Nim : 2311102431037
Kehidupan baka yang dijanjikan oleh Allah akan dimulai saat kematian. Dengan
kematian, manusia akan memasuki tahap pertama mendatangi akhirat, yaitu alam
barzah atau alam kubur.Mengutip buku Wawasan Al-Qur'an, definisi 'barzah'
menurut bahasa, artinya pemisah. Adapun para ulama memberi pengertian
mengenai alam barzah sebagai periode antara kehidupan dunia dan akhirat.
M. Quraish Shihab mengemukakan bahwa saat di alam kubur, seorang yang telah
wafat memungkinkannya untuk melihat kehidupan dunia dan akhirat, bagaikan
keberadaan dalam suatu ruang terpisah yang terbuat dari kaca.Mengenai alam
barzah ini dijelaskan dalam suatu riwayat melansir buku Makna Kematian Meuju
Kehidupan Abadi oleh KH Muhammad Sholikhin:
Ketika Utsman bin Affan berhenti di kuburan, beliau menangis sampai basah
janggutnya. Lalu beliau ditanya oleh budak wanita miliknya yang bernama Hani,
'Engkau mengingat surga dan neraka tidak menangis. Namun saat mengingat
kubur, engkau menangis. Mengapa?'
ِاَّن الَّس اَع َة ٰا ِتَيٌة َاَكاُد ُاْخ ِفْيَها ِلُتْج ٰز ى ُك ُّل َنْفٍۢس ِبَم ا َتْس ٰع ى
Arab Latin: Innas-sā'ata ātiyatun akādu ukhfīhā litujzā kullu nafsim bimā tas'ā
Artinya: Sesungguhnya hari Kiamat itu (pasti) akan datang. Aku hampir (benar-
benar) menyembunyikannya. (Kedatangannya itu dimaksudkan) agar setiap jiwa
dibalas sesuai dengan apa yang telah dia usahakan.
Kehidupan baka yang dijanjikan oleh Allah akan dimulai saat kematian. Dengan
kematian, manusia akan memasuki tahap pertama mendatangi akhirat, yaitu alam
barzah atau alam kubur.
Mengenai alam barzah ini dijelaskan dalam suatu riwayat melansir buku Makna
Kematian Meuju Kehidupan Abadi oleh KH Muhammad Sholikhin:
Ketika Utsman bin Affan berhenti di kuburan, beliau menangis sampai basah
janggutnya. Lalu beliau ditanya oleh budak wanita miliknya yang bernama Hani,
'Engkau mengingat surga dan neraka tidak menangis. Namun saat mengingat
kubur, engkau menangis. Mengapa?'
ۗ َو ُنِفَخ ِفى الُّص ْو ِر َفَص ِع َق َم ْن ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو َم ْن ِفى اَاْلْر ِض ِااَّل َم ْن َش ۤا َء ُهّٰللا
Arab Latin: Wa nufikha fiṣ-ṣụri fa ṣa'iqa man fis-samāwāti wa
man fil-arḍi illā man syā`allāh,
Artinya: Sangkakala pun ditiup sehingga matilah semua
(makhluk) yang (ada) di langit dan di bumi, kecuali mereka yang
dikehendaki Allah.
Saat peniupan sangkakala ini, M. Quraish Shihab menerangkan
bahwa akan adanya kehancuran alam semesta beserta isinya.
Para makhluk akan mati, dan yang dikecualikan di antaranya
adalah Malaikat Israfil. Sebab ia masih harus meniupakan
sangkakala yang kedua kalinya.
2. Hari kebangkitan: sangka kedua ditiupkan
Lanjutan ayat dari Surah Az-Zumar ayat 68:
Arab Latin: ṡumma nufikha fīhi ukhrā fa iżā hum qiyāmuy yanẓurụn
Artinya: Kemudian, ia ditiup sekali lagi. Seketika itu, mereka bangun (dari
kuburnya dan) menunggu (keputusan Allah).
M. Quraish Shihab menguraikan, ketika ini manusia dari zaman Nabi Adam AS
hingga manusia yang terakhir mati, seluruhnya akan dibangunkan kembali dari
kuburnya. Mereka akan digiring oleh para malaikat dan penyaksi ke padang
mahsyar, yang merupakan tempat berkumpul untuk pengadilan Allah SWT.
Artinya: Lalu, setiap orang akan datang bersama (malaikat) penggiring dan saksi.
(QS. Qaf: 21)
َّيْو َم َتْش َهُد َع َلْيِهْم َاْلِس َنُتُهْم َو َاْيِد ْيِهْم َو َاْر ُج ُلُهْم ِبَم ا َك اُنْو ا َيْع َم ُلْو َن
Artinya: Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Siapa yang berat
timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang yang beruntung. Siapa yang
ringan timbangan (kebaikan)-nya, mereka itulah orang yang telah merugikan
dirinya sendiri karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.
َو ِاْن ِّم ْنُك ْم ِااَّل َو اِر ُدَهاۚ َك اَن َع ٰل ى َر ِّبَك َح ْتًم ا َّم ْقِض ًّياۚ ُثَّم ُنَنِّجى اَّلِذ ْيَن اَّتَقْو ا َّو َنَذ ُر الّٰظ ِلِم ْيَن ِفْيَها ِج ِثًّيا
Arab Latin: Wa im mingkum illā wāriduhā, kāna 'alā rabbika ḥatmam maqḍiyyā
ṡumma nunajjillażīnattaqaw wa nażaruẓ-ẓālimīna fīhā jiṡiyyā
Artinya: Tidak ada seorang pun di antaramu yang tidak melewatinya (sirat di atas
neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah ketentuan yang sudah ditetapkan.
Selanjutnya, Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan
membiarkan orang-orang yang zalim di dalamnya (neraka) dalam keadaan
tersungkur.
Jumhur ulama berpendapat bahwa shirath berupa jalan atau jembatan yang harus
dilalui setiap orang untuk menuju surga. Adapun di bawah jalan ini, ada semua
tingkatan neraka dengan apinya yang bergejolak.
Mereka yang mukmin akan melewatinya dan sampai di surga dengan berbagai
kecepatan sesuai kualitas ketakwaannya kepada Allah. Sementara orang musyrik,
akan terjatuh ke dalam neraka sesuai kedurhakaannya.