Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Sholat

Secara bahasa sholat bermakna do’a, sedangkan secara istilah, sholat merupakan suatu
ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram
dan diakhiri dengan salam dengan rukun dan persyaratan tertentu.

Menurut hakekatnya, sholat ialah menghadapkan jiwa kepada Allah SWT, yang bisa
melahirkan rasa takut kepada Allah & bisa membangkitkan kesadaran yang dalam pada setiap
jiwa terhadap kebesaran & kekuasaan Allah SWT.

Menurut Ash Shiddieqy, sholat ialah menggambarkan rukhus shalat atau jiwa shalat;
yakni berharap kepada Allah dengan sepenuh hati dan jiwa raga, dengan segala kekhusyu’an
dihadapan Allah dan ikhlas yang disertai dengan hati yang selalu berzikir, berdo’a &
memujiNya.

Dalam mengerjakan sholat harus selalu berusaha menjaga kekhusu’annya. Secara


bahasa, khusyu’ berasal dari kata khasya’a yakhsya’u khusyu’an, yang berarti memusatkan
penglihatan pada bumi & memejamkan mata/meringankan suara ketika shalat. Khusyu’ itu
artinya lebih dekat dengan khudhu’ yakni tunduk & takhasysyu’ yakni membuat diri menjadi
khusyu’. Khusyu’ ini bisa melalui suara, gerakan badan atau pengelihatan. ketiganya itu
menjadi tanda kekhusyu’an bagi seseorang dalam melaksanakan shalat.

Secara istilah syara’, khusyu’ ialah keadaan jiwa yang tenang & tawadhu’, kemudian
khusyu’ dihati sangat berpengaruh dan akan tampak pada anggota tubuh lainnya. Menurut A.
Syafi’i khusyu’ berarti menyengaja, ikhlas, tunduk lahir batin; dengan menyempurnakan
keindahan bentuk ataupun sikap lahirnya (badan), serta memenuhinya dengan kehadiran hati,
kesadaran dan pemahaman segala ucapan maupun sikap lahiriyah tersebut.

Tata cara shalat


1. Gerakan Berdiri Tegak untuk Salat

Berdiri tegak pada salat fardu hukumnya wajib. Berdiri tegak merupakan salah satu
rukun salat. Sikap ini dilakukan sejak sebelum takbiratul ihram. Cara melakukannya adalah
sebagai berikut.
1. Posisi badan harus tegak lurus dan tidak membungkuk, kecuali jika sakit.
2. Tangan rapat di samping badan.
3. Kaki direnggangkan, paling lebar selebar bahu.
4. Semua ujung jari kaki menghadap kiblat.
5. Pandangan lurus ke tempat sujud.
6. Posisi badan menghadap kiblat. Akan tetapi, jika tidak mengetahui arah kiblat, boleh
menghadap ke arah mana saja. Asal dalam hati tetap berniat menghadap kiblat.

2. Gerakan Mengangkat Kedua Tangan

ada banyak keterangan tentang cara mengangkat tangan. Menurut kebanyakan ulama
caranya adalah sebagai berikut.
1. Telapak tangan sejajar dengan bahu.
2. Ujung jari-jari sejajar dengan puncak telinga.
3. Ujung ibu jari sejajar dengan ujung bawah telinga.
4. Jari-jari direnggangkan.
5. Telapak tangan menghadap ke arah kiblat, bukan menghadap ke atas atau ke samping.
6. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang
menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
7. Bersamaan dengan mengucapkan kalimat takbir.
Catatan: Mengangkat tangan ketika salat terdapat pada empat tempat, yaitu saat
takbiratulihram, saat hendak rukuk, saat iktidal (bangun dari rukuk), dan saat bangun dari
rakaat kedua (selesai tasyahud awal) untuk berdiri meneruskan rakaat ketiga.

3. Gerakan Sedekap dalam Salat

Sedekap dilakukan sesudah mengangkat tangan takbiratulihram. Adapun caranya adalah


sebagai berikut.
a. Telapak tangan kanan diletakkan di atas pergelangan tangan kiri, tidak digenggamkan.
b. Meletakkan tangan boleh di dada. Boleh juga meletakkannya di atas pusar. Boleh juga
meletakkannya di bawah pusar.
Ketika bersedekap, doa yang pertama dibaca adalah doa iftitah. Setelah selesai iftitah,
kemudian membaca surat Al Fatihah. Sesudah membaca surat Al Fatihah, kemudian
membaca surat pendek seperti Al Ikhlas, Al ‘Asr, dan An Nasr.DOA IFTITAHALLAAHU
AKBAR KABIIRAA WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA WASUBHAANALLAAHI
BUKRATAW WAASHIILAA.WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS
SAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAM MUSLIMAW WAMAA ANA MINAL
MUSYRIKIIN.INNA SHALAATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII
LILLAAHIRABBIL ‘AALAMIIN.LAA SYARIIKA LAHUU WA BIDZAALIKA UMIRTU
WA ANA MINAL MUSLIMIIN.AL-FATIHAHBISMILLAAHIR RAHMAANIR
RAHIIM.AL HAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN.ARRAHMAANIR
RAHIIM.MAALIKIYAUMIDDIIN.IYYAAKA NA’BUDU WAIYYAAKA
NASTA’IINU.IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIIM.SHIRAATHAL LADZIINA
AN’AMTA ‘ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM WALADHDHAALLIIN.
AAMIIN.Baca Ayat Pada Al-Quran sangat disarankan membaca Surat-Surat pendek di Juz
Amma.

4. Gerakan Rukuk Dalam Sholat

Rukuk artinya membungkukkan badan. Adapun cara melakukannya adalah sebagai


berikut.
1. Angkat tangan sambil mengucapkan takbir. Caranya sama seperti takbiratulihram.
2. Turunkan badan ke posisi membungkuk.
3. Kedua tangan menggenggam lutut. Bukan menggenggam betis atau paha. Jari-jari tangan
direnggangkan. Posisi tangan lurus, siku tidak ditekuk.
4. Punggung dan kepala sejajar. Punggung dan kepala dalam posisi mendatar. Tidak terlalu
condong ke bawah. Tidak pula mendongah ke atas.
5. Kaki tegak lurus, lutut tidak ditekuk.
6. Pinggang direnggangkan dari paha.
7. Pandangan lurus ke tempat sujud.
Sesudah posisi ini mantap, kemudian membaca salah satu doa rukuk.

SUBHAANA RABBIYAL ‘ADZIIMI WA BIHAMDIH. – 3 x


5. Gerakan Iktidal dalam Sholat

Iktidal adalah bangkit dari rukuk. Posisi badan kembali tegak. Ketika bangkit disunahkan
mengangkat tangan seperti ketika takbiratulihram. Bersamaan dengan itu membaca kalimat
“sami’allahu liman hamidah”. Badan kembali tegak berdiri. Tangan rapat di samping badan.
Ada juga yang kembali ke posisi bersedekap seperti halnya ketika membaca surat Al Fatihah.
Perbedaan ini terjadi karena beda pemaknaan terhadap hadis dalilnya. Padahal dalil yang
digunakan sama. Namun, jumhur ulama sepakat bahwa saat iktidal itu menyimpan tangan
rapat di samping badan.

Sesudah badan mantap tegak berdiri, barulah membaca salah satu doa iktidal.

SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH.RABBANAA LAKAL HAMDU MIL’US


SAMAAWATI WA MIL ‘ULARDHI WA MIL ‘UMAASYI’TA MIN SYAI’IN BA’DU.

6. Gerakan Sujud dalam Sholat

Sujud artinya menempelkan kening pada lantai. Menurut hadis riwayat Jamaah, ada tujuh
anggota badan yang menyentuh lantai ketika sujud, yaitu:
1. wajah (kening dan hidung),
2. dua telapak tangan,
3. dua lutut, dan
4. dua ujung telapak kaki.
Cara melakukan sujud adalah sebagai berikut.
1. Turunkan badan dari posisi iktidal, dimulai dengan menekuk lutut sambil mengucapkan
takbir.
2. Letakkan kedua lutut ke lantai.
3. Letakkan kedua telapak tangan ke lantai.
4. Letakkan kening dan hidung ke lantai.
5. Talapak tangan dibuka, tidak dikepalkan. Akan tetapi, jari-jarinya dirapatkan, dan ini satu-
satunya gerakan di mana jari-jari tangan dirapatkan, sementara dalam gerakan lainnya jari-
jari ini selalu direnggangkan.
6. Jari-jari tangan dan kaki semuanya menghadap ke arah kiblat. Ujung jari tangan letaknya
sejajar dengan bahu.
7. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang
menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
8. Renggangkan pinggang dari paha.
9. Posisi pantat lebih tinggi daripada wajah.
10. Sujud hendaknya dilakukan dengan tenang. Ketika sudah mantap sujudnya, bacalah salah
satu doa sujud.
Ketika bangkit dari sujud untuk berdiri ke rakaat berikutnya, disunahkan wajah lebih dulu
dianggkat dari lantai, kemudian tangan, dan disusul dengan mengangkat lutut hingga berdiri
tegak.SUJUDSUBHAANA RABBIYAL A‘LAA WA BIHAMDIH. – 3 x

7. Gerakan Duduk antara Dua Sujud

Duduk antara sujud adalah duduk iftirasy, yaitu:


1. Bangkit dari sujud pertama sambil mengucapkan takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Pandangan lurus ke tempat sujud.
9. Setelah posisi tumakninah, baru kemudian membaca salah satu doa antara dua
sujud.RABBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNII
WAHDINII WA’AAFINII WA’FU ‘ANNII

.8. Gerakan Tasyahud (Tahiyat) Awal

Duduk tasyahud awal adalah duduk iftirasy, sama seperti duduk antara dua sujud. Ini
pada Sholat yang lebih dari dua rakaat, yaitu pada salat zuhur, asar, magrib, dan isya.
Caranya adalah sebagai berikut.
1. Bangkit dari sujud kedua rakaat kedua sambil membaca takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan digenggamkan.
Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian membaca doa
tasyahud.ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH
THAYYIBAATU LILLAAH.ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU
WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA
‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA
ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.ALLAAHUMMA SHALLI
‘ALAA MUHAMMAD.

9. Gerakan Tasyahud Akhir

Tasyahud akhir adalah duduk tawaruk. Caranya adalah.


1. Bangkit dari sujud kedua, yaitu pada rakaat terakhir salat, sambil membaca takbir.
2. Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk menyentuh lantai.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan digenggamkan.
Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian membaca doa tasyahud,
selawat, dan doa setelah tasyahud akhir.ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH
SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN
NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.ASSALAAMU ‘ALAINAA
WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.ASYHADU ALLAA ILAAHA
ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR
RASUULULLAAH.ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA MUHAMMAD ( tasyahud awal )
WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD.KAMAA SHALLAITAA ‘ALAA IBRAAHIIM WA
‘ALAA AALI IBRAAHIIM.WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA
‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.KAMAA BAARAKTA ‘ALAA
SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.FIL
‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID. YAA MUQALLIBAL QULUUB.
TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIK.

10. Gerakan salam

Gerakan salam adalah menengok ke arah kanan dan kiri. Menengok dilakukan sampai
kira-kira searah dengan bahu. Jika jadi imam dalam salat berjamaah, salam dilakukan sampai
terlihat hidung oleh makmum. Menengok dilakukan sambil membaca salam.alam ke arah
kanan dan kiri seraya mengucapkan: “ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH,
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH

Shalat munfaraid & Berjamaah


A. SHOLAT BERJAMAAH
1. Pengertian Shalat Berjamaah
Shalat Jamaah adalah shalat yang dikerjakan secara bersama-sama oleh
dua orang atau lebih. Dalam mengerjakan shalat jamaah, seorang menjadi imam
sementara yang lainnya menjadi makmum. Hukum shalat berjamaah bagi laki-laki
adalah wajib. Di kalangan ulama, hukum shalat berjamaah terdapat perbedaan
pendapat, sebagian besar diantara mereka berpendapat sunnah muakkad yaitu
sunnah yang sangat dianjurkan.
2. Ketentuan Sholat Berjamaah
a. Syarat Imam
Imam adalah seseorang yang memimpin pelaksanaan shalat berjamaah.
Menurut para fukaha, syarat-syarat seorang imam adalah sebagai berikut.
1. Orang yang lebih dalam ilmunya
2. Lebih fasih bacaan al-Qur’an serta banyak hafalannya
3. Memahami hukum-hukum shalat
4. Memiliki akhlak mulia dan dicintai oleh makmumnya
5. Bersedia menjadi imam, dalam arti tidak terpaksa
6. Imam laki-laki bisa memimpin jamaah laki-laki dan perempuan
7. Imam perempuan hanya bisa memimpin jamaah perempuan
b. Syarat Makmum
Syarat-syarat seorang makmum adalah sebagai berikut.
1. Berniat menjadi makmum
2. Mengetahui dan mengikuti gerakan imam
3. Tidak mendahului gerakan imam
4. Tempat berdirinya tidak lebih depan dari imam
c. Macam Makmum
Dalam shalat berjamaah makmum dibagi menjadi dua yaitu makmum
muwafik dan makmum masbuk. Makmum muwafik adalah makmum yang dapat
mengikuti gerakan shalat bersama imam dari awal sampai akhir. Makmum masbuk
adalah makmum yang tertinggal rakaat dari imam.
3. Hikmah Shalat Berjamaah
1. Menambah syiar islam
2. Mempererat tali persaudaraan diantara sesama muslim
3. Menghilangkan jurang pemisah antara beberapa golongan
4. Menumbuhkan sikap saling menolong diantara sesama muslim
5. Meramaikan masjid dengan ibadah
6. Melatih kita untuk tunduk kepada imam
B. SALAT MUNFARID
Shalat munfarid adalah shalat yang dikerjakan dengan cara sendirinya,
baik mengerjakan shalat fardhu maupun shalat sunnah. Contoh shalat munfarid,
misalnya shalat rawatib, shalat tahiyatul masjid, shalat hajad, dan shalat duha.

Contoh sholat sunnah berjama'ah :


1. Sholat sunnah Id (Idul Fitri dann Idul Adha).
2. Sholat sunnah tarawih
3. Sholat sunnah Istisqo' (minta hujan)

Contoh sholat sunnah munfarid :


1. Sholat sunnah rowatib (mengiringi sholat)
2. Sholat sunnah istikhoroh
3. Sholat sunnah tahajud

Manfaat shalat
1. Shalat Adalah Simbol Ketenangan.
Shalat menunjukkan ketenangan jiwa dan kesucian hati para pelakunya. Ketika menegakkan
shalat dengan sebenarnya, maka diraihlah puncak kebahagiaan hati dan sumber segala
ketenangan jiwa. Dahulu, orang-orang shalih mendapatkan ketenangan dan pelepas segala
permasalahan ketika mereka tenggelam dalam kekhusyu’kan shalat.

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud rahimahullah dalam Sunan-nya:


Suatu hari ‘Abdullah bin Muhammad al-Hanafiyah pergi bersama bapaknya menjenguk
saudara mereka dari kalangan Anshar. Kemudian datanglah waktu shalat. Dia pun memanggil
pelayannya,”Wahai pelayan, ambillah air wudhu! Semoga dengan shalat aku bisa
beristirahat,” kami pun mengingkari perkataannya. Dia berkata: “Aku mendengar Nabi
Muhammad bersabda,’Berdirilah ya Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat!’.”[2]

Marilah kita mengintrospeksi diri, sudahkah ketenangan seperti ini kita dapatkan dalam
shalat-shalat kita? Sudah sangat banyak shalat yang kita tunaikan, tetapi pernahkah kita
berfikir manfaat shalat ini? Atau rutinitas shalat yang kita tegakkan sehari-hari?

Suatu ketika seorang tabi’in yang bernama Sa’id bin Musayib mengeluhkan sakit di
matanya. Para sahabatnya berkata kepadanya: “Seandainya engkau mau berjalan-jalan
melihat hijaunya Wadi ‘Aqiq, pastilah akan meringankan sakitmu,” tetapi ia menjawab:
“Lalu apa gunanya aku shalat ‘Isya` dan Subuh?”[3]

Demikianlah, generasi terdahulu dari umat ini memposisikan shalat dalam kehidupan
mereka. Bagi mereka, shalat adalah obat bagi segala problematika. Dengan hati mereka
menunaikan shalat, sehingga jiwa menuai ketenangan dan mendapatkan kebahagiaan.

2. Shalat Adalah Cahaya.


Ambillah cahaya dari shalat-shalat kita. Ingatlah, cahaya shalat bukanlah cahaya biasa. Dia
cahaya yang diberikan oleh Penguasa alam semesta ini. Diberikan untuk menunjuki manusia
ke jalan yang lurus, yaitu jalan ketaatan kepada Allah Rabul ‘alamin.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari sahabat Abu Mâlik al-
‘Asy’ari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‫( نور والصالة‬dan shalat itu adalah
cahaya). Oleh karena itu, marilah menengok diri kita, sudahkah cahaya ini menerangi
kehidupan kita? Dan sungguh sangat mudah jika kita ingin mengetahui apakah shalat telah
mendatangkan cahaya bagi kita? Yakni dapat lihat, apakah shalat membawa ketaatan kepada
Allah dan menjauhkan kita dari bermaksiat kepada-Nya? Jika sudah, berarti shalat itu telah
menjadi sumber cahaya bagi kehidupan kita. Inilah cahaya awal yang dirasakan manusia di
dunia. Dan kelak di akhirat, ia akan menjadi cahaya yang sangat dibutuhkan, yang
menyelamatkannya dari berbagai kegelapan sampai mengatarkannya kepada surga Allah
Subhanahu wa Ta’ala .

3. Shalat Sebagai Obat Dari Kelalaian.


Lalai adalah penyakit berbahaya yang menimpa banyak manusia. Lalai mengantarkan
manusia kepada berbagai kesesatan, bahkan menjadikan manusia tenggelam di dalamnya.
Mereka akan menanggung akibat dari kelalaian yang mereka ambil di dunia maupun di
akhirat kelak. Sehingga lalai menjadi penutup yang menutupi hati manusia. Hati yang
tertutup kelalaian, menyebabkan kebaikan akan sulit sampai padanya. Tetapi menegakkan
shalat sesuai dengan syarat dan rukunnya, dengan menjaga sunnah dan khusyu di dalamnya,
insya Allah akan menjadi obat paling mujarab dari kelalaian ini, membersihkan hati dari
kotoran-kotorannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ْ‫ك وَا ْذ ُك ْر‬


َْ َّ‫ك فِي َرب‬ ِ ‫ض ُّر ًعا نَ ْف‬
َْ ‫س‬ ًْ ‫خي َف‬
َ َ‫ة ت‬ َْ ‫ل ِمنَْ ْالج َْه ِْر َو ُد‬
ِ ‫ون َو‬ ِْ ‫ال ُغ ُد ِْو ْال َق ْو‬
ْ ِ‫ل ب‬ ْ ‫َل و‬
ِْ ‫َاْلصَا‬ ْْ ‫ِمنَْ تَ ُك‬
َْ ‫ن و‬
َْ‫ْال َغافِلِين‬

Dan sebutlah (nama) Rabbmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut,
dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang lalai. [al-A’ra/7:205].

Berkata Imam Mujahid: “Waktu pagi adalah shalat Subuh dan waktu petang adalah
shalat ‘Ashar”.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ْ ‫ظَ م‬
ْ‫َن‬ َ ‫ه ُؤل َِْء َعلَى ح‬
ْ ‫َاف‬ َ ِْ‫صلَوَات‬ ْ ‫م ْالم‬
َّ ‫َك ُت ْوبَاتِْ ال‬ ْْ ‫حبان وابن خزيمة ابن رواه ْال َغافِلِ ْينَْ ِمنَْ ُي ْكت‬
ْْ َ‫َب ل‬

Barang siapa yang menjaga shalat-shalat wajib, maka ia tidak akan ditulis sebagai orang-
orang yang lalai.[4]
4. Shalat Sebagai Solusi Problematika Hidup.
Sudah menjadi sifat dasar manusia ketika dia tertimpa musibah dan cobaan, dia akan mencari
solusi untuk menyelesaikan permasalahannya. Maka tidak ada cara yang lebih manjur dan
lebih hebat dari shalat. Shalat adalah sebaik-baik solusi dalam menghadapi berbagai macam
cobaan dan kesulitan hidup. Karena tidak ada cara yang lebih baik dalam mendekatkan diri
seseorang dengan Rabbnya kecuali dengan shalat. Rasulullah dalam sabdanya mengucapkan:

ُ ‫ون مَا أَ ْقر‬


ْ‫َب‬ ُْ ‫د ي َُك‬
ُْ ‫ن ْال َع ْْب‬
ْْ ‫ه ِم‬ ُ ‫جدْ َو‬
ِْ ِ‫ه َْو رَب‬ َ ‫الد َعا َْء َفأَ ْك ِث ُروا‬
ِ ‫سا‬ ُّ ‫مسلم رواه‬

Posisi paling dekat seorang hamba dengan Rabbnya yaitu ketika dia sujud, maka
perbanyaklah doa. [HR Muslim]. [5]

Inilah di antara manfaat shalat yang sangat agung, mendekatkan hamba dengan Dzat
yang paling ia butuhkan dalam menyelesaikan problem hidupnya. Maka, kita jangan menyia-
nyiakan kesempatan emas ini. Jangan sampai kita lalai dalam detik-detik shalat kita. Jangan
pula terburu-buru dalam shalat kita, seakan tidak ada manfaat padanya.

Shalat bisa menjadi sarana menakjubkan untuk mendatangkan pertolongan dan dukungan
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam kisah Nabi Yunus Alaihissallam, Allah Subhanahu wa
Ta’ala menceritakan:

ُْ َّ‫ان أَن‬
ْ‫ه َفلَ ْو َل‬ َْ ‫حينَْ ِمنَْ َك‬ ُ ‫ث ْال‬
َ ‫م‬
ِ ‫س ِب‬ َْ ‫ه فِي لَلَ ِب‬ ْ ‫م إلَىْ ب‬
ِْ ِ‫َطن‬ َْ ‫ُي ْب َع ُث‬
ِ ِْ ‫ون يَ ْو‬

Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,
niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit. [ash-Shafât/37:143-
144].

Sahabat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu menafsirkan “banyak mengingat Allah”, yaitu,
beliau termasuk orang-orang yang menegakkan shalat,[6]

Sahabat Hudzaifah Radhiyallahu anhu pernah menceritakan tentang Nabi Muhammad


Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

َ ‫ى َك‬
ْ‫ان‬ ُّْ ِ‫ ال َّنب‬-‫وسلم عليه هللا صلى‬- ‫ه إِ َذا‬ َ ْ‫صَلَّى أَ ْمر‬. ‫داود أبو رواه‬
ُْ َ‫ح َزب‬

Dahulu, jika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tertimpa suatu urusan, maka beliau
melaksanakan shalat. [HR Abu Dawud].[7]

5. Shalat Mencegah Dari Perbuatan Keji Dan Mungkar.


Sebagaimana telah kita fahami, bahwasanya shalat akan membawa cahaya yang
menunjukkan pelakunya kepada ketaatan. Bersamaan dengan itu, maka shalat akan mencegah
pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana hal ini difirmankan Allah
Subhanahu wa Ta’ala :
ُ َ َْ
ُ ‫ي مَا ا ْت‬
ْ‫ل‬ َْ ‫ح‬
ِ ‫ك أو‬ ِْ ِ‫ص َال َْة وَأَق‬
ْ ‫م ْالكِتَابِْ ِمنَْ إِلي‬ َّْ ِ‫ص َال َْة إ‬
َّ ‫ن ۖ ال‬ َّ ‫ن تَ ْنهَىْ ال‬
ِْ ‫شا ِْء َع‬ ْ ‫ك ِْر ْال َف‬
َ ‫ح‬ َ ‫م ْن‬ ْ ‫وَلَ ِذ ْك ُْر ۖ و‬
ُ ‫َال‬
‫ّللا‬ َ
ِْ َّ ‫َّللا ۖ أ ْكبَ ُْر‬
ُْ َّ ‫م و‬
ُْ َ‫ون مَا ي َْعل‬
َْ ‫ص َن ُع‬
ْ َ‫ت‬

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al-Qur`an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [al-
‘Ankabût/29:45].

Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu ‘Abbas mengatakan: “Dalam shalat terdapat larangan
dan peringatan dari bermaksiat kepada Allah”.[8]

6. Shalat Menghapuskan Dosa.


Shalat selain mendatangkan pahala bagi pelakunya, juga menjadi penghapus dosa,
membersihkan manusia dari dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

ْ ‫ن لَ ْْو أَرَأَ ْي ُت‬


ْ‫م‬ َّْ َ‫م بِبَابِْ نَ َهرًا أ‬
ْْ ‫ح ِد ُك‬َ َ‫ل أ‬ ِ ‫ه ي َْغ َت‬
ُْ ‫س‬ َّْ ‫سا َي ْومْ ُك‬
ِْ ‫ل فِي‬ ً ‫خ ْم‬
َ ‫ل مَا‬ ُْ ‫ك تَ ُقو‬ َْ ِ‫ن ُي ْب ِقي َذل‬ ِْ ِ‫َقالُوا َد َرن‬
ْْ ‫ه ِم‬
َْ ‫ن ُي ْب ِقي‬
‫ل‬ ْْ ‫ه ِم‬ ِْ ِ‫ش ْي ًئا َد َرن‬
َ ‫ل‬ َْ ‫ك َقا‬ َْ ِ‫ل َف َذل‬ ِْ ‫صلَوَا‬
ُْ ‫ت ِم ْث‬ َّ ‫س ال‬ِْ ‫خ ْم‬ َ ‫حو ْال‬ ُْ َّ ‫ه‬
ُ ‫ّللا ي َْم‬ ِْ ِ‫خطَايَا ب‬ َ ‫ْال‬

“Apa pendapat kalian, jika di depan pintu salah seorang dari kalian ada sungai
(mengalir); dia mandi darinya lima kali dalam sehari, apakah tersisa kotoran darinya?” Para
sahabat menjawab: “Tidak akan tertinggal kotoran sedikitpun”. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Demikianlah shalat lima waktu, Allah menghapuskan dengannya
kesalahan-kesalahan”. [HR Bukhâri dan Muslim]

Inilah sebagian manfaat shalat yang tak terhingga banyaknya, dari yang kita ketahui
maupun yang tersimpan di sisi Allah. Oleh karena itu, marilah menghitung diri kita masing-
masing, sudahkah di antara manfaat-manfaat tersebut yang kita rasakan? Ataukah kita masih
menjadikan shalat sebagai salah satu rutinitas hidup kita? Jangan sampai kita termasuk orang-
orang yang dicela Allah dalam firman-Nya:

ُ ‫م ال َّ ِذينَْ لِ ْل‬
ْ‫مصَلِينَْ َف َو ْيل‬ ُ ‫ن‬
ْْ ‫ه‬ ْْ ‫ون ص ََالتِ ِه‬
ْْ ‫م َع‬ ُ ‫سا‬
َْ ‫ه‬ َ

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya. [al-Mâ’ûn/107:4-5].

Ayat yang berkaitan dengan shalat


Ayat yang Memerintahkan Mendirikan Sholat di dalam Al Qur’an banyak sekali kita
jumpai perintah
mendirikan sholat seperti beberapa contoh diantaranya:
َْ‫ون ال َّ ِذين‬
َْ ‫ب ُي ْؤ ِم ُن‬ ْ ِ‫ون ب‬
ِْ ‫ال َغ ْي‬ َْ ‫م‬ َّ ‫ما ال‬
ُ ‫صال َْة َو ُي ِقي‬ َّ ‫م َو ِم‬ ُ ‫ون َرز َْقن‬
ْْ ‫َاه‬ َْ ‫ُي ْن ِف ُق‬
Artinya: “(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan sholat dan
menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka,” (QS.al Baqarah(2)
‫موا‬ ُ ‫صال َْة وَأَقِي‬ َّ ‫ْك ُعوا ال َّز َكا َْة وَآتُوا ال‬ َ ‫ع وَار‬ َْ ‫ال َّراكِ ِعينَْ َم‬
Artinya: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang
rukuk.” (QS.al Baqarah(2) : 43)
‫َاس َت ِعي ُنوا‬ْ ‫صب ِْْر و‬ َّ ‫صال ِْة بِال‬ َّ ‫كبِيرَةْ وَإِنَّهَا وَال‬ َ َ‫ش ِعينَْ َعلَى إِل ل‬ ِ ‫خا‬َ ‫ْال‬
Artinya: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) sholat.
Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyuk,” (QS.al Baqarah(2):45)
‫ظوا‬ ُ ِ‫حاف‬ َْ ‫ت َعلَى‬ ِْ ‫صلَوَا‬ َّ ‫صال ِْة ال‬ َّ ‫سطَى وَال‬ ْ ‫لِل و َُقو ُموا ْال ُو‬ ِْ َّ ِ َْ‫َقانِ ِتين‬
Artinya: “Peliharalah segala sholat (mu), dan (peliharalah) sholat wusthaa. Berdirilah
karena Allah (dalam sholatmu) dengan khusyuk.” (QS.al Baqarah(2):238)
َّْ ِ‫ملُوا آ َم ُْنوا الَّ ِذينَْ إ‬
‫ن‬ ِ ‫صالِحَاتِْ َو َع‬ َّ ‫صال َْة وَأَ َقا ُموا ال‬ َّ ‫م ال َّز َكا َْة وَآتَ ُوا ال‬ ْْ ‫م لَ ُه‬ ْْ ‫ه‬ ُ ‫ج ُر‬ ْ َ‫د أ‬
َْ ‫ع ْن‬ ِ ‫م‬ ْْ ‫خ ْوفْ وَل َربِ ِه‬ َ ‫م‬ ْْ ‫َعلَ ْي ِه‬
‫م وَل‬ ْْ ‫ه‬ ُ ‫ون‬ َْ ُ‫َح َزن‬ ْ ‫ي‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal soleh, mendirikan
sholat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS.al
Baqarah(2):277)
‫ت وَإِ َذا‬ َْ ‫م ُك ْن‬ ْْ ‫يه‬ ِ ِ‫ت ف‬ َْ ‫م‬ ْ ‫م َفأَ َق‬ ُْ ‫صال َْة لَ ُه‬ َّ ‫م ال‬ ْْ ‫م طَائِ َفةْ َف ْلت َُق‬ ْْ ‫ك ِم ْن ُه‬ َْ ‫خ ُذوا َم َع‬ ُ ‫م و َْلي َْأ‬ ْْ ‫ح َت ُه‬ َ ِ‫سل‬ ْ َ‫ج ُدوا َف ِإ َذا ْأ‬ َ ‫س‬ َ
ُ ُ ْ َ ْ ْ ُ ْ ْ َ ْ ُ ْ َ ُّ ُ ُّ ُ ْ َ َ ُ ُ ْ ْ ْ ُ ْ ْ ُ ْ َ
‫ن فليَكونوا‬ ْ ‫م ِم‬ ْ ‫م أخرَى طائِ َفةْ وَلتَأتِْ َورَائِك‬ ْ ‫ك فليصَلوا يصَلوا ل‬ َْ ‫م وَليَأخذوا َمع‬ ْ ‫حذ َره‬ ِ ‫م‬ ْ ‫ح َته‬ َ ِ‫وَأسل‬
Artinya: “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan sholat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri
(sholat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang sholat
besertamu) telah sujud (telah selesai sholat), maka hendaklah datang golongan yang kedua
yang belum sholat, lalu sholatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga
dan menyandang senjata…”. (QS.an-Nisa’(4):102)
‫م َف ِإ َذا‬ ُْ ‫ض ْي ُت‬ َ ‫صال َْة َق‬ َّ ‫ّللا َفا ْذ ُك ُروا ال‬ َْ َّ ‫م َو َعلَى و َُق ُعو ًدا قِيَا ًما‬ ْْ ‫ج ُنوبِ ُك‬ ُ ‫م َف ِإ َذا‬ ْْ ‫اطم َْأنَ ْن ُت‬ ْ ‫موا‬ ُ ‫صال َْة َفأَقِي‬ َّ ‫ن ال‬ َّْ ِ‫إ‬
‫صال َْة‬ َّ ‫ت ال‬ ْْ َ‫م ْؤ ِمنِينَْ َعلَى َكان‬ ُ ‫َم ْو ُقوتًا كِتَابًا ْال‬
Artinya: “Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat (mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman,
maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban
yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS.an Nisa’(4):103)
‫م إِ َذا آ َم ُنوا الَّ ِذينَْ أَيُّهَا يَا‬ ْْ ‫صال ِْة إِلَى ُق ْم ُت‬ َّ ‫سلُوا ال‬ ِ ‫اغ‬ ْ ‫م َف‬ ْْ ‫ه ُك‬ َ ‫جو‬ ُ ‫م ُو‬ ْْ ‫قِ إِلَى وَأَ ْي ِديَْ ُك‬ ْ ِ‫مرَاف‬ َ ‫حوا ْال‬ ُ ‫س‬ َ ‫َام‬ْ ‫و‬
ْ‫م‬
ْ ‫سك‬ ُ ِ ‫م بِرءو‬ ُ ُ ْ ُ َ
ْ ‫ن إِلى وَأرْجلك‬ ُ َ َ ْ
ِْ ‫ن الكعبَي‬ ْ َ ْ ْ
ْ ِ‫م وَإ‬ ْ ُ ْ ُ
ْ ‫فاطهروا جنبًا كنت‬ ُ ُ ُ َّ َّ َ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu
sampai kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah.” (QS.al-Maidah(5):6)
ْْ ِ‫صال َْة وَأَ َقا ُموا تَا ُبوا َفإ‬
‫ن‬ َّ ‫م ال َّز َكا َْة وَآتَ ُوا ال‬ ْْ ‫خوَانُ ُك‬ ْ ِ‫ين فِي َفإ‬ ِْ ‫ال ِد‬
Artinya: “Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka
itu) adalah saudara-saudaramu seagama.” (QS. at-Taubah(9): 11)
‫م َومَا‬ ْْ ‫ن َم َن َع ُه‬ ْْ َ‫ل أ‬ َْ َ‫م تُ ْقب‬ ْْ ‫م ِم ْن ُه‬ ْْ ‫م إِل نَ َف َقاتُ ُه‬ ْْ ‫الِل َك َف ُروا أَن َّ ُه‬ ِْ َّ ِ‫ه ب‬ ِْ ِ‫َسول‬ ُ ‫ون وَل َوبِر‬ َْ ُ‫صال َْة ي َْأت‬ َّ ‫م إِل ال‬ ْْ ‫ه‬ ُ ‫سالَى َو‬ َ ‫ُك‬
‫ون وَل‬ َْ ‫م إِل ُي ْن ِف ُق‬ ْْ ‫ه‬ ُ ‫ون َو‬ َْ ‫ه‬ ُ ‫ار‬ ِ ‫َك‬
Artinya: “Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-
nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak
mengerjakan sholat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta)mereka,
melainkan dengan rasa enggan.” (QS.at-Taubah(9):54)
ِْ ِ‫صال َْة وَأَق‬
‫م‬ َّ ‫ي ال‬ ِْ ‫َار طَر ََف‬ ِْ ‫ل ِمنَْ َو ُزلَ ًفا ال َّنه‬ ِْ ‫ن الل َّ ْي‬ َّْ ِ‫َسنَاتِْ إ‬ َ ‫هبْنَْ ْالح‬ ِ ‫الس ِي َئاتِْ ُي ْذ‬ َّ َْ ِ‫لذاكِ ِرينَْ ِذ ْكرَى َذل‬
‫ك‬ َّ ِ‫ل‬
Artinya: “Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang
yang ingat.” (QS.Hud(11):114)
ِْ ِ‫صال َْة أَق‬
‫م‬ َّ ‫وك ال‬ ِْ ُ‫الش ْمسِْ لِ ُدل‬ َّ ‫سقِْ إِلَى‬ َ ‫ل َغ‬ ِْ ‫ْآن الل َّ ْي‬ َْ ‫ج ِْر و َُقر‬ ْ ‫ن ْال َف‬ َْ ‫ج ِْر ُقر‬
َّْ ِ‫ْآن إ‬ ْ ‫ان ْال َف‬ َْ ‫َش ُهو ًدا َك‬ ْ ‫م‬
Artinya: “Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
(QS.al Isra’(17):78)
َْ‫ل َو ِمن‬ ِْ ‫د اللَّ ْي‬ ْْ ‫ج‬ َّ ‫ه َف َت َه‬ ِْ ِ‫ة ب‬ ًْ َ‫ك نَافِل‬ َْ َ‫سى ل‬ َ ‫ن َع‬ ْْ َ‫ك أ‬ َْ ‫ك يَ ْب َع َث‬ َْ ُّ‫مو ًدا َم َقا ًما رَب‬ ُ ‫َح‬ ْ ‫م‬
Artinya: “Dan pada sebahagian malam hari bersholat tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji.” (QS.al‘Isra’(17):79)
َْ َ‫خل‬
‫ف‬ َ ‫ن َف‬ ْْ ‫م ِم‬ ْْ ‫ه‬ ِ ‫خ ْلفْ ب َْع ِد‬ َ ‫اعوا‬ ُ ‫ض‬ َ َ‫صال َْة أ‬ َّ ‫الش َهوَاتِْ وَاتَّبَ ُعوا ال‬ َّ َْ ‫س ْو‬
‫ف‬ َ ‫ن َف‬ َْ ‫َغيًّا ي َْل َق ْو‬
Artinya: “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan
sholat dan memperturut-kan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kerugian.”
(QS.Maryam(19): 59)
‫ّللا أَنَا إِنَّنِي‬ ُْ َّ ‫ه ل‬ َْ َ‫اع ُب ْدنِي أَنَا إِل إِل‬ ْ ‫م َف‬ ِْ ِ‫صال َْة وَأَق‬ َّ ‫لِ ِذ ْك ِري ال‬
Artinya: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku.” (QS.Thaha(20):14)
‫ْك ُعوا آ َم ُنوا الَّ ِذينَْ أَيُّهَا يَا‬ َ ‫ج ُدوا ار‬ ُ ‫َاس‬ ْ ‫َاع ُب ُدوا و‬ ْ ‫مو‬ ْْ ‫َاف َعلُوا َربَّ ُك‬ َ ‫م ْال‬
ْ ‫خ ْي َْر و‬ ْْ ‫ون لَ َعل َّ ُك‬ َْ ‫ح‬ ُ ‫تُ ْف ِل‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujud-lah kamu, sembahlah
Rabbmu dan perbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan.” (QS.al-Hajj(22):
77)
َْ‫م ال َّ ِذين‬ ْْ ‫ه‬ ُ ‫م فِي‬ ْْ ‫ون صَالتِ ِه‬ َْ ‫ش ُع‬ ِ ‫خا‬ َ
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya,” (QS. al Mu’minun(23):2)
َْ‫م وَال َّ ِذين‬ ْْ ‫ه‬ ُ ‫م َعلَى‬ ْْ ‫ون صَلَوَاتِ ِه‬ َْ ُ‫ُيحَافِظ‬
Artinya: “Dan orang-orang yang menjaga sholatnya.” (QS.al-Mu’minun(23):9)
ُ َ َْ
ُْ ‫ي مَا ا ْت‬
‫ل‬ َْ ‫ح‬ ِ ‫ك أو‬ ْ ‫م ْالكِتَابِْ ِمنَْ إِلي‬ ِْ ِ‫صال َْة وَأَق‬ َّ ‫ن ال‬ َّْ ِ‫صال َْة إ‬ َّ ‫ن ت َ ْنهَى ال‬ ِْ ‫شا ِْء َع‬ َ ‫ح‬ ْ ‫م ْن َك ِْر ْال َف‬ ْ ‫ّللا وَلَ ِذ ْك ُْر و‬
ُ ‫َال‬ ِْ َّ
ْ َ
‫َّللا أكبَ ُْر‬ َّ
ُْ ‫م و‬ َ
ُْ ‫ون مَا ي َْعل‬ َْ ‫ص َن ُع‬ ْ َ‫ت‬
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan
dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya
dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS.al‘Ankabut(29):45)
َْ‫م ال َّ ِذين‬ ْْ ‫ه‬ ُ ‫م َعلَى‬ ْْ ‫ون صَالتِ ِه‬ َْ ‫م‬ ُ ِ‫دَائ‬
Artinya: “Yang mereka itu senantiasa mengerjakan sholatnya.” (QS.al-Ma’arij(70):23)
َّْ ِ‫ك إ‬
‫ن‬ َْ َّ‫م َرب‬ ُْ َ‫ك ي َْعل‬ َْ َّ‫م أَن‬ ُْ ‫ن أَ ْدنَى تَ ُقو‬ ْْ ‫ي ِم‬ ِْ ‫ل ثُلُ َث‬ ِْ ‫ه الل َّ ْي‬ ُْ ‫ص َف‬ ْ ِ‫ه َون‬ ُْ ‫ك الَّ ِذينَْ ِمنَْ وَطَائِ َفةْ وَثُلُ َث‬ ُْ َّ ‫ل ُي َق ِد ُْر و‬
َْ ‫َّللا َم َع‬ َْ ‫اللَّ ْي‬
‫م وَال َّنهَا َْر‬ َْ ِ‫ن َعل‬ ْْ ‫ن أ‬ َ ْْ َ‫صو ُْه ل‬ ُ ‫ح‬ ْ ُ‫م َفتَابَْ ت‬ ْْ ‫اق َر ُءوا َعلَ ْي ُك‬ ْ ‫َس َْر مَا َف‬ َّ ‫ن ِمنَْ تَي‬ ِْ ‫م ْال ُقرْآ‬ َْ ِ‫ن َعل‬ َ
ْْ ‫ون أ‬ُْ ‫سي َُك‬ َ ‫م‬ ْْ ‫ضى ِم ْن ُك‬ َ ‫َم ْر‬
َْ ‫خ ُر‬
‫ون‬ َ ‫ون وَآ‬ َْ ‫ض ِر ُب‬ ْ َ‫ْض فِي ي‬ ِْ ‫ون األر‬ َْ ‫ن يَ ْبت َُغ‬ ْْ ‫ل ِم‬ ِْ ‫ض‬ ْ ‫ّللا َف‬ ِْ َّ ‫ون‬
َْ ‫خ ُر‬ ُ
َْ ‫يل فِي ُي َقاتِل‬
َ ‫ون وَآ‬ ِْ ‫س ِب‬ ِْ َّ ‫اق َر ُءوا‬
َ ‫ّللا‬ ْ ‫َس َْر مَا َف‬ َّ ‫تَي‬
ُْ ‫موا ِم ْن‬
‫ه‬ ُ ‫صال َْة وَأَقِي‬ َّ ‫ضوا ال َّز َكا َْة وَآتُوا ال‬ ُ ‫ّللا وَأَ ْق ِر‬ َْ َّ ‫ضا‬ ً ‫َس ًنا َق ْر‬ َ ‫م تُ َق ِد ُموا َومَا ح‬ ْْ ‫س ُك‬ ِ ‫ن أل ْن ُف‬ ْْ ‫خ ْيرْ ِم‬ َ ‫د تَجِ ُدو ُْه‬ َْ ‫ع ْن‬
ِ
َّْ ‫ه َْو‬
ِ‫ّللا‬ ُ ‫خ ْيرًا‬ َ ‫م‬ َ ْ َ
َْ ‫ّللا وَاستَغ ِفروا أجرًا وَأعظ‬ ْ َ ُ ْ ْ َّ
َْ ‫ن‬ َّ
ْ ِ‫ّللا إ‬ َّ
َْ ْ‫حيمْ غفور‬ ُ َ ِ ‫َر‬
Artinya: “Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sholat) kurang
dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula)
segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam
dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas
waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang
mudah (bagimu) dari Al Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-
orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia
Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa
yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan
berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu
perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai balasan
yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah;
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.al Muzammil(73):20)
‫م مَا‬ ْْ ‫ك ُك‬ َ َ‫سل‬ َ ‫س َق َْر فِي‬ َ ‫م َقالُوا‬ ْْ َ‫ك ل‬ ُْ َ‫صلِينَْ ِمنَْ ن‬ َ ‫م‬ ُ ‫ْال‬
Artinya: “Apakah yang menyebabkan kalian masuk ke dalam neraka saqor, mereka
menjawab, kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat.” (QS.al-
Mudatsir(74):42-43)
HADIST
Hadits Tentang Shalat, sebuah artikel yang akan memberikan beberapa contoh Hadits
Tentang Shalat. Mari kita pahami dengan seksama.
Hadits Tentang Shalat, berikut hadits tentang waktu-waktu shalat
ْ‫عن‬ َ ْ‫عبد‬ َ ‫للَا‬ ْ ّ َ ْ‫عمروْ بن‬ َ ‫ي‬ َْ ‫للَا َرض‬ ْ‫ما َ ّ ه‬ َ ‫عن هه‬ َ ;‫ن‬ ّْ َ‫ي أ‬ ّْ ‫للَا نَب‬ ْ ّ َ ‫ل وسلم عليه هللا صلى‬ َْ ‫قا‬: َ (
ُّ ُّ ّ َ‫كطهولهْ ا‬
ْ‫ذا اَلظهرْ َوق ه‬
‫ت‬ َ ‫س َزالَتْ إ‬ ْ‫لشم ه‬ ّ َ‫ان ا‬ َْ ‫ك‬ َ ‫ل َو‬ ْ ‫جلْ ظ‬ ‫لر ه‬ َ ‫ما‬ َ ْ‫ضرْ لَم‬ ‫ر يَح ه‬ ْ‫عص ه‬ َ ‫ت اَل‬ ْ‫َو َوق ه‬
ْ‫عصر‬ َ ‫ما ال‬ َ َ ْ‫ر لم‬ َ ّ
ْ‫ف‬ َ ‫س تَص‬ ْ‫ت الشم ه‬ ّ َ ْ‫ص ََلةْ َو َوق ه‬ َ ْ‫مغرب‬ َ
َ ‫ما ال‬ َ ْ‫ق يَغبْ لم‬ َ ْ‫ف ه‬ َ ‫ت الش‬ّ َ ْ‫ص ََلةْ َو َوق ه‬ َ
ْ‫شاء‬ َ
َ ‫سطْ الليلْ نصفْ إلى الع‬ َ ّ َ َ ‫ت اْلو‬ َ َ ‫ه‬
ْ ‫صَلةْ َو َوق‬ َ ُّ
َ ْ‫ما الفجرْ طلوعْ منْ الصبح‬ َ ‫ه‬ ‫ه‬ َ َ َ
َ ْ‫تَطلعْ لم‬ ‫ه‬
ْ‫لشم ه‬
‫س‬ ّ َ‫اه ) ا‬ ْ‫مسلمْ َر َو ه‬ ‫ه‬
Artinya : “Dari Abdullah Ibnu Amr Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda: “Waktu Dhuhur ialah jika matahari telah condong (ke barat) dan
bayangan seseorang sama dengan tingginya selama waktu Ashar belum tiba waktu Ashar
masuk selama matahari belum menguning waktu shalat Maghrib selama awan merah belum
menghilang waktu shalat Isya hingga tengah malam dan waktu shalat Shubuh semenjak
terbitnya fajar hingga matahari belum terbit”.Riwayat Muslim.
Hadits Tentang Shalat, berikut hadits tentang syarat-syarat shalat
ْ‫عن‬ َ ْ‫علي‬ َ ْ‫ل عنه هللا رضي طَلقْ بن‬ َْ ‫قا‬ َ :‫ل‬ َْ ‫قا‬ َ ‫ل‬ ْ‫سو ه‬ ‫للَا َر ه‬ ْ ّ َ ‫ذا ( وسلم عليه هللا صلى‬ َ ‫إ‬
‫سا‬ َ ‫حدكمْ ف‬ َ ‫ه‬ ‫ه‬ َ
َ ‫صرفْ الصَلةْ في أ‬ َ ّ َ َ ‫وضأْ فليَن‬ َ ّ َ ‫ول هيعدْ َوليَ َت‬ َ ‫ة‬ َ َ
ْ ‫اه ) الصَل‬ ّ َ ‫ه‬
ْ ‫َر َو‬
‫ةه‬
ْ ‫ه الخمس‬ َ َ َ ‫ه‬
ْ ‫ن وصحح‬ َ ّ َ َ ‫ه‬
ْ ‫ان اب‬ َ
ْ ‫حب‬ ّ
Artinya : “Dari Ali Ibnu Abu Thalib Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda: Apabila seseorang di antara kamu kentut dalam sholat maka
hendaknya ia membatalkan sholat berwudlu dan mengulangi sholatnya”. Riwayat Imam
Lima. Shahih menurut Ibnu Hibban.
Hadits Tentang Shalat, berikut hadits tentang anjuran khusyu’ dalam berjama’ah
ْ‫عن‬ َ ‫ذرْ أَبي َو‬ َ ‫ل عنه هللا رضي‬ َْ ‫قا‬ َ :‫ل‬ َْ ‫قا‬ َ ‫ل‬ ْ‫سو ه‬ ‫للَا َر ه‬ ْ ّ َ ‫ذا ( وسلم عليه هللا صلى‬ َ ‫مإ‬ َْ ‫قا‬ َ
ْ‫حدكم‬ ‫ه‬ ‫ه‬ َ
َ ‫َل الص ََلةْ في أ‬ ّ َ َْ ‫سحْ ف‬ َ َ ‫صى يَم‬ َ ‫ح‬ َ ‫ن ال‬ َ ّ
ْ ‫ة فإ‬ َ َ
ْ‫م‬ َ ‫ه الرح‬ ّ َ ‫ه‬
ْ ‫واج هه‬ ‫ه‬
َ ‫اه ) ت‬ ‫ه‬
ْ ‫ة َر َو‬ ‫ه‬
ْ‫س‬ َ ‫خم‬ َ
َ ‫بإس َنادْ ال‬
ْ‫صحيح‬ َ ‫د‬ َ
ْ ‫د َو َزا‬ ‫ه‬
ْ‫م‬ َ
َ ‫ أح‬: ْ‫دعْ أوْ َواحدة‬ َ َ َ
Artinya : “Dari Abu Dzar Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda: Jika seseorang di antara kamu mendirikan sholat maka janganlah ia
mengusap butir-butir pasir (yang menempel pada dahinya) karena rahmat selalu
bersamanya”. Riwayat Imam Lima dengan sanad yang shahih. Ahmad menambahkan:
Usaplah sekali atau biarkan.
Hadits Tentang Shalat, berikut hadis tentang shalat berjama'ah berjama’ah
ْ‫عن‬ َ ‫ة أَبي َو‬ َْ ‫ه َري َر‬ ‫ن عنه هللا رضي ه‬ ّْ َ‫ل أ‬ َْ ‫سو‬ ‫للَا َر ه‬ ْ ّ َ ‫ل وسلم عليه هللا صلى‬ َْ ‫قا‬:َ ( ‫َواَلّذي‬
‫قدْ بيَدهْ نَفسي‬ َ َ‫ت ل‬ ْ‫مم ه‬ َ ‫ه‬ َ ْ‫ر أن‬ َ َْ ‫م‬ ‫حطَبْ آ ه‬ َ ‫بب‬ َْ َ‫ف هيح َتط‬, َ ‫م‬ ّْ ‫ر ثه‬ َْ ‫م‬ ‫الص ََلةْ آ ه‬ ّ ‫نب‬ َْ ‫ذ‬ ّ ‫ؤ‬َ ‫ف هي‬ َ ‫لَ َها‬, ‫م‬ ّْ ‫ر ثه‬ َْ ‫م‬ ‫آ ه‬
‫ه‬ َ ‫اس‬ ّ َ‫ا‬, ‫م‬ ‫ه‬ ‫ه‬
َ ‫جالْ إلَى أ‬ ‫ه‬ َ ْ‫علَيهم‬
ْ‫جَل‬ ‫م َر ه‬ ّْ ‫فيَؤ‬ َْ ‫لن‬ ّْ ‫ف ث‬ ْ‫خال ه‬ َ ‫لر‬ َْ ‫ون‬ َْ ‫ة يَش َه هد‬ َْ ‫لص ََل‬ ّ َ‫ا‬, ‫ق‬ َْ ‫حر‬ َ ‫فأ‬ َ ْ‫ هب هيوتَ ههم‬,
ّ َ
‫م لوْ بيَدهْ نَفسي َوالذي‬ َ َ
ْ‫حدهمْ يَعل ه‬ ‫ه‬ ‫ه‬ َ ‫هأ‬ َ ‫ه‬
ْ ‫د أن‬ ّ َ ‫ه‬
ْ ‫عرقا يَج‬ َ ‫سمينا‬ َ ْ‫ماتَينْ أو‬َ َ ‫س َن َتينْ مر‬ َ ‫ح‬ َ ‫د‬ َْ ‫شه‬ َ َ‫ل‬
‫شا َْء‬ َ ‫فقْ ) اَلع‬ َ ‫م ّت‬ ‫علَيهْ ه‬ َ ‫ظه‬ ْ ‫واللّف‬ َ ْ‫خاري‬ َ ‫لل هب‬
Artinya : “Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam bersabda: “Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya ingin rasanya
aku menyuruh mengumpulkan kayu bakar hingga terkumpul, kemudian aku perintahkan
sholat dan diadzankan buatnya, kemudian aku perintahkan seseorang untuk mengimami
orang-orang itu, lalu aku mendatangi orang-orang yang tidak menghadiri sholat berjama’ah
itu dan aku bakar rumah mereka. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya
salah seorang di antara mereka tahu bahwa ia akan mendapatkan tulang berdaging gemuk
atau tulang paha yang baik niscaya ia akan hadir (berjamaah) dalam sholat Isya’ itu”.
Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.

Anda mungkin juga menyukai