Anda di halaman 1dari 16

Sunnah/Hadits

Bunga Eveena Elvaretta

22320105
Pokok Bahasan

A.Pengertian Sunnah/Hadits
B.Kedudukan Sunnah/Hadits sebagai dalil hukum islam
C. Macam-macam Sunnah/Hadits dari segi periwayatannya
D.Fungsi Sunnah/Hadits dalam menjelaskan hukum disamping Al-Qur’an
E.Macam-macam hal Sunnah yang datang dari Rasul dari segi dan tidaknya
F.Contoh hukum Islam produk dari Sunnah/Hadits
A.Pengertian Sunnah/Hadits

A. Pengertian Hadits

– “Hadits” atau al-hadits menurut Bahasa, berarti al-jadid (sesuatu yang baru). Kata
hadits juga berarti al-khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan
dipindahkan dari seseorag kepada orang lain. Bentuk pluralnya adalah al-ahadits.

– Menurut Abu Al-Baqâ', hadis (hadits) adalah kata benda (isim) dari kata at-tahdits
yang diartikan al-ikhbar = pemberitaan, kemudian menjadi termin nama suatu
perkataan, perbuatan, dan persetujuan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad
SAW.
Pengertian Sunnah

– Pengertian sunnah secara sederhananya adalah sikap, tindakan, ucapan dan


cara Rasulullah menjalani hidupnya.

– Pengertian sunnah atau sunah secara etimologi adalah kata dalam Bahasa
Arab yang berarti “kebiasaan” atau “biasa dilakukan”. Secara istilah
pengertian sunnah adalah jalan yang di tempuh oleh rasulullah dan para
sahabatnya, baik ilmu, keyakinan, ucapan, perbuatan, maupun penetapan.
B.Kedudukan Sunnah/Hadits sebagai dalil hukum
islam

Hadits dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat urgen. Dimana hadits
merupakan salah satu sumber hukum kedua setelah Alquran. Alquran akan
sulit dipahami tanpa intervensi hadits. Memakai Alquran tanpa mengambil
hadits sebagai landasan hukum dan pedoman hidup adalah hal yang tidak
mungkin, karena Alquran akan sulit dipahami tanpa menggunakan hadits.
C. Macam-macam Sunnah/Hadits dari segi
periwayatannya

Hadits dari segi periwayatannya terbagi menjadi 2, yaitu:


a. Hadits Mutawir
b. Hadits Ahad

A.Hadits Mutawir

Mutawatir menurut bahasa berarti mutatabi, yaitu berturut-turut atau beriringan.


Sedangkan menurut istilah, mutawatir yaitu Hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak yang
menurut adat mustahil bahwa mereka bersepakat untuk berbuat dusta.
– Syarat-Syarat Hadis Mutawatir:

1.Diriwayatkan oleh perawi yang banyak


Hadis mutawatir harus diriwayatkan oleh banyak perawi yang membawa keyakinan bahwa
mereka bukanlah pendusta.

2. Adanya keseimbangan antara perawi pada Thabaqat pertama dengan Thabaqat berikutnya
Jumlah perawi hadist mutawatir, antara thabaqat (lapisan/tingkatan) dengan thabaqat lainnya
harus seimbang.

3. Berdasarkan penglihatan langsung (Indrawi)


Berita yang mereka sampaikan harus benar-benar hasil pendengaran atau penglihatan sendiri.
1. Hadis Mutawatir Lafzhi
– Pembagian Hadits Hadis ini diriwayatkan oleh banyak perwai dengan redaksi
yang tersusun dan makna yang senada.
Mutawatir
2. Hadis Mutawatir Ma’nawi
hadis yang dinukilkan oleh sejumlah orang yang mustahil
mereka sepakat berdusta atau kebetulan.

3.Hadis Mutawatir Amali


Adapun yang dimaksud dengan hadis mutawatir
‘amali adalah: “sesuatu yang diketahui dengan mudah, bahwa
dia termasuk urusan agama dan telah metawatir antara umat
Islam, bahwa Nabi Muhammad mengerjakanya, menyuruhnya,
atau selain dari itu
Hadits Ahad

– Hadis ahad merupakan hadis yang sanad  nya sah dan bersambung hingga sampai kepada
sumbernya (Nabi) tetapi kandunganya memberikan pengertian zhanni (dugaan keras)  dan
tidak sampai kepada qath’I (meyakinkan kebenaran beritanya).

– Ciri-ciri Hadits Ahad

a.Jumlah perawinya tidak mencapai derajat hadis mutawatir.


b.Kandungan makna hadis bersifat zhanni (dugaan keras).
c.Tidak harus diyakini untuk segera diamalkan.
d.Sangat memungkinkan adanya perawi yang cacat.
Pembagian Hadis Ahad

1. Hadits Masyhur
Hadits ini dinamakan masyhur karena telah tersebar luas dikalangan
masyarakat.Maksud lain dari hadis masyhur, ialah :
“Hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang atau lebih, serta belum mencapai
derajat mutawatir.”

2. Hadis Ghairu Masyhur


Hadits Ghairu Masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh kurang dari tiga orang
rawi, dan belum mencapai derajat hadits mutawatir.
Fungsi Sunnah/Hadits Dalam Menjelaskan
Hukum Di Samping Al-Qur’an

1. Menjelaskan ayat-ayat Al-Quran yang masih bersifat umum.


2. Memperkuat pernyataan yang ada dalam Al-Quran.
3. Menerangkan maksud dan tujuan ayat yang ada dalam Al-Quran
4. Menetapkan hukum baru yang tidak terdapat dalam Al-Quran
Macam-Macam Hal Sunnah Yang Datang Dari
Rasulullah Dari Segi Wajib Dan Tidaknya

– Sunnah dari Rasulullah yang bersifat wajib:

a.Sholat 5 waktu.
b.Puasa Ramadhan.
c.Zakat.
Sunnah Rasulullah yang tidak wajib:
a.Sholat Dhuha.
b.Puasa Senin Kamis.
c.Sholat Tahajud.
d.Sholat Idul Fitri dan Idul Adha.
Contoh Hukum Islam Yang Bersumber Dari
Sunnah/Hadits
a.Contoh Hadis Nabi terkait perintah wudhu
“Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima salat seseorang yang berhadats sampai ia berwudhu”
(HR.Bukhori dan Abu Hurairah).

b.Contoh Hadis mengenai zakat fitrah


“Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulan Ramadan satu sha’ kurma atau
gandum untuk setiap orang, beik merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan” - (HR. Muslim).

c.Contoh Hadis yang berkaitan tentang sholat


“Salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku śalat,” (H.R. Bukhari).
Kesimpulan

a.Hadis (hadits) adalah suatu perkataan, perbuatan, dan persetujuan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.

b.Kedudukan Hadis adalah sebagai sumber hukum yang kedua juga sebagai perjelas Al-Qur’an.

c.Macam- macam Hadis menurut periwayatannya ada 2, yaitu:


– Hadis Mutawir
Hadis Mutawatir yaitu Hadis yang diriwayatkan oleh orang banyak yang menurut adat mustahil bahwa mereka bersepakat
untuk berbuat dusta.

– Hadis Ahad
Hadis yang diriwayatkan oleh satu orang.
– Fungsi Sunnah/Hadits dalam menjelaskan hukum di samping Al-Qur’an:
a.Menjelaskan ayat-ayat Al-Quran yang masih bersifat umum.
b.Memperkuat pernyataan yang ada dalam Al-Quran.
c.Menerangkan maksud dan tujuan ayat yang ada dalam Al-Quran.

d.Menetapkan hukum baru yang tidak terdapat dalam Al-Quran.

– Hal-hal Sunnah yang datang dari Rasul secara wajib:


a.Sholat 5 waktu.
b.Puasa Ramadhan.
– Sunnah yang datang dari Rasulullah secara tidak wajib:
a.Puasa senin kamis.
b.Sholat Dhuha.

– Contoh Hukum Islam yang bersumber dari Sunnah/Hadis:


– “Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima salat seseorang yang berhadats sampai ia berwudhu” (HR.Bukhori dan Abu Hurairah).
Terimakasih <3

Anda mungkin juga menyukai