Anda di halaman 1dari 51

JENAZAH

PENGERTIAN
TENTANG
SAKARATUL MAUT LIANG LAHAT

MENYIARKAN BERITA
1. Memandikan Jenazah
TAKZIAH & ZIARAH KUBUR
2. Mengkafani Jenazah

PERAWATAN JENAZAH 3. Menyalatkan Jenazah

4. Menguburkan Jenazah
Pengertian jenazah & MAYIT

BACK
SAKARATUL MAUT
SAKARATUL MAUT
TANDA-TANDA KEMATIAN
 Menyebut nama yang sudah meninggal
 Daun telinga layu
 Kaki mengeluarkan bintik-bintik keringat kental dan
dingin
 Pupil mata tidak memberikan respon jika
dirangsang
 Ngorok sembari mengeluarkan buih
 Jika tidak ada petugas medis, periksalah denyut
nadi di pergelangan tangan, leher dan jantung.
 Bintik merah di punggung.

Peristiwa terpisahnya nyawa dengan raga tetap amat


menyakitkan. “ Sakitnya sakaratul maut itu, kira-kira
tiga ratus kali sakitnya di pukul pedang. “ ( Hr. Ibnu abu
dunya)
SAKARATUL MAUT

Melihat batapa sakitnya sakaratul maut maka perawat harus melakukan


upaya –upaya sebagai berikut :
1. Membimbing orang yang mengalami sakaratul maut agar berbaik
sangka kepada Allah SWT.
2. Membasahi kerongkongan orang yang sedang sakaratul maut
3. Mengajarkannya atau mengingatkannya untuk mengucapkan kalimat
syahadat yaitu La ilaha illallah Muhammad Rasulullah.
4. Menghadapkannya ke arah kiblat.caranya jika ia berbaring,maka
lambung kanannya diarahkan ke lantai.
5. Mendo’akannya agar dosanya diampunin dan dimudahkan keluarnya
ruh .Wallahu A’lam.
SAKARATUL MAUT
Perubahan Tubuh Setelah Kematian, akan terjadi :
1. Rigor mortis (kaku) dapat terjadi sekitar 2-4 jam setelah
kematian, karena adanya kekurangan ATP (Adenosin
Trypospat) yang tidak dapat disintesa akibat kurangnya
glikogen dalam tubuh. Proses rigor mortis dimulai dari organ-
organ involuntery, kemudian menjalar pada leher, kepala,
tubuh dan bagian ekstremitas, akan berakhir kurang lebih 96
jam setelah kematian.
2. Algor mortis (dingin), suhu tubuh perlahan-lahan turun 1
derajat celcius setiap jam sampai mencapai suhu ruangan.
3. Post mortem decompotion, yaitu terjadi livor mortis (biru
kehitaman) pada daerah yang tertekan serta melunaknya
jaringan yang dapat menimbulkan banyak bakteri. Ini
disebabkan karena sistem sirkulasi hilang, darah/sel-sel darah
merah telah rusak dan terjadi pelepasan HB.

BACK
MENYIARKAN BERITA

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ada seseorang yang


biasa mengumpulkan sampah di masjid (laki-laki atau
perempuan hitam) meninggal dunia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menanyakan tentang orang tersebut dan dikabarkan
pada beliau bahwa ia telah meninggal. Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam pun bersabda,
ْ َ َ َ ُّ ُ ُ ُ ْ َ ْ ُ ْ ُ َ َ َ
‫أفال كنتم أذنتمو ِنى ِب ِه دلو ِنى على قب ِر ِه‬
“Kenapa kalian tidak mengabariku tentang kematiannya? •
Sekarang tunjukkan padaku di manakah kuburnya.”
(HR.Bukhari no. 458 dan Muslim no. 956)
MENYIARKAN BERITA
Juga terdapat hadits,
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumumkan berita
kematian An Najasyi pada hari kematiannya. Lalu beliau keluar
menuju tempat shalat dan membentuk shaf para jama’ah, lantas
melaksanakan shalat jenazah dengan empat kali takbir.” (HR.
Bukhari no. 1245).

Pengumuman berita kematian di masjid lewat pengeras suara


tidak layak dilakukan. Al Muwafaq dalam kitabnya At Tajj wal Iklil li
Mukhtashor Kholil berkata, ia mendengar Ibnul Qasim di mana ia
berkata bahwa Imam Malik ditanya mengenai pengumuman berita
kematian lewat pintu-pintu masjid, ia pun tidak suka. Begitu pula
dengan berteriak di masjid mengenai kematian seseorang, itu pun
tidak dibolehkan. Tapi dibolehkan jika disampaikan dengan
berkeliling tanpa pengeras suara.
MENYIARKAN BERITA

Kesimpulan dari berbagai hadits mengenai hal ini adalah


perlu ada tiga rincian:
1. Menyampaikan berita kematian seseorang kepada
keluarga, kawan dan orang-orang shalih. Hal ini
hukumnya dianjurkan.
2. Mengumumkan kematian kepada kumpulan orang
dengan tujuan menyebut-nyebut kelebihan mayit.
Hukum hal ini adalah makruh.
3. Pengumuman kematian jenis lain semisal dalam
bentuk meratapi kematian dan semisalnya. Hukum
poin ketiga ini adalah haram.

BACK
Takziah & ziarah kubur

TAKZIAH
Takziah artinya adalah menghibur.
Sedangkan pengertian Takziah menurut istilah syara'
adalah berkunjung kepada keluarga yang meninggal
dunia. Hukumnya sunah, bahkan menjadi wajib, apabila
jenazah muslim tidak ada yang mengurusnya.
Takziah sebaiknya dilakukan sebelum jenazah
dimakamkan, agar dapat membantu mengurus jenazah,
paling tidak mensalatkan, mengantarkan jenazah ke
makam.
Takziah & ziarah kubur
Yang memandikan dan mengkafani jenazah biasanya keluarga
dekat dan dibantu oleh orang yang mengetahui tentang cara
mengurus jenazah. Rasulullah SAW bersabda:
ْ‫ َمن‬:‫هللا َع َل ْي ِه َو َس َّل َم‬
ُ ‫هللا َص َّلي‬
ُ ‫ َق َال َر ُس ْو ُل‬:‫هللا َع ْن ُه َق َال‬ ُ ‫َع ْن َأب ْي ُه َرْي َر َة َر ِض َي‬
ِْ
ُ‫دف َن َف َله‬ َ ‫َشه َد أ َلج َن َاز َة َح َّتي ُي َصل َي َع َل ْي َها َف َل ُه ق ْي َر َط َا َو َم ْن َشه َد َها َح َّتي ُت‬
ِ ِ ِ ِ
ْ َ ْ َ ْ َََْ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ َ َ ْ ْ ََ َْ َ َْ
‫هللا قال ِم ل ألجيلي ِن أل ِظيمي ِن‬ ِ ‫ِقيرأط ِان قيل وما َ َ أ ِلقيرأط ِان يارسول‬
Artinya: (‫(متفق عليه‬
“Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa yang
(takziah) hingga disalatkan, maka dia mendapat pahala satu qirat, dan
barang siapa yang menghadirinya sampai dikuburkan, maka baginya
mendapat pahala dua qirat.’ Ketika Rasulullah SAW ditanya sahabat
apakah dua qirat itu? Beliau manjawab, ‘Laksana dua bukit besar.’”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Takziah & ziarah kubur

Adab dalam bertakziah:


 Takziah hendaknya didasari dengan niat ikhlas karena Allah
SWT.
 Berpakaian yang sopan dan menutup aurat
 Bersikap dan bertingkah laku yang baik
 Berdoa agar jenazah diampuni dosanya dan dirahmati oleh
Allah SWT. Cara mendoakan jenazah yang paling baik ialah
dengan jalan menyalatkannya
 Hendaknya memberi nasehat kepada keluarga jenazah agar
bersabar, bertawakkal dan menjaga iman.
 Memberikan bantuan seperlunya
 Mengingatkan keluarga jenazah tentang hutang jenazah
Takziah & ziarah kubur

Keutamaan Takziah:
1. Takziyah dapat menumbuhkan ingatan manusia kepada kematian,
bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.
2. Mewujudkan hubungan baik antar manusia.
3. Takziyah merupakan media untuk mengingatkan manusia terhadap
sesuatu yang pasti yaitu kematian.
4. Takziyah dapat menangkal sifat keduniaan yang dimiliki oleh
manusia.
5. Melalui takziyah seseorang akan terdorong untuk introspeksi diri
atas semua aktivitas yang dilakukannya. Sehingga akan semakin
tumbuh semangat mengisi hidup dengan perbuatan baik dan amal
shaleh.
6. Takziyah mengarahkan manusia menjadi hamba Allah yang saleh
dan bertakwa.
Takziah & ziarah kubur

ZIARAH KUBUR

Ziarah kubur hukumnya sunnah. Rasulullah SAW bersabda:

َ ْ َ ْ ْ ُ ُ َ ُ َ َّ َ َ َ ْ ُ َ َّ َ َ ْ ُ ُ ْ ْ ُ
(‫زوأ ألقيور ف ِانها تذكو ف ِانها تذ ِكركم ألموت (روأه مسلم‬
Artinya:
“Berziarahlah kamu ke kubur, karena sesungguhnya ziarah kubur itu
ddapat mengingatkan engkau kepada mati.” (H.R. Muslim)
Takziah & ziarah kubur

Adab dalam ziarah kubur:


• Ziarah kubur hendaknya didasari dengan niat karena Allah SWT.
• Hendaknya berpakaian sopan dan menutup aurat
• Hendaknya mengucapkan salam kepada penghuni kubur dan
mendoakan mereka memperoleh keselamatan serta kesejahteraan
di alam kuburnya.
• Tidak boleh menginjak-nginjak dan duduk diatas makam,tidak
boleh meludah, kencing dan buang sampah diatas makam.
• Tidak boleh minta tolong kepada penghuni kubur.

BACK
Perawatan jenazah
Perawatan jenazah
1. MEMANDIKAN
Hadis Nabi:

Artinya : Mandikanlah dia (jenazah) dengan air serta daun bidara ( sabun).
(H.R. Bukhori dari Ibnu Abbas)
2. MENGKAFANI
Hadis Nabi :

Artinya: Janganlah kamu berlebih-lebihan untuk kafan karena sesungguhnya


kafan itu akan hancur sesungguhnya. (H.R. Abu Dawud dari Ali bin Abi Talib)
3. MENSALATKAN
Hadis Nabi :
Artinya: Salatkanlah jenazah-jenazah kalian. (H.R. Ibnu Majah )
4. MENGUBURKAN
Hadis Nabi artinya: Hendaklah kamu segerakan mengubur jenazah, karena
jika orang saleh maka kamu mendekatkannya kepada kebaikan, dan jika ia
bukan orang saleh, supaya kejahatan itu lekas terbuang dari tanggunganmu.
(H. R. Muslim dari Abi Hurairah)

BACK
1. Memandikan jenazah

Catatan dalam
memandikan jenazah:
Syarat-syarat jenazah wajib
dimandikan: • Yang memandikan
jenazah harus sejenis,
kecuali suami boleh
Jenazah itu orang Islam memandikan istri atau
sebaliknya, atau
mahramnya.
Didapati tubuh walaupun sedikit

Bukan mati syahid


1. Memandikan jenazah
• Tempat tidur atau meja dengan ukuran kira-kira tinggi 90 cm, lebar 90 cm, dan
panjang 200 cm, untuk meletakkan mayit.
• Air suci secukupnya di ember atau tempat lainnya (6-8 ember). Gayung
secukupnya (4-6 buah).
• Kendi atau ceret yang diisi air untuk mewudukan mayit.
• Tabir atau kain untuk menutup tempat memandikan mayit.
• Gunting untuk melepaskan baju atau pakaian yang sulit dilepas.
• Sarung tangan untuk dipakai waktu memandikan agar tangan tetap bersih,
terutama bila mayitnya berpenyakit menular.
• Sabun mandi secukupnya, baik padat maupun cair dan sampo untuk rambut.
• Kapur barus yang sudah dihaluskan atau daun bidara untuk dicampur dalam
air.
• Tusuk gigi atau tangkai padi untuk membersihkan kuku mayit dengan pelan.
• Kapas untuk membersihkan bagian tubuh mayit yang halus, seperti mata,
hidung, telinga, dan bibir. Kapas ini juga bisa digunakan untuk menutup
anggota badan mayit yang mengeluarkan cairan atau darah, seperti lubang
hidung, telinga, dan sebagainya.
1. Memandikan jenazah
• Setelah jenazah dibersihkan dari najis, serta gigi dan mulutnya
dibersihkan lalu dengan menggunakan air dan sabun mandi, seluruh
tubuh jenazah dari rambut kepala sampai telapak kaki dimanmdikan
sampai bersih. Disunahkan memndahulukan bagian tubuh sebelah
kanan, kemudian bagian tubuh sebelah kiri. Juga disunahkan
dimandikan tiga kali atau lima kali.
• Setelah selesai dimandikan, kemudian dirapikan rambutnya serta
diwudukan sebagaimana wudu biasa. Mewudhukan jenazah, setelah
itu membasuh seluruh badannya. Disunahkan membasuh jenazah
sebanyak tiga sampai lima kali. Air untuk
memandikan jenazah sebaiknya dingin. Kecuali udara sangat dingin
atau terdapat kotoran yang sulit dihilangkan, boleh menggunakan air
hangat
• Kemudian badannya dikeringkan dengan handuk. Selesailah
memandikan jenazah

BACK
2. Mengkafani jenazah
• Maksudnya membungkus jenazah dengan kain
kafan.
• Hukum mengkafani jenazah adalah fardu kifayah
bagi orang-orang Islam yang masih hidup.
• Kain kafan diperoleh dengan cara yang halal, yakni
diambilkan dari harta peninggalan jenazah, jika ia
meninggalkan harta.
• Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan
yang bersih,berwarna putih, dan sederhana. Seperti
Sabda Rasulullah SAW:
2. Mengkafani jenazah
ْ ُ َ ْ َ َ ْ ْ ُ َ َ ْ ُ َ ُ ْ َ َ َّ َ َ َ ْ ُ ُ َ ْ ْ ُ ْ
)‫اض ف ِانها خير ِثيا ِبكم وكف ِفنوأ ِفيها موتاكم (روأه ألترمذي‬ِ ‫أ ِليسوأ ِمن ِثيا ِبكم أليي‬
Artinya:
“Berpakaianlah kamu dengan pakaianmu yang berwarna putih,
karena pakaian putih itu merupakan pakaian terbaikmu, dan
kafanilah mayat kamu dengan kain putih itu.” (HR. Tirmizi)

Juga Rasulullah SAW bersabda,


“janganlah kamu berlebih-lebihan memilih kain yang mahal-
mahal untuk kafan, karena sesungguhnya kain kafan itu akan
segera hancur,” (HR. Abu Daud)
2. Mengkafani jenazah
Alat-alat yang perlu disiapkan untuk mengkafani mayat di antaranya
adalah seperti berikut:

Kain kafan Kapas


kurang
lebih 12
secuku-
meter. pnya.

Kapur Kayu
barus cendana
yang telah yang telah
halus. dihaluskan.

Tempat
Sisir untuk tidur untuk
menyisir membenta
rambut. ngkan kain
kafan.
2. Mengkafani jenazah
Cara membuat kain kafan bisa bermacam-macam. Di antara cara yang praktis adalah seperti berikut:
• Guntinglah kain kafan menjadi beberapa bagian: Kain kafan sebanyak 3 helai sepanjang badan
mayit ditambah 50 cm.
• Tali untuk pengikat sebanyak 8 helai: 7 helai untuk tali kain kafan dan satu helai untuk cawat.
Lebar tali 5-7 cm.
• Kain untuk cawat. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 50 cm lalu dilipat menjadi tiga
bagian yang sama. Salah satu ujungnya dilipat kira-kira 10 cm lalu digunting ujung kanan dan
kirinya untuk lubang tali cawat. Lalu masukkanlah tali cawat pada lubang-lubang itu. Dalam
cawat ini berilah kapas yang sudah ditaburi kapur barus atau cendana sepanjang cawat.
• Kain sorban atau kerudung. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 90/115 cm lalu
melipatnya antara sudut yang satu dengan yang lain sehingga menjadi segi tiga. Sorban ini
berguna untuk mengikat dagu mayit agar tidak terbuka.
• Sarung. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 125 cm atau lebih sesuai dengan ukuran
mayit.
• Baju. Caranya dengan menggunting kain sepanjang 150 cm atau lebih sesuai dengan ukuran
mayit. Kain itu dilipat menjadi dua bagian yang sama. Lebar kain itu juga dilipat menjadi dua
bagian sehingga membentuk empat persegi panjang. Lalu guntinglah sudut bagian tengah
menjadi segi tiga. Bukalah bukalah kain itu sehingga bagian tengah kain akan kelihatan lubang
berbentuk belah ketupat. Salah satu sisi dari lubang itu digunting lurus sampai pada bagian tepi,
sehingga akan berbentuk sehelai baju.
2. Mengkafani jenazah
Ketentuan dalam mengkafani:
a. Jenazah laki-laki atau wanita minimal dibungkus dengan selapis kain kafan
yang dapat melapisi seluruh tubuhnya. Untuk jenazah laki-laki dibungkus
tiga lapis kain kafan yang tiap lapisnya dapat menutupi seluruh tubuhnya.
Untuk jenazah wanita sebaiknya dilapisi dengan lima lembar kain kafan,
yaitu kain basahan, baju, tutup kepala, kerudung (cadar), dan kain kafan
yang dapat menutupi seluruh tubuhnya.
b. Cara memakaikan kain kafan:
 Mula-mula hamparkan selembar tikar diatas lantai. Lalu bentangkan 4
utas tali diatasnya, kira-kira letaknya ditempat kepala, tangan, lutut, dan
mata kaki jenazah yang hendak dikafani.
 Hamparkan diatas tikar tersebut kain kafan yang sudah disiapkan
sehelai-sehelai dan setiap helainya diberi harum-haruman.
 Jenazah hendaknya diolesi kapur barus halus, kemudian diletakkan
diatas hamparan kain kafan yang telah disediakan. Kedua tangan
diletakkan diatas dadanya, tangan kanan diatas tangan kiri atau
dibolehkan juga tangannya diluruskan kebawah.
2. Mengkafani jenazah
1. Letakkan tali-tali pengikat kain kafan sebanyak 7 helai, dengan perkiraan yang
akan ditali adalah: 1) bagian atas kepala 2) bagian bawah dagu 3) bagian
bawah tangan yang sudah disedekapkan 4) bagian pantat 5) bagian lutut 6)
bagian betis 7) bagian bawah telapak kaki.
2. Bentangkan kain kafan dengan susunan antara lapis pertama dengan lapis
lainnya tidak tertumpuk sejajar, tetapi tumpangkan sebagian saja, sedangkan
lapis ketiga bentangkan di tengah-tengah.
3. Taburkan pada kain kafan itu kapus barus yang sudah dihaluskan.
4. Letakkan kain surban atau kerudung yang berbentuk segitiga dengan bagian
alas di sebelah atas. Letak kerudung ini diperkirakan di bagian kepala mayit.
5. Bentangkan kain baju yang sudah disiapkan. Lubang yang berbentuk belah
ketupat untuk leher mayit. Bagian sisi yang digunting dihamparkan ke atas.
6. Bentangkan kain sarung di tengah-tengah kain kafan. Letak kain sarung ini
diperkirakan pada bagian bokong mayit.
7. Bujurkan kain cawat di bagian tengah untuk menutup alat vital mayit.
8. Lalu letakkan mayit membujur di atas kain kafan dalam tempat tertutup dan
terselubung kain.
9. Sisirlah rambut mayat tersebut ke belakang.
2. Mengkafani jenazah
10. Pasang cawat dan talikan pada bagian atas.
11. Tutuplah lubang hidung dan lubang telinga dengan kapas yang bulat.
12. Sedekapkan kedua tangan mayait dengan tangan kanan di atas tangan
kirinya.
13. Tutuplah persendian mayit dengan kapas-kapas yang telah ditaburi
kapur barus dan cendana yang dihaluskan, seperti sendi jari kaki,
mata kaki bagian dalam dan luar, lingkaran lutut kaki, sendi jari-jari
tangan, pergelangan tangan, siku, pangkal lengan dan ketiak, leher,
dan wajah/muka.
14. Lipatlah kain sarung yang sudah disiapkan.
15. Kenakan baju yang sudah disiapkan dengan cara bagian sisi yang telah
digunting diletakkan di atas dada dan tangan mayit.
16. Ikatkan surban yang berbentuk segitiga dengan ikatan di bawah dagu.
17. Lipatkan kain kafan melingkar ke seluruh tubuh mayit selapis demi
selapis sambil ditarik ujung atas kepala dan ujung bawah kaki.
18. Kemudian talikan dengan tali-tali yang sudah disiapkan.

BACK
3. menYAlATKAN jenazah
Salat jenazah dilaksanakan setelah jenazah selesai dimandikan dan
dikafani. Hukumnya adalah fardu kifayah bagi orang-orang
muslim/muslimat yang masih hidup. Tentang jumlah orang yang
menyalatkan, Rasulullah bersabda:
ُ‫هللا َع َل ْيع َو َس َّل َم َي ُق ْول‬
ُ ‫هللا َص َّلي‬ ُ‫َعن ْأبن َع َّياس َق َال َسم ْ ُت َر ُس ْول‬
ِ ِ ِ ٍ ِ ِ
‫َمام ْن َر ُجل ُم ْسلم َي ُم ْو ُت َف َي ُق ْو ُم َع َلي َج َن َازته َأ ْرَب ُ ْو َن َر ُجلا‬
ِِ ٍِ ٍ ِ
ْ ُ
)‫اهلل شيًئ ِأال شف هماهلل ِفي ِه (روأه أحمد و مسلم‬ ُ ُ َ َ َ َّ ‫ا‬ ْ َ َ ْ ُ ْ ُ َ
ِ ‫اليش ِركون ِب‬
Artinya:
“Dari ibnu Abbas, katanya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang
islam yang mati, lalu jenazahnya disalatkan oleh empat puluh orang muslim
yang tidak musyrik, maka Allah menerima syafaat mereka terhadap jenazah
tersebut.”
3. menYAlATKAN jenazah

Syarat melaksanakan shalat jenazah:


• Seorang yang menyalatkan, syaratnya orang islam,
suci dari hadas besar dan hadas kecil, suci badan,
pakaian, tempat dari najis, menutup aurat, dan
menghadap kiblat.
• Salat jenazah dilakukan setelah jenazah dimandikan
dan dikafani.
• Letak mayat di sebelah kiblat orang yang
menyalatkan, terkecuali kalau salat jenazah dilakukan
diatas kubur atau salat gaib.
3. menYAlATKAN jenazah

SUNAH-SUNAH SHALAT JENAZAH:


1. Mengangkat tangan ketika mengucapkan emapt takbir.
Sabda Rasulullah SAW:
َ َ َ ْ َ ْ ْ َ ُ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ ُ َّ َ َ َ ُ ْ َ
‫أت ألجناز ِأة‬
ِ ‫ع ِن أب ِن عمر أنه صلي هللا علي ِه وسلم كان يرفع يدي ِه علي ك ِل تك ِبير‬
)‫(روأه ألبيهقي‬
Artinya: “Dari Ibnu Umar, Sesungguhnya Nabi SAW mengangkat
kedua tangannya, pada semua takbir salat jenazah (HR. al-
Baihaqy)
2. Israr yaitu merendahkan suara bacaan salat
3. Membaca Ta’awuz
3. menYAlATKAN jenazah
Rukun sholat jenazah:

1. Salat jenazah dilakukan dengan niat ikhlas karena Allah ta’ala.


2. Berdiri bag yang mampu.
3. Takbir empat kali.
4. Membaca surah Al-fatihah sesudah takbir pertama (takbiratul
ihram).
5. Membaca salawat atas nabi SAW, setelah takbir kedua.
6. Membaca doa untuk jenazah setelah takbir ketiga.
7. Berdoa setelah takbir ke-empat.
8. Membaca doa untuk jenazah dan orang yang mayalatinya,
setelah takbir ke empat
9. Mengucapkan salam
3. menYAlATKAN jenazah
Cara mengerjakan shalat jenazah:
1. Niat Shalat Jenazah, niat menyengaja melakukan shalat atas mayit dengan
4(empat) takbir menghadap kiblat karena Allah.
• Lafal Niat Shalat Jenazah untuk mayit laki-laki:

•Lafal Niat Shalat Jenazah untuk mayit perempuan:


3. menYAlATKAN jenazah
2. Takbir pertama (takbiratul ihram) diteruskan membaca al-Fatihah.
3. Takbir kedua diteruskan membaca selawat Nabi Muhammad
saw. Adapun bacaan shalawat nabi adalah sebagai berikut :

4. Takbir ketiga tanpa ruku dan sujud, kemudian membaca doa untuk mayit:
ْ‫أرح ْم ُه ( َها) َو َع ِاف ِه ( َها) َو ْأع ُف َع ْن ُه ( َها) َو َأ ْكر ْم ُن ُزَل ُه ( َها) َو َو ِسع‬ َ ‫َأ َّلله َّم ْأغ ِف ْرَل ُه ( َها) َو‬
ِ َ ْ ِ
ُ‫َم ْد َخ َل ُه ( َها) َو ْأغ ِس ْل ُه ( َها) ِب َم ٍاء َو َث ْلج َو َب ْر ٍد َو َن ِق ِه ( َها) ِم َن أ َلخط َايا َك َم ُاي َن َّقي أل َّ ْوب‬
ْ َ َ ‫ا‬ ْ َ َ َ ٍ َ ْ ْ َ َ َ َّ َ ُ َ ْ َ ْ
َ َ ْ ‫ا‬ ْ َ َ ْ َ
‫س وأب ِدله (ها) دأرأ خيرأ من د ِأر ِه (ها) وأهل خيرأ ِمن أه ِل ِه (ها) و ِق ِه‬ ‫ا‬ ْ ‫ا‬ َ ُ
ِ ‫أالبيض ِم ْن ألدن‬
َّ َ َ
)‫( َها) ِف ْت َنة ألقي ِر وعذأب ألن ِار (روأه مسلم‬
َ َ ْ َ َ
3. menYAlATKAN jenazah
5. Takbir keempat, membaca doa untuk mayit dan untuk diri
sendiri:

6. Salam (memalingkan muka ke kanan dan ke kiri)


3. menYAlATKAN jenazah
7. Setelah itu membaca bacaan Doa Setelah Shalat Jenazah

Artinya :
“ Ya Allah Jika mayit ini termasuk ke dalam orang yg baik, maka
terimalah amal kebaikanya dan jika mayit ini termasuk kedalam
orang yg jahat maaka bebaskanlah dia, sebab rahmat engkau akan
kerindha’an Engkau dan jauhkanlah dia dari fitnah kubur dan
siksanya.“
3. menYAlATKAN jenazah

Artinya :
” Dan Luaskan-lah kubur-nya, renggangkanlah bumi dan kedua
lambungnya dan pertemukanlah dia dg sebab rahmat Engkau akan
keselamatan dari siksa Engkau sehingga Engkau bangunkan dia
dlm keadaan aman sampai ke surga engkau berkat rahmat engkau,
wahai zat yg paling pengasih diantara para pengasih ”.
3. menYAlATKAN jenazah

Beberapa hal yang perlu diperhatikan:


1. Salat jenazah boleh dikerjakan secara munfarid, tetapi
sebaiknya secara berjama’ah.
2. Wanita yang bergama Islam boleh dan sah menyalatkan
jenazah.
3. Jika jenazah yang disalatkan ada ditempat salat,
perhatikanlah hal-hal berikut:
a. Jenazah diletakkan didepan orang yang menyalatkan (imam),
dengan posisi jenazah kepalanya diutara, basan dan kakinya
menjulur keselatan.
b. Bila jenazahnya laki-laki, maka yang menyalatkan (imam),
hendaknya berdiri menghadap jenazah sejajar dengan kepalanya.
Tetapi jika jenazahnya perempuan, imam berdiri sejajar dengan
bagian tengah jenazah
3. menYAlATKAN jenazah
c. Jika jenazahnya benyak terdiri dari laki-laki dan wanita,
maka cara menyalatkannya boleh sekaligus, dengan
ketentuan jenazah laki-laki diletakkan lebih dekat
dengan yang mensalatkan (imam), sedangkan jenazah
wanitanya lebih dekat ke kiblat.
d. Salat jenazah dikerjakan sesuai dengan urutannya,
sebagaimana tercantum dalam rukun salat.
4. Salat jenazah gaib adalah salat jenazah yang jenazahnya tidak ada
ditempat salat. Tata caranya sama dengan kalau jenazahnya ada
ditempat.
5. Menyalatkan jenazah diatas kuburnya. Hukumnya boleh, sabda
Rasulullah SAW: Artinya; Nabi SAW sampai kesebuah kubur yang
masih basah, kemudian beliau mensalatkannya dan mereka (para
sahabat) berbaris dibelakang beliau dan bertakbir emapt kali. (HR.
Bukhari dan Muslim)
BACK
4. Menguburkan jenazah

Jenazah dikuburkan setelah dimandikan, dikafani dan disalatkan. Hukum


penguburan jenazah muslim adalah fardu kifayah atas orang Islam yang
masih hidup.
Penguburan jenazah sebaiknya disegerakan. Sesuai Sabda Rasulullah
SAW:
ْ‫ُأ ْسر ُع ْوأ ب ْا َلج َن َز ِة َف ِا ْن َك َان ْت َصا ِل َح اة َق َّرْب ُت ُم ْو َن َها ِأ َلي ْأ َلخ ْير َو ِأن‬
ِ ِ ِ
ْ ُ َ َ َ َ
)‫كانت غير ذ ِلك فشر تض ونها علي ِرقا ِبكم (روأه ألجماعة‬
َ ْ ُ َ َ ٌّ َ َ َ َ َ ْ ‫ا‬ ْ َ َ
Artinya: “Segerakanlah jenazah itu dikuburkan. Jika ia seorang yang saleh, ia
akan segera cepat mendapat ganjaran kebaikan, dan jika ia tidak saleh saleh (ahli
maksiat), ia akan cepat meninggalkan kejelelakan dari pundak-pundak kamu
semua.” (HR. Al-Jama’ah)
4. Menguburkan jenazah
Persiapan
1. Liang kubur hendaknya dibuat yang dalam, agar terhindar dari
binatang buas dan tidak tercium bau jasadnya.
2. Liang kubur dapat berupa lahad, yaitu liang yang dibuat khusus di
dasar kubur pada arah kiblat (pinngir) untuk meletakkan jenazah,
atau syiq, yaitu liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian
tengahnya.
3. Sebaiknya dikuburkan di kuburan khusus kaum Muslim.
4. Waktu penguburan jenazah dengan sengaja dengan hukum makruh,
yaitu Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim dan
Ash-habus Sunan dari ‘Uqbah , katanya: “Ada tiga saat yang pada
waktu itu kami dilarang oleh Nabi saw. buat melakukan shalat atau
menguburkan mayat, yaitu tepat waktu terbitnya matahari sampai ia
naik, ketika tepat tengah hari sampai ia tergelincir dan ketika hampir
terbenamnya matahari sampai ia terbenam.”
5. Penutup lubang kubur harus kuat dengan menggunakan kayu, bambu,
atau batu sebagai peyangga sehingga tidak mudah longsor ke bawah.
6. Usungan keranda jenazah hendaknya tertutup rapat dan sederhana.
4. Menguburkan jenazah
TATA CARA MEMAKAMKAN:
1. Dua/tiga orang dari keluarga terdekat jenazah masuk ke liang kubur
dengan berdiri menerima jenazah.
2. Jenazah dimasukkan dari arah kaki kubur dengan mendahulukan
kepala, sambil membaca “Bismillahi wa’ala millati Rasulullah” (dengan
nama Allah dan atas agama Rasulullah)
3. Khusus ketika memasukkan jenazah perempuan hendaklah
dibentangkan kain di atas liang kuburnya.
4. Miringkan jenazah ke sisi kanan, menghadap kiblat
5. Adapun melepas tali-talinya dan membuka kain yang menutupi pipi
dan jari-jarinya sehingga menempel ke tanah.
6. Menutup dengan papan, bambu, atau batu lempeng dengan
memberikan rongga secukupnya.
7. Menimbun liang kubur itu dengan tanah dan boleh ditinggikan kurang
lebih satu jengkal.
8. Memasang tanda dengan sebuah batu, kayu, atau bambu pada arah
kepala saja tanpa diberi identitas.
9. Bagi pengiring jenazah sebaiknya menaburkan tanah ke atas
kuburannya tiga kali.
10. Bagi pengiring jenazah yang tiba di kuburan ketika kubur belum selesai
digali hendaknya duduk menghadap kiblat dan memohonkan ampunan
bagi sang jasad.
4. Menguburkan jenazah

Perbuatan sunnah pada Waktu


Pemakaman
1. Jika jenazah perempuan, dinaungi
dengan kain
2. Meninggikan kubur sekadarnya
3. Menandai kubur dengan batu atau
kayu
4. Menaruh kerikil diatas kubur dan
pelepah basah
5. Menyiram kubur dengan air
6. Mendoakan mayat

BACK
TENTANG LIANG LAHAT

Mazhab Hanafi, Syafii dan Hanbali dengan tegas mengatakan, disunnahkan


memercikkan air di atas kuburan (mayat) setelah dikuburkan. Ulama dalam
mazhab Syafii dan Hanbali menambahkan agar meletakkan kerikil kecil di
atasnya. Manfaat menyirami air:
• Untuk menjaga tanah agar tidak berterbangan
• Sebagai pengharapan (tafa’ul) agar kondisi mereka yang dalam kuburan tetap
dingin.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Ja’far bin Muhammad dari ayahnya:


“Sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wasallam memercikkan (air) di atas kuburan
anaknya Ibrahim dan menaruh kerikil (di atasnya). Karena hal itu lebih
menguatkan dan tidak cepat menyusut serta lebih menahan tanah dari sapuan
angin.”
TENTANG LIANG LAHAT

Manfaat tanaman di makam:


Sebenarnya tidak harus tanaman, bunga, pelepah
atau ranting-ranting pun boleh, yang penting masih
basah atau segar. Disunnahkan meletakkan pelepah
kurma/tanaman yang masih hijau di atas kuburan,
karena hal ini adalah sunnah Nabi Muhammad saw.
dan dapat meringankan beban si mayat karena
barokahnya bacaan tasbihnya bunga yang ditaburkan
dan hal ini disamakan dengan sebagaimana adat
kebiasaan, yaitu menaburi bunga yang harum dan
basah atau yang masih segar.
TENTANG LIANG LAHAT
Jenis liang lahat:
Ada 2 jenis liang kubur yang boleh digunakan
yaitu Lahad dan Syaq. Keduanya boleh
dipergunakan, tetapi yang lebih utama adalah
lahad.
1. Lahad ialah liang yang dibuat di sisi kubur arah
kiblat.
2. Syaq adalah liang ditengah-tengah kubur untuk
mayat.
TENTANG LIANG LAHAT
1. Liang lahat tepi 2. Liang lahat tengah
TENTANG LIANG LAHAT
3. Liang lahat biasa 4. Liang untuk dua mayat

BACK

Anda mungkin juga menyukai