Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PANDANGAN ISLAM TERHADAP ILMU


PENGETAHUAN

A. Islam Sebagai Sumber Pengetahuan


Islam merupakan agama yang rasional, tidak mengekang akal dalam
menjalankan tugas yang di embannya untuk berpikir. Rasa keingin tahu yang
bersifat ilmiah dan penyelidikan-penyelidikan ilmiah yang sistematis
merupakan ciri yang menonjol dalam peradaban islam. Islam tidak hanya
menghargai dan menuntut manusia untuk belajar tapi juga memberikan
metode pengamatan yang rasional, tidak hanya semata-mata atas dokrin
agama yang bersifat memaksa atau bertentangan dengan akal.
Dalam lingkungan studi Islam, istilah epistemology sering dipertukarkan
dengan istilah pemikiran. Pemikiran berasal dari kata piker yng berarti akal
budi, ingatan, anga-angan, sehingga pemikiran berarti proses, cara, perbuatan
memikir. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, pikiran berarti suatu entitas
yang memperlihatkan fungsi-fungsi seperti mencerap, mengamati, mengingat
memungkinkan manusia merefleksikan dunia obyektif ke dalam tataran
konsep, putusan dan teori lewat proses abstraksi, analisis, sintesis, pemecahan
dan hiotesis.
Rasionalisme menjadi fondasi ilmu-ilmu pengetahuan modern yang
bercorak antroposentris sebagai antitesa terhadap filsafatabad tengah yang
bercorak teosentris. Ilmu pengetahuan rasional yang menjadi pilar utama
peradaban modern, pada perkembangan terakhirnya, tumbuh dari yang
semula mengagungkan manusia menjadi penguasa atas manusia. August
Comte (abad 19 M), bapak sosiologi modern menyatakan bahwa peradaban
modern terjadi bila manusia telah berpikir rasional meninggalkan tempat
berpikir teologis dan metafisik.
a. Akal dan Wahyu
Akal adalah salah satu dari dasar-dasar islam. Akal adalah wujud anugrah
yang Allah SWT berikan kepada manusia sebagai pembeda dari makhluk
lainnya yang mempunyai kemampuan untuk berpikir, memahami,
merenungkan, dan memutuskan. Sedangkan wahyu adalah firman Allah
SWT kepada orang yang menjadi pilihannya atau para Rosul dan Nabi
untuk diteruskan kepada umatnya sebagai pegangan dan panduan
hidupnya atau sumber hukum agar dalam perjalan hidupnya senantiasa
pada jalur yang benar. Akal dan wahyu mempunyai peran yang sangat
penting dalam perjalanan hidup manusia. Keduanya merupakan sumber
utama dalam mengebangkan ilmu pengetahuan
Dalam ajaran agama yang diahyukan ada dua jalan untuk
memperoleh pengetahuan, yaitu melalui akal dan Wahyu. Akal adalah
anugrah yang diberikan Allah SWT yang mempunyai kemampuan untuk
berpikir, memahami, merenungkan, dan memutuskan.
Akal dan wahyu mempunyai peran yang sangat penting dalam
perjalanan hidup manusia. Wahyu diturunkan Allah kepada manusia yang
berakal sebagai petunjuk untuk mengarungi lika-liku kehidupan di dunia
ini.
b. Al-Qur’an Sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan
Menurut Kuntowijoyo, sesorang cendikiawan muslim Indonesia, bahwa:
“ilmu-ilmu sekuler tersebut adalah produk bersama seluruh manusia,
sedangkan ilmu-ilmu integralistik (nantinya) adalah produk bersama
seluruh manusia beriman.karenya, sekarang ini kami semua adalah produk,
partisipan, dan konsumen ilmu-ilmu sekuler maka kami tidak akan
gegabah memandang rendah dan menistakan ilmu-ilmu sekuler, tempat
kami lahir. Sebaliknya, kami ingin menghormatinya dengan mengkritisi
dan meneruskan perjalannya.
Menjadikan wahyu (al-Qur’an) sebagai paradigm berarti
menjadikan al-Qur’an sebagaimana dipahami Thomas Kuhn sebagai suatu
konstruksi pengetahuan yang memungkinkan umat islam memahami
realitas sebagaimana al-Qur’an memahaminya.
Kuntowijoyo, juga berkesimpulan bahwa selama ini gerak studi
keislaman masih belum keluar dari pola ideologis. Ada dua cara pandang
uman terhadap al-Qur’an sebagai kerangka rujukan, dekodifikasi
(penjabaran) yaitu menjaga nilai-nilai agama tetap sesuai aslinya dengan
menjabarkan al-Qur’an dan al-sunnah kedalam ilmu-ilmu agama.
Al-Qur’an menganjurkan manusia untuk memperhatikan alam
raya, langit, bumi, lautan dan sebagainya, agar manusia mendapat manfaat
ganda, yakni : 1) Menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan, dengan ini
manusia akan lebih beriman dan mempunyai pedoman hidup dalam
menjalankan segala aktifitasnya, 2) Memanfaatkan segala sesuatu untuk
membangun dan memakmurkan bumi di mana ia hidup.
Menurut Burhanuddin Salam dalam bukunya “Pengantar
Filsafat”, sumber ilmu pengetahuan Islam, ada 4 yaitu:
1. Wahyu (al-Qur’an) Al-Qur’an adalah sumber ilmu islam yang pertama
dan utuma, memuat keyakinan umat islam yang diakui kebenarannya
oleh penelitian Ilmiah.
2. Intuisi manusia, kalau pengetahuan yang diperoleh secara rasional dan
empiris yang merupakan produk dari sesuatu rangkaian pengalaman,
maka intuisi merupakan pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui
proses penalaran itu.
3. Pengalaman (empiri). Aliran empirisme yang dipelopori oleh tokoh
John Locke berpendapat bahwa manusia dilahirkan sebagai kertas
putih atau meja putih.
4. Paham rasionalisme berpendapat bahwa sumber satu-satunya dari
pengetahuan manusia adalah rasionya (akal budinya). Peloporinya
ialah Rene Descartes. Aliran ini sangat mendewakan akal budi
manusia yang melahirkan paham “rasionalisme”.
B. Pentingkan Ilmu Dalam Islam
Dengan ilmu kita akan lebih dekat menuju jalan ke surge, dan dengan
ilmu pula manusia akan selamat. Di sisi lain, manusia yang berilmu memiliki
kedudukan yang mulia tidak hanya disisi manusia, tetapi juga disisi Allah.
Sebagaimana dijelaskan bahwa dalam firman Allah dalam Q.S Al-Mujadilah:
11, yang artinya “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat”. Oleh karena itu, islam memandang bahwa menuntut ilmu itu sangat
penting bagi kehidupan dunia maupun akhirat.

C. Keutamaan dan Tugas Orang Berilmu


Semua ilmu pengetahuan agama ataupun ilmu pengetahuan kealaman
semuanya, sumber dari Allah swt, sehingga tidak perlu ada dikotomi antara
keduanya. Adapun kriteria ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang ditujukan
untuk mendekatkan dari kepada sang khalik sebagai bentuk pengabdian
kepada-Nya.
Selanjutnya juga ditegaskan dalam firman Allah swt (QS. Yasin/36 :
61) Artinya: Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.
Dengan demikian menyembah Allah swt, tidak hanya sekedar melaksanakan
ibadah-ibadah ritual dan individual seperti shalat, puasa, zakat, haji, dah
lainnya, tetapi menolong orang lewat perantaraan ilmu juga termasuk
perbuatan yang bernilai ibadah di sisi Allah swt, dan sebagai seorang yang
beriman wajib meyakini hal tersebut.
Ada berapa cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang diterangkan
dalam al Qur’an:
a. Lewat eksperimen dan pengamatan indrawi (QS. 29:20).
b. Lewat akal yaitu dengan jalan ta’aqqul, tafaqquh dan tazakkur
(merenungkan, memikirkan, memahami dan mengambil pelajaran), (QS.
2:164)
c. Lewat wahyu atau ilham.
Adapun arah dan tujuan ilmu pengetahuan bahwa ayat al-Qur’an begitu
yang berbicara tujuan ilmu seperti untuk mengenal; tanda-tanda kekuasaan-
Nya, menyaksikan kehadiran-Nya diberbagai fenomena yang kita amati
mengagungkan Allah serta bersyukur kepada-Nya di samping itu, al-Qur’an
menembangkan ilmu antara lain:
1. Ilmu pengetahuan harus menemukan keteraturan (system), hubungan sebab
akibat dan tujuan di alam semesta (QS.67:3)
2. Ilmu harus dikembangkan untuk mengambil manfaat dalam rangka
mengabdi kepada Allah, sebab Allah swt
3. Ilmu harus dikembangkan dengan tidak menimbulkan kerusakan di bumi.
(QS. 7:56)
Beberapa ayat Al-Qur’an yang diwahyukan pertama kepada Nabi
Muhammad saw., menyebutkan petingkannya membaca bagi manusia.
Sebagaimana dijelaskan adalam Q.S. al-Alaq ayat 1-5:
Artinya: bacalah dengan (menyebut) nma Tuhanmu yang Menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dan segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha pemurah.4 Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalami.5 Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Manusia diangkat sebagai khalifah dan dibedakan dengan makhluk
Allah yang lain karena ilmunya. Al-Qur’an menceritakan bagaimana Adam
as, diberi pengetahuan tentang konsep konsep seluruhnya (al-asma kullaha),
dan malaikat disuruh bersujud kepadanya. Hakikat manusia tidak terpisah
dari kemampuannya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, maka ilmu
yang disertai ilmu, adalah ukuran derajat manusia.
BAB II
MOTIVASI ISLAM DALAM MEMPELAJARI,
MEMAHAMI, DAN MENYEBARKAN
ILMU PENGETAHUAN

A. Pemahaman Ayat Tentang Motivasi Berfikir


Al-Qur’an memotivasi kita untuk lebih memikirkan apa yang
dikandung pada makna ayat-ayatnya, demi menggali rahasia-rahasia yang ada
pada alam semesta untuk kepentingan manusia sebagai khalifah di muka
bumi ini seperti yang dijanjikan Allah SWT, terkhusus pada umat islam
sebagai hamba yang beriman yang harusnya lebih memperhatikan setiap apa
yang ada pada al-Qur’an sebagai pegangan demi memimpin peradaban
manusia ke tingkat berfikir yang lebih maju dari keterbelakangan dalam
memahami apa yang diisyaratkan Allah pada ayat-ayatnya.
Al-qur’an yang terdiri dari lembaran-lembaran wahyu yang mana alam
dan fenomenanya disebutkan langsung dengan beragam bentuk contoh dan
perumpamaan. Maka tidak heranditemukan banyak ayat yang diakhiri dengan
pernyataan semacam: “kami telah menjelaskan ayat-ayat tersebut dengan
detai bagi kaum yang mengetahui”.30”… bagi kaum yang
memahami”31”…bagi kaum yang mau berfikir”32
ayat-ayat yang mengajak atau mendorong manusia dalam hal berfikir,
yaitu dalam masalah ilmu pengetahuan sebagai landasan atau sumber
kekuatan dan kedaulatan, demi menanamkan keimanan dan ketakwaan yaitu:

Artinya: dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan
Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi
sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapan tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.
Pada ayat ini mengandung motivasi pengkajian ilmu pengetahuan yang
menyangkut prinsip astronomi, fisika, atmosfer, biologi. Berpikir didalam al-
qur’an memiliki berbagai macam bentuk lafadz selain dari kata ‘alama-
ya’lamu, yang mana memiliki pengertian yang sama. Sepetri yang akan
diuraikan bahwa ini, yang ayatnya sesuai dengan bentuk lafadz yang tengah
dibahas nantinya.
1. Nazara (ingan makna nalar atau penalaran) yang artinya melihat
secara abstrak

Artinya : maka apakah meeka tidak melihat akan langit yang ada di atas
mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit
itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun”38
2. Tadabbara atau tadabbur, artinya merenungkan

Artinya : ini adalah sebuah kitab yang kami turnkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.
Merenungkan ayat-ayat Allah dapat dilakukan oleh orang yang
mempunyai pikiran dalam hal adalah ulu albab, yaitu orang orang yang
tidak memiliki kerancuan dalam berfikir sehingga mereka menerima dan
melaksanakan ayat-ayat Allah tersebut, oleh karenanya mereka terhindar
dari siksa neraka.43
3. Tafakkara atau tafakur, artinya berfikir
Artinya : kemudian makan lah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu), dari perut
lebah itu keluar minuman (madu) yang macam-macam warnya,
didalamnya terdapa obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian it benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
4. Faqiha atau Fiqh atau Tafaqquh, artinya mengerti

Artinya : langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya
bertasbih kepada Allah, dan tak ada suatupun melainkan bertasbih
dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengeri tasbih mereka.
Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”47
Ayat diatas secara singkat menyatakan bahwa allah swt menyucikan diri-
Nya dari sekutu, bukan hanya itu tetapi juga bertasbih terus menerus
untuk-Nya langit yang tujuh, dan juga bumi serta semua yang berakal
yang ada didalamnya dan tak ada satupun melainkan bertasbih dan
memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti secara mendalam tasbih mereka
karena kekurangan kamu.
5. tazakkara, artinya mengingat, memperoleh pengertian, mendapat
pelajaran, memperhatikan dan mempelajari

artinya: dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya


kamu mengingat kebesaran “Allah”30
Pada ayat diatas menafsirkan bahwasannya, mengingat kebesaran Allah
swt, dengan memikirkan setiap ciptaan yang berpasang-pasangan, dari
dua jenis peria dan wanita, ada langit dan ada bumi, ada matahari dan ada
bulan, ada dataran renda dan ada darataran tinggi, ada musim pansa dan
ada musing dingin, ada rasa manis dan ada rasa masam, ada gelap dan ada
terang, semua yang berpasang-pasangan adalah hal-hal yang harusnya
dipirkan oleh setiap manusia agar kita dapat menyimpulkan bahwasannya
penciptanya adalah Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah Swt.
Sehingga dari ayat diatas dapat memberikan motivasi untuk mengingat
akan keberhasilan Allah, mengingat akan ciptaan-Nya, dengan
mengingat-ingatnya akan sumua iti dapat membangkitkan keimanan dan
ketaqwaan kita kepada allah swt, dan berdasarkan bunyi ayat di atas
bahwa semua makhluk yang ada di muka bumi ini sudah sewajarnya
memiliki pasangannya sendiri, tidak pantas dan tidak sewajarnya kalau
masih ada manusia yang tidak ada keinginan untuk menikah dengan alas
an apapun juga.
6. Fahima, artinya memahami

Artinya : maka kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman


tentang hokum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka
telah berikan himah dan ilmu dan telah kami tundukkan gunung-gunung
dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud, dan kamilah yang
melakukannya.”53
Pada ayat diatas yang mempunyai arti “pemahaman”. Sebagaimana
pemahaman yang diberikan Allah kepada Nabi Sulaiman as, dalam
menunjukkan ijtihad dalam sebuah permasalahan.
B. Alam dan motivasinya
Banyak motivasi yang bisa kita ambil dari berbagai macam gambaran
dari alam semesta yang nampak di sekeliling kita agar dapat dijadikan
pelajaran yang berharga bagi manusia, supaya dapat melahirkan ilmu
pengetahuan.mdalam beberapa ayat Al-Qur’an menyebutkan akhir dari alam
semesta, yang akan diakhiri langit akan lenyap. Kemungkinan yang telah
difirmankan Allah Swt, telah diberikan oleh penelitian dengan menggunakan
ilmu pengetahuan modern akan kemungkinkan lenyanya alam semesta.
a. Tentang Bintang-bintang di Langit
Dengan melihat pembagian-pembagian bintang tersebut, kita dapat
memberikan gambaran akan rasa kagum, sehingga dapat membangkitkan
berbagai cerita dan kepercayaan, dan diberi bentuk yang bervariasi sesuai
dengan namanya.
Bintang-bintang yang ada dilangit juga bisa dikaji secara
mendalam, oleh karenya banyak manusia dari dahulu hingga sekarang
mempelajarinya dalam mencari arah jalan. Hal ini dimaksud agar orang-
orang yang tengah perjalan yang tidak bisa menentukan mana arah
utara,barat, timut, atau selatan, yang mana kondisinya jika berada pada
64
gurun pasir atau ditengah lautan. Hal ini telah diisyratkan sebelumnya
dalam al-Qur’an, bahwa bintang-bintang dapat menjadi petunjuk jalan
ketika berada dalam perjalan baik di darat ataupun di lautan.63
b. Tentang angin sebagai faktor pembuahan pada tumbuhan dan faktor
pengendali awan
Disamping berperan dalam penyerbukan angin juga berperan
dalam faktorpengendali awan yang dapat mengumpulkannya di angkasa
hingga menjadi huhan. Turunnya hujan akan diikuti naiknya udara ke atas
kemudian udara akan berubah menjadi dingin yang mana dalam istilah
ilmiah ini disebut pendinginan adiabatic.
c. Ayat-ayat al-Qur’an yang menjadi basis meteorology, astronomi, dan
biologi.
Dalam al-Qur’an Allah mengatakan bahwasannya dalam
penciptaan bumi yang silih berganti akan perubahan malam dan siang,
perahu yang berlayar yang membawa segala kebutuhan bagi manusia,
hujan yang allah turunkan dari langit atas proses pengendalian awan, demi
memenuhi dan menghidupi setiap apa yang ada dimuka bumi ini.68
d. Gunung Sebagai Pasak Bumi Yang Menjaga Keseimbangan
Ayat al-qur’an yang menerangkan demikian dari berabad-abad
silam jauh sebelum manusia menemukan bukti yang nyata akan kepastian
tersebut, kini berkat motivasi yang mengajak manusia ntuk memikirkan
hal yang difirmankan Allah Swt, maka bukti yang dapat dijelaskan secara
ilmiah dapat terungkap, kalau memanggunung sebagai pasak yang kokoh
bagi bumi agar tidak tergoncang atau sebagai penyeimbang dari keadaan
kerak bumi yang mengalami pergeseran karena tekanan yang ada pada
perut bumi makin meningkat.
e. Langit Beserta Bangunannya
Dalam penciptaan langit Allah Swt, mengingatkan kepada manusia
akan banyak tempat mengenai kemahakuasaanNya dalam menciptakan
dan meninggikan langit dengan kukuh serta di sertai pula dengan berbagai
macam planet dan bintang yang tidak terhitung jumlahnya.
f. Warna dan rahasianya
Mengenai warna. Al-qur’an menyebutkannya sebagai salah satu
isyarat ilmiah, dan hendaknya harus dicari makna dan rahasia yang
terpendam didalamnya. Maka dari itu mengharuskan manusia untuk
merenungkan akan keberagaman warna yang ada, demi mencari rahasia
yang bisa dipetik pelajarannya. Sains telah membuktikan akan kebenaran
al-qur’an mengenai warna, sehingga tokoh-tokoh cendikiawan, seperti
Ibnu al-Haitsam, al-Biruni, dan Ibnu Sina. Yang mana karena usaha
mereka, ilmu tentang sinat mengalami loncatan yang amat dasyat,
sehingga dapat melicinkan jalan penemuan-penemuan baru diera zaman
kebangkitan eropa modern.
g. Air Sebagai Sumber Dari Kehidupan
Air yang ada di muka bumi ini adalah sebuah nikmat yang sangat
berharga dari Tuhan Semesta Alam, dan akan diketahui oleh orang-orang
yang beriman yang mampu menangkap dan membaca ayat-ayat Allah
yang ada di sekelilingnya, dari air semua kehidupan bermula dan
dihidupkannya semua apa yang ada dimuka bumi ini.
h. Dunia hewan
Allah Swt menciptakan makhluk hidupnya beraneka ragam,
terutama yang ada padaa ciptaannya pada hewan, tidak ada satupu yang
ada dilupakan dan disia-siakan penciptaannya.81 ayat suci menunjukkan
bukti-bukti kekuasaannya, kemudian untuk membuktikan hal tersebut
guna menambah keimanan kepada Allah Swt, maka banyak para ilmuan
meneliti mengenai hewan yang ada dimuka bumi ini, upaya penelitian
tersebut akhirnya telah membuktikan bahwa dunia hewan menyimpan
keajaiban yang tak terhitung jumlahnya.
Melihat hewan yang adaa dimuka bumi ini, al-qur’an telah lebih
dulu menyebutkan beragam cirri hewan yang ada dengan melihat beragan
gerak bentuk hewan tersebut, ada yang berjalan dengan menggunakan
perutnya, dengan kedua kakinyaa dan keempat kakinya, sesuai dengan
kehendak Allah Swt.
i. Dunia Tumbuhan
Keajaiban dalam dunia tumbuh-tumbuhan adalah ketika para
ilmuan mendapati ada semacam tumbhan pemakan daging yang tumbuh
dilahan miskin akan benda-benda organic. Disana kita dapat memahami
bagaimana Allah memberikan ilham kepada tumbuhan untuk bisa
mendapatkan nutrisi baginya di tempat tidak mengandung akan benda-
benda organic yang berfungsi untuk pertumbuhan bagi tanaman seperti
pada umumnya.
BAB III
URGENSI ILMU DALAM ISLAM

A. Hakikat Berpikir
Pemikiran akal dan kesadaran pengertiannya adalah sama walupun
menggunakan nama-nama yang berbeda untuk satu sebutan. Proses dalam
berpikir bisa disebut pemikiran, karena dalam proses berpikir tersebut tidak
terlibatkan organ tubuh tertentu yang ditunjuk. Jadi, pemikiran, akal dan
kesadaran, adalah penangkapan suatu kenyataan dengan perantara indera ke
otak disertai informasi sebelumnya tentang fakta tersebut yang berfungsi
menafsirkannya.
Kata pikir dan pakar dalam bahasa Indonesia diambil dari arab fikr
yang dalam al-qur’an menggunakan istilah fakkarah dan tafakkaruun. Yang
mana menurut Quraish Shihab diambil dari kata fark yang dalam bentuk
fakara dapat berarti : mengorek sehingga apa yang dikorek itu muncul,
menumbuk sampai hancur, dan menyikat sehingga kotorannya hilang.
Salah satu bentuk berpikir adalah tafakur. Yang mana salah satu maknanya
diungkap melalui pernyataan Al-Fudhail, tafakur adalah cermin yang
memperlihatkan kepadamu kebaikan dan keburukan.
B. Makna Berpikir Menurut al-Qur’an
Al-Qur’an memberikan gambaran tentang bagaimana manusia berpikir dan
memahami semua yang allah ciptakan baik di bumi atau di langit tidak
satupun yang sia-sia.100 serta apayang ada di dalamnya mengandung suatu
hikmah. Al-Qur’an juga mengajak untuk berpikir dengan beragam bentuk
redaksi tentang segala hal, kecuali tentang zat Allah swt, karena mencurahkan
akal untuk memikirkan zat-Nya adalah pemborosan energy akal, meningat
pengetahuan tentang zat Allah tidak mungkin dicapai oleh akal manusia. Oleh
karena itu, Rasulallah Saw. Bersabda, “berpikirlah kamu akan ciptaan-
ciptaan Allah dan jangan pikirkan tentang zat Allah” dan juga sebagaimana
firman allah:
Artinya : “dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) dari
mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di
antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang
ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-
benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.
Sehingga menurut Pitirim Sorokin tingkatan-tingkatan berpikir tersebut
dibagi menjadi beberapa istilah yaitu: inderawi, rasional, dan intuisi, yang
mana keragaman itu menunjukan manusia harus bersikap terhadap realitas,
istilah awanya seperti tahu, tahu yang dalam, dan sangat mengetahui.”110 yang
mana lafadz-lafadz yang berada dalam al-Qur’an yaitu:
a. Nazhara yang artinya melihat secara abstrak seperti tercantum dalam al-
Qur’an yaitu:

Artinya : maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas
mereka, bagaimana kami meninggikannya dan menghiasnya dan langsit
itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun?. Dan kami hamparkan bumi
itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami
tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata.
b. Tadabara yang artinya merenungkan tercantum dalam al-qur’an yaitu:

Artinya : ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”115
c. Tafakara yang artinya berpikir terdapat pada al-Qur’an yaitu:
Artinya : dan tuhanmu yang mewahyukan kepada lebah: “buatlah sarang
dibukit-bukit. Di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia”. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu), dari perut
lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya
didalam terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan)
bagi orang-orang yang memikirkan”.118
d. Faqih-Tafaqqaha yang artinya mengerti terdapat pada al-Qur’an yaitu:

Artinya : “ Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya
bertasbih kepada allah, dan tak ada satupun melainkan bertasbih dengan
memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”.122
e. Tadzakkara yang artinya menginat, memperoleh pengertian, mendapatkan
pelajaran, memperhatikan dan mempelajari terhadap pada alqur’an yaitu:

Artinya : maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang
tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka mengapa kamu tidak
mengambil pelajaran
Tadzakkur adalah salah satu tugas akal yang paling tinggi, yang
mana untuk menyimpan pengetahuan dan informasi yang diperoleh maka
memerlukan tempat yang namanya ingatan atau dzakirah. Maka dari itu
Qardhawi menyimpulkan bahwasannya manusia tidak akan bisa hidup
tanpa tadzakkur dan dzakirah.
f. Fahima artinya memahami terdapat dalam al-qur’an yaitu:

Artinya : dan (ingatlah Kisah) Daud dan Sulaiman, diwaktu keduanya


memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak
oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya, dan adalah kami
menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu. Maka kami telah
memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hokum (yang lebih
tepat)[966]; dan epada masing-masing mereka telah kami berikan hikmah
dan ilmu dan telah kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung,
semua bertasbih bersama Daud dan kamilah yang melakukannya”132

C. Manfaat Berfikir Dalam Islam


Islam memerintahkan dan mengharuskan supaya kita memikir-
mikirkan, mengenang-ngenangkan kerajaan langit dan bumi ini, sebab
berpikir itu adalah pekerjaan otak.
1. Mengetahui hakekat kebenaran
Dalam al-qur’an allah menyebutkan sekelomok orang yang berfikir
secara sadar, kemudian merenungkan dan pada akhirnya sampai kepada
mereka sebuah kebenaran yang menjadikan mereka takut kepada allah
swt, dengan berfikir mereka akan terhindar dari keterikatan taklid dari apa
yang dibawa nenek moyang mereka sebelumnya.135
2. Hakekat diri, alam, dan Tuhan
Maka dari itu sudah jelas kalau dengan berfikir seseorang bakal
lebih mengetahui akan dirinya sendiri mulai kenapa ia diciptakan dan
apakah ala mini diciptakan dengan sia-sia atau guna keperluan manusia di
muka bumi sebagai khalifah, dan sampai ia akan mengetahui akan adanya
Tuhan yang telah mengadakan ini semua. Maka dari itu berpikir akan
mengingatkan dan mengenal terhadap dirinya sendiri oleh karenya ia pun
akan mengenal allah swt sang pencipta alam semesta.
3. Melahirkan Ilmu Pengetahuan (sains)
Dari ketajaman hati nurani yang penuh cahaya keimanan dan akal
pikiran yang menggunakan nalar yang begitu mendalam, maka akan
melahirkan dari sebuah ayat al-qur’an berupa ilmu pengetahuan dan
teknologi yang islami yang bermanfaat bagi umat manusia.
4. Meningkatkan ketajaman mata hati
Berpikir dapat membuat hati semakin tajam menilai sesuatu yang
ada, karena ketika berpikir manusia akan lebih teliti lagi dalam menilai
sesuatu masalah atau objek yang dirasakannya. Berpikir salah satunya
adalah pekerjaan otak, yang mana kalau tidak dibiasakan digunakan
dalam hal berpikir maka akan mengabur penglihatan, yang mana
seseorang tidak akan melihat kenyataan yang ada didepan matanya,
sehingga ia akan sulit membedakan antara yang salah dan yang benar.
5. Dapat membangkitkan rasa syukur dan meningkatkan keimanan
kepada allah swt
Ajaran islam menganjurkan agar setiap orang memikirkan berbagai
kejadian langit dan mengamati alam semesta, menghayati setiap persoalan
dan peristiwa yang terdapat didalamnya. Sehingga orang yang
menggunakan akalnya untuk memikirkan tanda-tanda kekuasaan dan
kebesaran tuhan maka hatinya akan membeku, matanya buta, dan
telinganya tuli terhadap Al-Haq (kebenaran), mertabat dan kedudukannya
jatuh pada tempat yang paling rendah, lebih hinah dari binatang yang
merayap.148 Dengan memikirkan semua itu, maka akan menimbulkan
dampak sangat besar untuk bersikap loyal terhadap agama Allah. Yakni
agama islam yang harus dijaga, diterima dan dipegang teguh.
D. Berpikir Mendalam Mencari Kebenaran
mendalam dapat dilakukan dengan tenang, sendirian dan penuh
kesungguhan dalam mencari kebenaran, sehungga dapat menunjukkan
seseorang menemukan kebenaran yang dicari. Sesuai dengan sunah Allah
bahwa orang yang mencari sesuatu dengan sungguh-sungguh dan ikhlas
sesuai dengan caranya yang benar, maka ia akan mendapatkannya.
1. Berfikir secara fisiologis
Maka dari itu Allah berfirman bahwa al-qur’an diturunkan kepada
manusia untuk dipikirkan dan direnungkan:

Artinya : ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh
dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya
mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”160

2. Berpikir secara kritis


Berpikir itu harus didahului stimulasi dan harus diiringi oleh
adanya suatu tanda Tanya atau keraguan, maka dari itu adanya suatu
tanda keragu-raguan sangatlah diperlukan dalam proses berpikir.
Berpikir secara kritis berarti, mencoba memikirkan kembali
kebenaranyang telah diuraikan, guna memberikan keyakinan yang
mendalam dan tidak ada keraguan lagi padanya. Kritis dalam menilai
setelah sebelumnya memikirkan terlebih dahulu sebuah pernyataan yang
mengatakan suatu kebenaran. Hingga keyakinan akan kebenaran menjadi
benar-benar mantap.
3. Berpikir secara analisis
Dalam mencari kebenaran, semuanya pasti dilalui dengan analisa
yang mendalam dari sebuah objek kajian. Menganalisa masalah hingga
akhirnya ditemukan kebenarannya, merupakan anjuran bagi setiap kaum
yang berpikir, agar dapat diambil pelajaran-pelajaran. Contohnya saja al-
Qur’an diturunkan salah satunya adalah mengajak manusia agar mau
bertafakur, merenungi segala yang ada pada al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai