Anda di halaman 1dari 1

 Dalil RIyadhotun NAfs antara lain dalam Surat As Syams (91) : 9 - 10

Qad aflaha man zakkaahaa - Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa)

 Dan dalam As Syams : 10, disebutkan : Wa qad khaaba man dassaahaa - Dan sungguh rugi
orang yang mengotorinya. Yang mengotori hati (nafs) adalah karena menuruti Hawa Nafsu.
Hati harus menjadi pemimpin Hawa (nafsu), bukan sebaliknya.
 Ibadah sholat dengan didahului oleh wudhu sebaiknya tidak hanya membersihkan Jasad fisik,
namun kita perlu berniat membersihkan jiwa. Sehingga tidak terjadi rasa was-was (surat An
Naas) dalam sholat, namun kita bisa khusyu’.
 Nabi Muhammad adalah Khuluqin Adzim (Surat Al Qolam : 4) : Wa Innaka La’ala Khuluqin
Adzim. Dengan akhlaknya ini, selama 11 tahun di Madinah Rasulullah mampu menyatukan
Muhajirin dan Anshar (termasuk suku-suku di Madinah Aus dan Khajraj yg sebelumnya
bertikai), serta mampu mengembangkan agama Islam keseluruh dunia. Apabila Rasulullah
SAW kedudukannya akhlak tidak mulia, niscaya beliau tidak mampu mengembangkan agama
Islam selama 23 tahun ke seluruh dunia. Bandingkan dengan Nabi Nuh yg berdakwah ratusan
tahun, Nabi Ibrahim yang berdakwah puluhan tahun (usia 90 tahunan), Nabi Musa A.S, Nabi
Isa A.S. yang berdakwah puluhan tahun.
 “Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq” (HR. Al Baihaqi) ini menjadi kompas bagi
kita bahwa pendidikan akhlak perlu dikedepankan dari pendidikan keilmuan. Orang yang
sudah berhijrah ke arah Islam yang kaffah, jangan menjadi orang yang mudah menyalah-
nyalahkan atau mengkafirkan orang lain. Bijaklah dalam menyikapi perbedaan yang sifatnya
Furuiyah atau kesalahan dalam ibadah yang dilakukan orang lain.
 “Ittaqillah haitsuma kunta, wa atbi'issayyiatal hasanata tamhuha, wa kholiqinnasa bi khuluqin
hasanin.” Artinya: Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kita berada, iringilah perbuatan
buruk dengan perbuatan baik, dan pergaulilah manusia dengan adab yang baik. Hadist yang
diriwayatkan At-Tirmidzi ini derajatnya Hasan shahih mengajarkan syarat untuk bertaqwa
adalah berakhlak baik dalam pergaulan dengan manusia.
 Khusnul Khuluq : Al Akhlak Hamidah, artinya Akhlak yang baik
 Caranya dengan membersihkan Qalbu (hati atau Nafs) dari dalam. Menghalau bibit-bibit hawa
nafsu yang ada dalam diri kita
 Qalbu terdiri atas 3 macam :
1. Qalbu yang sehat (Qalbun Salim)
2. Qalbu yang Sakit (Qalbun Maridh)
3. Qalbu yang Mati (Qalbun Mayyit)
 Qalbu yang sehat bisa menikmati hidangan-hidangan Qalbu seperti sholat : sholat tepat
waktu, menikmati bacaan-bacaan sholat yang panjang,
 Qalbu yang sakit, yakni Nafsu sering menguasai Qalbu. Nafsu menjadi pemimpin dari Hati.
Contohnya Al Kibr
 Apabila kita sudah memiliki Riyadhotun Nafs yang baik dan Qalbun salim, Ibadah yang kita
lakukan bukan semata mengharap pahala dari Allah SWT namun adalah Ridho Allah karena
sayang dan cintanya kita kepada Allah SWT
 Alam Ruh adalah urusan Allah. Orang yang mati adalah jasad serta jiwanya. Qalbu pun akan
ikut lenyap, namun Ruh akan tetap hidup sekalipun orang tersebut wafat
 Zikir Qolbu harus masuk kedalam Ruh kita, agar bisa jadi penghalau Hasad, Ghodob, Riya,
Ujub dan beberapa penyakit hati yang lain.
 Mengobati hati yang kotor selain dengan Zikrullah juga dengan menuntut ilmu.

Anda mungkin juga menyukai