OLEH
HAFISUDDIN
NIM. 3006203001
DOSEN PENGAMPU:
DR. SULAIMAN MUHAMMAD AMIR, M. A.
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Hadis Marfu‟, Mauquf, Maqthu‟ dan Mursal ini dengan baik
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai apa itu penelitian agama, dan juga
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hadis merupakan sumber hukum Islam setelah Al-Qur‟an. Seperti yang kita
dan mengi‟tibar (klasifikasi) hadis dari segi musytarak baina al-maqbul wa al-
mardud.
pembagian hadis bertujuan untuk mengetahui jumlah rawi pada tiap tingkatan
sehingga muncul klasifikasi hadis mutawattir dan hadis ahad. Kemudian dari sisi
kualitas bertujuan untuk mengetahui keontetikan hadis dilihat dari shahih, hasan,
dhaif dan sebagainya. Sedangkan dari sisi musytarak baina al-maqbul wa al-
mardud bertujuan untuk mengetahui penyandaran hadis itu berakhir pada Nabi
siapa berita itu disandarkan, apakah disandarkan kepada Nabi Saw, Sahabat,
ataukah disandarkan kepada yang lainnya. Dan juga memasukan hadis mursal
1
Taisir Mustholah Hadis oleh Dr. Mahmud ath-Thahan, hal 19-28
1
(klasifikasi dari segi kualitas yakni hadis yang tertolak) karena materi ini menjadi
C. Tujuan
penyandaranya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dan berdasarkan pembagian ini terbagi lagi menjadi empat macam, yaitu; Hadis
qudsi, marfu‟, mauquf, maqthu‟. Namun pembahasa kita kali ini fokus kepada
1. Hadis Marfu’
Al-marfu‟ menurut bahasa : isim maf‟ul dari kata rofa‟a (mengangkat), dan
Hadis marfu‟ menurut istilah adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada
nabi Muhammad Saw. (baik yang menyandarkan itu shahabat, atau tabi‟in atau
orang-orang sesudahnya) yang berupa ucapan, perbuatan, taqrir atau sifatnya, baik
adalah hadis yang di sandarkan pada Nabi Saw. secara khusus, tidak pada selain
2
Manna Khalil Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadis. (Jakarta: Pustaka Al-Kausar,
2005), hal. 171.
3
Muhammad Anwar, Ilmu Mushthalah Hadis, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1981), hal. 121.
4
Musthafa al-Khodd, Al-Manhal ar-Rawi min Taqrib an-Nawawi, (Mansyurat dar al-
Malaha), hal. 50-51.
3
Nabi, baik tersambung ataupun terputus. Pendapat lain mengatakan hadis yang
di kabarkan para sahabat atas pekerjaan Nabi Saw. ataupun ucapan beliau.”
Dari penjelasam di atas, jelaslah bahwa hadis marfu‟ ada 8 macam, yaitu;
berupa perkataan, perbuatan, taqrir, dan sifat. Masing-masing dari empat macam
ini mempunyai bagian, yaitu marfu‟ secara tashrih (tegas dan jelas), dan marfu‟
secara hukkum.
Marfu‟ lafdzan, yaitu: hadits yang secara terang –terangan shahabat atau
Contoh :
صالة اجلماعة أفضل: إ ّن رسول هللا صلى هللا عليه وسلّم قال:عن ابن عمر رضى هللا عنو قال
)من صالة الف ّذ بسبع و عشرين درجة ( رواه البخاري و مسلم
"Warta dari Ibn Umar ra, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: Shalat
jama'ah itu lebih afdhal dua puluh tujuh lantai dari pada shalat sendirian ." (HR
5
Teungku Muhammad Habsi ash-shiddieqy, Sejarah dan pengantar ilmu
hadis, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2012), hal, 173.
4
Contoh :
هم
ّ ّ (الل: ويقول,عن عائشة رضى هللا عنها ا ّن رسول هللا صلّى هللا عليو وسلّم كان يدعوا ىف الصالة
)إّن أعوذبك من ادلأمث و ادلغرم) (رواه البخارى
ّ
“Warta dari „Aisyah r.a. bahwa rasulullah saw mendo‟a di waktu sembahyang,
ujarnya: Ya Tuhan, aku berlindung kepada Mu dari dosa dan hutang.” (HR
Bukhari)
Contoh :
نصل ركعتني بعد غروب الشمس و كان رسول هللا ملسو هيلع هللا ىلص يراان ومل أيمران ومل ينهنا
ّ كنّا
“Konon kami bersembahyang dua rakaat setelah matahari tenggelam, Rasulullah
saw mengetahui perbuatan kami, namun beliau tidak memerintahkan dan tidak
pula mencegah.”
Contoh :
Muttafaqun „Alaih).
5
Contoh :
) كنّا أنكل حلوم اخليل على عهدى رسول هللا (رواه النسائى:قال جابر
“Jabir r.a. berkata : Konon kami makan daging Kuda diwaktu Rasulullah Saw
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hadits marfu‟ adalah semua hadits yang disandarkan pada Nabi SAW baik
hokum marfu‟ bisa jadi shoheh,hasan,dan bisa jadi dha‟if. Hadits marfu‟ terbagi
B. Saran
Kami menyadari bahwannya makalah yang kami buat jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi
7
DAFTAR PUSTAKA