Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam,dan juga merupakan
pedoman hidup bagi setiap manusia.Al-Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk
tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan
manusia dengan sesamanya,bahkan hubungan manusia dengan alam sekitarnya
(Choiruddin Hadliri:1993). Dengan demikian,untuk dapat memahami ajaran islam
secara sempurna,maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami
Al-Qur’an.
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy (1980) menyatakan bahwa : untuk dapat
memahami Al- Qur’an dengan sempurna, bahkan untuk menterjemahkannya,
diperlukan sejumlah ilmu pengetahuan yang disebut dengan ilmu-ilmu Al-Quran,
atau didalam istilah bahasa Arab dikenal dengan istilah ulum al-Qur`an.
Permasalahannya adalah : apakah yang dimaksud dengan ulum al-Qur’an itu ?
bagaimana sejarah dan perkembangannya? Siapa saja tokoh-tokoh ulum al-
Qur`an dan kitab-kitab apa saja telah mereka lahirkan dalam bidang ini ? Tulisan
ini mencoba membahas ketiga permasalahan tersebut di atas. Dengan kata lain,
tulisan ini memiliki tiga tujuan utama, yaitu : pertama, untuk menjelaskan
pengertian ulum al-Qur`an, kedua mengungkapkan sejarah dan perkembangan
ulum Qur`an, ketiga, memperkenalkan sejumlah kitab-kitab ulum al- Qur`an,
beserta pengarangnya masing-masing.
Indonesia adalah sebuah negara yang mempunyai masyarakat islam
terbanyak diantara negara-negara lain di dunia, dari sekitar 178 juta penduduk
hampir 90% adalah penduduk beragama islam yang taat karena itu perhatian
pemerintah banyak dupayakan untuk membangun masyarakat mencari
kesejahteraan rohaniah keagamaan disamping kesejahteraan lahiriah.
Diantara upaya-upaya itu adalah penyediaan kitab suci Al-Quran. Kami
sebagai seorang yang beragama islam membuat makalah ini untuk lebih
mengenalkan Al-Quran di lingkungan mahasiswa.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Ulumul Quran dan Sejarah Perkembangannya?
2. Apa Defenisi Alquran?
3. Apa saja Nama dan Sifat Alquran?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui bagaimana Ulumul Quran dan Sejarah
Perkembangannya.
2. Untuk mengetahui Apa defenisi Alquran.
3. Untuk mengetahui Apa saja Nama dan Sifat Alquran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ulumul Quran dan Sejarah Perkembangannya


Al-Quran merupakan kalamullah (kalam Allah) yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril. Al-Quran juga
merupakan mu’jizat Muhammad SAW dan sebagau sumber ilmu bagi ummatnya
serta dasar-dasar hukum yang mengatur segala hal dalam kehidupan.
‫َو َنَّز ْلَنا َع َلْيَك اْلِكَتاَب ِتْبَياًنا ِلُك ِّل َش ْي ٍء َو ُهًدى َو َر ْح َم ًة َو ُبْش َر ٰى ِلْلُم ْسِلِم يَن‬
Artinya : Kami turunkan kepadamu Al-Kitab untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri.” (Q.S. An-Nahl : 89).

Mempelajari isi Al-Qur’an akan menambah perbendaharaan baru,


memperluas pandangan dan pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan
selalu menemui hal-hal yang selalu baru. Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin
akan keunikan isinya yang menunjukkan Maha Besarnya Allah sebagai
penciptanya.
Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab. Oleh karena itu, ada anggapan
bahwa setiap orang yang mengerti bahasa Arab dapat mengerti isi Al-Qur’an.
Lebih dari itu, ada orang yang merasa telah dapat memahami dan menafsirkan Al-
Qur’an dengan bantuan terjemahnya, sekalipun tidak mengerti bahasa Arab.
Padahal orang Arab sendiri banyak yang tidak mengerti kandungan Al-
Qur’an. Maka dari itu, untuk dapat mengetahui isi kandungan Al-Qur’an
diperlukanlah ilmu yang mempelajari bagaimana tata cara menafsiri Al-Qur’an
yaitu Ulumul Qur’an dan juga terdapat faedah-faedahnya. Dengan adanya
pembahasan ini, kita sebagai generasi islam supaya lebih mengenal Al-Qur’an.
Kata ‘ulum meruapakan jamak dari kata ‘ilmu. ‘Ilmu berarti al-fahmu wal
idraak (faham dan menguasai). Kemudian arti kata ini berubah menjadi:
‘permasalahan yang beraneka ragam yang disusun secara ilmiah’. Jadi, yang
dimaksud dengan ‘uluumul qur’an ialah ilmu yang membahas masalah-masalah
yang berhubungan dengan Al-Quran dari segi asbaabu nuzuul (sebab-sebab

3
turunnya al-qur’an), pengumpulan dan penertiban Qur’an, pengetahuan tentang
surah-surah Mekah dan Madinah, an-nasikh wal mansukh, al-muhkam wal
mutasyaabih dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Qur’an. Seringkali
ilmu ini juga dinamakan ushuulu tafsir (dasar-dasar tafsir) karena membahas
beberapa masalah yang harus diketahui oleh Mufassir sebagai sandaran dalam
menafsirkan Al-quran.

Objek Pembahasan ‘ulumul Qur’an dibagi menjadi tiga bagian besar:


1. Pertama, sejarah dan perkembangan ‘ulumul Qur’an, meliputi: sejarah
rintisan ‘ulumul quran di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
sahabat, tabi’in, dan perkembangan selanjutnya lengkap dengan nama-
nama ulama dan karangannya di bidang ulumul quran di setiap zaman dan
tempat.
2. Kedua, pengetahuan tentang Al-Quran, meliputi : Makna Quran,
Karakteristik Al-Quran, Nama-nama al-Quran, Wahyu, Turunnya Al-
Quran, Ayat Makkah dan Madinah, Asbabun Nuzul, dan seterusnya.
3. Ketiga, metodologi penafsiran Al-Quran, meliputi: Pengertian Tafsir dan
Takwil, Syarat-syarat Mufassir dan Adab-adabnya, Sejarah dan
Perkembangan ilmu tafsir, Kaidah-kaidah dalam penafsiran Al Quran,
Muhkam dan Mutasyabih, Aam dan Khoos, Nasikhwa Mansukh, dan
seterusnya.

Sejarah perkembangan ‘ulumul quran terbagi menjadi beberapa fase,


dimana tiap-tiap fase menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase selanjutnya,
hingga ‘ulumul quran menjadi sebuah ilmu khusus yang dipelajari dan dibahas
secara khusus pula. Berikut beberapa fase / tahapan perkembangan ‘ulumul quran.
Ulumul Qur’an pada Masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Embrio awal ‘ulumul quran pada fase ini adalah berupa penafsiran ayat
Al-Quran langsung dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para
sahabat, atau berupa riwayat mengenai pertanyaan para sahabat tentang makna
suatu ayat Qur’an, menghafalkan dan mempelajari hukum-hukumnya.

4
Contoh riwayat saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menafsirkan ayat
Qur’an kepada sahabat, Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al Juhani berkata,
‫َسِم ْعُت َر ُس وَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو ُهَو َع َلى اْلِم ْنَبِر َيُقوُل { َو َأِع ُّدوا َلُهْم َم ا اْس َتَطْع ُتْم ِم ْن ُقَّوٍة } َأاَل ِإَّن‬
‫اْلُقَّو َة الَّر ْمُي َأاَل ِإَّن اْلُقَّو َة الَّر ْمُي َأاَل ِإَّن اْلُقَّو َة الَّر ْمُي‬
“Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berada di atas
mimbar berkata: ‘Dan persiapkan untuk mereka apa yang kalian mampu
berupa kekuatan. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah,
ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa
kekuatan itu adalah memanah!’” (HR. Abu Daud No. 2153)

Diantara riwayat yang menyebutkan antusiasme sahabat dalam menghafal


dan mempelajari Al-Quran adalah riwayat berikut :
‫ َأَّنُهْم َك اُنوا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َعْن َأِبى َع ْبِد الَّرْح َمِن َقاَل َح َّد َثَنا َم ْن َك اَن ُيْقِر ُئَنا ِم ْن َأْص َح اِب الَّنِبِّى‬
‫ َعَش َر آَياٍت َفَال َيْأُخ ُذ وَن ِفى اْلَعْش ِر اُألْخ َر ى َح َّتى َيْع َلُم وا َم ا ِفى‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َيْقَتِر ُئوَن ِم ْن َر ُس وِل ِهَّللا‬

‫ َقاُلوا َفَعِلْم َنا اْلِع ْلَم َو اْلَعَمَل‬. ‫َهِذِه ِم َن اْلِع ْلِم َو اْلَعَمِل‬.
Riwayat dari Abi Abdul Rahman as-Sulamiy (seorang tabi’in), ia
berkata, “Telah menceritakan kepada kami orang yang dulu membacakan
kepada kami yaitu sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bahwa mereka dulu mendapatkan bacaan (Al-Qur’an) dari Rasululullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh ayat, mereka tidak mengambil
sepuluh ayat yang lainnya sehingga mereka mengerti apa yang ada di
dalamnya yaitu ilmu dan amal. Mereka berkata, ‘Maka kami mengerti ilmu
dan amal.’” (Hadits Riwayat Ahmad nomor 24197, dan Ibnu Abi Syaibah
nomor 29929)

Riwayat di atas paling tidak mengandung informasi tentang sejarah Al-


Qur’an dan metode pembelajaran Al-Qur’an.
Hal yang berkaitan dengan ‘ulumul qur’an adalah kebijakan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam yang melarang para sahabat–pada masa tertentu–
untuk menulis selain qur’an, sebagai upaya menjaga kemurnian AlQuran.
Dari Abu Sa’id al- Khudri, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata :

5
‫اَل َتْكُتُبوا َع ِّني َو َم ْن َكَتَب َع ِّني َغ ْيَر اْلُقْر آِن َفْلَيْم ُح ُه َو َح ِّد ُثوا َع ِّني َو اَل َح َرَج َو َم ْن َك َذ َب َع َلَّي َقاَل َهَّم اٌم َأْح ِس ُبُه‬
‫َقاَل ُم َتَعِّم ًدا َفْلَيَتَبَّو ْأ َم ْقَعَدُه ِم ْن الَّناِر‬
“Janganlah kalian tulis riwayat/yang kamu terima dariku, barangsiapa yang
(telah) menulis riwayat dariku selain al qur’an hendaklah Ia menghapusnya,
dan beritakanlah apa yang kamu terima dariku ini (kepada orang lain) dan
tidak ada halangan (tidak dosa bagi kamu). Barang siapa berdusta atas
(nama) ku dengan sengaja, maka dia akan menempati (menyiapkan)
tempatnya di neraka.” (H.R. Muslim No. 5326)

‘Ulumul Qur’an pada Masa Khalifah


Pada masa khalifah, perkembangan ‘ulumul quran ditandai dengan
munculnya kebijakan-kebijakan para khalifah sebagaimana berikut,
1. Khalifah Abu Bakar: menetapkan kebijakan pengumpulan/penulisan Al-
Quran untuk pertama kalinya yang diprakarsai oleh Umar bin Khattab dan
ditangani prosesnya oleh Zaid bin Tsabit.
2. Kekhalifahan Utsman: menetapkan kebijakan menyatukan kaum muslimin
pada satu mushaf, dan hal itupun terlaksana. Mushaf itu disebut mushaf
Imam. Salinan-salinan mushaf ini juga dikirimkan ke beberapa provinsi.
Penulisan mushaf tersebut dinamakan ar-Rosmul ‘Utsmani yaitu
dinisbahkan kepada Utsman, dan ini dianggap sebagai permulaan dari ilmu
Rasmil Qur’an.
3. kekalifahan Ali: menetapkan kebijakan berupa perintah kepada Abu
‘aswad Ad-Du’ali untuk meletakkan kaidah-kaidah nahwu, cara
pengucapan yang tepat dan baku dan memberikan ketentuan harakat pada
qur’an. Ini juga disebut sebagai permulaan Ilmu I’rabil Qur’an.

‘Ulumul Qur’an Pada Masa Sahabat dan Tabi’in


Para sahabat senantiasa melanjutkan usaha mereka dalam menyampaikan
makna-makna al-qur’an dan penafsiran ayat-ayat yang berbeda diantara mereka,
sesuai dengan kemampuan mereka yang berbeda-beda dalam memahami dan
karena adanya perbedaan lama tidaknya mereka hidup bersama

6
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, hal demikian diteruskan oleh murid-
murid mereka, yaitu para tabi’in.
Diantara para Mufasir yang termasyhur dari para sahabat adalah:
1. Empat orang Khalifah
2. Ibnu Masud,
3. Ibnu Abbas,
4. Ubay bin Kaab,
5. Zaid bin sabit,
6. Abu Musa al-Asy’ari, dan
7. Abdullah bin Zubair.

B. Defenisi Alquran
Al-Qur’an adalah kitab suci bagi umat islam. Selain kitab suci, Al-Qur’an
juga merupakan sumber hukum utama dalam ajaran agama islam. Al-Qur’an
berisi tentang aturan-aturan kehiduan manusia di dunia yang diturunkan kepada
nabi Muhammad SAW lewat perantaraan malaikat jibril.
Al-Quran memiliki kedudukan yang sangat tinggi bagi penganut agama
islam, sehingga umat islam akan sangat marah apabila ada orang atau pihak yang
mencoba melecehkan Al-Qur’an. Lalu, bagaimana pengertian Al-Qur’an itu
sendiri? Disini, akan kami bahas pengertian Al-Qur’an menurut bahasa dan
istilah. Dengan adanya kedua pengertian tersebut (bahasa dan istilah) diharapkan
memberikan informasi yang baik bagi anda sebagai pembaca.
Secara bahasa (etimologi), Al-Qur’an berasal dari bahasa arab yaitu
qur’an, dimana kata “qur’an” sendiri merupakan akar kata dari ‫ قرأ – يقرأ – قرآنا‬.
Kata ‫ قرآنا‬secara bahasa berarti bacaan karena seluruh isi dalam Al-Qur’an adalah
ayat-ayat firman Allah dalam bentuk bacaan yang berbahasa arab. Sedangkan
pengertian Al-Qur’an menurut istilah (terminologi) ialah firman Allah yang
berbentuk mukjizat, diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, melalui malaikat
jibril yang tertulis dalam di dalam mushahif, yang diriwayatkan kepada kita
dengan mutawatir, merupakan ibadah bila membacanya,dimulai dengan surat Al-
Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.

7
Ada juga menurut pendapat ahli yang berpendapat paling kuat yang
dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti Bacaanasal kata Al-Qur’an, qur’an itu
berbentuk masdar dengan arti islam maful yaitu maqru(dibaca)
Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-
Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang artinya:
“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan
(menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena
itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan}
bacaannya”.
Definisi atau pengertian Al-Quran menurut bahasa dan istilah di atas
merupakan kata sepakat antara ulama dan para ahli ushul. Al-Qur’an diturunkan
oleh Allah SWT sebagai tata aturan bagi kehidupan semua bangsa, petunjuk yang
benar untuk semua makhluk, tanda bukti atas kebenaran rasulullah Muhammad
saw, dalil yang qot’ie atas kenabian dan risalahnya. Dan sebagai hujjah yang tetap
tegak hingga hari kemudian.

C. Nama dan Sifat Alquran


Alquran adalah kitab suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki akhlak umat manusia. Kitab
suci ini juga terdapat pedoman di dalamnya yang mampu menuntun manusia ke
jalan yang benar.
Dikutip dari buku Tartil Al-Qur’an untuk Kecerdasan dan Kesehatanmu
karya Ustadz Rizem Aizid, di dalam Alquran terdapat tiga nama utama yang
sering disebut, yaitu Al-Kitab (buku atau kitab umat Islam), Adz-Dzikr (pemberi
peringatan), dan Al-Furqan (memisahkan yang haq dari yang batil).
Selain nama-nama yang telah disebutkan di atas, Alquran juga memiliki
sifat-sifat yang terkandung di dalamnya. Berikut penjelasan selengkapnya.

Sifat-Sifat Alquran
Sifat adalah tanda lahiriah suatu benda. Sifat yang ditetapkan untuk
Alquran merupakan sebuah ungkapan dengan dipilih sebaik-baiknya. Setiap sifat

8
Alquran memiliki kesesuaian dengan nilai dan kandungan yang ada di dalam
kitab umat Muslim ini.
Sebagaimana ditulis oleh Ali Zainal Abidin Al Habsyi dalam bukunya
yang berjudul Rahasia Nama dan Sifat Al-Qur’an (Volume 1), berikut adalah
beberapa dari sifat-sifat Alquran:
1. Syifa’
Syifa’ berarti penyembuh. Dengan demikian, Alquran memiliki sifat yang
dapat menyembuhkan. Alquran memang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW untuk mengobati segala macam penyakit manusia.
Penyakit yang dimaksud di sini tentunya adalah penyakit hati, seperti iri,
kecewa, marah, dendam, dan lain sebagainya. Jika seseorang memiliki
penyakit hati seperti ini, sangat dianjurkan untuk membaca Alquran.
Allah berfirman dalam surat Al Isra ayat 82 yang berbunyi:
‫َو ُنَنِّز ُل ِم َن اْلُقْر آِن َم ا ُهَو ِش َفاٌء َو َر ْح َم ٌة ِلْلُم ْؤ ِمِنيَن ۙ َو اَل َيِزيُد الَّظاِلِم يَن ِإاَّل َخ َس اًرا‬
Artinya: “Dan Kami turunkan dari Alquran sesuatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Alquran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”

2. Ruh
Ruh merupakan sesuatu yang ada di dalam tubuh seseorang dan menjadikan
orang tersebut hidup. Alquran memiliki sifat Ruh yang maknanya adalah
dengan membaca Alquran, maka hati dan ruh manusia menjadi hidup, sebab
terdapat kebaikan dan ilmu yang bermanfaat di dalamnya.
‫َو َك َٰذ ِلَك َأْو َح ْيَنا ِإَلْيَك ُروًحا ِم ْن َأْم ِر َنا‬
Artinya: “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh
(Alquran) dengan perintah Kami.” (QS. Asy-Syura: 52)

3. Busyra

9
Busyra artinya adalah kabar gembira. Alquran memiliki sifat Busyra karena di
dalamnya terdapat kabar gembira bagi orang-orang yang beriman, seperti yang
telah dijelaskan dalam surat An-Nahl berikut:
‫ُقْل َنَّزَلُه ُروُح اْلُقُد ِس ِم ْن َر ِّبَك ِباْلَح ِّق ِلُيَثِّبَت اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو ُهًدى َو ُبْش َر ٰى ِلْلُم ْس ِلِم يَن‬
Artinya: “Katakanlah! Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan (Alquran) itu dari
Tuhanmu dengan benar untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah
beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah).”(QS. An-Nahl: 102)

4. Balagh
Alquran adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia untuk kebahagiaan di
dunia atau pun di akhirat. Dengan demikian Alquran memiliki sifat Balagh
yang artinya kabar yang sempurna. Hal ini telah dijelaskan dalam surat
Ibrahim berikut:
‫ٰهَذ ا َبٰل ٌغ ِّللَّناِس َو ِلُيْنَذ ُرْو ا ِبٖه َو ِلَيْع َلُم ْٓو ا َاَّنَم ا ُهَو ِاٰل ٌه َّواِح ٌد َّوِلَيَّذ َّك َر ُاوُلوا اَاْلْلَباِب‬
Artinya: “Dan ini adalah kabar yang sempurna bagi manusia dan supaya
mereka diberi peringatan dengannya agar mereka mengetahui bahwa Dia
adalah Tuhan yang Maha Esa dan agar orang yang berakal mengambil
pelajaran.” (QS. Ibrahim: 52)

5. Shuhuf
Shuhuf artinya adalah berlembar-lembar. Maksudnya, Alquran merupakan
lembaran-lembaran yang terkumpul menjadi satu dan tertulis dalam bahasa
Arab di dalamnya. Kata Shuhuf untuk arti Alquran telah disebutkan dalam
surat Abasa ayat 13-14 berikut:

‫ َّم ْر ُفوَعٍة ُّم َطَّهَر ٍۭة‬. ‫ِفى ُصُح ٍف ُّم َكَّر َم ٍة‬
“Di dalam lembaran-lembaran yang dimuliakan. Yang ditinggikan lagi
disucikan.” (QS. Abasa: 13-14)

BAB III
PENUTUP

10
A. Kesimpulan
Al-Quran adalah salah satu kalam allah S.W.T yang diturunkan kepada
nabi Muhammad S.A.W. dan arti “quran” berarti “bacaan” yaitu pedoman seluruh
umat islam diseluuh penjuru dunia yang dipakai sebagai petunjuk, pegangan dan
lain sebagainya, didalam baik melakukan ibadah, budi pekerti dan lain-lain.
Al-Qur’an merupakan kitab yang keotentikannya dijamin oleh Allah, dan
ia adalah kitab yang selalu dipelihara. Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu
lahafizhun (Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qu’ran dan Kamilah
Pemelihara-pemelihara-Nya).
Kandungan dalam Al-qur’an yaitu Aqidah, Ibadah, Akhlak, Hukum,
Sejarah dan dorongan untuk berfikir. Al-Qur’an meruakan mkujizat bagi
Rasulullah Muhammad SAW, pedoman hidup bagi setiap muslim, Korektor dan
penyempurna terhadap kitab-kitab Allah yang sebelumnya dan bernilai abadi.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Untuk
itu kritik dan saran yang membangun agar kedepannya makalah ini bisa di
sempurnakan lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buku UQ 2020. 2020. UIN Banten.


http://repository.uinbanten.ac.id/5803/3/Isi%20Buku%20UQ%202020.pdf
Wahyuddin, M. Saifulloh. 2013. Ulum Al-Qur'an Sejarah dan Perkembangannya.
Jurnal
Sosial Humaniora: Vol. 6 No. 1
Pipih Nuraisah Jamil. Ulum Al-Qur'an Sejarah dan Perkembangannya. Ilmu
Hadis. UIN
Sunan Maulana Hasanuddin Banten
Belajar Ulumul Qur’an. 2018. Ruang Lingkup Pembahasan Ulumul Qur’an.
Blogger.com:http://belajarulumulquran.blogspot.com/2018/02/ruang-
lingkup-pembahasan-ulumulquran.html
Redaksi Manfaat. 2021. 5 Manfaat Mempelajari Ulumul Qur’an dan Tafsir Al
Qur’an. Manfaat.co.id: https://manfaat.co.id/manfaat-mempelajari-ulumul-
quran
https://dedys582.wordpress.com/2010/12/03/peran-dan-fungsi-alquran/
http://www.koperasisyariah.com/fungsi-dan-peranan-al-quran/
http://jojontor.blogspot.co.id/2014/01/makalah-tentang-al-quran.html
https://hidayatuna.com/ulumul-quran-definisi-sejarah-dan-perkembangannya/
https://kumparan.com/berita-hari-ini/nama-nama-dan-sifat-alquran-lengkap-
dengan-arti-beserta-dalilnya-1xgp63YUlIi

12

Anda mungkin juga menyukai