Anda di halaman 1dari 13

Psikologi Iqra’ Al-Qur’an

Mata Kuliah
Psikologi Ibadah

Dosen Pengampu
Dra. Hj. Siti Faridah, M.Ag

Oleh:
Sarbiah 170104040030
Nada Amalia Haqiqi 170104040078

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
PSIKOLOGI ISLAM
BANJARMASIN
2020
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an adalah kalam Allah Swt., yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Sebagai petunjuk jalan dan pedoman bagi umat manusia yang memahaminya. Al-Qur‟an
banyak memberikan efek positif bagi yang membacanya memahami isi dan makna yang
terkandung di dalamnya serta bagi yang mengamalkannya.

Membaca Al-Qur‟an sendiri merupakan sebuah aktivitas yang dapat memberikan


ketenangan jiwa dalam diri seseorang. Di dalam Islam sendiri sangat dianjurkan bagi semua
umat Islam untuk membaca Al-Qur‟an. Yang mana banyak sekali memberikan manfaat yang
dapat di petik di dalamnya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Psikologi Iqra‟ Al-Qur‟an
2. Ruang Lingkup, Istilah lain dalam membaca Al-Qur‟an dan Kedudukannya
3. Nilai filosofis, spiritual, dan sosial Iqra‟ Al-Qur‟an
4. Manfaat membaca Al-Qur‟an
5. Gambaran Manusia yang membaca Al-Qur‟an
6. Membaca Al-Qur‟an sebagai Psikoterapi
7. Bentuk-bentuk kepribadian Al-Qur‟an

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Psikologi Iqra‟ Al-Qur‟an
2. Untuk mengetahui Ruang Lingkup, Istilah lain dalam membaca Al-Qur‟an dan
Kedudukannya
3. Untuk mengetahui nilai filosofis, spiritual, dan sosial Iqra‟ Al-Qur‟an
4. Untuk mengetahui manfaat membaca Al-Qur‟an
5. Untuk mengetahui gambaran Manusia yang membaca Al-Qur‟an
6. Untuk mengetahui membaca Al-Qur‟an sebagai Psikoterapi
7. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kepribadian Al-Qur‟an
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Iqra’ Al-Qur’an

lafadz (‫ ) إقرأ‬iqra’ yang berasal dari kata (‫ ) قرأ‬qara’a (‫ ) يقرأ‬yaqra’u (‫ ) قرأة‬qira’atan yang
artinya “membaca”1 Kata Al-Qur‟an menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-macam, salah
satunya adalah bacaan atau sesuatu yang harus di baca, dipelajari.2 Menurut M. Quraish Shihab,
membaca khususnya Al-Qur‟an adalah perintah yang paling berharga yang dapat diberikan kepada
manusia. Karena, membaca merupakan jalan yang menghantarkan manusia mencapai derajat
kemanusiaan yang sempurna. Sehingga tidak berlebihan dikatakan bahwa “membaca” adalah syarat
utama guna membangun peradaban. Dan bila diakui bahwa semakin luas pembacaan semakin tinggi
peradaban, demikian begitu pula sebaliknya 3
Adapun menurut istilah para ulama berbeda pendapat dalam memberikan definisi terhadap
Al-Qur‟an. Ada yang mengatakan bahwa Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang bersifat mu‟jizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Jibril dengan lafal dan maknanya dari
Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir; membacanya merupakan ibadah; dimulai dengan
surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-Nas.4
Ada juga yang mengatakan: Al-Qur‟an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad, dengan bahasa Arab, yang sampai kepada kita secara mutawatir, yang ditulis di dalam
mushaf, dimulai dari Surah al-Fatihah dan diakhiri dengan Surah an-Nas, membacanya berfungsi
sebagai ibadah, sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad dan sebagai hidayah atau petunjuk bagi umat
manusia.
Dari beberapa definisi yang disebutkan, dapat dikatakan bahwa unsur-unsur utama yang
melekat pada Al-Qur‟an adalah:
a. Kalamullah
b. Diturunkan kepada Nabi Muhammad
c. Melalui Malaikat Jibril
d. Berbahasa Arab
e. Menjadi mukjizat Nabi Muhammad
f. Berfungsi sebagai “hidayah” (petunjuk, pembimbing) bagi manusia 5

1
Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, (Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1984), Hal 1101
2
Aminudin, et. All., Sejarah dan Ulum Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008), hal 45
3
M. Quraish Shihab, “Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat”,
(Bandung: Mizan Pustaka, cet II 2007), hal 299
4
M. Quraish Shihab, et all., Sejarah dan Ulum Al-qur’an, (Jakarta: Puataka Firdaus, 2008), hal 13
5
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya…, hal 8
Sedangkan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa baik mengenai macam-
macam gejalanya, proses maupun latarbelakangnya. Secara umum yaitu ilmu yang mempelajari
tentang tingkah laku manusia atau mempelajari gejala jiwa manusia.
Imam al Ghazali dalam kitab ai-Mustasfamin „ilm al-usul (suatu kitab yang membahas
masalah usul fikih), menjelaskan bahwa hakikat Al-Qur‟an adalah kalam yang berdiri pada zat
Allah Swt yang kadim.

Dalil tentang membaca Al-Qur‟an


Q.s Al-Alaq 1-5

                    

   

Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah., Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Dasar psikologi, Setiap manusia hidup selalu membutuhkan adanya suatu pegangan
hidup yang disebut dengan agama, untuk merasakan bahwa dalam jiwanya ada perasaan yang
meyakini adanya zat yang Maha Kuasa sebagai tempat untuk berlindung dan memohon
pertolongan, sedangkan Al-Qur‟an dapat memberikan ketenangan jiwa bagi yang membacanya
dan inilah yang menunjukkan bahwa Al-Qur‟an merupakan obat penyakit yang ada di dalam
jiwanya, sebagaimana firman Allah dalam QS. Yunus : 57

              

Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-
orang yang beriman. 6
Maksudnya pelajaran dari Tuhanmu yaitu larangan berbuat fahisyah. Al-Qur‟an
merupakan penawar bagi apa yang ada di dalam dada, seperti kesamaran dan keraguan. Al-
Qur‟an menghilangkan najis, syirik dan kotoran kekafiran dari qolbu karena ia adalah sebagai
petunjuk dan rahmah. Inilah sebabnya bagi orang-orang muslim di perlukan adanya pendidikan

6
Depag RI, Op.cit., hal 215
Agama Islam agar dapat mengarahkan fitrah mereka tersebut ke arah yang benar, sehingga akan
mengabdi dan beribadah sesuai dengan ajaran Islam, karena tanpa adanya pendidikan agama dari
suatu generasi berikutnya maka orang akan semakin jauh dari agama yang benar. 7

B. Ruang Lingkup, Istilah lain dalam membaca Al-Qur’an dan Kedudukannya

Adapun Ruang lingkup Al-Qur‟an :


1. Tauhid, kepercayaan terhadap Allah, malaikat-malaikat Nya, Kitab-kitab Nya, Rosul-rosul
Nya, Hari Akhir dan Qodho, Qadar yang baik dan buruk.
2. Tuntutan ibadat sebagai perbuatan yang jiwa tauhid.
3. Janji dan Ancaman
4. Hidup yang dihajati pergaulan hidup bermasyarakat untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.
5. Inti sejarah orang-orang yang taat dan orang-orang yang dholim pada Allah Swt. 8

Orang yang membaca Al-Qur‟an dengan mahir akan mendapat derajat atau
kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Rasulullah bersabda: "Orang yang membaca
al-Qur‟an dengan mahir akan bersama-sama malaikat yang mulia lagi taat (HR Bukhari
dan Muslim).9
Istilah lain di dalam membaca al-Qur‟an ialah Qiro’ah,tadarus dan tilawah dalam
bahasa indonesia diartikan dengan satu pengertian yang sama, yakni “membaca”.
Namun, kalau kita kembalikan kepada pengertian asalanya (bahasa arab) masing- masing
kaya tersebut memiliki konotasi berbeda. Tilawah dapat diartikan sebagai pembacaan
yang bersifat spiritual atau aktifitas membaca yang di ikuti komitmen dan kehendak
untuk mengikuti apa yang dibaca itu. Sedangkan qiro‟ah dapat dimaknai sebagai aktifitas
membaca secara kognitif atau kegiatan membaca secara umum, sementara tilawah adalah

7
Zuhairini dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usaha Nasional,1983) hal 26.
8
Gudang Ilmu Pengetahuan, “Pengertian Al-Qur‟an dan Ruang Lingkupnya” dalam
http://fregoerisandi.blogspot.com/2015/11/pengertian-al-quran-dan-ruang-lingkupnya.html?m=1diakses
pada 4 April 2020

9
Buhari Muslim dkk, “Pengertian dan Ruang Lingkup Pembelajaran Baca Tulis Qur‟an” dalam
https://www.academia.edu/35606041/Pembelajaran_Baca_Tulis_Al_Quran_dan_Ruang_Lingkup diakses pada
4 April 2020.
membaca sesuatu dengan sikap pengagungan. Oleh karena itu, dalam Al Qur‟an kata
tilawah sering digunakan daripada kata qiro‟ah dalam konteks tugas para Rasul
„alaihimussalam kata tadarus yang berasal dari kata (darosa) yang berarti membaca
(qiro’ah) atau berlatih dan selalu menjaga ( ‫) للشیئ والتعھد الرياضة‬. Ketika ada imbuhan
huruf ta‟ dan alif pada kata darasa, maka maknanya berubah menjadi „saling membaca‟.
Dari sinilah kita kenal kata “tadarus” atau “mudarasah“. Sehingga dua kata ini dapat
diartikan “membaca,menelaah, dan mendapatkan ilmu secara bersama-sama, di mana
dalam prosesnya mereka sama-sama aktif”10

C. Nilai filosofis dan spiritual Iqra’ Al-Qur’an


Perintah membaca menjadi instruksi pertama dalam Islam. Dalam sejarah
pewahyuan pertama kalinya, kata ini (Iqra‟) sebanyak tiga kali diucapkan oleh Malaikat
Jibril saat menyampaikannya kepada Nabi Muhammad SAW, dan dua kali dapat
ditemukan dalam QS. al-„Alaq .Ternyata, makna yang terkandung dalam kata
“Bacalah”ini sebagai pintu untuk membuka dan mendapatkan berbagai ilmu.
Dengan membaca kita dapat menyingkap ilmu yang selama ini tersembunyi,
dengan membaca akan membentuk pola dan mendesign cara berpikir kita, dengan
membaca apa yang bagi kita jauh bisa menjadi terasa dekat, dengan membaca manusia
akan terpolarisasi dari insan yang tidak tahu menjadi tahu. Dan membaca adalah pintu
untuk mendapatkan ilmu.
Membaca yang diinginkan dalam islam yang pertama adalah membaca dengan
menyertakan nama Tuhan, artinya membaca harus didasari oleh semangat ke-Ilahi-an
yang pengasih, penyayang, penyantun dan menyandarkan segala apa yang dibaca kepada-
Nya. Kedua, perintah membaca dikaitkan dengan sifat Allah SWT yang Maha Pemurah.
Dalam tafsir Jalalayn disebutkan ini mengandung makna tidak ada satu makhluk pun
yang mampu menandingi kemurahan-Nya. Salah satu kemurahannya adalah mengajarkan
berbagai ilmu kepada manusia, dan lagi-lagi pintu untuk membuka ilmu adalah dengan
membaca. Membaca yang tersurat maupun tersirat.

10
Fathurrahman Kamal, “Pengertian Qiro’ah, Tilawah, Tadarus, Dan Tadabbur” Dalam
Https://Blogibadah.Wordpress.Com/2017/02/19/Qiroah-Tilawah-Tadarus-Dan-Tadabbur/ Diakses Pada 4 April
2020.
Membaca ayat-ayat yang termaktub dalam Al-Quranul Karim maupun ayat-ayat
Allah SWT yang tersebar di alam semesta ini dan juga tentang bagaimana menjiwai,
meresapi bacaan itu sendiri, ada emosional dan spiritual disitu yang harus aktif. 11

D. Manfaat membaca Al-Qur’an


1) Membaca Al-Qur‟an terbukti efektif meredakan stress dan kecemasan

Manfaat langsung yang bisa dirasakan saat kita membaca Al-Qur‟an adalah
ketenangan jiwa. Sebuah studi di Unviersitas Salford, Inggris, membuktikan orang-orang
yang membaca Al-Qur‟an menjadi lebih rileks dan tenang dibanding mereka yang
membaca buku biasa

2) Menstabilkan tekanan darah dan denyut jantung

Lantunan ayat Al-Qur‟an memberi efek relaksasi bagi mereka yang membaca
ataupun mendengarkannya. Hal ini terbukti menjadi solusi yang paling jitu untuk
menormalkan tekanan darah dan denyut jantung yang sedang tidak stabil. Proses relaksasi
mengaktifkan sekaligus mengendalikan saraf otonom (saraf simpatis dan parasimpatis),
sehingga akan menciptakan tekanan darah dan membuat denyut jantung stabil

3) Meningkatkan daya ingat dan mempertajam konsentrasi

Orang yang rajin membaca Al-Qur‟an terbukti memiliki daya ingat yang lebih
baik. Selain itu, membaca Al-Qur‟an, juga secara otomatis mampu membuat otak lebih
fokus , sehingga lebih mudah untuk berkonsentrasi. Karenanya, sangat disarankan bagi
anda yang bekerja di kantor untuk membiasakan diri membaca Al-Qur‟an selama 10
hingga 15 menit di pagi hari, agar anda lebih fokus memulai pekerjaan

4) Membantu menghancurkan sel-sel kanker

Salah satu hasil penelitian Dr Ahmed Al-Qadhi menyebutkan, lantunan ayat suci
Al-Qur‟an mampu mengembalikan keseimbangan sel-sel sehat dalam tubuh, sehingga
dapat melawan sel-sel kanker. Selain itu, membaca dan mendengar lantunan ayat Al-

11
Sholihin,“Filosofi Iqra” dalam http://kalbar.kemenag.go.id/id/opini/filosofi-iqra , diakses pada 6 April 2020
Qur‟an juga sangat sangat baik untuk meningkatkan sel-sel imun, sehingga kita dapat
terhindar dari berbagai macam penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. 12

E. Gambaran manusia yang membaca Al-Qur’an

Orang mukmin yang selalu membaca Al-Qur‟an digambarkan dalam hadist Abu
Dawud, seperti buah yang wangi dan manis. Sementara orang mukmin yang tidak suka
membaca Al-Qur;‟an digambarkan seperti buah yang rasanya manis namun tidak wangi.
Selanjutnya orang fasik yang suka membaca Al-Qur;an digambarkan seperti buah yang
aromanya wangi namun rasanya pahit. Terakhir, orang fasik yang tidak suka membaca Al-
Qur‟an digambarkan seperti buah yang tidak beraroma dan rasanya juga pahit.13

F. Membaca Al-Qur’an sebagai Psikoterapi

Psikoterapi Al-Qur‟an, yaitu yang diberikan degan kembali mempelajari dan


mengamalkan ajaran agama Islam. Sebagaimana diketahui bahwa ajaran agama Islam
mengandung tuntunan bagaimana kehidupan manusia bebas dari rasa cemas, tegang,
depresi, dan sebagainya. Dalam doa-doa, misalnya, intinya adalah memohon agar
kehiupan manusia diberi ketenagan, kesejahteraan, keselamatan, baik dunia dan akhirat 14

Al-Qur‟an disebut juga sebagai As Syifa yang berarti penyembuh, mempunyai


kekuatan untuk menangani dan menyembuhkan tekanan jiwa. Telah diungkapkan dalam
Al-Qur‟an surat Yunus ayat 57 dan surat Al-Isra ayat 82 yang artinya.

“ Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an ini tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian “ (Q.S Al-Isra; 82)

12
Febiola Febrinastri, Dian Kusumo Hapsari, “Baca Alquran ternyata baik bagi kesehatan, ini sejumlah
manfaatnya” , suara.com/health/2019/08/11/124820/baca-alquran-ternyata-baik-bagi-kesehatan-ini-sejumlah-
manfaatnya , (diakses 6 April 2020)
13
Mudzakir AS, Manna’ Khalil Al-Qattan : Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa, 2015),
hlm. 18.
14
Alam Budi Kusuma, “ Pendekatan Psikoterapi Al-Qur’an Dalam Gangguan Kesehatan Mental (Suatu Kajian
Psikolig Agama) “ , Volume 5 Nomor 1, 2016, 139.
Arti dari ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa Al-Qur‟an adalah obat dari segala
macam penyakit, termasuk penyakit hati yang menimbulkan stress. Penelitian yang
dilakukan oleh DR. Ahmad al-Qadhi yang ingin mengetahui pengaruh ayat-ayat al-
Qur‟an terhadap kondisi fisiologis manusia juga membuktikan bahwa al-Qur‟an mampu
mereduksi ketegangan-ketegangan saraf (fisiologis).

Menurut Mulyadi dkk (2012), di dalam Al-Qur‟an banyak ditemui ayat-ayat


yang berhubungan dengan dinamika kejiwaan manusia yang secara teoretik dapat
dijadikan dasar acuan psikoterapi untuk mengatasi kecemasan. Selain itu menurut
Julianto & Subandi (2015) membaca Al-Fatihah reflektif intuitif dapat menurunkan
depresi dan meningkatkan imunitas.15

Al-Qur‟an memang lebih baik jika dibaca, namun sebagian besar penelitian-
penelitian yang menggunakan terapi Al-Qur‟an menggunakan teknik mendengarkan
murattal.

G. Bentuk-bentuk kepribadian Al-Qur’an

Menurut Usman Najati ( Najati, 1985; 387-389) pola (bentuk) kepribadian


manusia dikelompokkan berdasar pada al-Qur‟an sebagai berikut ;

a. Kepribadian Orang Beriman (Ma‟minun)


Kepribadian orang beriman akan dapat tercapai bila diawali dengan
percaya pada rukun iman. Keimanan yang kuat terhadap rukun iman tersebut
akan membentuk nilai-nilai yang melandasi seluruh aktivitasnya. Dengan
nilai-nilai itu, setiap individu akan dapat terbentuk/memiliki kepribadian yang
lurus dan sehat. Orang yang memiliki kepribadian lurus dan sehat ini memiliki
ciri-ciri antara lain : Akan bersikap moderat dalam segala aspek kehidupan,
Rendah hati di hadapan Allah dan juga terhadap sesame manusia, Senang
menuntut ilmu, Sabar, dan Jujur.
Gambaran manusia mukmin dengan segenap ciri yang terdapat dalam Al-
Qur‟an ini merupakan gambaran insan kamil dalam kehidupan ini, dalam

15
1Dian Nugraheni, 2Moh. Iqbal Mabruri, 3Sugiyarta Stanislaus, “Efektivitas Membaca Al-Qur’an Untuk
Menurunkan Stress Akademik Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kebumen” , Intuisi 10 (1), 2018, 61-62
batas yang mungkin dicapainya. Kepribadian orang beriman dapat menjadi
teladan bagi orang lain

b. Kepribadian Orang Kafir (Kafirun)

Ciri-ciri orang kafir yang diungkapkan dalam Al-Qur‟an antara lain : suka
putus asa, tidak menikmati kedamaian dan ketentraman dalam kehidupannya.
Tidak percaya pada rukun iman yang selama ini menjadi pedoman keyakinan
umat Islam. Mereka tidak mau mendengar dan berpikir tentang kebenaran
yang diyakini kaum Muslim, mereka sering tidak setia pada janji, bersikap
sombong, kehidupan yang serba berlandaskan hal-hal bersifat material.tujuan
hidup mereka hanya kesuksesan duniawi, sehingga seringkali berakibat
ketidakseimbangan pada kepribadian, mereka pun tertutup pada pengetahuan
ketauhidan dan lain-lain.

Ciri-ciri orang kafir sebagaimana yang tergambar dalam Al-Qur‟an


tersebut menyebabkan mereka kehilangan keseimbangan kepribadian, yang
akibatnya mereka mengalami penyimpangan kea rah pemuasan syahwat serta
kesenangan lahirlah dan duniawi. Hal ini membuat mereka kehilangan satu
tujuan tertentu dalam kehidupan, yaitu beribadah kepada Allah Swt dan
mengharap ridha-Nya untuk mengharap magfirah serta pahala-Nya di dunia
dan akhirat.

c. Kepribadian Orang Munafik (Munafiqun)

Munafik adalah segolongan orang yang berkepribadian sangat lemah dan


bimabang. Di antara sifat atau watak orang munafik yang tergambar dalam
Al-Qur‟an antara lain. Mereka “lipa” dan menuhankan sesuatu atau seseorang
selain Allah Swt., dalam berbicara mereka suka berdusta, mereka menutup
pendengaran, pengelihatan, dan perasaannya dari kebenaran, orang munafik
ialah kelompok manusia dengan kepribadian lemah, peragu, dan tidak
mempunyai sikap yang tegas dalam masalah keimanan, mereka bersifat
hipokrit, yakni sombong, angkuh, dan cepat berputus asa.
Ciri kepribadian orang munafik yang paling mendasar adalah
kebimbangannya antara keimanan dan kekafiran serta ketidakmampuannya
membuat sikap yang tegas dan jelas berkaitan dengan keyakinan bertauhid. 16

16
Suparlan, “Psikologi dan Kepribadian Perspektif Al-Qur’an”, Vol.8, No.1, 2008, 9-12
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setiap manusia hidup selalu membutuhkan adanya suatu pegangan hidup yang
disebut dengan agama, untuk merasakan bahwa dalam jiwanya ada perasaan yang
meyakini adanya zat yang Maha Kuasa sebagai tempat untuk berlindung dan memohon
pertolongan, sedangkan Al-Qur‟an dapat memberikan ketenangan jiwa bagi yang
membacanya dan inilah yang menunjukkan bahwa Al-Qur‟an merupakan obat penyakit
yang ada di dalam

Membaca Al-Qur‟an sangat memiliki banyak manfaat bagi kesehatan baik secara
fisik maupun psikis, karena Al-Qur‟an adalah obat, penawar, penyembuh yang baik untuk
jiwa.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir, (Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1984)


Alam Budi Kusuma, “ Pendekatan Psikoterapi Al-Qur’an Dalam Gangguan Kesehatan
Mental (Suatu Kajian Psikolig Agama) “ , Volume 5 Nomor 1, 2016

Aminudin, et. All., Sejarah dan Ulum Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008)
Buhari Muslim dkk, “Pengertian dan Ruang Lingkup Pembelajaran Baca Tulis Qur‟an”
dalam
https://www.academia.edu/35606041/Pembelajaran_Baca_Tulis_Al_Quran_dan_Ruang_
Lingkup (diakses pada 4 April 2020)
Dian Nugraheni, 2Moh. Iqbal Mabruri, 3Sugiyarta Stanislaus, “Efektivitas Membaca Al-
Qur’an Untuk Menurunkan Stress Akademik Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1
Kebumen” , Intuisi 10 (1), 2018

Fathurrahman Kamal, “Pengertian Qiro’ah, Tilawah, Tadarus, Dan Tadabbur” Dalam


https://Blogibadah.Wordpress.Com/2017/02/19/Qiroah-Tilawah-Tadarus-Dan-Tadabbur/
(Diakses Pada 4 April 2020)
Febiola Febrinastri, Dian Kusumo Hapsari, “Baca Alquran ternyata baik bagi kesehatan,
ini sejumlah manfaatnya” , suara.com/health/2019/08/11/124820/baca-alquran-ternyata-
baik-bagi-kesehatan-ini-sejumlah-manfaatnya , (diakses 6 April 2020)
Gudang Ilmu Pengetahuan, “Pengertian Al-Qur‟an dan Ruang Lingkupnya” dalam
http://fregoerisandi.blogspot.com/2015/11/pengertian-al-quran-dan-ruang-
lingkupnya.html?m=1diakses ( diakses pada 4 April 2020)

M. Quraish Shihab, “Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam


Kehidupan Masyarakat”, (Bandung: Mizan Pustaka, cet II 2007)
M. Quraish Shihab, et all., Sejarah dan Ulum Al-qur’an, (Jakarta: Puataka Firdaus, 2008)

Mudzakir AS, Manna’ Khalil Al-Qattan : Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka
Litera AntarNusa, 2015)
Sholihin,“Filosofi Iqra” dalam http://kalbar.kemenag.go.id/id/opini/filosofi-iqra ,
(diakses pada 6 April 2020)
Suparlan, “Psikologi dan Kepribadian Perspektif Al-Qur’an”, Vol.8, No.1, 2008
Zuhairini dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usaha Nasional,1983)

Anda mungkin juga menyukai