Anda di halaman 1dari 4

Materi Khitobah dan Khutbah Jum’at. Khitobah merupakan tugas mulia seorang Muslim dan Muslimah.

khitobah adalah ceramah atau pidato yang mengandung penjelasan-penjelasan tentang sesuatu atau
beberapa masalah yang disampaikan seseorang di hadapan sekelompok orang atau khalayak.

Menurut Jalaluddin Rahmat ada 4 macam jenis pidato yakni, Impromtu (pidato ini biasanya disampaikan
pada acara-acara tidak resmi), Manuskrip (Pidato ini biasanya menggunakan naskah), Memoriter (Pidato
ini ini biasanya juga ditulis kemudian dalam penyampaian diingat kata demi kata), Ekstempore (Pidato
ekstempore sering digunakan oleh juru pidato yang mahir. Tidak menggunakan naskah). Langkah-
langkah persiapan pidato (khitobah) adalah persiapan fisik (usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga
kesehatan tubuh agar selalu dalam kondisi prima), persiapan mental (Meningkatkan keimanan kepada
Allah swt serta meningkatkan akhlak, baca buku-buku yang berkaitan dengan agama, kemudian
renungkan berulang-ulang, sering berbincang-bincang dengan orang yang sudah mapan dalam
menjalankan agama selalu melakukan introspeksi diri).

Tiga macam metode dakwah yang hendaknya disesuaikan dengan sasaran dakwah. Hikmah, yakni
berdialog dengan kata-kata bijak sesuai dengan kecakapan mereka, yakni para cendekiawan yang
memiliki pengetahuan tinggi. Mau’izhah, yakni memberikan nasehat dan perumpamaan yang
menyentuh jiwa sesuai dengan taraf pengetahuan mereka yang sederhana,yakni kaum awam.
Jidal/perdebatan dengan cara yang terbaik, yakni dengan, logika dan retorika yang halus, yaitu terhadap
penganut agama-agama lain.

Jidal terdiri dari tiga macam: Yang buruk, yang disampaikan dengan kasar, yang mngundang kemarahan
lawan serta yang menggunakan dalih-dalih yang tidak benar. Yang baik, yang disampaikan dengan
sopan, serta menggunakan dalil-dalil atau dalih walau hanya yang diakui oleh lawan. Yang terbaik, yang
disampaikan dengan baik, dan dengan argumen yang benar, yang membungkam lawan.

Cara berdakwah Nabi Muhammad saw., mengandung ketiga metode di atas. Ia diterapkan kepada siapa
pun sesuai dengan kondisi masing-masing sasaran.

KHUTBAH. Secara etimologis (harfiyah), khuthbah artinya: pidato, nasihat, pesan (taushiyah).
Sedangkan menurut terminologi Islam (istilah syara’); khutbah (Jum’at) ialah pidato yang disampaikan
oleh seorang khatib di depan jama’ah sebelum shalat Jum’at dilaksanakan dengan syarat-syarat dan
rukun tertentu, baik berupa tadzkiroh (peringatan, penyadaran), mau’idzoh (pembelajaran) maupun
taushiyah (nasehat).

Persyaratan Khatib. Ikhlas, terhindari dari pamrih, riya dan sum’ah (popularitas). ‘Amilun bi’ilmihi
(mengamalkan ilmunya). Kasih sayang kepada jama’ah. Wara’ (menghindari yang syubhat). ‘Izzatun
Nafsi (tahu harga diri untuk menjadi khairunnas), istiqomah dalam berda’wah dan shabar dalam
menghadapi ujian dan fitnahan.

Fungsi Kutbah yakni tahdzir (peringatan, perhatian), taushiyah (pesan, nasehat), tadzkir (pembelajaran,
penyadaran), tabsyir (kabar gembira, harapan), bagian dari syarat sahnya shalat Jum’at. Syarat sah
Khutbah, yakni dilaksanakan sebelum sholat Jum’at (ini berdasarkan amaliyah Rasulullah SAW), telah
masuk waktu Jum’at, tidak memalingkan pandangan, rukun khutbah dengan bahasa Arab, Ittiba’ kepada
Rasulullah SAW, berturut-turut antara dua khutbah dan shalat, Khatib suci dari hadats dan najis, karena
berkhutbah merupakan syarat sahnya shalat Jum’at, Khatib menutup ‘aurat sama dengan persyaratan
shalat Jum’at, dengan berdiri kecuali darurat, duduk antara dua khutbah dengan tuma’ninah, terdengar
oleh semua jama’ah, Khatib Jum’at adalah laki-laki, Khatib lebih utama sebagai Imam shalat.

Rukun Khutbah yakni Hamdalah (yakni ucapan “Alhamdulillah”), Syahadat (Tasyahud, yaitu membaca
“Asyhadu anla ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu wa Asyhadu anna Muhammadan abduhu
warasuluhu”), Shalawat, Wasiyat Taqwa (antara lain ucapan “Ittaqullah haqqa tuqaatih”), membaca ayat
Al-Qur’an, berdo’a.

Tata cara khutbah. Melakukan persiapan, mental, fisik dan naskah khutbah. Memilih materi yang tepat
dan up to date. Melakukan latihan seperlunya. Menguasai materi khutbah. Menjiwai isi khutbah. Bahasa
yang mudah dipahami. Suara jelas, tegas dan lugas. Pakaian sopan, memadai dan Islami. Waktu
maksimal 15 menit. Bersedia menjadi Imam shalat Jum’at.

THARAH dan SHOLAT. Ibadah secara bahasa adalah ithaa’ah atau ketaatan, sedangkan menurut Ibnu
Taimiyyah adalah kerendahan hati dan rasa cinta kepada Allah SWT yang timbul dari hati seorang
hamba. Adapun makna sempit daripada ibadah adalah Tazkiyatun nafs atau mensucikan diri. istilah
ibadah bisa dimaksudkan untuk menamai salah satu diantara dua perkara berikut: Ta’abbud
(Penghinaan diri dan ketundukan kepada Allah ‘azza wa jalla. Hal ini dibuktikan dengan melaksanakan
perintah dan menjauhi larangan), Muta’abbad bihi. Yaitu sarana yang digunakan dalam menyembah
Allah.

Pengertian Tharah. Tharah adalah aktivitas-aktivitas tertentu sebagaimana diatur syara' guna
mensucikan diri dari hadas dan juga mensucikan badan, pakaian dan tempat shalat dari najis. Fungsi
thaharah adalah untuk memenuhi syarat sahnya shalat dan untuk menyempurnakan ibadah. Orang yang
shalat tanpa bersuci shalatnya tidak sah.

Cara Berwudhu sesuai tuntunan Rasulullah Saw

1. Niat dalam hati, ikhlas karena Allat swt;


2. Membaca “Bismillahirrahmanirrahim”;
3. Membasuh kedua telapak tangan tiga kali, dengan menyela-nyelai jari;
4. Menggosok gigi;
5. Berkumur-kumur dan mengisap air ke hidung tiga kali;
6. Membasuh wajah tiga kali;
7. Membasuh kedua tangan hingga siku-siku tiga kali;
8. Mengusap kepala dari depan hingga belakang (tengkuk) lalu kembali lagi ke depan;
9. Mengusap kedua telinga, yang sebelah luar dengan ibu jari dan yang sebelah dalam dengan jari
telunjuk;
10. Membasuh kedua kaki hingga kedua mata kaki, dengan menggosok-gosok dan menyela-nyelai
jari-jari kaki;
11. Selesai wudhu membaca ““Asyhadu allaila-ha-ilallah wahdahu-la-syari-kalah, wa asyhadu anna
Muhammadan ‘abduhuwa rasu-luh”.

HADATS. Jika sudah bersuci dengan cara-cara tersebut, maka orang tadi dianggap dalam keadaan suci
dari hadats selama tidak menyentuh wanita (bersetubuh), tidak menyentuh kemaluan, dan tidak tidur
yang nyenyak dengan miring.

CARA MANDI BESAR (BERSUCI DARI HADATS BESAR)

1. Niat dalam hati, ikhlas karena Allah;


2. Membasuh (mencuci) kedua tangan dengan menyela-nyelai jari;
3. Membasuh (mencuci) kemaluan dengan tangan kiri dan mencucinya dengan sabun atau
semisalnya;
4. Berwudhu sepeti wudhu biasa (tersebut di atas);
5. Mengguyur kepala dengan air, memasukkan jari-jari dalam rambut kepala disertai dengan
wewangian (sampo);
6. Mengguyur kepala sebanyak tiga kali, dimulai dari sebelah kanan kemudian sebelah kiri;
7. Membasuh seluruh anggota badan dengan menggosoknya, dari yang sebelah kanan kemudian
yang sebelah kiri sebanyak tiga kali;
8. Membasuh (mencuci) kedua kaki dari yang kanan kemudian yang kiri.

Perintah mandi besar ini berkenaan dengan peristiwa, apabila:

- Keluar air mani;


- Bertemunya dua kemaluan;
- Hendak menghadiri shalat Jumat;
- Baru selesai haid;
- Baru selesai nifas;

Seseorang diperbolehkan tayammum, apabila berhalangan menggunakan air atau sakit atau
khawatirmendapat madlarat atau karena dalam bepergian,kemudian tidak mendapat air.

CARA BERTAYAMMUM

1. Niat dalam hati, ikhlas karena Allah Swt; 2. Membaca bismillahirramanirrahim; 3. Meletakkan kedua
telapak tangan di atas tanah (berdebu); 4. Meniup kedua telapak tangan yang sudah berdebu; 5.
Mengusap wajah dengan kedua tangan; 6. Mengusap kedua tangan hingga pergelangan tangan.

HIKMAH THARAH

Pertama, bersuci merupakan bentuk pengakuan Islam terhadap fitrah manusia. Kedua, menjaga
kemulian dan wibawa umat Islam. Orang Islam mencintai kehidupan bermasyarakat yang aman dan
nyaman. Ketiga, menjaga kesehatan. Kebersihan merupakan bagian paling penting yang memelihara
seseorang dari terserang penyakit. Ragam penyakit yang tersebar umumnya disebabkan oleh lingkungan
yang kotor. Keempat, menyiapkan diri dengan kondisi terbaik saat menghadap Allah: tidak hanya bersih
tapi juga suci.

HIKMAH SHALAT

- Melalui salat, Allah akan mencegah manusia dari perbuatan keji dan mungkar. (keterangan
selanjutnya lihat QS Al Ankabut: 45, QS Ali Imran: 134-136, QS Al Maidah: 90: 90-91, QS An Nur:
21, 22, dan QS Asy Syura: 36-38).
- Melalui salat, Allah akan memberikan rahmat, petunjuk, dan keberuntungan.Surah An Nur Ayat
56
- Melalui salat, Allah swt. memberikan rida-Nya dan Allah memberikan kesudahan yang baik. Hal
itu dijelaskan Allah pada Surah Ar Ra’du Ayat 22.
- Melalui salat, Allah meng- hilangkan rasa khawatir dan sedih pada hamba-Nya. Hal itu dijelas-
kan Allah pada Surah Al Baqarah Ayat 277
- Melalui salat, Allah akan memberi ampunan, rezeki, dan ketinggian derajat. Hal itu dijelaskan
pada Surah Al Anfal Ayat 3-4.
- Melalui salat, Allah mencegah manusia daw keluh kesah dan kikir. Hal itu dijelaskan pad:- Surah
A1 Ma’arij Ayat 19-23.
- Selain menjalankan perintah agama dan mengobati kerinduan jiwa pada Sang Pencipta, salat
juga punya efek samping menyehatkan jiwa dan jasmani.

Anda mungkin juga menyukai