Anda di halaman 1dari 8

AL-QUR’AN PENCERAH HATI*

Oleh : Muhammad Subhan,S.Ag**

A. Mukadimah

Setiap tahun kita memperingati Nuzulul Qur’an dengan penuh

semangat. Mungkin kita pernah merenung sebentar untuk menanyakan

mengapa Al-Qur’an yang suci diturunkan dengan bahasa Arab kepada bangsa

Arab yang terkenal memiliki sifat ashobiyyah (fanatisme kesukuan) dan

peradaban yang terbelakang . Sekalipun demikian mereka memiliki rasa seni

yang kuat, seperti menikmati keindahan sya’ir. Melihat kondisi bangsa Arab

Jahiliyyah tersebut Kita harus melanjutkan pertanyaan, mengapa Islam dapat

tumbuh dan berkembang dengan pemeluknya yang sangat kuat

mempertahankan keyakinan baru tersebut, sehingga mereka tercerahkan

dan terlepas dari belenggu kejahiliyahan dan perbuatan tercela yang cukup

lama, bahkan menjadi pembela dan pemimpin Islam yang tangguh dan

berpengaruh.

Berangkat dari kenyataan tersebut di atas kita mencoba mencari

jawaban yang kita kaitkan dengan kedahsyatan Al-Qur’an mempengruhi hati,

pikiran dan prilaku bangsa Arab saat itu serta bagaimana interaksi mereka

dengan Al-Qur’an setelah menjadi seorang mukmin. Sungguh Allah SWT

menunjukkan KemahakuasaanNya untuk melakukan perubahan dan kejayaan

Islam berdasar kehendakNya di bumi Arab.

1
B. Al-Qur’an Yang Menyentuh dan Mencerahkan

Susunan kata dan kalimat dalam Al-Qur’an bagaikan gelombang yang

dahsyat ketika berhadapan dengan kesombongan. 1 Bahkan musuh Islam saat

itu menyatakan kedahsyatan tersebut sebagai sihir. Sehingga bisa kita pahami

ketika ayat-ayat Al-Qur’an dibacakan, seketika itu perubahan hati yang

mendengarnya terjadi. Sekedar contoh, kita ketahui bagaimana proses awal

keislaman sahabat Rasulullah SAW, Umar Bin Khottob RA, yaitu setelah

mendengar bacaan ayat Al-Qur’an saudarinya Fatimah. Umar mengakui

bahwa Al-Qur’an adalah untaian yang indah dan mampu menentramkan jiwa

yang membaca dan yang mendengarnya. 2 Mengapa hal tersebut bisa terjadi

pada Umar RA ? Hal ini dikarenakan para sahabat sebelum Islam datang

memiliki keahlian dalam bidang bahasa dan sastra Arab. Mereka merasakan

kehebatan Al-Qur’an, sehingga mereka kagum, merasakan kesejukkan yang

sakral dan kulit mereka gemetar karena takut terhadap isi Al-Qur’an. 3

Kenyataan di atas menjelaskan kepada kita bahwa Allah SWT

turunkan Al-Qur’an dengan bahasa Arab kepada bangsa Arab sesuai dengan

FirmanNya :

“ Sesungguhnya Kami menurunkan Al Qur'an berbahasa Arab agar


kamu mengerti."(QS.12:2)

"Dan demikianlah Kami telah menurunkan Al Qur'an sebagai


peraturan yang benar dalam bahasa arab."(QS.13:37).

1
Dr.Irwan Prayitno,Ma’rifah Al-Qur’an,Pustaka Tarbiatuna,h.65

2
Ibid,h.58

3
Ibid,h.57

2
Selanjutnya apa kelebihan bangsa Arab sehingga Al-Qur’an sebagai

pedoman Islam diturunkan kepada mereka ? Hal ini disebakan antara lain

typology bangsa Arab yang unik 4, yaitu :

1.Bangsa pedagang yang suka melakukan perjalanan. Dengan

demikian memudahkan penyebaran Islam.

2.Bangsa yang sangat kental rasa persaudaraannya, sehingga kuat

dalam pembelaan terhadap Islam.

3.Dalam bangsa Arab masih terdapat ajaran-ajaran hanif nabi Ibrahim,

seperti thawaf, berkurban,dll.

4. Bangsa yang masih murni dan lugu pemikirannya ( tidak

terkontaminasi dengan pemikiran dari luar).

Setelah diantara bangsa Arab memeluk Islam, maka mereka begitu

ta’at dan kuat berpegang teguh terhadap ajara Islam yang terdapat di Dalam

Al-Qur’an. Membela dengan jiwa dan raga. Akibatnya Islam dengan proses

panjang, penuh tantangan, halangan dan ancaman di bawah pimpinan

Rasulullah SAW dan dilanjutkan oleh para kholifah mengalami kejayaan yang

disegani dan ditakuti musuh-musuh Islam.

Penyebaran Islam terus bergulir hingga keluar jazirah Arab. Islam

diterima karena ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an sebagai sumber dan

rujukan menyentuh dan mencerahkan hati serta pikiran.

C. Interaksi dan Syarat Mengambil Manfaat Dari Al-Qur’an

4
Internet, Sebab Islam Turun Di Tanah Arab

3
Agar hati tercerahkan dengan ajaran dalam Al-Qur’an, perlu diketahui

bahwa sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia dengan membawa

fitrah ( potensi ) keagamaan yang hanif, yang benar, dan tidak bisa

menghindar; meskipun boleh jadi ia mengabaikan atau tidak mengakuinya. 5

Demikian penjelasan Dr.Achmad Mubarok terhadap surat Ar-Ruum ayat 30 :

“ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);


(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui .”

Hati manusia yang sudah dipenuhi dengan puncak cinta yang bening,

jernih dan spiritual, yaitu cinta kepada Allah SWT, niscaya ia akan siap

melakukan ketaatan terhadap perintahNya dengan sepenuh ketulusan dan

keikhlasan. Dr. M.’Utsman Najati menyatakan ; “cinta yang ikhlas seorang

manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong

yang mengarahkannya dalan kehidupannya dan menundukkan semua

bentuk kencitaan lainnya.”6

Dengan kondisi demikian diperlukan metode atau kiat interaksi untuk

menguak cakrawala hidup di bawah naungan Al-Qur’an. Imam Al-Ghozali

menjelaskan beberapa kiatnya, yaitu :

5
Dr.Achmad Mubarok, Sunatullah dalam Jiwa Manusia, Sebuah Pendekatan Psikologi Islam, IIIT
Indonesia,2003,h.30

6
Dr.M.’Utsman Najati, Al-Qur’an Dan Ilmu Jiwa, Pustaka,2000,h.93

4
1. Memahami dan melaksanakan kandungan ayat Al-Qur’an .

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Jumu’ah ayat 5 :

“Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat


kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya)
adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal.
Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat
Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang zalim.”

2. Merasakan keagungan Al-Qur’an saat membacanya. Manusia

harus sadar bahwa ayat-ayat Al-Qur’an adalah Kalamullah bukan

ucapan manusia.

3. Keterlibatan hati saat bersama Al-Qur’an. Salafusshalih jika

hatinya tidak bisa terlibat dengan ayat-ayatnya, maka ia akan

mengulang bacaannya hingga bisa terlibat.

4. Merenungi dan menghayati ayat-ayatnya. Upaya untuk menguak

apa yang terkandung dibalik setiap ayat.

5. Membersihkan diri dari hal-hal yang dapat mencegah memahami

Al-Qur’an. Hubbudunya salah satu penghalang paham Al-Qur’an.

6. Berusaha merasakan khitab (ketentuan) Allah untuk dirinya. 7

Selain kiat-kiat berinteraksi dengan Al-Qur’an diperlukan juga syarat

untuk mengambil manfaat dari Al-Qur’an, yaitu :

1. Bersikap sopan terhadap Al-Qur’an.

Beberapa hal yang harus dilakukan antara lain ; Niat yang baik,

bersih hati dan jasad, mengkhususkan jiwa hanya sibuk


7
Al-Hafidz Ust.Abd.Aziz Abd.Rauf,LC, Membangun Kepribadian Qur’ani, Tarbiyah Syakhsiyah
Qur’aniyah, Globalmedia,tt,h.33-34. Lihat juga karya Dr.H.Ahmad Zuhri,MA, Risalah Tafsir,
Berinteraksi dengan Al-Qur’an versi Imam Al-Ghazali,Cita Pustaka Media,2007,h.5-27.

5
dengannya, mengkhususkan berpikir dengan Al-Qur’an. Dasar

kesopanan ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-

A’raf ayat 204.

2. Baik dalam talaqqi atau membaca Al-Qur’an secara tertib.

3. Berorientasi kepada Tujuan yang Asasi dari Al-Qur’an. 8

Demikianlah para sahabat Rasulullah melakukan interaksi dengan Al-

Qur’an sehingga lahir dari mereka pribadi-pribadi yang tangguh imannya,

mulia akhlaknya, benar ibadahnya, disiplin, pemberani, peduli, adil, saling

menyayangi, berkorban sepenuh jiwa dan raga dan akhirnya mereka dicintai

dan diridhoi oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW.

D. Efek Al-Qur’an Terhadap Hati

Para pencinta Al-Qur’an akan merasakan pengaruh positif di dalam

hati nya ketika membaca Al-Qur’an, menyimak dan memahami maknanya

secara benar. Jiwa mereka terasa tenang dan melahirkan perbuatan mulia

dan berpikir positif. Mereka sensitive ketika mendengar ayat-ayat Allah

SWT, yaitu gemetar hatinya dan bertambah imannya. Inilah yang dimaksud

firman Allah SWT dalam surat Al-Anfal ayat 2 ;

“ Sesungguhnya orang-orang beriman itu adalah mereka yang


apabila disebut nama Allah gemetarlah hati merekadan apabila
dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal”

8
Dr.Iwan Prayitno, op cit, h.53-55

6
Pada bulan Ramadhan jika kita perhatikan banyak kaum muslimin

membaca, mendengarkan dan mempelajari ayat-ayat suci ( taddarus )

dan berzikir dengan penuh kesungguhan dan kekhusyukan. Dengan

demikian hati menjadi hidup, lembut, bersih dan halus; walau mungkin

sebelumnya hati mereka keras, mati atau sakit; ibarat tanaman atau

tanah yang tumbuh karena disirami air secara rutin. Perumpamaan

tersebut bisa kita pahami dari firman Allah SWT dalam surat Al-Hadid ayat

16-17. Pada ayat ini Allah SWT mengisyaratkan hidupnya hati dengan

zikrullah dan mentaati kebenaran yang Allah SWT turunkan, yaitu Al-

Qur’an.

Seorang muslim yang mentaddaburi ayat-ayat Allah SWT, ia akan

dapat menjawab permasalahan hidup yang dihadapinya serta problema

umat yang kompleks. Hal ini terjadi karena hati, jiwa dan pikirannya telah

tercerahkan dengan nutrisi, gizi, vitamin dan protein yang berkulitas

tinggi, yaitu ayat-ayat suci ilahi yang menjadi menu setia dan dicintai

setiap hari. Inilah maksud yang terkandung dalam ayat 29 surat Shad :

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh


dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran”

Abdullah bin Umar berkata, “ Kalian harus berpegang teguh pada Al-

Qur’an. Pelajari isinya dan ajarkan kepada anak-anak kalian. Sebab kalian

akan dimintapertanggung jawab tentang Al-Qur’an, diberi pahala dengan

7
Al-Qur’an dan cukuplah Al-Qur’an sebagai pemberi nasihat bagi siapa saja

yang berakal”.9

Pernyataan di atas menjadi motivasi bagi kita untuk selalu konsisten

mentadabburi dan mengajarkan Al-Qur’an agar menjadi saham dan

investasi di akhirat nanti.

E. Penutup

Semoga dengan uraian singkat di atas dapat kita ambil pelajaran

berharga bagaimana resep yang jitu untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai

pencerah hati yang dapat melahirkan akhlakul karimah. Dengan bulat

tekad dan istiqomah menjadikan Al-Qur’an sebagai teman sejati, maka

niscaya perubahan-perubahan akan kita nikmati. Wallahua’lam.

* Makalah Materi Ceramah Ramadhan PMD 1436 H / 2015 M


** Penghulu Muda KUA Kec.Dumai Timur dan Pengurus PMD

9
Dr.Khalid Abdul Karim Al-Lahim, Panduan Tadabbur dan Meraih Sukses Dengan Al-Qur’an, Fitrah
Rabbani,2006,h.37

Anda mungkin juga menyukai