Makalah Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah
Al-Islam Kemuhammadiyah (AIK 1)
Disusun Oleh:
Kelompok 8
1. Putriani lamidu (23075029)
2. Tenri Esa Lodik (23075031)
Dosen Pengampuh :
Dr.Jumahir S.Ag.,M.Pd
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. PENGERTIAN HADIST............................................................................3
B. KEDUDUKAN HADIST SEBAGAI HUKUM ISLAM..........................3
C. FUNGSI HADIST TERHADAP AL-QURAN.........................................4
D. BENTUK-BENTUK HADIST...................................................................5
KESIMPULAN.......................................................................................................8
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HADIST
D. BENTUK-BENTUK HADIST
1. Hadist Mutawatir
Secara etimologi,kata mutawir berarti: Mutatabi’ (beriringan tanpa jarak).
Dalam terminologi ilmu hadist, ia merupakan hadist yang diriwayatkan oleh
orang banyak, dan berdasarkan logika atau kebiasaan,mustahil mereka akan
sepakat untuk berdusta.
2. Hadist Ahad
Al Ahad jama’dari ahad, menurut bahasa berarti al-wahid atau satu. Dengan
demikian khabar wahid adalah suatu berita yang disampaikan oleh satu orang.
Sedangkan ahad secara istilah,banyak didenifisikan Para ulama,antara lain:
“Khabar yang tiada sampai jumlah banyak pemberitanya kepada jumlah khabar
mutawatir,baik pengkhabar itu seorang,dua,tiga,empat,lima dan seterusnya dari
bilangan-bilangan yang tiada memberi pengertian bahwa khabar itu dengan
bilangan tersebut masuk ke dalam khabar mutawatir.”
Melihat dari beberapa definisi diatas ,maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
hadist ahad adalah sebagai berikut:
a. Hadits yang diriwayatkan oleh beberapa rawi,akan tetapi tidak mencapai
derajat mutawatir.
b. Perawi-perawi tersebut dalam jumlah mengalami variasi dalam setiap
thabaqah(tingkatan).
c. Perawi-perawi dalam hadist ahad tidak berdasrkan jumlah,akan tetapi lebih
tertuju pada kredibilitas perawi.
3. Hadist Masyhur
Masyhur menurut bahasa ialah al-intisyar wa az-zuyu’(sesuatu yang sudah
terbesar dan populer). Atau Masyhur ialah hadist yang diriwayatkan oleh tiga
orang atau lebih,tetapi belum mencapai derajat mutawatir. Menurut ulama
ushul: “Hadis yang diriwayatkan dari sahabat,tetapi bilangannya tidak sampai
ukuran bilang mutawatir,kemudian baru mutawatir setelah sahabat dan
demikian pula setelah mereka.”
4. Hadist Dhaif (Lemah)
Hadist dhaif ialah hadist yang sanadnya tidak bersambung dan
diriwayatkan oleh orang yang tidak adil atau tidak kuat
ikatannya,mengandung keganjalan atau cacat.
5. Hadist Maudu’
Hadist Mardud menurut bahasa berarti yang ditolak, yang tidak diterima.
Sedangkan menurut urf Muhaditsin,Hadist Mardud ialah hadist yang tidak
menunjuki keterangan yang kuat akan adanya,tetapi adanya dengan
ketidakadaannya bersamaan. Maka, jumhur ulama mewajibkan untuk
menerima hadist-hadist maqbul, dan sebaliknya setiap hadis yang mardud tidak
boleh diterima dan tidak diamalkan(harus ditolak}.
KESIMPULAN