PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bahasa latin “movere”, yang kemudian menjadi “motion” yang artinya gerak atau
dorongan untuk bergerak. Jadi, motivasi merupakan daya dorong, daya gerak, atau
Motivasi dibagi menjadi dua yaitu internal dan eksternal. Motivasi internal yaitu
motivasi yang timbul dan berasal dari diri sendiri, sedangkan motivasi eksternal
adalah motivasi yang datang dari pengaruh luar seperti orang tua, guru, teman dan
sebagainya.1
Islam. Sudah menjadi kewajiban umat islam untuk memelihara dan memuliakan
dalam satu mushaf oleh khalifah Abu Bakar dan disempurnakan oleh Ustman bin
1
Abdul Rahman Shaleh, (2009), Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,
Jakarta: Kencana, h. 178-204
1
2
tangan kita sekarang ini. al-Qur'an yang sekarang ini adalah al-Qur'an yang masih
asli sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya.
Hal ini karena kitab Allah SWT yang mulia dan sekaligus penyempurna dari
kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan ke bumi ini dijaga oleh Allah SWT dari
segala bentuk penyimpangan dan perubahan.2 Hal ini ditegaskan Allah SWT
pada kata ( َنْح ُن َنْز َن اkami menurunkan) maupun dalam hal pemeliharaan Al-
tersebut. Dalam hal ini penghafal al-Qur’an berperan penting dalam menjaga ayat-
ayat maupun surah dalam al-Qur’an agar tetap terjaga keasliannya walaupun
2
Ahmad Rosidi, (2016), "Motivasi Santri Dalam Menghafal Al-Qur'an (Studi Multi
Kasus di Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an (PPIQ) PP. Nurul Jadid Paiton Probolinggo, dan
Pondok Pesantren Tahfizhul Al-Qur'an Raudhatusshalihin Wetan Pasar Besar Malang)." Al
Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Keagamaan, Vol.1, h.68
3
Departemen Agama, (2004), Al-Jumanatul ‘ali Al-Qur’an dan Terjemahan, Bandung: J-
ART, h.262
4
M. Quraish Shihab, (2002), Tafsir Al-Mishbah : Pesan, kesan dan keserasian, Jilid 7,
Jakarta:Lentera Hati, h. 95
3
Dorongan dan hambatan selalu berjalan seiring dalam proses menghafal al-Qur'an
dan salah satunya hambatan itu menurut Ahmad Salim Baddwilan adalah sebagai
berikut:
1. Banyak dosa dan maksiat. Hal ini bisa membuat seorang hamba lupa pada al-
Qur'an dan melupakan dirinya pula, serta membutakan hatinya dari mengingat
al-Qur'an.
denganya, dan pada giliranya hati menjadi keras sehingga tidak bisa menghafal
dengan mudah.
4. Menghafal banyak ayat pada waktu yang singkat dan pindah kelainya sebelum
meninggalkanya.5
problem yang mereka temui, kuat lemahnya semangat tergantung pada motivasi
yang berhasil mereka tanamkan pada diri mereka ketika mereka dihadapkan pada
situasi yang sulit. Motivasi yang kuat, baik dari dalam diri (intrinsik) maupun dari
5
Ahmad Salim Badwilan, (2010), Cara Mudah Bisa Menghafal Al-Qur'an, Jogjakarta:
Bening, h.105-106
4
luar (ekstrinsik) akan memberikan kekuatan pada semangat seseorang untuk terus
menghafal al-Qur’an.
dilihat dari aktivitas yang dapat menunjang dalam menghafal al-Qur'an. Semakin
tri dharma perguruan tinggi beserta perangkatnya agar ilmu yang didapat
bagi mahasiswa yang beragama Islam. Sebagaimana firman Allah dalam QS. al-
6
Departemen Agama, op.cit., h.404
5
ان َعْن َكِثيْرِ ْبِن زَاذَان َعْن َعاصِِم ْبِن ضَْمرَة َ ص ْبُن سَُلْيَم ُ َّْدثَنا عَِلَّي ْبُن ُحجْرٍ َأْخَبرَنَا َحف َ َح
َ ص ََلى اهللُ َعَلْي هِ وَس ََّلَم – مَْن ق َرََأ الق ُرْآَن و-ِال رَس ُْوُل اهلل َ َ َعْن َعِلِّى ْبِن َاِبى ط َِالبٍ ق
ِاجلنََّة وَ شَفَعَهُ ِفى عَشَرَةٍ مِْن َأهِْل َبْيتِه
َ ِحَّل َحَلالَهُ وَ حَرَّمَ َحرَامَهُ َأدَْخلَهُ اهللُ بِه َ اسَْتْظَهرَُه َفَأ
) (رَواهُ ِّالترْمِذِّي
َ ار
ُ ُكُّلُهْم وَ َجَبتْ َلهُ ِّالن
di seluruh dunia. Betapa tidak, selain memiliki kemuliaan sebagai penjaga (Al-
berbagai anugerah. Mulai dari jaminan syafa’at di akhirat kelak, hingga derajat
sebagai Abdullah, yakni mereka yang memiliki kedudukan sangat dekat disisi
Allah SWT.
kemurnian al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW agar tidak terjadi
perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari kelupaan baik dari
dan takut jika tidak bisa menjaga hafalanya. Bahkan tidak banyak penghafal al-
7
Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surat At-Tirmidzi, (1993) Sunan Al-Tirmidzi, Bandung:
Maktabah Dahlan, Juz 4, h. 351
6
sehingga tidak sedikit para penghafal al-Qur'an putus harapan ditengah jalan dan
tidak dapat menjaga hafalannya. Padahal kalau disadari, hal ini merupakan
bencana yang sangat besar bagi orang yang bersangkutan. Karena al-Qur'an bisa
formal tingkat perguruan tinggi memiliki tujuan institusional dalam mendidik dan
STAI-PIQ sebagai pusat studi yang unggul dan menjadi pelopor dalam bidang
ilmu-ilmu al-Qur’an di Sumatera pada tahun 2025. Dan memiliki misi, salah satu
dengan baik dan benar serta memiliki kemampuan akademik dan wawasan yang
luas.9
Berdasarkan visi dan misi di atas dapat dilihat bahwa STAI-PIQ Sumatera
Barat memiliki salah satu tujuan yaitu menghasilkan para sarjana yang Hafizh dan
Agama Islam) dan IQT (Ilmu Qur’an dan Tafsir). peneliti tertarik untuk meneliti
8
Diakses dari: http://ppmp.staipiq.ac.id/index.php/8-berita , pada Tanggal 3 September
2022
9
Diakses dari: https://www.staipiq.ac.id/index.php/about/visi-dan-misi , pada Tanggal 3
September 2022
7
jurusan PAI karena jadwal kuliah mereka yang begitu padat masih bisa menghafal
al-Qur’an yaitu ada sekitar 150 SKS diluar SKS mata kuliah Tahfizh (10 SKS).
walaupun dengan mata kuliah sebanyak itu mereka masih semangat untuk
menghafal al-Qur’an walaupun masih banyak yang belum sampai targat yang
telah ditentukan tetapi tidak sedikit pula yang cepat menyelesaikat target
Selain itu peneliti juaga menemukan bahwa mahasiswa yang lulus Tahfizh
dari semester I (satu) sampai semester 4 (empat) dan yang telah menyelesaikan
hafalannya yaitu:
Tabel 1.1
Data Lulus Tahfizh Mahasiswa Jurusan PAI Angkatan 2020 Tahun 2022
STAI-PIQ Sumetera Barat
10
Umul Hikmah, (Sekretaris Tahfizh STAI-PIQ Sumatera Barat), Dokumen, 25 Maret
2022.
8
Reguler yaitu sebanyak 93% dari 76 mahasiswa, sebanyak 22% mahasiswa lulus
tahfizh pada waktu yang telah ditentukan dan peneliti juga menemukan ternyata
24% mahasiswa telah menyelesaikan target hafalannya sebelum waktu yang telah
ditentukan diantaranya 1 orang program TTQ (30 Juz) dan satu orang lagi
program MA (10 Juz) dan selebihnya program Reguler (5 Juz). Sedangkan yang
hafalan mahasiswa tidak sesuai antara harapan dengan kenyataan yang terjadi di
Sumatera Barat”.
1. Rumusan Masalah
2. Batasan Masalah
11
Ibid.
9
Sumatera Barat
Sumatera Barat
1. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
2. Kegunaan Penelitian
10
c. Untuk melengkapi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana pada
D. Penjelasan Judul
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dari judul di atas maka penulis akan
Menghafal al-Qur’an: Dalam kamus bahasa Arab kata menghafal berasal dari
12
Wina Sanjaya, (2012), Media Komunikasi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, h.162
13
Mahmud Yunus, loc.cit., h.105
11
Barat.
baik itu dari dalam dirinya sendiri (Intrinsik) maupun dari luar diri (Ekstrinsik)
E. Sistematika Penulisan
pembahasan yang sesuai dengan urutan masing-masing bab, yang terdiri dari V
rumusan dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, pejelasan judul
menghafal al-Qur’an.
12
metode penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, keabsahan data, dan