Anda di halaman 1dari 4

1.

Salat Tahajud adalah salat sunah muakad yang didirikan pada malam hari atau malam menjelang
pagi/sepertiga malam setelah terjaga dari tidur.
Waktu pelaksanaannya: 1/3 malam pertama setelah sholat isya- jam 22.00; 1/3 malam kedua
jam 22.00-01.00; 1/3 malam terakhir (paling utama) jam 01.00-menjelang masuk waktu subuh.
Tata cara sholat tahajud
a. Membaca niat sholat tahajud: Ushalli sunnatat tahajjudi rak’ataini lillahi ta’ala
b. Takbiratul ihram (Allahu akbar)
c. Membaca doa iftitah, Membaca surah al-Fatihah, Membaca surah pendek (al kafirun)
d. Ruku dengan tumaninah, Itidal dengan tumaninah, Sujud dengan tumaninah, Duduk di
antara dua sujud dengan tumaninah, Sujud kedua dengan tumaninah
e. Berdiri lagi menunaikan rakaat yang kedua, Membaca surah al-Fatihah, Membaca surah
pendek (al ikhlas)
f. Ruku dengan tumaninah, Itidal dengan tumaninah, Sujud dengan tumaninah, Duduk di
antara dua sujud dengan tumaninah, Sujud kedua dengan tumaninah, Tasyahud akhir
dengan tumaninah
g. Membaca salam menengok ke kanan dan ke kiri, hingga wajah samping nampak di belakang.

Keutamaannya: Membuat tubuh lebih sehat dan dicegah dari perbuatan dosa, Mendapatkan
Ridha Allah SWT, Dikabulkan doanya dan diampuni dosa-dosanya, Menjadi lebih dekat dengan
Allah, Mempercepat dalam mencapai tujuan dan rasa aman

2. Salat Dhuha adalah salat sunah yang dilakukan seorang muslim ketika waktu duha yaitu waktu
ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya hingga waktu zuhur. Jumlah
rakaat salat duha adalah 2, 4, 6, 8, dan maksimal 12 rakaat.
Tata cara sholat dhuha
a. Niat Sholat dhuha: Ushalli Sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
b. Membaca Doa Iftitah
c. Membaca surat Al Fatihah
d. Membaca satu surat di dalam Al Quran. Afdholnya rakaat pertama membaca surat Asy-Syam
dan rakaat kedua surat Al Lail.
e. Ruku’, I’tidal, Sujud pertama, Duduk di antara dua sujud, Sujud kedua
f. Setelah rakaat pertama selesai, lakukan rakaat kedua sebagaimana cara di atas, kemudian
tasyahhud akhir. Setelah selesai maka membaca salam dua kali.

Keutamaanya: Membuka pintu rezeki, Membuat Jiwa dan Pikiran Tenang, Mendapat ampunan
dosa, Dibangunkan rumah di surga, Pahalanya setara dengan ibadah haji dan umrah,
Memperoleh ghanimah (keuntungan) besar dari Allah SWT.

3. Hal yang dilarang saat khutbah: Dilarang berbicara saat khatob sedang menyampaikan khutbah,
Dilarang bermain-main, Duduk memeluk lutut atau Ihtiba’, Tidur saat mendengarkan khotbah,
Dilarang melakukan hal yang sia-sia seperti main hp
Syarat sah khotib: Berakal Sehat, Baligh, Dalam Kondisi Suci dari Hadas, Menutup Aurat, Laki-
laki, dan Memahami Rukun Khotbah
Rukun khutbah:

a. membaca pujian kepada Allah SWT, Pelafalan yang benar menggunakan "alhamdu
lillah", "lillahi al hamdu" dan "nahmadu lillah".
b. Membaca syahadat
c. sholawat nabi “allahumma sholli wasalam wabarik muhammadin wa ala alihi wa
sobhi wa mani tada bihudahu ila yaumil qiyamah.
d. membaca wasiat takwa, "Athi'ullaha" artinya, taatlah kalian kepada Allah SWT.
e. membaca sepenggal ayat Al-Qur'an, membaca ayat apapun yang ada di dalam Al-
Qur'an, tapi lebih baik membaca ayat yang sesuai dengan isi dan tema khutbah.
f. Membaca doa untuk kaum muslimin dan muslimat, "Allahumma ajirna minannar"
artinya yakni semoga Allah menyelamatkan kami dari neraka.
Syarat sah khutbah: Dilaksanakan sebelum shalat Jumat, Telah masuk waktu Jum’at, Tidak
memalingkan pandangan, Berturut-turut antara dua khutbah dan sholat, Rukun khutbah dengan
bahasa Arab, Khatib suci dari hadats dan najis, Khatib menutup aurat, Dilaksankan dengan
berdiri, Duduk antara dua khutbah dengen tuma’ninah, Terdengar oleh semua jama’ah, Khatib
Jum’at adalah laki-laki, Khatib lebih utama sebagai imam sholat.

4. Rukun wudhu: Niat, Membasuh muka, Membasuh kedua tangan sampai siku, Mengusap
sebagian kepala dengan air, Membasuh kaki sampai mata kaki, Tertib atau berurutan.
Tata cara wudhu:
a. Berniat dalam hati: Nawaitul whuduua liraf’il hadatsil asghari fardal lillaahi ta’aalaa.
b. Usai membaca doa, maka wudhu bisa diawali dengan mengucap basmalah.
c. Membasuh kedua telapak tangan tiga kali
d. Berkumur tiga kali
e. Menghirup air ke dalam hidung sebanyak tiga kali
f. Membasuh seluruh bagian wajah yang terlihat sejumlah tiga kali
g. Membasuh kedua tangan hingga siku, mulai dari yang kanan, sebanyak tiga kali
h. Mengusap kepala tiga kali
i. Membasuh kedua telinga tiga kali, dengan diawali yang kanan
j. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki tiga kali, juga dimulai dari kanan
k. Membaca doa setelah wudhu: Asyhadu allaa ilaahah illallaah wahdahuu laa syariika
lahuu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rosuuluh. Allaahummaj’alnii minat
tawwaabiina waj’alnii minal mutathahhiriina, waj’alnii min ‘ibadikash shaalihiin.

Rukun tayamum: Niat, Memindahkan tanah kepada anggota, Menyapu muka, Menyapu dua
tangan serta dua siku, Tertib.
Tata cara tayamum:
a. Siapkan atau carilah tanah yang berdebu atau debu yang bersih
b. Menghadap ke kiblat, lalu mengucapkan basmalah dan niat tayamum: Nawaytu tayammuma
li istibaakhati sholati lillahi ta’ala.
c. Setelah itu, letakkan kedua telapak tangan ke daerah yang berdebu dengan posisi jari-jari
tangan yang dirapatkan.
d. Kemudian, sebelum mengusapkan ke wajah, kamu harus meniup debu yang ada di
tanganmu agar tidak terlalu banyak. Setelah itu baru kamu usapkan kedua telapak tangan ke
seluruh wajah dengan sisa debu tersebut. Diusahakan untuk meratakan debu ke seluruh
wajah, dan cukup dengan sekali menyentuh debu saja.
e. Selanjutnya, kamu bisa melepaskan aksesoris yang ada di tanganmu. Setelah semuanya
lepas. Letakkan kembali kedua telapak tangan dengan jari yang direnggangkan untuk
menyentuh debu.
f. Lalu, tempelkan telapak tangan kiri di atas punggung tangan kanan. Berikutnya kamu bisa
mengusapnya dari punggung tangan kanan hingga sikunya. Lalu jangan lupa juga usap sisi
lain pada tangan kanan dan kembali untuk menyatukan kedua telapak tangan yang didahului
dengan mengusap jempol kanan. Setelah itu bisa lakukan pada bagian tangan kiri seperti
pada tangan kanan.
g. Yang terakhir, pertemukan kedua telapak tangan dan usap sela-sela jari tangan kalian.
h. Doa setelah tayamum: Asyhadu an laa Ilaaha illalloh wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu
anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu. Allahummaj’alni minat tawwaabiina, waj’alni
minal mutatohhirina, waj’alni min ‘ibaadikas sholihiina. Subhanaka allahumma wa bihamdika
astagfiruka wa atuubu ilaika.

5. Rukun puasa: Niat berpuasa pada malam hari, Menahan diri dari makan dan minum, Menahan
diri untuk tidak melakukan hubungan suami istri di siang bolong, Tidak muntah dengan
disengaja.
Syarat wajib puasa: Beragama Islam, Baligh, Berakal, Sehat, Mampu, Tidak sedang dalam
perjalanan (bermukim), Suci dari Haid dan Nifas.
Syarat sah puasa: Beragama Islam, Suci dari haid dan nifas, Berakal, Telah masuk waktu puasa.
Yang membatalkan puasa: Makan dan Minum dengan Sengaja, Merokok, Haid atau Nifas, Gila
atau Hilang Akal, Berhubungan Seksual, Memasukan Obat atau Benda Melalui Dua Jalan (qubul
dan dubur), Muntah dengan Sengaja, Keluarnya Air Mani, Gila.

6. Yang diperkenankan menjadi imam: Laki-laki makmum kepada laki-laki, Perempuan makmum
kepada laki-laki, Perempuan makmum kepada perempuan, Banci makmum kepada laki-laki,
Perempuan makmum kepada banci.
Yang tidak diperkenankan menjadi imam: Laki-laki makmum kepada banci, Laki-laki makmum
kepada perempuan, Banci makmum kepada perempuan, Banci makmum kepada banci, Orang
yang fasih (dapat membaca alquran dengan baik) makmum kepada orang yang tidak tahu
membaca (yang banyak salah bacaannya).

7. Taharah (bersuci) secara bahasa artinya membersihkan kotoran, baik yang berwujud
maupun yang tidak berwujud. Sedangkan thaharah secara istilah artinya menghilangkan
hadats, najis, dan kotoran (dari tubuh, yang menyebabkan tidak sahnya ibadah lainnya)
menggunakan air atau tanah yang bersih. Thaharah terbagi ke dalam tiga macam,
yaitu wudhu, tayamum, dan mani besar (mandi junub). Masing-masing thaharah
disesuaikan dengan situasi dan jenis hadatsnya, entah itu hadas besar maupun kecil.
Tujuan taharah:
a. Muraqabah (adanya pengawasan) dan ikhlas karena Allah.
b. Selalu beristighfar (meminta ampun kepada Allah Swt.).
c. Menjadikan seseorang untuk senantiasa berpenampilan bersih dan rapi.
d. Menghormati simbol-simbol agama yang sakral. Islam memiliki ajaran serta simbol-
simbol keagamaan yang sakral dan sangat diagungkan.
e. Akan selalu sadar dan tidak lalai.
Taharah Najis:
a. Najis Mughalladhah dapat disucikan dengan cara membasuhnya dengan air sebanyak tujuh
kali basuhan di mana salah satunya dicampur dengan debu. Namun sebelum dibasuh
dengan air mesti dihilangkan terlebih dulu 'ainiyah atau wujud najisnya.
b. Najis Mukhaffafah dapat disucikan dengan cara memercikkan air ke tempat yang terkena
najis. Cara memercikkan air ini harus dengan percikan yang kuat dan air mengenai seluruh
tempat yang terkena najis.
c. Najis Mutawassithah dapat disucikan dengan cara menghilangkan lebih dahulu najis 'ainiyah-
nya. Setelah tidak ada lagi warna, bau, dan rasa najis tersebut baru kemudian menyiram
tempatnya dengan air yang suci dan mensucikan.
Air yang digunakan untuk taharah:
a. Air Mutlak merupakan air yang bisa digunakan untuk bersuci
b. Air Musta’mal adalah air suci tetapi tidak dapat untuk mensucikan, air ini disebut juga air
tahir goiru mutohir (suci tidak mensucikan)
c. Air Musyammas air yang dipanaskan di terik matahari dalam bejana. Air ini disebut juga air
makruh, air ini makruh digunakan karena dikhawatirkon menumbulkan penyakit.
d. Air Mudhaf air yang asalnya dari buah dan sejenisnya.
e. Air Mustanajjis air yang tadinya suci kurang dari dua qullah, tetapi terkena najis dan belum
berubah salah satu sifatnya (warna, bau, dan rasanya).
f. Ada tujuh air yang boleh digunakan untuk bersesuci yakni air langit (hujan), air laut, air
sungai, air sumur, mata air, air salju dan juga air embun.

Anda mungkin juga menyukai