Anda di halaman 1dari 12

THAHAROH DAN SHOLAT

THAHARAH
Cara Berwudhu sesuai tuntunan Rasulullah Saw
1. Niat dalam hati, ikhlas karena Allat swt;
2. Membaca “Bismillahirrahmanirrahim”;
3. Membasuh kedua telapak tangan tiga kali, dengan menyela-nyelai jari;
4. Menggosok gigi;
5. Berkumur-kumur dan mengisap air ke hidung tiga kali;
6. Membasuh wajah tiga kali;
7. Membasuh kedua tangan hingga siku-siku tiga kali;
8. Mengusap kepala dari depan hingga belakang (tengkuk) lalu kembali lagi ke depan;
9. Mengusap kedua telinga, yang sebelah luar dengan ibu jari dan yang sebelah dalam dengan jari telunjuk;
10. Membasuh kedua kaki hingga kedua mata kaki, dengan menggosok-gosok dan menyela-nyelai jari-jari kaki;
11. Selesai wudhu membaca ““Asyhadu allaila-ha-ilallah wahdahu-la-syari-kalah, wa asyhadu anna Muhammadan
‘abduhuwa rasu-luh”.
(Baca HPT hal. 44 sd 46)
BERSUCI DENGAN MENGUSAP KEDUA KHUF
(SEPATU)

1. Memakai kedua khuf (sepatu) pada saat dalam keadaan suci;


2. Mengusap kedua khuf atau semisalnya sebagai pengganti
membasuh (mencuci) kedua kaki dalam wudlu;
3. Masa berlakunya tiga hari jika dalamperjalanan, dan satuhari jika
tidak dalam waktu bepergian, selama tidak membuka keduanya;
(Baca HPT hal. 46)
HADATS

Jika sudah bersuci dengan cara-cara tersebut, maka orang tadi dianggap
dalam keadaan suci dari hadats selama tidak menyentuh wanita
(bersetubuh), tidak menyentuh kemaluan, dan tidak tidur yang nyenyak
dengan miring. (baca HPT hal. 46 sd 47)
CARA MANDIBESAR (BERSUCI DARI HADATS BESAR)
1. Niat dalam hati, ikhlas karena Allah;
2. Membasuh (mencuci) kedua tangan dengan menyela-nyelai jari;
3. Membasuh (mencuci) kemaluan dengan tangan kiri dan mencucinya dengan sabun atau semisalnya;
4. Berwudhu sepeti wudhu biasa (tersebut di atas);
5. Mengguyur kepala dengan air, memasukkan jari-jari dalam rambut kepala disertai dengan wewangian (sampo);
6. Mengguyur kepala sebanyak tiga kali, dimulai dari sebelah kanan kemudian sebelah kiri;
7. Membasuh seluruh anggota badan dengan menggosoknya, dari yang sebelah kanan kemudian yang sebelah kiri sebanyak
tiga kali;
8. Membasuh (mencuci) kedua kaki dari yang kanan kemudian yang kiri.

Perintah mandi besar ini berkenaan dengan peristiwa, apabila:


1. Keluar air mani;
2. Bertemunya dua kemaluan;
3. Hendak menghadiri shalat Jumat;
4. Baru selesai haid;
5. Baru selesai nifas; (baca HPT hal. 47 sd 48).
BOLEHNYA BERTAYAMMUM

Seseorang diperbolehkan tayammum, apabila berhalangan menggunakan air atau sakit atau
khawatirmendapat madlarat atau karena dalam bepergian,kemudian tidak mendapat air.

CARA BERTAYAMMUM

1. Niat dalam hati, ikhlas karena Allah Swt;


2. Membaca bismillahirramanirrahim;
3. Meletakkan kedua telapak tangan di atas tanah (berdebu);
4. Meniup kedua telapak tangan yang sudah berdebu;
5. Mengusap wajah dengan kedua tangan;
6. Mengusap kedua tangan hingga pergelangan tangan.
(baca HPT hal. 48 sd 49)
HIKMAH THAHARAH
Pertama, bersuci merupakan bentuk pengakuan Islam terhadap fitrah manusia. Manusia memiliki kecenderungan alamiah untuk hidup bersih dan menghindari
sesuatu yang kotor dan jorok. Karena Islam adalah agama fitrah maka ia pun memerintahkan hal-hal yang selaras dengan fitrah manusia.
Kedua, menjaga kemulian dan wibawa umat Islam. Orang Islam mencintai kehidupan bermasyarakat yang aman dan nyaman. Islam tidak menginginkan umatnya
tersingkir atau dijauhi dari pergaulan lantaran persoalan kerbersihan. Seriusnya Islam soal perintah bersuci ini menunjukkan komitmennya yang tinggi akan
kemuliaan para pemeluknya.
Ketiga, menjaga kesehatan. Kebersihan merupakan bagian paling penting yang memelihara seseorang dari terserang penyakit. Ragam penyakit yang tersebar
umumnya disebabkan oleh lingkungan yang kotor. Karena itu tidak salah pepatah mengungkapkan, “kebersihan adalah pangkal kesehatan”.
Anjuran untuk membersihkan badan, membasih wajah, kedua tangan, hidung, dan kedua kaki, berkali-kali saban hari relevan dengan kondisi dan aktivitas manusia.
Sebab, anggota-anggota tubuh itu termasuk yang paling sering terpapar kotoran.
Keempat, menyiapkan diri dengan kondisi terbaik saat menghadap Allah: tidak hanya bersih tapi juga suci. Dalam shalat, doa, dan munajatnya, seorang hamba
memang seyogianya suci secara lahir dan batin, bersih jasmani dan rohani, karena Allah yuhhibbut tawwâbîna yayuhibbul mutathahhirîna (mencintai orang-orang
yang bertobat dan menyucikan diri)
Thaharah sebagai Perlindungan Diri dari Penyakit
Dalam persoalan bersuci (thaharah), sesunguhnya tanpa disadari mengandung muatan untuk menghindarkan diri dari kuman penyakit. Karena itu, syariah Islam
tidak hanya mengatur ketentuan menyangkut media bersucinya, berupa air atau tanah, tetapi juga mengatur tata cara bersuci.
Dalam hal membersihkan kotoran tertentu, diperlukan hingga 7x siraman dengan air mengalir, yang di antara itu harus membersihkan bagian yang terkena najis
tertentu itu, dengan tanah. Najis dalam pengertian luas adalah segala sesuatu kotoran, yang berbahaya bagi tubuh, termasuk kuman penyakit semacam COVID-19.
Agar tubuh tetap bersih dan menghindari berbagai penyakit, Sunah Rasul menuntun untuk bersiwak/gosok gigi utamanya hendak tidur, setelah makan dan hendak
salat.
Berwudhu dengan benar, yang disunahkan dimulai dengan berkumur, dan istinsyaq atau menghirup air ke dalam rongga hidung adalah cara yang baik untuk menjaga
masuknya virus ke dalam tubuh. Lalu membasuk muka, kemudian menyapu kepala, yakni mengosok-gosokan jari yang basah ke seluruh bagian kepala, adalah hal
yang sangat penting dan baik untuk membangkitkan seluruh syaraf dibagian kepala. Coba lakukan dengan benar dan rasakan manfaatnya.
SHALAT
"Apabila kamu telah selesai shalat, maka ingatlah kepada Allah,
sewaktu berdiri, duduk dan berbaring. Kemudian kalau sudah amat
tenteram, maka kerjakanlah shalat itu (sebagaimana biasa),
sesungguhnya shalat itu diwajibkan kepada orang-orang yang mukmin,
dengan tertentu waktunya."(QS. An-Nisa:103)
Tata Cara Shalat Sesuai Sunnah Nabi Saw:

1. Berdiri menghadap kiblat, niat dalam hati, melakukan shalat dengan ikhlas karena Allah Swt;
2. Melakukan takbiratul ihram, memulai shalat dengan mengucap takbir “Allahu Akabar”, sambil
mengangkatkedua tangan sejajar dengan bahu, atau dengan cara menyejajarkan ibu jari pada daun telinga;
3. Meletakkan tangan tangan pada punggung telapak tangan kiri, dan meletakkan keduanya di atas dada;
4. Membaca doa iftitah seperti “Allahumma ba’id baini wa baina khathayaya kama ba’adta bainal masyriqi
wal maghribi. Allahumma naqqini minal khathaya, kama yunaqqats tsaubul abyadhu minad danas.
Allahummaghsil khathayaya bil mai wats-tsalji wal baradi”, ada doa iftitah yang lain;
5. Membaca “Audzubillahi minas syaithanir rajim min hamzihi wanafkhihi wa naftsihi”, lalu membaca
“Bismillahirrahmanirrahim”, dan membaca surat al-Fatihah, lalu membaca Amin;
6. Membaca salah satu surat atau beberapa ayat al-Qur’an;
7. Mengangkat kedua tangan seperti pada takbir yang pertama, disertai membaca “Allahu
Akbar”, kemudian ruku’;
8. Pada saat ruku’, kedua tangan memegang pada kedua lututnya dengan merenggangkan jari-jari tangannya,
lalu meratakan punggung sejajar dengan leher, kemudian berdo’a: “Subhanakallahumma rabbana wa
bihamdika allahummaghfirli”,
9. Kemudian mengangkat kepala untuk I’tidal, dengan mengangkat kedua belah tangan seperti dalam takbiratul
ihram sambil membaca do’a “Sami’allahu liman hamidah” dan bila sudah lurus berdiri, lalu membaca do’a “rabbana wa
lakal hamdu”;
10. Melakukan sujud dengan bertakbir, lalu meletakkan kedua lutut ke lantai dan jari-jari kaki mengarah ke kiblat serta
merenggangkan kedua tangan dari kedua lambung dengan mengangkat kedua siku. Dalam bersujud itu hendaklah berdo’a
“Subhanaka allahumma rabbana wa bihamdika allahummaghfirli” atau berdo’a dengan salah satu do’a dari Nabi saw.;
11. Lalu mengangkat kepala dengan bertakbir kemudian duduk dengan tenang dan membaca doa: “Allahummaghfirli,
warhami wajburni wahdini warzuqni” , atau berdo’a dengan salah satu do’a dari Nabi saw.;
12. Lalu sujuduntuk yangkedua kalinya dengan bertakbir dan membaca tasbih atau doa seperti dalam sujud yang pertama.
Kemudian mengangkat kepala dengan bertakbir, lalu duduksebentar(duduk istirahat);
13. Lalu berdiri untuk raka’at yang kedua dengan menekankan tangan pada tanah. Selanjutnya mengerjakan dalam rakaat
yang kedua ini sebagaimana dalam rakaat yang pertama, tanpa membaca do’a iftitah;
14. Setelah sujud kedua pada rakaat yang kedua, maka duduk tasyahhud awal, dengan cara duduk di atas kaki kiri dan
telapak kaki kanan ditegakkan dengan jari-jari kaki menghadap kiblat; sementara kedua tangan diletakkan di atas kedua lutut
dengan menjulurkan jari-jari tangan kiri, sedangkan tangan kanan menggenggamkan jari kelingking, jari manis dan jari
tengah, lalu jari telunjukditegakkan, sementara ibu jari disentuhkan pada jari tengah;
15. Pada saat duduk tasyahhud awal membaca “Attahiyatu lillah was shalawatu wat thayyibat. Assalamu ‘alaika ayyuna
Nabiyyuwa rahmatullahi wa barakatuhu Assalamu ‘alaina wa ‘ala ibadillahis shalihin. Asyhadu an la ilaha illallah wa
asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluhu; lalu membaca shalawat pada Nabi “Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa
‘ala ali Muhammad kama shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim wa barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama
barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim Innaka hamidum majid.
16. Kemudian berdiri untuk raka’at ketiga kalau shalatnyatigarakaatatau empat raka’at dengan bertakbir dan
mengangkat kedua tanganseperti pada takbiratul ihram;
17. Pada rakaat ketiga atau keempat, mengerjakan sebagaimana dalam rakaat yang pertama, tanpa
membaca do’a iftitah;
18. Setelah sujud kedua pada rakaat yang terakhir, maka duduk tasyahhud akhir, dengan cara duduk dengan
pantat di atas lantai, sementara kaki kiri dimasukkan di bawah kaki kanan, sedangkan telapak kaki kanan
ditegakkan dengan jari-jari kaki menghadap kiblat; sementara kedua tangan diletakkan di atas kedua lutut
dengan menjulurkan jari-jari tangan kiri, dan tangan kanan menggenggamkan jari kelingking, jari manis dan jari
tengah, lalu jari telunjukditegakkan, sementara ibu jari disentuhkan pada jari tengah;
19. Pada saat duduk tasyahhud akhir, membaca “Attahiyatu lillah was shalawatu wat thayyibat. Assalamu
‘alaika ayyuna Nabiyyuwa rahmatullahi wa barakatuhu Assalamu ‘alaina wa ‘ala ibadillahis shalihin. Asyhadu
an la ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluhu; lalu membaca shalawat pada Nabi
“Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shallaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim wa
barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barakta ‘ala Ibrahim wa ‘ala ali Ibrahim Innaka hamidum
majid.Kemudian membaca doa dan mohon perlindungan dengan membaca “Allahumma inni ‘audzu bika min
adzabi jahannam wa min ‘adzabil qabri wa min fitnatil mahya wal mamati wa min syarri fitnatil Masihid
Dajjal”; lalu membaca doa-doa lain yang diajarkan Nabi Saw;
20. Kemudian mengucapkan salam dengan berpaling ke kanan dan kiri, yang pertama sampai terlihat pipi
kanannya dan yang kedua sampai terlihat pipi kirinya oleh orang yang di belakangmu. Adapun bacaan salamnya
adalah “Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh untuk yang ke kanan, dan yang ke kiri membaca
“Assalamu’alaikum wa rahmatullah”, tanpa menggerakkan kedua tangannya;
21. Setelah selesai salam, dianjurkan membaca dzikirr dan doa sesuai dengan petunjuk Rasulullah Saw; (Baca
HPT hal 83-100)
HIKMAH SHALAT
• Melalui salat, Allah akan mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar. (keterangan
selanjutnya lihat QS Al Ankabut: 45, QS Ali Imran: 134-136, QS Al Maidah: 90: 90-91, QS An Nur:
21, 22, dan QS Asy Syura: 36-38).
• Melalui salat, Allah akan memberikan rahmat, petunjuk, dan keberuntungan.Surah An Nur Ayat
56
• Melalui salat, Allah swt. memberikan rida-Nya dan Allah memberikan kesudahan yang baik. Hal
itu dijelaskan Allah pada Surah Ar Ra’du Ayat 22.
• Melalui salat, Allah meng- hilangkan rasa khawatir dan sedih pada hamba-Nya. Hal itu dijelas- kan
Allah pada Surah Al Baqarah Ayat 277
• Melalui salat, Allah akan memberi ampunan, rezeki, dan ketinggian derajat. Hal itu dijelaskan
pada Surah Al Anfal Ayat 3-4.
• Melalui salat, Allah mencegah manusia daw keluh kesah dan kikir. Hal itu dijelaskan pad:- Surah
A1 Ma’arij Ayat 19-23.
• Selain menjalankan perintah agama dan mengobati kerin- duan jiwa pada Sang Pencipta, salat
juga punya efek samping menyehatkan jiwa dan jasmani.

Anda mungkin juga menyukai