SHOLAT WAJIB
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
2. Syarat-Syarat Shalat
1. Beragama islam.
2. Sudah baligh dan berakal.
3. Suci dari hadats.
4. Suci seluruh anggota badan pakaian dan tempat.
5. Menutup aurat.
6. Masuk waktu yang telah ditentukan.
7. Menghadap kiblat.
8. Mengetahui mana rukun wajib dan sunah.
3. Rukun Shalat
1. Niat.
2. Takbiratul ihram.
3. Berdiri tegak ,bagi yang kuasa ketika shalat fardhu. Boleh duduk,atau berbaring bagi
yang sedang sakit.
4. Membaca surat Al-Fatihah pada tiap-tiap raka’at.
5. Ruku’ dengan tumakninah.
6. I’tidal dengan tumakninah.
7. Sujud dua kali dengan tumakninah.
8. Duduk antara dua sujud dengan tumakninah.
9. Duduk tasyahud akkhir dengan tumakninah.
10. Membaca tasyahud akhir.
11. Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir.
12. Membaca salam yang pertama.
13. Tertib; (Berurutan sesuai rukun-rukunnya)
4. Tata Cara Sholat Wajib
1. Gerakan Berdiri Tegak untuk Salat
Berdiri tegak pada salat fardu hukumnya wajib. Berdiri tegak merupakan salah satu rukun
salat. Sikap ini dilakukan sejak sebelum takbiratul ihram. Cara melakukannya adalah sebagai
berikut.
1. Posisi badan harus tegak lurus dan tidak membungkuk, kecuali jika sakit.
2. Tangan rapat di samping badan.
3. Kaki diregangkan, selebar bahu.
4. Semua ujung jari kaki menghadap kiblat.
5. Pandangan lurus ke tempat sujud.
6. Posisi badan menghadap kiblat. Akan tetapi, jika tidak mengetahui arah kiblat boleh
menghadap kearah mana saja. Asal dalam hai tetap berniat menghadap kiblat.
7. Niatlah sesuai dengan shalat yang ingin kita kerjakan.
2. Takbiratul ihram
Yaitu takbir (Allahuakbar) seraya berniat dalam hati dengan ikhlas menunaikan shalat
karena Allah semata. Dengan mengangkat kedua tangan sampai telinga (putra) dan sampai batas
dada untuk (putri). Selanjutnya telapak tangan kanan diletakkan di atas pergelangan tangan kiri,
tidak digenggamkan. Meletakkan tangan boleh di dada. Boleh juga meletakkannya di atas pusar.
Boleh juga meletakkannya di bawah pusar. Ketika bersedekap, doa yang pertama dibaca adalah
doa iftitah. Setelah selesai iftitah, kemudian membaca surat Al Fatihah. Sesudah membaca surat
Al Fatihah, kemudian membaca surat pendek
Do’a Iftitah
َالّلُهَّم بَاِع ْد َبْيِنى َو َبْيَن َخ َطايَاَي َك َم ا بَاَع ْدَت َبْيَن اْلَم ْش ِرِق َو اْلَم ْغ ِرِب
َالّلُهَّم َنِّقِنى ِم َن اْلَخ َطايَا َك مَا ُيَنَّقى الَّثْو ُب ْاَألْبَيُض ِم َن الَّدَنِس
َالّلُهَّم اْغ ِس ْل َخ َطايَاَي بِاْلمَاِء َو الَّثْلِج َو اْلَبَر ِد..
Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan di antara kesalahan-kesalahanku sebagaimana
Engkau jauhkan antara timur dan barat.Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana
dibersihkannya kain putih dari kotoran.Ya Allah, cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air,
salju dan embun.”
3. Rukuk
Rukuk artinya membungkukkan badan. Adapun cara melakukannya adalah sebagai berikut.
1. Angkat tangan sambil mengucapkan takbir. Caranya sama seperti takbiratulihram.
2. Turunkan badan ke posisi membungkuk.
3. Kedua tangan menggenggam lutut. Bukan menggenggam betis atau paha. Jari-jari tangan
direnggangkan. Posisi tangan lurus, siku tidak ditekuk.
4. Punggung dan kepala sejajar. Punggung dan kepala dalam posisi mendatar. Tidak terlalu
condong ke bawah. Tidak pula mendongah ke atas.
5. Kaki tegak lurus, lutu tidak ditekuk.
6. Pinggang direnggangkan dari paha.
7. Pandangan lurus ke tempat sujud.
8. Sesudah posisi ini mantap, kemudian membaca salah satu doa rukuk.
Bacaan Ruku’
ُسْبَح اَنَك الّلُهَّم َر َّبنَا َو ِبَح ْمِد َك َالّلُهَّم اْغ ِفْر ِلى
Subhaanaka allaahuma robbanaa wabihamdika allaahumaghfirlii.
Artinya: “Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu yan Allah
ampunilah aku”.
4. I’tidal
Iktidal adalah bangkit dari rukuk. Posisi badan kembali tegak. Ketika bangkit disunahkan
mengangkat tangan seperti ketika takbiratulihram. Bersamaan dengan itu membaca kalimat
“sami’allahu liman hamidah”. Badan kembali tegak berdiri. Tangan rapat di samping badan. Ada
juga yang kembali ke posisi bersedekap seperti halnya ketika membaca surat Al Fatihah.
Perbedaan ini terjadi karena beda pemaknaan terhadap hadis dalilnya. Padahal dalil yang
digunakan sama. Namun, jumhur ulama sepakat bahwa saat iktidal itu menyimpan tangan rapat
di samping badan. Sesudah badan mantap tegak berdiri, barulah membaca salah satu doa iktidal.
Do’a I’tidal
6. Sujud
ُسْبَح اَنَك الّلُهَّم َر َّبنَا َو ِبَح ْمِد َك َالّلُهَّم اْغ ِفْر ِلى
Subhaanaka allaahuma robbanaa wabihamdika allaahumaghfirlii.
Artinya: “Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-Mu yan Allah
ampunilah aku”.
Artinya : “Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, tunjukilah aku, dan berilah
rizki
untukku”.
Do’a Tasyahud
َالَّس َالُم َع َلْيَك َأُّيهَا الَّنِبُّي. َالَّتِح َّياُت ِهّلِل َو الَّص َلَو اُت َو الَّطِّيبَاُت
َالَّس َالُم َع َلْينَا َو َع َلى ِع بَاِدِهللا الَّصاِلِح ْيَن.َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر كَاُتُه.
َأْش َهُد َاْن َالِاَلَه ِاَّال ِهللا َو َأْش َهُد َأَّن ُمَح َّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه.
Attahiyyaatu lillaahi washsholawaatu waththoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu
warohmatullaahi wabarokaatuh. Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshoolihiin. Asyhadu
anlaa ilaaha illallaah waasyhadu annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh.
Artinya : “Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah, Semoga
keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-
mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba
Allah dan utusan-Nya”.
َالّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُمَح َّمٍد َو َع َلى اِل ُمَح َّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو اِل ِإْبَر اِهْيَم َو َباِرْك
ِإَّنَك َح ِم ْيٌد َم ِج ْيٌد. َع َلى ُمَح َّمٍد َو اِل ُمَح َّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى ِإْبَر اِهْيَم َو اِل ِإْبَر اِهْيَم.
Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad. Kamaa shollaita ‘alaa
ibroohiim wa aali ibroohiim. Wabaarik ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad. Kamaa baarokta
‘alaa ibroohiim wa aali ibroohiim. Innaka hamiidummajiid.
Allahumma innii dzolamtu nafsii dzulman katsiiro, wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta
faghfir lii maghfirotan min 'indika warhamnii, innaka antal ghofuurur rohiim.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak.
Tiada sesiapa yang dapat mengampunkan dosa-dosa melainkan Engkau, maka ampunilah bagiku
dengan keampunan dariapda-Mu dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau maha pengampun
lagi maha penyayang."
Do’a Sesudah Tasyahud Akhir
َو ِم ْن, َو ِم ْن ِفْتَنِة اْلَم ْح يَا َو اْلَمَم اِت, َو ِم ْن َع َذ اِب اْلَقْبِر, َالّلُهَّم ِإِّنى َأُع ْو ُذ ِبَك ِم ْن َع َذ اِب َج َهَّنَم
َش ِّر ِفْتَنِة اْلَم ِس ْيِح الَّد َّجاِل
Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam. Wamin ‘adzaabil qobri. Wamin fitnatil
mahyaa walmamaati. Wamin syarri fitnatil masiihiddadjaal.
Artinya : “Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan siksa kubur, begitu
juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah dajjal (pengembara yang dusta)”.
Salam
5
.