ِ َْالق
ُار َعة
Hari Kiamat,
Kata al qari’ah ( )القارعةberasal dari kata qara’a ( )ق رعyang berarti mengetuk. Suara
menggelegar yang diakibatkan oleh kehancuran alam sangat keras hingga seakan mengetuk lalu
memekakkan telinga, bahkan hati dan pikiran. Namun semua peristiwa besar yang mencekam
juga dinamakan al qari’ah baik disertai suara keras maupun tidak.
Ibnu Katsir menjelaskan, al Qari’ah adalah nama lain hari kiamat. Sebagaimana juga disebut al
Haaqqah, at Taammah, Ash Shaakhkhah, Al Ghaatsiyah, dan lain-lain.
ِ ََما ْالق
ُار َعة
Tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
Pengulangan kata ini menggambarkan rasa heran dan mencekam. Seakan-akan secara
sederhana diilustrasikan pintu yang diketuk keras, tidak seperti selama ini. Sehingga
ditanyakanlah, “siapa yang mengetuk itu.”
ِ َفَأ ُ ُّمهُ ه
ٌاويَة
maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
Kata ummuhu ( )أمهberasal dari kata amma-ya’ummu ( )أم – ي ؤمyang artinya menuju. Ibu
dinamai umm karena anak selalu menuju kepadanya. Dinamai imam yang seakar
dengan umm karena ia dituju mata dan diteladani.
Kata haawiyah ( )هاويةberasal dari kata hawaa ( )ه وىyang artinya meluncur ke bawah.
Dinamakan haawiyah karena neraka itu tempat yang rendah dan menghinakan.
Qatadah menjelaskan, bahwa orang itu terjatuh ke dalam neraka dengan kepala di bawah.
Pada kedua perbandingan antara orang yang berat dan ringan timbangan amal kebaikannya ini,
terdapat ihtibaak ()إحتب اك. Yakni membuang masing-masing persamaan yang terdapat pada
kalimat yang lain. Kalimat yang dibuang di bagian pertama adalah “maka tempat kembalinya
adalah surga” ()فأمه الجنة. Sedangkan kalimat yang dibuang di bagian kedua adalah “maka dia
berada dalam kehidupan yang menyusahkan” ()فهو في عيشة ساخطة.
Dengan dihilangkannya dua kalimat itu, jadilah akhiran dari setiap bagian surat ini adalah:
القارعة
ية راض
هاوية
ماهية
حامية
Dalam ilmu balaghah, ini disebut sajak murashsha’.
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini: “yakni suara detak teracaknya ketika
menginjak batu-batuan, lalu keluarlah percikan api darinya.”
صبْحً ا
ُ ت َ َف ْال ُمغ
ِ ِيرا
dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
َف َو َس ْط َن ِب ِه َج ْمعًا
dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.
Ada dua penafsiran ayat ini. Pertama, sesungguhny manusia itu sangat
mencintai harta. Kedua, sesungguhnya karena kecintaannya kepada harta
membuatnya jadi kikir. Ibnu Katsir membenarkan kedua penafsiran ini.
َ
ِ أ َفاَل َيعْ َل ُم إِ َذا بُعْ ث َِر َما فِي ْالقُب
ُور
Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di
dalam kubur,
ِ ص ُد
ور ُّ ص َل َما فِي ال
ِّ َو ُح
dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
Kata hushshila ( )حصلmemiliki
arti memisahkan, mengemukakan atau menghimpun. Kata ash shuduur (
)الصدورmerupakan bentuk jamak dari ash shadr ( )الصدرyang artinya dada.
Maknanya adalah hati manusia.