ْت ُك ُم‬
ُ ‫الر‬

Artinya: "... Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu
maka tinggalkanlah. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya." (QS.
Al-Hasyr/59: 7)

3. Kedudukan Hadits berdasarkan Ijma' Sahabat

Telah menjadi kesepakatan di kalangan para sahabat bahwa wajib bagi umat Islam mengikuti
hadits/sunah, baik sewaktu Rasulullah saw, masih hidup maupun setelah wafatnya. Tidak ada seorang
pun dari sahabat dan tabi'in yang mengingkarinya. Maka, jika di antara mereka tidak menjumpai
ketentuan tentang suatu perkara dalam Al-Qur'an, mereka pun satu sama lainnya saling menanyakan
ketentuannya dalam hadits/sunah. Karena mereka telah menjadikan hadits/sunah sebagai pedoman
hidup kedua setelah Al-Qur'an, baik dalam hubungannya beribadah kepada Allah secara langsung.
maupun yang berhubungan dengan moral sesama manusia atau lingkungannya.

4. Kedudukan Hadits berdasarkan Hadits Nabi Muhammad saw.

Nabi saw bersabda:

ِ ‫ت فِ ْي ُك ْم َأ ْم َري ِْن لَ ْن ت‬
‫َضلُّوْ ا َما تَ َم َّس ُك ْم‬ َ ِ‫َأ َّن َرسُو َل هللا‬
ُ ‫ " تَ َر ْك‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬

‫ َو ُسنَّةَ نَبِيِّ ِه‬، ِ ‫َاب هَّللا‬


َ ‫ ِكت‬:‫بِ ِه َما‬

Artinya: Sesungguhnya, Rasulullah saw bersabda, "Aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang jika
kalian berpegang teguh pada keduanya kalian tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah (Al-Qur'an) dan
sunah Nabi-Nya (hadirs)." (H.R. Imam Malik)
B. Macam-Macam Hadits
1. Qauliyyah

Hadits Qauliyyah adalah hadits/sunah Nabi Muhammad saw. berupa perkataan/ucapan (sabda) beliau
dalam berbagai hal dan keadaan. Mayoritas hadits Nabi Muhammad saw merupakan qauliyyah. hal ini
dapat dikenali dengan redaksi dan riwayat hadits yang menggunakan lafal qala atau yaqūlu Artinya, ciri
dari hadits qauliyyah ini menceritakan bahwa Nabi saw bersabda atau berkata tentang berbagai hal.

2. Fi'liyyah

Hadits Fi'liyyah adalah hadits/sunnah Nabi Muhammad saw. berupa perbuatan/cara beliau beribadah.
seperti cara beliau shalat, puasa, haji, dan lain-lain. Hadits fi'liyyah ini cenderung menginformasikan
perihal perbuatan Nabi saw. yang sering ditandai dengan lafal kana atau yakūnu. Lafal tersebut sering
kali disandingkan dengan keterangan perbuatan/perilaku Nabi Muhammad saw. seperti perbuatan Nabi
Muhammad saw. yang selalu mengontrol şaf (barisan makmum) sebelum takbir ketika menjadi imam
shalat.

3. Taqririyyah

Hadits taqririyyah adalah hadits/sunah Nabi Muhammad saw. yang berupa penetapan atau penilaian
beliau terhadap yang diucapkan atau dilakukan para sahabat, karena perkataan atau perbuatan
sahabat tersebut diakui dan dibenarkan olehnya. Ada kalanya hadits taqririyyah ini menceritakan Nabi
Muhammad saw. tidak berkomentar apa-apa (menyuruh ataupun melarang) ketika para sahabat
berbuat atau bertindak dalam hal ibadah dan permasalahan furu'iyyah.

4. Hammiyyah
Hadits Hammiyyah adalah hadits/sunah yaitu keinginan Nabi Muhammad saw. untuk melakukan
sesuatu, namun belum terealisasi. Hanya sedikit hadits hammiyyah ini, di antara contohnya adalah
pernyataan Rasulullah saw. untuk melaksanakan puasa pada tanggal 9 Muharram. Namun sebelum
waktunya tiba, beliau sudah wafat.
C. Fungsi Hadits terhadap Al-Qur'an
1. Menjelaskan Kandungan Al-Qur'an (Bayanut Tafsir)
Di dalam Al-Qur'an terdapat ayat-ayat yang masih global (mujmal) sehingga perlu diperinci (tafsil).
Ada yang mutlak sehingga perlu dibatasi (taqyid) dan ada pula yang masih umum sehingga perlu
dikhususkan (rakhṣis). Misalnya, perintah mengerjakan shalat, membayar zakat dan menunaikan
ibadah haji. Dalam Al-Qur'an tidak dijelaskan secara terperinci, maka yang menjelaskannya adalah
hadits Nabi Muhammad saw., sebagaimana dalam hal shalat, Nabi Muhammad saw. bersabda dalam
hadits riwayat Bukhari yang sering dijumpai. Abu Qilabah bercerita, suatu ketika Malik bin Al-Khuwairis
Al-Laisi bersama sahabat lainnya yang usianya ketika itu masih sangat muda, mereka mendatangi Nabi
Muhammad saw. dan mengikuti pengajian Nabi selama 20 hari, selama kurun waktu tersebut.
Contoh lain seperti nash-nash Al-Qur'an yang mengharamkan bangkai dan darah secara mutlak,
terdapat dalam surah Al-Ma'idah ayat 3. Kemudian hadits men-taqyid-kan kemutlakannya dan men-
takhsis-kan keharaman keduanya, serta menjelaskan macam-macam bangkai dan darah, dengan
sabda Rasulullah saw.

2. Menetapkan dan Memperkuat Kandungan Al-Qur'an (Bayanut Taqrir)

Dalam hal ini, baik Al-Qur'an maupun hadits, keduanya bersama-sama menjadi sumber hukum yang
setara dalam menjelaskannya, seperti dalam hal mujmal (global) dan tafsil (terperinci). Jadi, hadits
tersebut tidak memberikan tambahan atau penjelasan apa yang terdapat dalam Al-Qur'an, tetapi
sekadar menetapkan, memperkokoh dan mengungkapkan kembali keterangan yang terdapat dalam Al-
Qur'an.

3. Berdiri Sendiri dalam Menetapkan Hukum (Bayanut Tasyri')

Ada pula hadits yang berfungsi menetapkan hukum sendiri, karena masalahnya memang secara
eksplisit (tegas) belum disebutkan dalam Al-Qur'an. Fungsi ini ditegaskan dalam Al-Qur'an surah Al-
Hasyr/59 ayat 7.Contoh hadits yang berfungsi menetapkan hukum sendiri adalah hadits yang
mengharamkan binatang-binatang yang bertaring, dan hadits yang melarang memadu istri dengan
bibinya (dari pihak bapak atau ibu), dan larangan mengawini seorang wanita satu susuan karena
dianggap mahram senasab (keturunan).
Kesimpulan
 Hadits merupakan berbagai hal yang telah diucapkan dan dicontohkan oleh Rosululloh yang harus dajadikan
pedoman dan contoh bagi umat Islam
 Fungsi Hadits terhadap Al-Qur’an adalah sebagai penguat dan memperjelas apa-apa yang ada di dalam Al-
Qur’an yang masih bersifat global (mu’mal).
 Hadits dan Al-Qur’an adalah merupakan sumber hukum dalam kehidupan manusia untuk memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Daftar Pustaka
Sumber : Hak cipta ©2016 pada Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai