Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

agar tercapainya suatu tujuan yang diinginkan maka aspek-aspek penting

penunjang pendidikan harus terpenuhi terutama motivasi. Motivasi berasal dari

bahasa latin “movere”, yang kemudian menjadi “motion” yang artinya gerak atau

dorongan untuk bergerak. Jadi, motivasi merupakan daya dorong, daya gerak, atau

penyebab seseorang untuk melakukan berbagai kegiatan dengan tujuan tertentu.

Motivasi dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Motivasi internal yaitu

motivasi yang timbul dan berasal dari diri sendiri, sedangkan motivasi eksternal

adalah motivasi yang datang dari pengaruh luar seperti orang tua, guru, teman dan

sebagainya.1

Motivasi diperlukan dalam segala bidang terutama mencakup dunia

pendidikan seperti mempelajari al-Qur’an yang merupakan sumber dari hukum

Islam. Sudah menjadi kewajiban umat islam untuk memelihara dan memuliakan

al-Qur’an sebagai kitab suci yang menjadi pedoman hidup manusia.

Pemeliharaan al-Qur'an pertama dimulai dengan pencatatan pada

lembaran-lembaran, batu, tulang, dan kain. Kemudian al-Qur'an mulai disusun

dalam satu mushaf oleh khalifah Abu Bakar dan disempurnakan oleh Ustman bin

Affan. Kemudian al-Qur'an mulai dicetak diberbagai negara hingga sampai di

1
Abdul Rahman Shaleh, (2009), Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,
Jakarta: Kencana, h. 178-204

1
2

tangan kita sekarang ini. al-Qur'an yang sekarang ini adalah al-Qur'an yang masih

asli sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya.

Hal ini karena kitab Allah SWT yang mulia dan sekaligus penyempurna dari

kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan ke bumi ini dijaga oleh Allah SWT dari

segala bentuk penyimpangan dan perubahan.2 Hal ini ditegaskan Allah SWT

dalam firman-Nya dalam QS. al-Hijr (15) ayat 9:

       


Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan
Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.3
Bentuk jamak yang digunakan ayat ini yang menunjuk Allah Swt baik

pada kata ‫( َنْح ُن َنْز َن ا‬kami menurunkan) maupun dalam hal pemeliharaan Al-

Qur’an mengisyaratkan adanya keterlibatan selain Allah SWT yakni malaikat

Jibril as, dalam menurunkannya dan kaum muslimin dalam pemeliharaannya. 4

Memelihara dan memuliakan al-Qur’an dapat dilakukan dengan berbagai cara

seperti dengan cara membaca, menghafal dan mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an

tersebut. Dalam hal ini penghafal al-Qur’an berperan penting dalam menjaga ayat-

ayat maupun surah dalam al-Qur’an agar tetap terjaga keasliannya walaupun

sungguh al-Qur’an itu sudah dijaga Allah SWT terhadap keasliannya.

Menghafal al-Qur'an bukanlah tugas yang mudah, sederhana, serta bisa

dilakukan oleh kebayakan orang tampa meluangkan waktu yang khusus,

2
Ahmad Rosidi, (2016), "Motivasi Santri Dalam Menghafal Al-Qur'an (Studi Multi
Kasus di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an (PPIQ) PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo, dan
Pondok Pesantren Tahfizhul Al-Qur'an Raudhatusshalihin Wetan Pasar Besar Malang)." Al
Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Keagamaan, Vol.1, h.68
3
Departemen Agama, (2004), Al-Jumanatul ‘ali Al-Qur’an dan Terjemahan, Bandung: J-
ART, h.262
4
M. Quraish Shihab, (2002), Tafsir Al-Mishbah : Pesan, kesan dan keserasian, Jilid 7,
Jakarta:Lentera Hati, h. 95
3

kesungguhan mengerahkan kemampuan dan keseriusan dalam menyelesaikanya.

Dorongan dan hambatan selalu berjalan seiring dalam proses menghafal al-Qur'an

dan salah satunya hambatan itu menurut Ahmad Salim Baddwilan adalah sebagai

berikut:

1. Banyak dosa dan maksiat. Hal ini bisa membuat seorang hamba lupa pada al-

Qur'an dan melupakan dirinya pula, serta membutakan hatinya dari mengingat

Allah SWT..serta dari membaca dan menghafal al-Qur'an.

2. Tidak senantiasa mengikuti, megulang-ulang, dan memperdengarkan hafalan

al-Qur'an.

3. Perhatian yang lebih pada urusan-urusan dunia menjadikan hati terikat

denganya, dan pada giliranya hati menjadi keras sehingga tidak bisa menghafal

dengan mudah.

4. Menghafal banyak ayat pada waktu yang singkat dan pindah kelainya sebelum

menguasai dengan baik.

5. Semangat yang tinggi untuk menghafal di permualaan membuatnya menghafal

banyak ayat tampa menguasainya dengan baik. Kemudian ketika ia merasakan

dirinya tidak menguasainya dengan baik, ia pun malas menghafal dan

meninggalkanya.5

Disamping itu kendala yang dihadapi sangat beragam sesuai dengan

problem yang mereka temui, kuat lemahnya semangat tergantung pada motivasi

yang berhasil mereka tanamkan pada diri mereka ketika mereka dihadapkan pada

situasi yang sulit. Motivasi yang kuat, baik dari dalam diri (intrinsik) maupun dari
5
Ahmad Salim Badwilan, (2010), Cara Mudah Bisa Menghafal Al-Qur'an, Jogjakarta:
Bening, h.105-106
4

luar (ekstrinsik) akan memberikan kekuatan pada semangat seseorang untuk terus

menghafal al-Qur’an.

Dalam proses menghafal al-Qur'an, perwujudan motivasi seseorang dapat

dilihat dari aktivitas yang dapat menunjang dalam menghafal al-Qur'an. Semakin

tinggi taraf motivasi akan semakin mempermudah dalam mencapai sebuah

keberhasilan dalam menghafal al-Qur'an.

Mahasiswa adalah agen perubahan yang diharapkan mampu melaksanakan

tri dharma perguruan tinggi beserta perangkatnya agar ilmu yang didapat

diperkuliahan menjadi manfaat dan berguna untuk masyarakat. Mahasiswa juga

mempunyai tanggung jawab untuk membangun dan mengokohkan sebuah

masyarakat untuk umumnya, serta menjaga al-Qur’an dan Sunnatullah terkhusus

bagi mahasiswa yang beragama Islam. Sebagaimana firman Allah dalam QS. al-

Ankabut (29) ayat 69:

        


 
Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan
kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang
yang berbuat baik.6

Rasulullah Saw. besabda:

6
Departemen Agama, op.cit., h.404
5

‫ان َعْن َكِثيْرِ ْبِن زَاذَان َعْن َعاصِِم ْبِن ضَْمرَة‬ َ ‫ص ْبُن سَُلْيَم‬ ُ ْ‫َّدثَنا عَِلَّي ْبُن ُحجْرٍ َأْخَبرَنَا َحف‬ َ ‫َح‬
َ‫ ص ََلى اهللُ َعَلْي هِ وَس ََّلَم – مَْن ق َرََأ الق ُرْآَن و‬-ِ‫ال رَس ُْوُل اهلل‬ َ َ ‫َعْن َعِلِّى ْبِن َاِبى ط َِالبٍ ق‬
ِ‫اجلنََّة وَ شَفَعَهُ ِفى عَشَرَةٍ مِْن َأهِْل َبْيتِه‬
َ ِ‫حَّل َحَلالَهُ وَ حَرَّمَ َحرَامَهُ َأدَْخلَهُ اهللُ بِه‬ َ ‫اسَْتْظَهرَُه َفَأ‬
) ‫(رَواهُ ِّالترْمِذِّي‬
َ ‫ار‬
ُ ‫ُكُّلُهْم وَ َجَبتْ َلهُ ِّالن‬

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr, telah


mengkhabarkan kepada kami Hafsh bin Sulaiman, dari Katsir bin
Zadzan, dari ‘Ashim bin Dhamrah, dari Ali bin Abi Thalib telah
berkata, Rasulullah saw telah bersabda,”Barangsiapa yang
membaca Al-Qur’an dan menghafalkannya, lalu ia menghalalkan
apa-apa yang dihalalkannya dan mengharamkan apa-apa yang
diharamkannya, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam
surga dengan (sebab) Al-Qur’an itu, dan Allah akan menerima
permohonan syafaatnya kepada sepuluh orang dari keluarganya
yang semuanya telah diwajibkan masuk ke dalam neraka.”(HR.
At-Timidzi)7
Menjadi seorang Hafizh, jelas merupakan harapan bagi setiap umat Islam

di seluruh dunia. Betapa tidak, selain memiliki kemuliaan sebagai penjaga (Al-

Hafizh) Kalamullah, ternyata penghafal al-Qur'an juga akan mendapatkan

berbagai anugerah. Mulai dari jaminan syafa’at di akhirat kelak, hingga derajat

sebagai Abdullah, yakni mereka yang memiliki kedudukan sangat dekat disisi

Allah SWT.

Tahfizh merupakan suatu proses memelihara, menjaga, melestarikan

kemurnian al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW agar tidak terjadi

perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik dari

keseluruhan ataupun sebagian.

Banyak orang yang ingin menghafalkan al-Qur'an tetapi mereka khawatir

dan takut jika tidak bisa menjaga hafalanya. Bahkan tidak banyak penghafal al-

7
Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surat At-Tirmidzi, (1993) Sunan Al-Tirmidzi, Bandung:
Maktabah Dahlan, Juz 4, h. 351
6

Qur'an merasa bahwa aktifitas menghafal adalah beban dan membosankan,

sehingga tidak sedikit para penghafal al-Qur'an putus harapan ditengah jalan dan

tidak dapat menjaga hafalannya. Padahal kalau disadari, hal ini merupakan

bencana yang sangat besar bagi orang yang bersangkutan. Karena al-Qur'an bisa

menjadi penolong bagi yang menghafalnya.

Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu al-Qur’an (STAI-PIQ)

Sumatera Barat sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan

formal tingkat perguruan tinggi memiliki tujuan institusional dalam mendidik dan

membina mahasiswanya.8 STAI-PIQ Sumatera Barat memiliki visi menjadikan

STAI-PIQ sebagai pusat studi yang unggul dan menjadi pelopor dalam bidang

ilmu-ilmu al-Qur’an di Sumatera pada tahun 2025. Dan memiliki misi, salah satu

diantaranya menghasilkan kader ulama yang sarjana, profesional dalam ilmu

agama Islam, terutama ilmu-ilmu al-Qur’an, hafal dan mampu membacanya

dengan baik dan benar serta memiliki kemampuan akademik dan wawasan yang

luas.9

Berdasarkan visi dan misi di atas dapat dilihat bahwa STAI-PIQ Sumatera

Barat memiliki salah satu tujuan yaitu menghasilkan para sarjana yang Hafizh dan

Hafizhah sehingga mata pelajaran Tahfizh dimasukkan kedalam kurikulum

STAI-PIQ Sumatera Barat yaitu sebanyak 10 SKS.

STAI-PIQ Sumatera Barat memiliki dua Prodi yaitu PAI (Pendidikan

Agama Islam) dan IQT (Ilmu Qur’an dan Tafsir). peneliti tertarik untuk meneliti
8
Diakses dari: http://ppmp.staipiq.ac.id/index.php/8-berita , pada Tanggal 3 September
2022
9
Diakses dari: https://www.staipiq.ac.id/index.php/about/visi-dan-misi , pada Tanggal 3
September 2022
7

jurusan PAI karena jadwal kuliah mereka yang begitu padat masih bisa menghafal

al-Qur’an yaitu ada sekitar 150 SKS diluar SKS mata kuliah Tahfizh (10 SKS).

walaupun dengan mata kuliah sebanyak itu mereka masih semangat untuk

menghafal al-Qur’an walaupun masih banyak yang belum sampai targat yang

telah ditentukan tetapi tidak sedikit pula yang cepat menyelesaikat target

hafalannya bahkan sebelum waktu yang telah ditentukan.

Berdasarkan data yang penulis dapat dari sekretarist Tahfizh STAI-PIQ

Sumatera Barat bahwa:

Jumlah mahasiswa PAI STAI-PIQ Sumatera Barat Angkatan 2020 yang


mengikuti Tahfizh al-Qur’an adalah 76 orang. Yang terdiri dari tiga
program yaitu; program TTQ (30 Juz), program MA (10 Juz), dan program
Reguler (5 Juz). masing-masing program memiliki jumlah pertemuan
dalam seminggu yaitu; TTQ 3 kali seminggu, MA 2 kali seminggu dan
Reguler 2 kali seminggu10.

Selain itu peneliti juaga menemukan bahwa mahasiswa yang lulus Tahfizh

dari semester I (satu) sampai semester 4 (empat) dan yang telah menyelesaikan

hafalannya yaitu:

Tabel 1.1
Data Lulus Tahfizh Mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2020 Tahun 2022
STAI-PIQ Sumetera Barat

No. Program Jumlah Lulus Tahfizh (8 Menyelesaikan


Mahasiswa SKS) hafalan
1. TTQ 5 3 1
2. MA 1 - 1
3. Reguler 70 15 15
Jumlah 76 18 17

10
Umul Hikmah, (Sekretaris Tahfizh STAI-PIQ Sumatera Barat), Dokumen, 25 Maret
2022.
8

Berdasarkan tabel di atas mahasiswa lebih dominan memilih program

Reguler yaitu sebanyak 93% dari 76 mahasiswa, sebanyak 22% mahasiswa lulus

tahfizh pada waktu yang telah ditentukan dan peneliti juga menemukan ternyata

24% mahasiswa telah menyelesaikan target hafalannya sebelum waktu yang telah

ditentukan diantaranya 1 orang program TTQ (30 Juz) dan satu orang lagi

program MA (10 Juz) dan selebihnya program Reguler (5 Juz). Sedangkan yang

belum lulus Tahfizh adalah 41 orang atau 54% dari 76 mahasiswa.11

Berdasarkan permasalahan di atas dapat kita lihat bahwa capaian target

hafalan mahasiswa tidak sesuai antara harapan dengan kenyataan yang terjadi di

lapangan. Jadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Motivasi Mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2020 dalam Menghafal Al-

Qur’an di Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu Al-Qur’an

Sumatera Barat”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka

rumusan masalah dari penelitian ini adalah: “Bagaimana Motivasi Mahasiswa

Jurusan PAI angkatan 2020 dalam Menghafal al-Qur’an di Sekolah Tinggi

Agama Islam Pengembangan Ilmu al-Qur’an (STAI-PIQ) Sumatera Barat ”?

2. Batasan Masalah

Untuk lebih terperincinya penelitian ini, penulis akan memperjelas

batasan masalah yang dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut:

11
Ibid.
9

a. Motivasi Instrinsik mahasiswa Jurusan PAI dalam menghafal al-Qur’an di

Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu al-Qur’an (STAI-PIQ)

Sumatera Barat

b. Motivasi Ekstrinsik Mahasiswa Jurusan PAI dalam Menghafal al-Qur’an

di Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu al-Qur’an (STAI-

PIQ) Sumatera Barat

c. Faktor penghambat mahasiswa Jurusan PAI dalam menghafal al-Qur’an di

Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu al-Qur’an (STAI-PIQ)

Sumatera Barat

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

a. Untuk mendeskripsikan bagaimana motivasi Instrinsik mahasiswa Jurusan

PAI dalam menghafal al-Qur’an di Sekolah Tinggi Agama Islam

Pengembangan Ilmu al-Qur’an (STAI-PIQ) Sumatera Barat

b. Untuk mendeskripsikan bagaimana motivasi Ekstrinsik Mahasiswa Jurusan

PAI dalam Menghafal al-Qur’an di Sekolah Tinggi Agama Islam

Pengembangan Ilmu al-Qur’an (STAI-PIQ) Sumatera Barat

c. Untuk mengetahui faktor penghambat mahasiswa Jurusan PAI dalam

menghafal al-Qur’an di Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu

al-Qur’an (STAI-PIQ) Sumatera Bara.

2. Kegunaan Penelitian
10

Keguanaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan memperluas wawasan

penulis dalam bidang penelitian.

b. Sebagai bahan evaluasi terhadap pelaksanaan program Tahfizh al-Qur’an

oleh STAI-PIQ Sumatera Barat.

c. Untuk melengkapi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana pada

Jurusan Pendidikan Agama Islam STAI-PIQ Sumatera Barat.

D. Penjelasan Judul

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dari judul di atas maka penulis akan

menjelaskan istilah atau kata-kata yang dianggap perlu diantaranya:

Motivasi : Motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari

luar yang menndorong seseorang untuk mencapai tujuan

tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.12

Menghafal al-Qur’an: Dalam kamus bahasa Arab kata menghafal berasal dari

kata ‫ ِح ْفًظ ا‬- ‫ َیْح َف ظ‬- ‫ َح ِف ظ‬yang berarti memelihara,

menjaga dan menghafal.13Menghafal al-Qur’an

merupakan suatu proses memelihara, menjaga,

melestarikan kemurnian al-Qur’an yang diturunkan

kepada Rasulullah SAW agar tidak terjadi perubahan dan

pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik dari

keseluruhan ataupun sebagian.

12
Wina Sanjaya, (2012), Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, h.162
13
Mahmud Yunus, loc.cit., h.105
11

STAI-PIQ SUMBAR: Sebuah institusi pendidikan berbentuk Perguruan Tinggi

Swasta (PTS) yang terletak di Kota Padang Sumatera

Barat.

Maka secara keseluruhan yang dimaksud dengan judul penelitian adalah

suatu penelitian tentang bagaimana menggerakkan atau mendorang Mahasiswa

baik itu dari dalam dirinya sendiri (Intrinsik) maupun dari luar diri (Ekstrinsik)

mahasiswa, dalam rangka menjaga atau memelihara dan melestarikan kemurnian

al-Qur’an sehingga tetap terjaga keasliannya di STAI-PIQ Sumatera Barat.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini berisikan penjelasan tentang garis besar

pembahasan yang sesuai dengan urutan masing-masing bab, yang terdiri dari V

(lima) bab yaitu:

Bab I merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,

rumusan dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, pejelasan judul

dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan landasan teoritis yang memuat konsep Motivasi dan

menghafal al-Qur’an. Motivasi mencakup pengertian, unsur-unsur, teori, prinsip-

prinsip, macam-macam, fungsi, dan indikator motivasi. Menghafal al-Qur’an

mencakup pengertian menghafal al-Qur’an, dasar menghafal al-Qur’an, indikator

dalam menghafal al-Qur’an, syarat menghafal al-Qur’an, metode dalam

menghafal, kendala-kendala dalam menghafal al-Qur’an, dan motivasi dalam

menghafal al-Qur’an.
12

Bab III merupakan metodologi penelitian yang memuat jenis penelitian,

metode penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, keabsahan data, dan

teknik analisis data.

Bab IV merupakan hasil penelitian yang memuat motivasi Instrinsik

mahasiswa Jurusan PAI dalam menghafal al-Qur’an di Sekolah Tinggi Agama

Islam Pengembangan Ilmu al-Qur’an (STAI-PIQ) Sumatera Barat, motivasi

Ekstrinsik Mahasiswa Jurusan PAI dalam Menghafal al-Qur’an di Sekolah Tinggi

Agama Islam Pengembangan Ilmu al-Qur’an (STAI-PIQ) Sumatera Barat, faktor

penghambat mahasiswa Jurusan PAI dalam menghafal al-Qur’an di Sekolah

Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu al-Qur’an (STAI-PIQ) Sumatera Barat.

Bab V merupakan penutup yang memuat kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai