Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Al Qur’an sebagai sumber inspirasi filsafat dakwah

Dosen Pembimbing : EDI HANDOKO,M.I.KOM

Pembuat makalah : UBAYDILLAH ROSYHAN

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL HAKIM

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas dari mata kuliah FILSAFAT DAKWAH dengan pembahasan Al Qur’an sebagai sumber inspirasi filsafat dakwah Dan
semoga sholawat serta salam tetap tercurahkan atas junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam beserta keluarga,
shabat-sahabat, dan ummat beliau yang mengikuti ajarannya hingga hari kiamat kelak.

Kami menyadari bahwa dalam dalam penyusunan makalah ini masih memiliki banyak kekurangan disebabkan minimnya pengalamanan
serta pengetahuan kami mohon maaf bila ada kata atau tulisan yang kurang tepat atau salah kami berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis dan khususnya pembaca
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan di dunia ini umat Islam telah diberi pedoman dan petunjukmelalui Rasul-Nya berupa Al-Quranul karim

. Dengan adanya Al-Quran umat Islam bisamempelajari kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehingga Al-Quran menjadi penuntun
hidupnya. Al-Quran juga sangat berperan penting sebagai kitab dakwah dan pergerakan agar manusia bisa menyampaikan pesan-pesan yang
terkadung di dalamnya.Kandungan yang terdapat di dalam Al-Quran banyak sekali yang dapat diambildan banyak menginspirasi lahirnya berbagai
macam ilmu pengetahuan, termasuk inspirasidalam berfilsafat yang diidentikan dengan kata hikmah dan mengajak manusia untuk berpikir.Di dalam
Al-Quran, kata filsafat memang tidak secara langsung disebutkan, tapiesensi maknanya sama dengan filsafat, seperti adanya ayat yang menyuruh
manusia agarsering memikirkan penciptaan Allah SWT yang terhampar di alam semesta, terjadinyafenomena-fenomena kejadian alam, pergantian
siang dan malam, turunnya hujan, adanya berbagai macam makhluk seperti hewan, tumbuhan, lautan, gunung-gunung, langit,matahari, bulan dan
sebagainya. Selain itu, untuk memikirkan tentang prosesterbentuknya manusia mulai dari janin sampai lahir ke dunia. Hal itu yang
menginspirasiagar selalu menggunakan akal untuk memikirkannya.Oleh karena itu, kami akan lebih jauh membahas tentang berbagai
macamfenomenafenomena di atas yang terkandung di dalam Al-Quran dengan dihubungkandengan dakwah sehingga Al-Quran menjadi sumber
inspirasi filsafat dakwah
1. KONSEP DASAR DAKWAH Dalam AL QURAN

Dalam perspektif dakwah, Al-qur’an dipandang sebagai kitab dakwah yang merupakan rujukan pertama dan utama. Al-qur’an memperkenalkan
sejumlah istilah kunci yang melahirkan konsep dasar dakwah.

Istilah-istlah dakwah dalam al-Qur’an yang dipandang paling populer adalah:

1.yad’una ila al-khayar.

2.ya’muruna bi al-ma’ruf.

3.yanhauna ‘an al-munkar.

Ketika berbicara tentang ontology dakwah, al-Qura’n memperkenalkan sejumlah istilah atau konsep dasar dakwah yang lebih banyak di ekspresikan
dalam bentuk kata kerja transitif (fi’il muta’adi).

Ketika berbicara secara epistimology dakwah,al-Qur’an mengenalkan gagasan dan visi dakwah yang akan melahirkan prinsip dakwah Al-Qur’an.

Ketika berbicara tentang aksiologi dakwah,al-qur’an menegaskan suatu misi dan tujuan sebagai pesan moral utamanya.adalah khalifah dan risalah
hal itu diwujudkan dalam dalam wujud penghayatan (internalisasi),penyebaran(tyransmisi) dan perubahan atau pembangunan (transpormasi) nilai-
nilai kebaikan (al-birr) dan kebenaran serta kesucian sebagai hidayah illahi yang perlu ditegakkan dalam kehidupan sosial budaya dari masa
kemasa ,sesuai dengan makna serta tugas Nabi dan Rasul sebagai pembawa kabar gembira dan penyampai risalah illahi.

Tegasnya ,tujuan dakwah qur’ani dapat di kategorikan ke dalam 3 bentuk:

1. Tujuan ideal yaitu terciptanya situasi dan kondisi dar al-salam atau al-nur.

2. Tujuan institusional yaitu tegaknya tata aturan ibadah dan muamalah sesuai dengan ajaran islam.

3. Tujuan operasional yaitu tegaknya al-birr dan al-haqq yang dorefleksikan dalam wujud akhlak mulia

2. KONSTRUSI KEILMUAN FILSAFAT DAKWAH DALAM AL-QUR'AN

Dengan bahasa singkat mengenai pandangan Al-Qur’an sebagai mana diuraikan diatas,yang dijadikan dalam membangun epystimologi dakwah
islam dapat diketahui bahwa dalam epystemologi dakwah dalam visi Al-Qur’an harus didasarkan pada sumber pengetahuan,yakni Allah SWT
melalui kitab yang mengandung segala hikmah (Al-Qur’an) dengan menggunakan segenap potensi manusia (QS.16:78).

Nursamad mengatakan bahwa .prinsip-prinsip epistimologi dalam al-hikmah (filsafat),didasarkan kepada wahyu dan keimanan.Dengan alasan :

1. Karena tanpa wahyu niscaya manusia mengalami keputusan untuk mencapai kebenaran yang pasti.

2. Wahyu di anggap sebagai stimulant bagi potensi-potensi intelektual ibarat air hujan menyuburkan tanah kering.

3. Berdasarkan hubungan dan keterikatan interaksi antar wahyu dengan potensi pengetahuan ,integritas dan harmonisasi pengetahuan-
pengetahuan empiric,rasional,dan intuitif dapat terjalin dengan baik.

4. Pengetahuan yang diperkenalkan melalui al-hikmah adalah pengetahuan berdimensi intelektual dan moral.

5. Seluruh proses pengetahuan dan al-hikmah ditentukan oleh kegiatan pembersihan diri karena bentuk dan jenis pengetahuan apapun yang
tercapai ,kiranya merupakan gejala jiwa yang pada dasarnya tidak terlepas dari 3 macam kecendrungan yaitu;ego,hawa,nafsu(termasuk godaan
syetan) ,dan bisikan illahi.

Sabagai suatu disiplin ilmu dakwah dalam menjalankan fungsi keilmuannya dengan berdasarkan kajian tersebut:

1. Metode istinbath adalah proses penalaran dalam menjelaskan ,memprediksi,mengepaluasi hakikat dakwah dengan mengacu pada al-qur’an
,sunnah,dan produk ijtihad ulama dalam mengalami keduanya.

2. Metode iqtibas adalah proses penalaran dalam menjelaskan ,memprediks dan mengepaluasi hakikat dakwah dengan mengambil pelajaran dari
teori ilmu sosial dan filsapat manusia.

3. Metode istiqra adalah proses penalaran dalam menjelaskan memprediksi dan mengepaluasi hakikat dakwah melalui kegiatan

penelitian pada tataran konsep dan pada tataran realitas macam-macam aktipitas dakwah dengan cara kerja ilmiah

3.FUNGSI/ PERANAN AL-QURAN


1.Dari sudut subtansinya, fungsi Al-Quran sebagaimana tersurat nama-namanyadalam Al-Quran adalah sebagai berikut: Al-Huda

(petunjuk), Dalam Al-Quran terdapat tiga kategori tentang posisi Al-Quran sebagai petunjuk. Pertama, petunjuk bagi manusia secara umum.
Kedua,Al-Quran adalah petunjuk bagi orang-orang bertakwa. Ketiga, petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Al-Quran menjadi pedoman
terpenting bagi umatmanusia sepanjang masa. Al-Quran sendiri telah menyatakan dirinya sebagai petunjuk (dari Allah) bagi manusia (Q.S. Al-
Baqarah: 185)

. A. Syafi’I Ma’arif

menjelaskan hal sebagai berikut,

‘Perhatian utama al-Quran adalah memberikan petunjuk yang benar kepada manusia, yaitu petunjuk yang akan membawanya kepada kebenaran
dan suasana kehidupan yang baik.

1. Al-Furqon

(pemisah), Dalam Al-Quran dikatakan bahwa ia adalah ugeran untukmembedakan dan bahkan memisahkan antara yang hak dan yang batil, atau
antarayang benar dan yang salah

2. Al-Asyifa

(obat). Dalam Al-Quran dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi penyakit-penyakit yang ada dalam dada (mungkin yang dimaksud disini
adalah penyakit Psikologis)

3. Al- Mau’izah

(nasihat), Didalam Al-Quran di katakan bahwa ia berfungsi sebagai penasihat bagi orang-orang yang bertakwa.

2. Fungsi Al-Quran di lihat dari realitas kehidupan manusia

 Al-Quran sebagai petunjuk jalan yang lurus bagi kehidupan manusia


 Al-Quran sebagai mukjizat bagi Rasulallah SAW
 Al-Quran menjelaskan kepribadian manusia dan ciri-ciri umum yang membedakannya dari makhluk lain
 Al-Quran sebagai korektor dan penyempurna kitab-kitab Allah sebelumnya
 Menjelaskan kepada manusia tentang masalah yang pernah di perselisikan umatIslam terdahuluf.
 Al-Quran berfungsi memantapkan Iman Tuntunan dan hukum untuk menempuh kehidupan.

3. WACANA AL-QURAN TENTANG FILSAFAT

Pengertian filsafat yang semula berarti cinta kearifan ternyata menjadi luas sekali.Dahulu, kata Sophia tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan
berarti pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikan
dalam memutuskan soal-soal praktis. Istilah filsafat merupakan istilah asing dan berasal dari bahasa Yunani, karenanya istilah filsafat tidak disebut
di dalam Al-Quran. Jika istilah filsafat diartikan denganmakna cinta pada kebijaksanaan, maka dalam Al-Quran istilah tersebut dengan kata al-
hikmah. Kata Al-Hikmah secara etimologi mengandung makna yang banyak dan berbedabeda, di antaranya:al-Adl (keadilan ,al-Hilm (Kesabaran dan
ketabahan ,al- Nubuwwah (kenabian), yang dapat mencegah seseorang dari kebodohan, yang mencegahseseorang dari kerusakan dan kehancuran,
setiap perkataan yang cocok dengankebenaran, meletakan sesuatu pada tempatnya dan kebenaran perkara. Dari makna-maknatersebut, ada satu
makna yang menjadi esensi dari kata al-Hikmah yang mudah dipahamisecara akal dan dapat dioperasionalkan dalam aktivitas dakwah, yakni
meletakkan sesuatu pada tempatnya

PENUTUP

Kesimpulan

Dari berbagai macam pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, Al-Quran sangat berpengaruh penting dalam kehidupan manusia

terutama dalam aktivitasnyasebagai khalifah di muka bumi dan aktivitasnya dalam melakukan kegiatan berpikirterhadap objek yang
terhampar di muka bumi agar bisa diambil pelajaran.Wacana Al-Quran terhadap munculnya filsafat dakwah sangat penting sekalikarena

akan mendekatkan manusia tentang esensi kehidupan dan siapa yangmenciptakannya sehingga manusia khususnya umat Islam

semakin yakin dengan adanyaTuhan Yang Mahaesa, yakni Allah SWT.Pada intinya, Al-Quran sebagai inspirasi filsafat dakwah adalah

untukmenanamkan kepada manusia agar hanya mentauhidkan Allah SWT sebagai pencipta kehidupan dan segala isinya.

Anda mungkin juga menyukai